LINGKUNGA
N KERJA
AFRA ANINDYTA (K3-PPNS)
LINGKUNGAN KERJA
MENURUT ILO
(international labour
organization)
Faktor-faktor yg
mempengaruhi
kesehatan tenaga kerja
Beban
kerja
-Fisik
Lingkunga
n kerja
-Fisik
-Mental
-Kimia
-Biologi
-Ergonomi
Kapasitas
kerja
-Ketrampilan
-Kesegaran jasmani & rohani
-Status kesehatan/gizi
-Usia
-Jenis kelamin
-Ukuran tubuh
-Psikologi
Faktor Fisika
bising, getaran, radiasi,
Penerangan kurang
baik, IKLIM KERJA
Faktor Kimia
Faktor Biologi
virus, bakteri, jamur,
parasites, insects, dll
Faktor Psikologi
Hub dg : orang, pekerjaan, dan lingk.
kerja
IKLIM KERJA
PENGERTIAN
Iklim Kerja adalah hasil perpaduan antara suhu ruang
kerja, kelembaban udara, kecepatan gerakan udara dan
panas radiasi, dimana pengeluaran panas tubuh merupakan
akibat dari pekerjaanya. (Permenakertrans No.
PER.13/MEN/X/2011 tentang NAB Faktor Fisika dan Kimia di
tempat kerja)
Pengurus / pengusaha wajib melakukan pengendalian
faktor fisika dan kimia di tempat kerja sehingga di bawah
NAB (BAB 1, PASAL 2, AYAT 2 Permenakertrans No.
PER.13/MEN/X/2011 tentang NAB Faktor Fisika dan Kimia di
tempat kerja)
Jika melebihi NAB, maka perlu melakukan upaya untuk
menurunkan agar dibawah NAB. (Bab 1, pasal 2, ayat 2
Permenakertrans No. PER.13/MEN/X/2011 tentang NAB
Faktor Fisika dan Kimia di tempat kerja)
Sumber : Sumamur (1982) dikutip dari Sherman, H.C. Chemistry of Food and
Nutrition
ISBB (0C)
Beban kerja
Waktu kerja
Waktu
istirahat
Ringan
seda
ng
berat
Kerja terus
menerus
(8 jam sehari)
30.0
26.7
25.0
75%
25%
30.6
28.0
25.9
50%
50%
31.4
29.4
27.9
25%
75%
32.2
31.1
30.0
FAKTOR FISIKA
KEBISINGAN
Kebisingan kontinyu
Kebisingan Intermiten (terputus-putus)
Kebisingan Impulsif (impact)
EFEK KEBISINGAN TERHADAP PEKERJAAN DAN
LINGKUNGAN
Gangguan komunikasi
Gangguan konsentrasi
Gangguan pada masyarakat
Ketulian sementara
Ketulian Permanen
Ketulian dipengaruhi oleh beberapa faktor :
- Lamanya pemeparan
- Spektrum suara
- Kepekaan individu
- Pengaruh obat-obatan
- Status kesehatan
PENGENDALIAN KEBISINGAN
MENURUNKAN INTENSITAS KEBISINGAN PADA
SUMBERNYA DENGAN MENEMPATKAN ALAT
PEREDAM PADA SUMBER GETARAN
MEMBERIKAN PENGHALANG / BARIER PADA JALAN
TRANSMISI DENGAN CARA MENGISOLASI MESIN
ATAU TENAGA KERJA (CONTROL ROOM), MEMASANG
MUFFLE
MERAWAT MESIN SECARA TERATUR
MENGGUNAKAN APD
MENGATUR WAKTU KERJA
MEMANTAU INTENSITAS KEBISINGAN SECARA
TERATUR
NAB KEBISINGAN MENURUT KEPMENAKER NO.
51/MEN/1999 ADALAH 85 DB(A)
sekelilingnya
PENCAHAYAAN
2. Penerangan Ruangan
Penarangan yang baik jika seorang pekerja dapat
melihat obyek dengan cepat, jelas dan teliti,
serta mampu menciptakan lingkungan yang
nyaman bagi penglihatan.
Penerangan yang buruk akan mengakibatkan :
- sakit kepala
- penurunan daya pikir dan konsentrasi
- Penglihatan menjadi kabur
- Meningkatnya angka kecelakaan
PENCAHAYAAN
Penerangan di tempat kerja dikatakan baik bila :
1. Tidak menyilaukan
2. Tidak menimbulkan panas yang berlabihan
3. Tidak menghasilkan gas
4. Tidak menimbulkan bayangan
5. Tidak berkedip-kedip
6. Pencahayaanya merata
7. Intensitasnya cukup
2.
