Anda di halaman 1dari 11

HERNIA SCROTALIS

Rini Rossellini Utami 030.08.209

Jakarta, 4 Agustus 2012 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

PENDAHULUAN
Hernia adalah protusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. Hernia terdiri dari cincin hernia, kantong hernia dan isi hernia. Berdasarkan terjadinya hernia dibagi atas hernia bawaan atau congenital dan henia dapatan atau aquisita. Hernia menurut letaknya dibagi menjadi hernia diafragmatica, hernia inguinalis, hernia umbilikalis, hernia femoralis, hernia scrotalis dan hernia labialis. Menurut sifatnya, hernia dapat disebut hernia reponibel bila isi hernia dapat keluar masuk. Usus keluar jika berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk serta tanpa keluhan nyeri. Bila isi kantong hernia tidak dapat dikembalikan lagi ke dalam rongga, maka disebut sebagai hernia irreponible. ini biasanya disebabkan oleh perlekatanisi kantong pada peritoneum kantong hernia. Bila isi hernia terjipat cincin hernia disebut hernia inkarserata, dimana isi kantong terprangkap, tidak dapat kembali ke rongga perut. Hernia scrotalis adalah hernia yang melalui cincin inguinalis dan turun ke kanalis pada sisi funikulus spermatikus pada bagian anterior dan lateral dan dapat mencapai skrotum.

EPIDEMIOLOGI
Hernia dapat dijumpai pada setiap usia, lebih banyak pada pria ketimbang wanita. Insiden hernia meningkat seiring dengan bertambahnya umur.mungkin karena meningkatnya penyakit yang meninggikan tekanan intra abdomen dan berkurangnya kekuatan jaringan penunjang.

ANATOMI

ETIOLOGI
Faktor yang dipandang berperan kausal adalah adanya : Processus vaginalis yang terbuka Peninggian tekanan dalam rongga perut Kelemahan otot dinding perut karena usia

PATOFISIOLOGI
Pada orang sehat ada 3 mekanisme yang dapat mencegah terjadinya herniainguinalis yaitu: kanalis inguinalis yang berjalan miring adanya struktur m.oblikus internus abdominis yang m e n u t u p a n n u l u s inguinalis internus ketika berkontraksi adanya fasia transversa yang kuat yang menutupi trigonum Hasselbach yangumumnya hampir tidak berotot. Gangguan pada ketiga mekanisme ini dapat menyebabkan terjadinya hernia. Dalam keadaan relaksasi otot dinding perut, bagian yang membatasi annulus internus turut kendur.

Pada keadaan ini tekanan intra abdomen tidak tinggi dan kanalis inguinalis b e r j a l a n l e b i h v e r t i k a l . s e b a l i k n y a b i l a o t o t d i n d i n g p e r u t b e r k o n t r a k s i , k a n a l i s inguinalis berjalan lebih transversal dan annulus inguinalis tertutup sehingga dapat mencegah masuknya usus ke dalam kanalis inguinalis.

DIAGNOSIS
Diagnosis hernia scrotalis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Dasar diagnosis hernia scrotalis berdasarkan anamnesis diantaranya : -riwayat benjolan di daerah scrotum yang bisa digerakkan -riwayat benjolan awalnya muncul di daerah lipat paha dan bisa digerakkan -riwayat pekerjaan yang mempengaruhi peningkatan tekanan intraabdominal -pada pemeriksaan fisik didapati bising usus (+) di daerah scrotum yg menonjol

DIAGNOSIS BANDING
- Hidrokel - Elefantiasis skrotum - Orchitis

TATA LAKSANA
Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi d a n pemakaian penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang telah direposisi. Satu-satunya pengobatan hernia inguinalis yang rasional adalah pengobatan secara operatif. Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakkan. Tindakan operatif yang dilakukan adalah : Herniotomi Suatu tindakan pembedahan dengan cara memotong kantong hernia, menutup defek. Lngkah langkah herniotomi : Penderita dalam posisi supine dan dilakukan anestesi umum. Dapat ditambah dengan kaudal blok. Dilakukan aseptik dan antiseptik pada lapangan operasi Lapangan operasi ditutup dengan doek steril

Dilakukan insisi transversal 1/3 tengah pada skin crease abdomino inguinal sejajar ligamentum inguinale Insisi diperdalam sampai tampak aponeurosis MOE Aponeurosis MOE dibuka secara tajam Funikulus spermatikus diidentifikasi kemudian mencari kantong hernia di antromedial Isi hernia dimasukan ke dalam cavum abdomen Kantong hernia dipotong pada jembatan kantong proximal dan distal. Kemudian kantong proximal diikat setinggi lemak preperitonium Perdarahan dirawat, dilanjutkan menutup luka operasi lapis demi lapis

KOMPLIKASI
- perdarahan - infeksi luka operasi - cedera usus - cedera vesicavoinoria - cedera vasdeferen - cedera testis,orchitis, atropi testis - cedera saraf intra ingunal, ilia hipogastrik atau genota femoral

DAFTAR PUSTAKA

STATUS ILMU BEDAH IDENTITAS PASIEN


Nama Lengkap Usia Status Perkawinan Pekerjaan Alamat Jenis Kelamin Suku Bangsa Agama Pendidikan Tanggal Masuk RS : Tn.D : 76 tahun : Menikah : Pekerja bangunan : : Laki - laki : Betawi : Islam : Tidak sekolah : 22 Juli 2012

ANAMNESIS PASIEN
Diambil dari autoanamnesis, tanggal 26 Juli 2012, jam 12.00 WIB Keluhan Utama Keluhan Tambahan : nyeri di lipat paha kanan sampai tidak bisa berjalan : Benjolan di scrotum kanan

