DEFINISI
Leukemia adalah keganasan
hematologik
akibat
proses
neoplastik yang disertai gangguan
diferensiasi (maturation arrest)
pada berbagai tingkatan sel induk
hemopoetik sehingga terjadi
ekspansi progresif dari kelompok
sel ganas tersebut dalam sumsum
tulang kemudian sel leukimia
beredar secara sistemik.
Epidemiolo
gi
2000 259.000kasus, 209.00
meninggal.
Hampir 90% yang terdiagnosis
dewasa
CML merupakan leukemia yg paling
sering dijumpai.
ALL (Acute Lymphoblastic leukemia
: terbanyak pada anak dan dewasa
muda
AML (Acute myeloid leukemia) :
terjadi
pada
semua
umur,
>>>dewasa.
CML (chronic myeloid leukemia):
terjadi pada semua umur >>> usia
40-60 tahun
CLL
(Chronic
lymphocytic
Leukimia
-
Akut
AML
ALL
Sindrom
Preleuki
mia
CML
CLL
Bentuk
lain
ETIOLOGI
faktor lingkungan : radiasi dosis tinggi , zat alkylating/obat
sitotoksik lain (obat kanker) dan keterpaparan lama dengan
benzene.
Kelainan myeloproliferatif kronik
Dapat muncul pada penderita AIDS, sindroma down, atau anemia
fanconi
Kelainan genetik yaitu abnormalitas kromosom
LEUKIMIA LIMFOBLASTIK
AKUT
ETIOLOGI
Faktor keterununan
Genetik
Faktor lingkungan: radiasi, paparan
benzene tinggi, merokok, obat
kemoterapi, infeksi virus epstein Barr dan
Wiskott-Aldrich
Dewasa
76%
51%
Null ALL
12%
38%
T-ALL
12%
10%
B-ALL
1%
2%
GEJALA KLINIS
Anemia
Anoreksia
Nyeri tulang dan sendi
Demam
Infeksi mulut, sal.napas,
selulitis, sepsis
Perdarahan kulit, gusi, hematuri,
sal. cerna, otak
Hepatomegali
Splenomegali
Limfadenopati
Massa di mediastinum(LLA sel T)
Leukimia SSP: cephalgia, vomitus, perubahan status mental, parese N
VI dan VII, kelainan neurologik fokal
Organ lain: testis, retina, kulit, perikardium
GAMBARAN
LABORATOR
IUM
Complete Blood Count dan Apus
Darah Tepi
hiperleukositosi <100.000/mm3,
anemia, trombositopenia
Aspirasi dan Biopsi Sumsum
tulang
Sitokimia (mieloperoksidase)
Imunifenotipe
Sitogenik
TERAPI
Induksi remisi
Intensifikasi/komsolidas
i
Profilaksis SSP
Pemeliharaan jangka
panjang
AML merupakan lekemia akut yang terdapat 80 % pada dewasa, 1520 % pada anak-anak, sering dijumpai pada neonatus.
Jumlah sel blas di perifer > 30%
Criteria for Remission in Acute Leukemia
Hematologic Complete Response:
BM Aspirasi : Normal cellularity dan < 5% Blast dari semua sel berinti
Darah Tepi : Tanpa cell lekemia dan
Lekosit > 3000/mm3
Granulosit > 1500/mm3
Trombosit > 100.000/mm3
Lain lain : tak ada tanda klinik lekemia
GEJALA KLINIS
Fatigue
Malaise
Dyspnea
BB menurun
Nyeri tulang
Abdominal pain
Demam
Infeksi rongga mulut ,
tenggorokan, kulit
LABORATORIUM
Dijumpai anemia normokromik-normositer, anemia sering berat dan timbul cepat
Trombositopenia, sering sangat berat dibawah 10x 10 6/l
Apusan
darah
tepi
:
khas
menunjukkan
adanya
sel
muda
(mieloblast,promyeloblast,limfoblast,monoblast, atau megakaryosit) yang melebihi
5% dari sel berinti pada darah tepi. pseudo-Huet Anomaly, yaitu neutrofil dengan
lobus sedikit (dua atau satu) yang disertai dengan hipo atau granular.
Leukosit meningkat, 25% menunjukkan leukosit normal atau menurun, sekitar 50%
menunjukkan leukosit meningkat 10.000-100.000/mm 3, dan 25% meningkat diatas
100.000/mm3
Hiperseluler, hampir semua sel sumsum tulang diganti dengan sel leukemia (blast)
Jumlah blast minimal 30% dari sel berinti dalam sumsum tulang (dalam hitung 500
sel pada apusan sumsum tulang)
Morfologi
ALL
AML
Limfoblast
Myeloblast
Kromatin : bergumpal
Lebih luas
Lebih prominen
Positif
Neutrofil
Sitokimia
Mieloperoksidase
Sudan black
Esterase nonspesifik
PAS
Kasar
+ (monositik)
Acid phosphatase
+ (thy ALL)
+ (halus)
Platelet peroksidase
+ (M7)
Ensim
Tdt
Serum lysozime
+ (monositik)
Imunofenotipe (petanda)
KLASIFIKASI
Leukemia myeloid kronik ,
granulocytic leukemia, CGL)
Ph
positif
(CML,
Ph+)
(chronic
Fase kronik : fase ini berjalan selama 2-5 tahun dan responsif
terhadap kemoterapi
Fase akselarasi atau tranformasi akut.