3.
4.
5.
6.
Intensitas
Kegiatan dan
cahaya yang
Sifat kegiatan dan interior interior yang
dianjurkan
mewakili
(Lux)
Intermitten /
tidak terus
menerus
80
Ruang ganti
karyawan
Sederhana
160
Ruang tunggu
240
Ruang
komputer
Agak mudah
Kasifikasi /
jenis
pekerjaan
Agak sulit
Sulit
Intensitas
cahaya
yang
dianjurkan
(Lux)
Kegiatan
dan interior
yang
mewakili
400
Ruang
kerja rutin
600
Ruang
gambar
GETARAN MEKANIS
GETARAN MEKANIS
GETARAN MEKANIS
Pencegahan
- Isolasi sumber getaran
- Isolasi operator/pekerja
- Mengurangi waktu pemaparan
- Mesin/peralatan mekanis harus diberi peredam geteran
berkala
GETARAN MEKANIS
GETARAN MEKANIS
UPAYA PENCEGAHAN
RADIASI .
RADIASI ..
Radiasi Sinar Infra Merah
Panjang gel. Sinar infra merah adalah 700 nm 1 m
Sumber : benda-benda yang berpijar
Dampak terhadap kesehatan : menyebabkan katarak pada
mata
Pencegahan : gunakan kacamata yang terbuat dari cobalt
blue; lakukan pemeriksaan awal dan berkala
FAKTOR KIMIA
I. BAHAN KIMIA
d. Basa
e. Asam
2. SENYAWA ORGANIK
a. HK. Jenis Alkana : metana, butana, dll.
b. HK. Aromatik
: benzene, toluene, propene,
asetilene, dll.
c. Eter : etil asetat, butil asetat, dll.
d. Keton atau Alkanon : Aseton, metil isobutil keton
(MIBK), metil etil keton (MEK), dll.
e. HK terhalogenasi : kloroform, karbon tetraklorida,
diklorometana, dll.
f. Alkohol atau alkanol
g. Aldehid : formaldehida (formalin), asetaldehide, dll.
h. Asam Karboksilat : asam asetat, asam oksalat, dll.
i. Amina : dietil amina, etil aminclorida, dll.
2.
REAKSI REDOKS
H2O2 + Na2SO3
3.
Na2SO4 + panas
REAKSI KEBAKARAN/PEMBAKARAN
- Pada hakekatnya adalah reaksi redoks
- Panas yang timbul menyebabkan kebakaran atau
peledakan
- Reaksi pembakaran yang tidak sempurna akan
menghasilkan gas CO yang sangat beracun
C + O2
CO2 + panas
2 C + O2
2 CO + panas
4. REAKSI HIDROLISA
6 C + H2SO4 (6 H2O) +
7. REAKSI POLIMERISASI
(C2H2)n + panas
n C3H6
(C3H5)n + panas
BAHAN BERACUN
a.
Bahan Beracun
- Melalui mulut : LD 50 (> 25 atau < 200) mg/kg brt badan
- Melalui Kulit
b.
2.
b.
BAHAN REAKTIF
Apabila :
a. Bereaksi dengan air, mengeluarkan panas dan gas
yang
mudah terbakar, atau
b. Bereaksi dengan asam, mengeluarkan panas dan gas
yang mudah terbakar, beracun, atau korosif
contoh : Logam alkali dan alkali tanah, CaO, CaC 2,
oksida- oksida logam dan lain-lain
5. BAHAN OKSIDATOR
Bahan kimia dikatagorikan oksidator apabila apabila
dalam reaksi kimia atau penguraiannya menghasilkan
oksigen yang dapat menyebabkan kebakaran
Contoh :
H2O2
H 2 O + O2
KMnO7
KMnO4 + O2
PENGENDALIAN ( Kepmenakertrans
187/Men/1999)
1. Pengendalian administrasi
- Dokumen pengendalian bahaya besar/menengah
- LDKB/MSDS
- AK3/AK3 Kimia dan petugas K3 Kimia
- Diklat dan pembinaan K3
- Good House Keeping
No.
besar
(=<
bln
II.