Riwayat Penyakit Sekarang : Satu hari SMRS Os masuk IGD mengeluh nyeri di lipat paha kanan. Os merasa benjolannya terjepit di bagian lipat pahanya sehingga timbul nyeri tajam dan menjalar sampai ke pinggang. Karena nyeri yang tajam os sampai tidak bisa berjalan. Os juga mengeluhkan adanya benjolan pada daerah scrotum. Benjolannya sebesar ukuran bola tenis. Benjolannya menghilang jika pasien berbaring dan muncul kembali jika pasien duduk, berdiri atau berjalan. Enam bulan yang lalu benjolan dirasakan muncul jika bekerja, duduk dalam waktu lama,berjalan atau kelelahan kemudian benjolan akan hilang 10-15 menit setelah

istirahat. Os juga mengeluhkan nyeri di lipat paha kanan namun nyeri nya tidak mengganggu aktivitas sehingga pasien menolak untuk periksa ke rumah sakit. Satu tahun yang lalu benjolan dirasakan semakin membesar dibandingkan ukuran yang sebelumnya. Sebelumnya benjolan di scrotum masih sebesar ukuran bola pingpong. Os sebelumnya pernah berobat ke puskesmas dan diedukasikan mengenai posisi tertentu untuk meringankan benjolan. Dua tahun sebelumnya benjolan dirasakan muncul pertama kalinya di daerah lipat paha kanan. Benjolan seukuran biji kelereng dan tidak terasa nyeri serta dapat digerakkan. Sebelum benjolan muncul pasien naik turun tangga rumah sakit dan keesokan paginya benjolan muncul di lipatan paha kanan. Lalu os memutuskan untuk pergi ke dukun beranak untuk dipijat. Setelah dipijat benjolan hilang dan pasien diminta untuk meminum jamu gandum klinsir. Os mengkonsumsi jamu gandum klinsir untuk mengurangi benjolannya. Setelah mengkonsumsi jamu gandum klinsir selama tiga bulan benjolan di lipat paha menghilang dan benjolan muncul di daerah scrotum dengan ukuran lebih besar dari biji kelereng. Benjolan muncul jika pasien kelelahan, posisi duduk, berjalan dan bekerja dan akan hilang dengan setelah istirahat selama 10-15 menit. Nyeri disangkal oleh os pada saat benjolan muncul. Riwayat Ppenyakit Dahulu : Os belum pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya. Os mempunyai riwayat hipertensi dan tidak meminum obat hipertensi. Riwayat asma, alergi dan kencing manis disangkal oleh os. Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada anggota keluarga yang mengalami hal yang sama dengan os. Ayah pasien menderita hipertensi. Tidak ada riwayat penyakit jantung, kencing manis, penyakit saluran kemih maupun penyakit paru kronis dalam keluarga.

Riwayat Kebiasaan : Os memiliki kebiasaan merokok 1 bungkus dalam sehari dan kebiasaan mengkonsumsi kopi 1-2 gelas dalam sehari. Riwayat mengkonsumsi alkohol disangkal. PEMERIKSAAN FISIK 1. Status Generalis Keadaan umum Kesadaran : tampak sakit ringan

: compos mentis :

Tanda tanda vital Nadi Pernapasan Suhu

Tekanan Darah : 130/90 mmHg : 60x/menit : 24x/menit : 36,1oC : 165cm : 62kg

Tinggi badan Kepala Mata Hidung Mulut Leher Thorax Paru paru Depan : Inspeksi : gerak nafas kanan dan kiri simetris Palpasi : vocal fremitus simetris kiri dan kanan Perkusi : Kiri : sonor Kanan : sonor Berat badan

Keadaan gizi : gizi baik : normocephali : conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik(+/+), refleks : dalam batas normal : dalam batas normal : kelanjar getah bening, tiroid tidak teraba massa :

cahaya langsung (+/+), refleks cahaya tidak langsung (+/+)

Auskultasi : suara nafas vesikuler pada kedua lapang paru, rhonki (-/-), wheezing (-/-)

Belakang : Inspeksi : gerak nafas simetris kanan dan kiri Palpasi : vocal fremitus simetris kiri dan kanan Perkusi : Kiri : sonor Kanan : sonor Jantung : - Inspeksi - Palpasi - Auskultasi Abdomen : - Inspeksi vena (-) - Auskultasi - Palpasi - Perkusi Ekstremitas : Kanan Eutrofi Normotoni Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Aktif Normal (5) Tidak ada Kiri Eutrofi Normotoni Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Aktif Normal (5) Tidak ada : bising usus (+) : supel, nyeri tekan dinding perut(-) Hepar Lien Ginjal : tidak teraba membesar : tidak teraba membesar : tidak teraba membesar : agak buncit, smillling umbilicus(-), bekas operasi (-), dilatasi : tidak tampak pulsasi ictus cordis : teraba pulsasi ictus cordis di ICS V 1 jari medial garis Auskultasi : suara nafas vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-)

midklavikula kiri : bunyi jantung I&II reguler, murmur (-), gallop (-)

: timpani, shifting dullness (-)

Otot Tonus Massa Sendi Gerakan Kekuatan Oedema Genitalia :

Rectal touche : tonus otot baik, mukosa licin, ampula recti kosong, prostat tidak teraba membesar, permukaan rata. 2. Status Lokalis regio scrotalis dextra : Inspeksi Palpasi Auskultasi DIAGNOSIS DIAGNOSIS BANDING TERAPI : tampak benjolan sebesar bola tenis di scrotum kanan. : konsistensi benjolan teraba kenyal, benjolan dapat : bising usus (+) : Hernia Scrotalis Dextra Reponible Reduksi Spontan. : - Hidrokel - Elefantiasis skrotum : Herniotomi

digerakkan, nyeri tekan (-)

Anda mungkin juga menyukai