www.themegallery.com
Pendahuluan
Hernia inguinalis merupakan kasus bedah digestif terbanyak setelah appendisitis
Hernia Inguinalis
lateralis
2/3
Hernia Inguinalis
medialis
1/3
Pendahuluan
Perbandingan antara Laki-laki dan perempuan untuk hernia ingunalis 7 : 1
Perempuan
Laki-laki
1
LAPORAN KASUS
Nama
: Tn. F
Usia
: 78 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan
: Menikah
Alamat
: Bireuen
No RM
: 1107617
Tanggal Pemeriksaan : 04 November 2016
IMT
: 23,4 kg/m2
Anamnesis
Keluhan Utama:
Benjolan disaerah kemaluan
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang dengan keluhan adanya benjolan didaerah kemaluan yang dirasakan
sudah sejak lebih kurang lima tahun yang lalu. Benjolan awalnya didaerah
selangkangan dan hilang timbul sejak sepuluh tahun lalu. Awalnya benjolan hanya
tampak pada saat pasien mengedan ataupun batuk dan hilang saat istirahat. Pasien
mengaku adanya rasa nyeri yang dirasakan hilang timbul. Rasa nyeri timbul saat
batuk ataupun mengedan dan hilang saat pasien istirahat. Pasien tidak ada
mengeluhkan demam, mual dan muntah. Riwayat BAK dalam batas normal dan BAB
pasien mengeluhkan ketidakteraturan dalam BAB biasanya bisa sampai 3-4 hari
sekali
Anamnesis
Pasien sudah pernah dua kali direncanakan untuk operasi hernia tersebut tetapi gagal
karena pasien lari saat mau dioperasi. Pada pasien riwayat trauma tidak ada, riwayat
hipertensi tidak ada, riwayat diabetes mellitus tidak ada
Menurut pengakuan keluarga pasien terdapat riwayat penyakit serupa dikeluarga pasien.
Riwayat hipertensi tidak ada, riwayat penyakit diabetes Mellitus tidak ada
Pasien tinggal di lingkungan panti jompo dan sehari-hari hanya mengikuti kegiatan yang
ada di panti jompo. Sebelum pasien tinggal dipanti jompo pasien merupakan seorang
petani
Status Internus
Keadaan Umum
Kesadaran
Tekanan Darah
Nadi
Pernafasan
Suhu
: Sakit sedang
: E4M6V5
: 110/70 mmHg
: 92 kali/ menit
: 20 kali/menit
: 36,8 0C
Pemeriksaan Fisik
Sawo matang, ikterik (-),
sianosis (-), edema (-),
papula eritema (+), kulit
kering (+)
Thoraks anterior
Inspeksi
Statis
: simetris, bentuk normochest
Dinamis
:simetris, abdominotorakal,
Jantung
Inspeksi
Palpasi
(-)
Perkusi
Atas
Kiri
medial
sinistra
Kanan
: Sela iga V linea
parasternal
dextra
Auskultasi : BJ I > BJ II , reguler (+),
bising (-)
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
wheezing (-/-)
Thoraks posterior
Inspeksi
Statis
: simetris, bentuk normochest
Dinamis
:simetris, abdominotorakal,
Palpasi
:fremitus taktil kanan = kiri,
nyeri
tekan (-/-), krepitasi (-/-)
Perkusi
: Sonor (+/+)
Auskultasi : Vesikuler (+/+), rhonki (-/-),
wheezing (-/-)
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
: Soepel
: organomegali (-), nyeri
tekan (-), defans
muskular
(-)
Perkusi
: timpani, shifting dullness (-),
undulasi (-)
Auskultasi : peristaltik kesan normal
Status Lokalis:
I: Tampak benjolan di skrotum bagian
sinistra, tidak terdapat perubahan warna
dengan warna kulit, tidak tampak tandatanda peradangan
A: Bising usus (+)
P: teraba massa di skrotum sinistra batas
atas tidak tegas, tidak dapat dilakukan
reposisi, finger test (+), reposisi
menggunakan jari tidak berhasil
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium (1 November 2016)
Hemoglobin
11,7 gr/dl
Hematokrit
38 %
Eritrosit
5,2 106/mm3
Leukosit
9,9 103/mm3
Trombosit
305 103/mm3
126 mg/dl
Natrium
135 mmol/L
Kalium
4,7 mmol/L
Clorida
98 mmol/L
CT
7 menit
BT
2 menit
Ureum
42 mg/dl
Kreatinin
1,01 mg/dl
Diagnosis Banding
1. Hernia inguinalis lateralis sinistra irrepondible
2. Limphadenopati
3. Hidrokel
4. Tumor testis
5. Hematom karena trauma
Diagnosis Kerja
Hernia inguinalis lateralis sinistra irrepondible
Terapi
Fosmicyn 2 gram/ 12 jam
Ketorolac 30 mg/ 8 jam
Ranitidin 50 mg/ 12 jam
Planning
Herniorraphy
Prognosis
Qou ad vitam
: dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanactionam
: dubia ad bonam
Tinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka
Hesselbachs triangle
Trigonum Inguinale ( Hesselbach ) Dibatasi :
Ke arah medial oleh tepi lateral
musculus rectus abdominis
( linea semilunaris )
Ke arah lateral
arteri dan vena epigastrika inferior.
Ke arah inferior
ligamentum inguinale
Tinjauan Pustaka
Hernia berasal dari kata latin yang berarti rupture. Hernia
didefinisikan adalah suatu penonjolan abnormal organ atau
jaringan melalui daerah yang lemah (defek) yang diliputi oleh
dinding. Meskipun hernia dapat terjadi di berbagai tempat dari
tubuh kebanyakan defek melibatkan dinding abdomen pada
umumnya daerah inguinal.