FAKTOR BIOLOGI
Faktor-faktor biologi penyebab PAK adalah :
Virus
Bakteri
Jamur
Cacing
Tumbuhan
FAKTOR BIOLOGI
Lakukan penyemprotan dengan pestisida pada tempattempat yang diduga banyak terdapat mikroba dan cacing
dan jamur yang merugikan kesehatan
Usahakan sanitasi lingkungan yang baik
Lakukan imunisasi dan vaksinasi baik pada manusia
maupun hewan ternak
Lakukan pemeriksaan kesehatan awal maupun berkala
Gunakan APD dengan baik dan benar
FAKTOR FISIOLOGI
Fisiologi adalah ilmu tentang faal manusia pada saat
melakukan pekerjaan atau disbut juga sebagai faal kerja
Pada saat melakukan pekerjaan terjadi koordinasi antara
indera, otak, syaraf dan otot
Ketrampilan seseorang sangat dipengaruhi oleh
kecepatan koordinasi dari, indera, otak, syaraf dan otot
Kelelahan pada otot akan menyebabkan terhambatnya
koordinasi yang berakibat pada turunya kemapuan
seseorang dalam melaksanakan pekerjaan
Otot dan tulang sebagai faktor penting dalam bekerja
perlu dijaga fleksibilitas dan posisinya agar tidak cepat
lelah dan terhindar dari rasa pegal dan nyeri
ANTROPOMETRI
Antropometri adalah ilmu yang mempelajari tentang ukuran
tubuh, baik dalam keadaan statis maupun dinamis yang
dihubungkan dengan alat-alat kerja agar diperoleh efisiensi
kerja yang setinggi-tingginya
Di dalam antropometri, yang sangat penting dalam pekerjaan
adalah sikap tubuh dalam bekerja dimana alat-alat kerja harus
disesuaikan dengan ukuran-ukuran tubuh pada saat melakukan
kerja
ANTROPOMETRI
Ukuran-ukuran kerja
O - (5 10) cm
Antropmetri.
Tempat duduk yang baik harus memenuhi syarat-syarat :
1. Tinggi dataran duduk dapat diatur dengan papan kaki
sesuai dengan tinggi lutut sedangkan paha dalam
keadaan datar
2. Sandaran punggung tingginya dapat diatur dan harus
menekan punggung
3. Lebar papan duduk tidak kurang dari 35 cm
Pekerjaan berdiri sebaiknya dirubah menjadi pekerjaan
duduk, bila tidak mungkin kepada pekerja diberi
kesempatan duduk
Arah penglihatan untuk pekerjaan berdiri 23 27
bawah
ke
FAKTOR PSIKOLOGIS
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan
mental TK di tempat kerja :
1. Beban kerja
2. Jenis pekerjaan
3. Kapasitas Kerja
4. Lingkungan kerja
5. Hubungan Sosial
Pengendalian
a) Pemeriksaan kesehatan awal dan berkala
b) Peningkatan ketrampialan
c) Perbaikan lingkungan kerja
d) Peningkatan motivasi kerja
FAKTOR
FAKTORYANG
YANGMEMPENGARUHI
MEMPENGARUHI
KESEHATAN
KESEHATAN TENAGA
TENAGAKERJA
KERJA
HUBUNGAN
SOSIAL
JENIS PEKERJAAN
KAPASITAS
KAPASITAS
KERJA
KERJA: :
Keterampilan
Keterampilan
Kesegaran
Kesegaran
Jasmani
Jasmani
Gizi
Gizi
Kelamin
Kelamin
Usia
Usia
Ukuran
UkuranTubuh
Tubuh
Motivasi
Motivasi
LINGKUNGAN
LINGKUNGAN
KERJA
KERJA
BEBAN
BEBAN
KERJA
KERJA
Fisik
Fisik
Mental
Mental
Sosial
Sosial
Fisik
Fisik
Kimia
Kimia
Biologi
Biologi
Fisiologi
Fisiologi
Psikologi
Psikologi
HYGIENE PERUSAHAAN
Hygiene Perusahaan adalah seni pengenalan,
penilaian dan pengendalian faktor-faktor bahaya
lingkungan kerja sehingga TK dan masyarakat
sekitar terhindar dari efek sampingan kemajuan
teknologi
Konsep Hygiene perusahaan
a. Pengenalan lingkungan
b. Penilaian lingkungan
c. Pengendalian lingkungan
Hygiene Perusahaan
A.