Pada fase ini gejala klinik CML berubah mirip leukemia akut
Proporsi sel muda meningkat dan akhirnya masuk kedalam
blast crisis atau krisis blastik.
Sekitar 2/3 menunjukkan sel blast seri myeloid, sedangkan
1/3 menunjukkan seri lymfoid.
GEJALA KLINIK
Fase kronik
Gejala hiperkatabolik : berat badan menurun, lemah,
anoreksia, berkeringat malam.
Splenomegali hampir selalu ada , sering masif
Hepatomegali lebih jarang dan lebih ringan
Gejala gout, gngguan penglihatan dan priapismus
Anemia pada fase awal sering ringan
Kadang-kadang asimtomatik, ditemukan secara kebetulan
pada saat check up atau pemeriksaan untuk penyakit lain.
LABORATORIUM
Lekositosis, selalu > 70.000/ml
Spektrum sel mieloid lengkap terlihat pd darah tepi.
Kromosom Philadelphia.
Sumsum tulang hiperseluler terutama granulopoietik.
Anemia normokrom normositik.
Hitung trombosit dapat meningkat, normal atau menurun.
TERAPI
Myleran
Hydroxyurea
Alfa interferon
Imatinib (anti bcr-abl) (dapat digunakan pada semua fase)
Transplantasi sumsum tulang.
Prevensi hiperuricacidemia allupurinol.
Pada krisis blastik sesuai dengan terapi leukemia akut.
KLASIFIKASI
Jenis
Frekuensi
Asal sel
relatif
CLL
(chronic
Sel T
Sel B
70%
99%
1%
8%
80%
20%
6%
100%
0%
lymphocytic
leukemia)
PLL
(prolymphocytic
leukemia)
HCL (hairly
cell
ETIOLO
GI
Penyebab tidak diketahui
pasti , dihubungkan dgn
insektisida.
Delesi Trisomy chromosome
12,a13q juga 11q.
Mutasi atau delesi oncogen,
apoptosis tidak berfungsi
Epidemiologi
CLL Jarang dijumpai di indonesia atau timur
tengah, didaerah barat merupkan leukemia
kronik yang paling sering ( 30%), terutama
mengenai usia tua (> dari 50 tahun.
GEJALA KLINIS
Gejala sering perlahan-lahan dan 20% asimtomatik
Gejala yang paling menonjol adalah pembesaran kelenjar getah
bening (limphadenopaty) superfisial yang sifatnya simetris dan
volumenya bisa besar, tidak nyeri.
Anemia
Splenomegali pada 50% kasus tetapi tidak masif
Hepatomegali jarang
Sering sisretai herpes zoster dan pruritus.
LABORATORIUM
Darah tepi
Limfositosis 30.000-300.000/mm3. Sebagian
terdiri atas limfosit kecil.
Anemia normokromik normositer
Trombositopenia
Sering disertai basket cell atau smudged cell
besar
LABORATORIUM
Sumsum tulang : infiltrasi small well differentiated lymphocyte difus,
dengan limfosit merupakan 25-95% dari sel sumsum tulang
Pemeriksaan immonophenotyping : pemeriksaan
membedakan jenis leukemia seri lymfoid.
CLL
PLL
HCL
FL
MCL
CD19
Sig
+
Wea
+
++
+
++
+
++
+
+
CD5
CD22/
k
+
-
+
+
FMC7
CD97
++
-/+
++
++
b
CD10
Sig : Surface
Imunoglobuline
CLL : Chronic
lymphocyticleukemia
PLL : Prolymphocytic
leukemia
HCL : hairly cell
leukemia
FL : follycular
lymphoma
DIAGNOSIS
Menurut International Workshop on CLL 1989 adalah :
Limfositosis > 5x 109/L selama 4 minggu atau lebih
Sel dengan kappa atau lambda light chain
Low density cell surface antigen dan CD5 antigen positif
Limfosit matang yang disertai tidak lebih dari 50% sel limfosit atipik
atau immatur.
Sumsum tulang dengan > 30% limfosit
DERAJAT PENYAKIT
Limfosit
limfadenopa
Hepatomega
Hb <11 g/dl
Trombosit
>15.000
+
ti
-
li
-
<100.000
-
II
III
IV
TERAPI
Stadium A: observasi atau simptomatik
Chlorambucil
KGB/limpa
u/menurunkan
lymphocyte
dan
mengurangi
pembesaran
TERIMA KASIH