Tinjauan Pustaka
Hernia Inguinalis
Lateralis (HIL)/
Hernia Indirek
Hernia Inguinalis
Medialis (HIM)/
Hernia Direk
Tinjauan Pustaka
Faktor yang dipandang berperan dalam terjadinya
hernia ingunalis antara lain :
1. Peninggian tekanan intra abdomen yang berulang.
2. Kelemahan otot dinding perut karena usia
3. Prosesus vaginalis yang terbuka.
Tinjauan Pustaka
HIL Kongenital
Terjadi bila processus vaginalis peritonei pada waktu bayi dilahirkan
sama sekali tidak menutup. Sehingga kavum peritonei tetap
berhubungan dengan rongga tunika vaginalis propria testis.
Dengan demikian isi perut dengan mudah masuk ke dalam kantong
peritoneum tersebut.
Tinjauan Pustaka
HIL
Akuista
Terjadi bila penutupan processus vaginalis peritonei hanya pada
suatu bagian saja. Sehingga masih ada kantong peritoneum yang
berasal dari processus vaginalis yang tidak menutup pada waktu
bayi dilahirkan. Sewaktu-waktu kantung peritonei ini dapat terisi
dalaman perut.
Tinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka
Tinjauan Pustaka
Gambaran Klinis
Hernia inguinalis lateralis
Terdapat benjolan dilipat paha yang timbul pada waktu mengedan,
batuk, bersin, berdiri, mengangkat berat dan hilang setelah
berbaring (apabila masih reponibel)
Nyeri atau rasa tidak enak di daerah epigastrium atau para
umbilical sewaktu segmen usus halus masuk ke kantong hernia
Mual, muntah, kolik bila terjadi inkaserasi ataupun strangulasi
Hernia inguinalis medialis
Pada umumnya hernia direct akan memberikan gejala yang
sedikit dibandingkan hernia ingunalis lateralis
Pemeriksaan Fisik:
1.
ZIEMAN TEST :
Bila hernia kanan periksa dengan tangan kanan
Bila hernia kiri periksa dengan tangan kiri
Cara : - Jari ke 2 , diatas anulus int.
- Jari ke 3 , diatas anulus ext.
- Jari ke 4 , diatas fossa ovalis
Hasil bila dorongan pada :
- Jari ke 2 HIL
- Jari ke 3 HIM
- Jari ke 4 H. Femoralis
Pemeriksaan Fisik:
2.
FINGER TEST :
Dengan jari
telunjuk/kelingking scrotum
di invaginasikan
menyelusuri anulus
externus sampai dapat
mencapai canalis inguinalis
suruh mengejan
Bila dorongan/tekanan pada
ujung jari HIL
Bila dorongan/tekanan pada
medial jari HIM
Pemeriksaan Fisik:
3. THUMB TEST :
Penatalaksanaan
Konservatif
Reposisi bimanual
Reposisi spontan
Operatif : Herniorphy
Teknik Operasi:
Bassini
Halsted
Shouldice
Lichtenstein
Mc Vay
Analisis Kasus
Hal ini sesuai dengan beberapa literatur
yang
menyebutkan
bahwa
hernia
insidennya
bertambahnya
meningkat
usia.
Kejadian
dengan
hernia
sering
terjadi
pada
laki-laki
Analisis Kasus
Pada janin pria, testis turun dari rongga perut
menuju skrotum pada bulan ketujuh hingga
kedelapan usia kehamilan. Lubang yang
berupa saluran itu akan menutup menjelang
Pasien
datang
dengan
keluhan
Analisis Kasus
Berdasarkan
penelitian
sebelumnya
Pasien
normal
memiliki
dan
melakukan
seperti bertani
IMT
yang
mengaku
sering
pekerjaan
berat
pada
berat
badan
kurang
sebanyak 17,9%
terus-menerus
mengakibatkan
dan
menetap
penigkatan
Analisis Kasus
Beberapa penyakit penyerta tersebut yaitu
batuk kronis sebesar 26,2%, asites sebanyak
24,1%,
pembesaran
prostat
atau
BPH
Pasien
mengatakan
bahwa
mencetuskan
peningkatan
intraabdomen
yang
menyebabkan
pada
munculnya
tekanan
akhirnya
protusi
usus
pasien
menguranginya
berbaring
untuk
Analisis Kasus
Model pewarisan genetik ini terjadi pada gen
autosomal dominan. Hal ini juga didukung
Menurut
keterangan
pasien,
terdapat
riwayat
penyakit
oleh
beberapa
menyebutkan
penelitian
bahwa
lain
keterkaitan
yang
genetik
Analisis Kasus
Pada pemeriksaan fisik status lokalis
at regio inguinalis sinistra, didapatkan
benjolan
di
skrotum
sinistra,
Analisis Kasus
Pada pasien geriatri sebaiknya
dilakukan operasi elektif agar
kondisi
dilakukan
kesehatan
operasi
saat
dalam
yang
Analisis Kasus
Beberapa penyebab hernia inguinalis
residif diantaranya yaitu: kelemahan
pada
saat
kantong
pada
melakukan
hernia,
luka
terjadinya
operasi,
menyebabkan
identifikasi
kondisi
terjadinya
tekanan
intraabdomen,
kesalahan
teknik
ketegangan
terjadinya
operasi
penjahitan
kekurangan
infeksi
yang
kenaikan
serta
seperti
serta
menutup
Thank You!
L/O/G/O
www.themegallery.com