Pengenalan Lingkungan
B. Penilaian Lingkungan
Monitoring/pengukuran
Membandingkan dengan standar yang ada
Hasil penilaian
HYGIENE..
C.
Pengendalian lingkungan
1. Pengendalian administrasi
-
LDKB/MSDS
Substitusi
Eliminasi
Perubahan proses
Lokalisasi
Local Exhauster
APD
dari
PENGENDALIAN BAHAYA.
1. Poor management
2. Tekanan target produksi
3. SMK3 yang tidak jalan
4. Komonikasi yang tidak jalan
5. Laporan yang tidak lengkap
6. Pengabaian ensiden
7. Inadequate Training
8. Lack of competency
9. Jam kerja yang terlalu panjang
10. Kesealahan prosedur
11. Kurang perawatan
PENGENDALIAN BAHAYA
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
Jenis Bahan
Bahan Kimia Beracun
Bahan Kimia Sangat Beracun
Bahan Kimia Reaktif
Bahan Kimia Mudah Meledak
Bahan Kimia Oksidator
Bahan Kimia Cairan Mudah Terbakar
Bahan Kimia Sangat Mudah Terbakar
Bahan Gas Mudah Terbakar
NAK
10 ton
5 ton
50 ton
10 ton
10 ton
200 ton
100 ton
50 ton
PENGENDALIAN BAHAYA
Kecelakaan besar dapat dicegah dan diminimalisir
dengan :
- Desain proses yang benar
- Desain tata letak perusahaan yang tepat
- Desain instalasi yang benar
- Desain konstruksi bangunan yang benar
- Perawatan yang kontinu
- Manajemen yang baik
dilakukan
Melakukan evakuasi
RENCANA TANGGAP
K3 RUANG TERBATAS
TUJUAN
K3 RUANG ..
RUANG LINGKUP
Semua kegiatan pada ruang terbatas untuk
kegiatan membersihkan, memelihara, memperbaiki,
menguji dll.
Ruang terbatas adalah suatu ruang atau area kerja
yang memiliki jalan masuk dan keluar yang terbatas,
ventilasi dan ruangan yang terbatas, dan tidak
dirancang untuk tempat kerja yang kontinyu dan
rutin
Termasuk ruang terbatas adalah :
Tangki, saluran pipa, menara destilasi, boiler, bak
penampung, silo, gua pertambangan, dll.
K3 RUANG.
PROSEDUR KERJA
K3 RUANG..
2. Dilakukan oleh Ahli K3
Mempersiapkan/menyediakan APD, peralatan untuk
keadaan darurat, petugas dan peralatan P3K
Mempersiapkan peralatan komunikasi
3. Dilakukan oleh pekerja
Bersama-sama dengan pemilik area kerja memasang
Lock dan Tag untuk mengisolasi ruang terbatas
Mempersiapkan dan memakai APD yang dibutuhkan
Mempersiapkan peralatan kerja
Mempersiapkan alat komunikasi
Melakukan pengetesan aliran yang telah diputus dan
dipasang Lock dan Tag
K3 RUANG ..
4. Mengisi Formulir Kerja
Pengisian formulir ijin kerja dilakukan bersamasama oleh pemilik area kerja dan pekerja
Pengisian formulir pada hari yang sama sebelum
pekerjaan dimulai
Jika kondisi ruang terbatas berubah, maka
formulir ijian kerja harus dibatalkan
K3 RUANG
6. Pekerjaan dalam Ruang Terbatas
Sebaiknya dilakukan oleh minimal oleh 2 orang
pekerja bersama-sama
Ahli K3 harus selalu berada di area kerja ruang
terbatas dan harus selalu dapat melihat dan
memonitor pekerja yang berada dalam ruang
terbatas
Ahli K3 harus selalu memonitor kondisi ruang
terbatas
Jika kondisi ruang terbatas tidak sesuai dengan
formulir ijin kerja maka Ahli K3 harus segera
menghentikan pekerjaan
Jika terjadi keadaan darurat maka Ahli K3 harus
mencari bantuan sebelum pertolongan diberikan
Peringatan : Pekerjaan dalam ruang terbatas tidak
bisa dimulai jika Ahli K3 tidak ada
K3 RUANG ..
7. Pekerjaan Ruang Terbatas Selesai, maka :
K3 RUANG
PELATIHAN
SEKIAN