Anda di halaman 1dari 41

Laporan kasus

HERNIA INGUINALIS LATERALIS


Pembimbing: dr. FERRY ERDANI, Sp.B (K) BD

ASELINA AL QODRIANI (1407101030368)


L/O/G/O
KHAIRUNISA SIREGAR (1407101030369)

www.themegallery.com

Pendahuluan
Hernia inguinalis merupakan kasus bedah digestif terbanyak setelah appendisitis

Hernia Inguinalis
lateralis

2/3

Hernia Inguinalis
medialis

1/3

Pendahuluan
Perbandingan antara Laki-laki dan perempuan untuk hernia ingunalis 7 : 1

Perempuan
Laki-laki
1

LAPORAN KASUS

Nama
: Tn. F
Usia
: 78 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan
: Menikah
Alamat
: Bireuen
No RM
: 1107617
Tanggal Pemeriksaan : 04 November 2016
IMT
: 23,4 kg/m2

Anamnesis

Keluhan Utama:
Benjolan disaerah kemaluan
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang dengan keluhan adanya benjolan didaerah kemaluan yang dirasakan
sudah sejak lebih kurang lima tahun yang lalu. Benjolan awalnya didaerah
selangkangan dan hilang timbul sejak sepuluh tahun lalu. Awalnya benjolan hanya
tampak pada saat pasien mengedan ataupun batuk dan hilang saat istirahat. Pasien
mengaku adanya rasa nyeri yang dirasakan hilang timbul. Rasa nyeri timbul saat
batuk ataupun mengedan dan hilang saat pasien istirahat. Pasien tidak ada
mengeluhkan demam, mual dan muntah. Riwayat BAK dalam batas normal dan BAB
pasien mengeluhkan ketidakteraturan dalam BAB biasanya bisa sampai 3-4 hari
sekali

Anamnesis

Riwayat Penggunaan Obat-obatan:

Pasien tidak ada menggunakan obat-obatan

Riwayat Penyakit Dahulu:

Pasien sudah pernah dua kali direncanakan untuk operasi hernia tersebut tetapi gagal
karena pasien lari saat mau dioperasi. Pada pasien riwayat trauma tidak ada, riwayat
hipertensi tidak ada, riwayat diabetes mellitus tidak ada

Riwayat Penyakit Keluarga:

Menurut pengakuan keluarga pasien terdapat riwayat penyakit serupa dikeluarga pasien.
Riwayat hipertensi tidak ada, riwayat penyakit diabetes Mellitus tidak ada

Riwayat Pekerjaan dan Kebiasaan Sosial:

Pasien tinggal di lingkungan panti jompo dan sehari-hari hanya mengikuti kegiatan yang
ada di panti jompo. Sebelum pasien tinggal dipanti jompo pasien merupakan seorang
petani

Status Internus

Keadaan Umum
Kesadaran
Tekanan Darah
Nadi
Pernafasan
Suhu

: Sakit sedang
: E4M6V5
: 110/70 mmHg
: 92 kali/ menit
: 20 kali/menit
: 36,8 0C

Pemeriksaan Fisik
Sawo matang, ikterik (-),
sianosis (-), edema (-),
papula eritema (+), kulit
kering (+)

Kesan normotia, sekret (-/-),


Sekret (-/-), cavum nasi
hiperemis (-), napas cuping
hidung (-) Sekret (-/-),
cavum nasi hiperemis (-),
napas cuping hidung (-)

Simetris, edema (-),


deformitas (-)

Rambut distribusi normal,


sukar dicabut

Konjungtiva palpebra inferior


pucat (-/-), sklera ikterik (-/-),
sekret (-/-), refleks cahaya
langsung (+/+), refleks cahaya
tidak langsung (+/+), pupil
isokor 3 mm/3 mm.

Retraksi suprasternal (-),


pembesaran KGB (-), kaku
kuduk (-).

Ekstremitas superior: sianosis (-/-), clubbing


finger (-), edema (-/-), pucat (-),
Ekstremitas inferior:
sianosis (-/-), clubbing
finger (-), edema (-/-), pucat (-)

Thoraks anterior
Inspeksi
Statis
: simetris, bentuk normochest
Dinamis
:simetris, abdominotorakal,

Jantung
Inspeksi
Palpasi
(-)
Perkusi
Atas

: Iktus kordis tidak terlihat


: Iktus kordis teraba, thrill
: Batas-batas jantung
: Sela iga III linea mid
clavicula sinistra
: Sela iga V dua jari
linea mid-clavicula

Kiri
medial
sinistra
Kanan
: Sela iga V linea
parasternal
dextra
Auskultasi : BJ I > BJ II , reguler (+),
bising (-)

Palpasi
Perkusi
Auskultasi
wheezing (-/-)

:fremitus taktil kanan = kiri, nyeri


tekan (-/-), krepitasi (-/-)
: Sonor (+/+)
: Vesikuler (+/+), rhonki (-/-),

Thoraks posterior
Inspeksi
Statis
: simetris, bentuk normochest
Dinamis
:simetris, abdominotorakal,
Palpasi
:fremitus taktil kanan = kiri,
nyeri
tekan (-/-), krepitasi (-/-)
Perkusi
: Sonor (+/+)
Auskultasi : Vesikuler (+/+), rhonki (-/-),
wheezing (-/-)

Abdomen
Inspeksi
Palpasi

: Soepel
: organomegali (-), nyeri
tekan (-), defans
muskular
(-)
Perkusi
: timpani, shifting dullness (-),
undulasi (-)
Auskultasi : peristaltik kesan normal

Status Lokalis:
I: Tampak benjolan di skrotum bagian
sinistra, tidak terdapat perubahan warna
dengan warna kulit, tidak tampak tandatanda peradangan
A: Bising usus (+)
P: teraba massa di skrotum sinistra batas
atas tidak tegas, tidak dapat dilakukan
reposisi, finger test (+), reposisi
menggunakan jari tidak berhasil

Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium (1 November 2016)

Hemoglobin

11,7 gr/dl

Hematokrit

38 %

Eritrosit

5,2 106/mm3

Leukosit

9,9 103/mm3

Trombosit

305 103/mm3

Gula darah sewaktu

126 mg/dl

Natrium

135 mmol/L

Kalium

4,7 mmol/L

Clorida

98 mmol/L

CT

7 menit

BT

2 menit

Ureum

42 mg/dl

Kreatinin

1,01 mg/dl

Diagnosis Banding
1. Hernia inguinalis lateralis sinistra irrepondible
2. Limphadenopati
3. Hidrokel
4. Tumor testis
5. Hematom karena trauma
Diagnosis Kerja
Hernia inguinalis lateralis sinistra irrepondible

Terapi
Fosmicyn 2 gram/ 12 jam
Ketorolac 30 mg/ 8 jam
Ranitidin 50 mg/ 12 jam
Planning
Herniorraphy

Prognosis
Qou ad vitam
: dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanactionam
: dubia ad bonam

Tinjauan Pustaka

Tinjauan Pustaka

Canalis inguinalis terletak sejajar dan tepat diatas ligamentum inguinale

Tinjauan Pustaka

Tinjauan Pustaka
Hesselbachs triangle
Trigonum Inguinale ( Hesselbach ) Dibatasi :
Ke arah medial oleh tepi lateral
musculus rectus abdominis
( linea semilunaris )
Ke arah lateral
arteri dan vena epigastrika inferior.
Ke arah inferior
ligamentum inguinale

Tinjauan Pustaka
Hernia berasal dari kata latin yang berarti rupture. Hernia
didefinisikan adalah suatu penonjolan abnormal organ atau
jaringan melalui daerah yang lemah (defek) yang diliputi oleh
dinding. Meskipun hernia dapat terjadi di berbagai tempat dari
tubuh kebanyakan defek melibatkan dinding abdomen pada
umumnya daerah inguinal.

Tinjauan Pustaka

Hernia Inguinalis
Lateralis (HIL)/
Hernia Indirek

Hernia Inguinalis
Medialis (HIM)/
Hernia Direk

Tinjauan Pustaka
Faktor yang dipandang berperan dalam terjadinya
hernia ingunalis antara lain :
1. Peninggian tekanan intra abdomen yang berulang.
2. Kelemahan otot dinding perut karena usia
3. Prosesus vaginalis yang terbuka.

Tinjauan Pustaka
HIL Kongenital
Terjadi bila processus vaginalis peritonei pada waktu bayi dilahirkan
sama sekali tidak menutup. Sehingga kavum peritonei tetap
berhubungan dengan rongga tunika vaginalis propria testis.
Dengan demikian isi perut dengan mudah masuk ke dalam kantong
peritoneum tersebut.

Tinjauan Pustaka
HIL
Akuista
Terjadi bila penutupan processus vaginalis peritonei hanya pada
suatu bagian saja. Sehingga masih ada kantong peritoneum yang
berasal dari processus vaginalis yang tidak menutup pada waktu
bayi dilahirkan. Sewaktu-waktu kantung peritonei ini dapat terisi
dalaman perut.

Tinjauan Pustaka

Tinjauan Pustaka

Tinjauan Pustaka
Gambaran Klinis
Hernia inguinalis lateralis
Terdapat benjolan dilipat paha yang timbul pada waktu mengedan,
batuk, bersin, berdiri, mengangkat berat dan hilang setelah
berbaring (apabila masih reponibel)
Nyeri atau rasa tidak enak di daerah epigastrium atau para
umbilical sewaktu segmen usus halus masuk ke kantong hernia
Mual, muntah, kolik bila terjadi inkaserasi ataupun strangulasi
Hernia inguinalis medialis
Pada umumnya hernia direct akan memberikan gejala yang
sedikit dibandingkan hernia ingunalis lateralis

Pemeriksaan Fisik:
1.

ZIEMAN TEST :
Bila hernia kanan periksa dengan tangan kanan
Bila hernia kiri periksa dengan tangan kiri
Cara : - Jari ke 2 , diatas anulus int.
- Jari ke 3 , diatas anulus ext.
- Jari ke 4 , diatas fossa ovalis
Hasil bila dorongan pada :
- Jari ke 2 HIL
- Jari ke 3 HIM
- Jari ke 4 H. Femoralis

Pemeriksaan Fisik:
2.

FINGER TEST :
Dengan jari
telunjuk/kelingking scrotum
di invaginasikan
menyelusuri anulus
externus sampai dapat
mencapai canalis inguinalis
suruh mengejan
Bila dorongan/tekanan pada
ujung jari HIL
Bila dorongan/tekanan pada
medial jari HIM

Pemeriksaan Fisik:
3. THUMB TEST :

Bila hernia kanan periksa dengan


tangan kiri
Bila hernia kiri periksa dengan
tangan kanan
Ibu jari ditekankan pada anulus
int. (kurang lebih pertengahan
Sias-Tub.Pubicum, 1.5 cm diatas
lig.inguinale) penderita disuruh
mengejan
Bila tidak keluar benjolan HIL
Bila keluar benjolan HIM , H.
Femoralis

Penatalaksanaan
Konservatif
Reposisi bimanual
Reposisi spontan
Operatif : Herniorphy

Teknik Operasi:
Bassini
Halsted
Shouldice
Lichtenstein
Mc Vay

Analisis Kasus
Hal ini sesuai dengan beberapa literatur
yang

menyebutkan

bahwa

hernia

inguinalis dapat terjadi pada setiap usia,


tetapi

Pasien laki-laki berusia 78 tahun

insidennya

bertambahnya

meningkat

usia.

Kejadian

dengan
hernia

inguinalis pada dewasa mencapai 60%


pada usia lebih dari 65 tahun

Sesuai dengan beberapa penelitian yang


telah dilakukan, bahwa hernia inguinalis
lebih

sering

terjadi

pada

laki-laki

dibandingkan wanita. Insiden kejadiannya


yaitu sebesar 88,5% berbanding 11,5%.

Analisis Kasus
Pada janin pria, testis turun dari rongga perut
menuju skrotum pada bulan ketujuh hingga
kedelapan usia kehamilan. Lubang yang
berupa saluran itu akan menutup menjelang

Pasien

datang

dengan

keluhan

terdapat benjolan didaerah kemaluan

kelahiran atau sebelum anak mencapai usia


satu tahun. Pada usia dewasa hal itu dapat
menjadi titik lemah yang sangat potensial
mengalami hernia inguinalis pada pria. Hal
tersebut juga dapat mengakibatkan semakin
berkurangnya kekuatan jaringan penunjang
pada dinding abdomen. Kedua keadaan
tersebut memungkinkan kanalis ingunalis
sebagai lokus minoris resisten membuka
kembali

Analisis Kasus
Berdasarkan

penelitian

sebelumnya

dikatakan bahwa, sebagian besar kejadian


hernia inguinalis terjadi pada orang dengan
berat badan normal, yaitu mencapai 46,6%,
sedangkan

Pasien
normal

memiliki
dan

melakukan
seperti bertani

IMT

yang

mengaku

sering

pekerjaan

berat

pada

berat

badan

kurang

sebanyak 17,9%

Aktivitas fisik yang berat tersebut biasanya


dilakukan
sehingga

terus-menerus
mengakibatkan

dan

menetap
penigkatan

tekanana pada otot-otot abdomen. Tekanan


yang berelebihan pada daerah abdomen
akan menyebabkan kelemahan pada otot
abdomen.

Analisis Kasus
Beberapa penyakit penyerta tersebut yaitu
batuk kronis sebesar 26,2%, asites sebanyak
24,1%,

pembesaran

prostat

atau

BPH

sebanyak 12,7%, konstipasi sebanyak 8,5%,


dan diurutan terakhir gagal ginjal sebanyak
1,5%. Penyakit-penyakit penyerta itu dapat

Pasien

mengatakan

bahwa

benjolan dan nyeri muncul saat


pasien batuk dan mengedan dan

mencetuskan

peningkatan

intraabdomen

yang

menyebabkan

pada

munculnya

tekanan
akhirnya

protusi

usus

sebagai hernia inguinalis.

berkurang jika beristirahat


Dengan bertambah besarnya hernia maka
diikuti rasa yang tidak nyaman dan rasa nyeri,
sehingga

pasien

menguranginya

berbaring

untuk

Analisis Kasus
Model pewarisan genetik ini terjadi pada gen
autosomal dominan. Hal ini juga didukung

Menurut

keterangan

pasien,

terdapat

riwayat

penyakit

serupa pada keluarga pasien

oleh

beberapa

menyebutkan

penelitian

bahwa

lain

keterkaitan

yang
genetik

horizontal, yaitu antara saudara kandung


yang sama-sama mengalami hernia ingunalis
lebih tinggi dibandingkan genetik vertikal

Analisis Kasus
Pada pemeriksaan fisik status lokalis
at regio inguinalis sinistra, didapatkan
benjolan

di

skrotum

sinistra,

terdengar bising usus yang disertai


dengan terabanya massa di skrotum
sinistra dengan batas yang tidak
tegas, tidak dapat dilakukan reposisi,
dan finger test (+).

Pemeriksaan Fisik khusus:


1.Finger test
2.Zieman test
3.Thumb test

Analisis Kasus
Pada pasien geriatri sebaiknya
dilakukan operasi elektif agar
kondisi

Pada pasien ini direncakan


tindakan Herniorrhaphy elektif

dilakukan

kesehatan
operasi

saat
dalam

keadaan optimal dan anestesi


dapat dilakukan. Operasi cito
mempunyai resiko yang besar
pada pasien geriatri mengingat
tingginya angka mortalitas dan
morbiditas
disebabkannya

yang

Analisis Kasus
Beberapa penyebab hernia inguinalis
residif diantaranya yaitu: kelemahan
pada

saat

kantong

Pada pasien ini prognosisnya baik

pada

melakukan

hernia,

luka

terjadinya

operasi,

menyebabkan

identifikasi

kondisi

terjadinya

tekanan

intraabdomen,

kesalahan

teknik

ketegangan
terjadinya

operasi

penjahitan
kekurangan

annulus inguinalis internus

infeksi
yang

kenaikan
serta
seperti
serta
menutup

Thank You!
L/O/G/O

www.themegallery.com

Anda mungkin juga menyukai