Anda di halaman 1dari 31

LEUKIMIA

Jardinia Dian Fatimah


Pembimbing: dr. Camelia Khairun nissa, Sp.PD

DEFINISI
Leukemia adalah keganasan
hematologik
akibat
proses
neoplastik yang disertai gangguan
diferensiasi (maturation arrest)
pada berbagai tingkatan sel induk
hemopoetik sehingga terjadi
ekspansi progresif dari kelompok
sel ganas tersebut dalam sumsum
tulang kemudian sel leukimia
beredar secara sistemik.

Epidemiolo
gi
2000 259.000kasus, 209.00
meninggal.
Hampir 90% yang terdiagnosis
dewasa
CML merupakan leukemia yg paling
sering dijumpai.
ALL (Acute Lymphoblastic leukemia
: terbanyak pada anak dan dewasa
muda
AML (Acute myeloid leukemia) :
terjadi
pada
semua
umur,
>>>dewasa.
CML (chronic myeloid leukemia):
terjadi pada semua umur >>> usia
40-60 tahun
CLL
(Chronic
lymphocytic

Leukimia
-

Akut

AML

ALL

Sindrom
Preleuki
mia

Hairy cell leukemia


Prolymphositic leukemia
Cutaneus cellKronik
leukemia
Mycosis funguides

CML

CLL

Bentuk
lain

ETIOLOGI
faktor lingkungan : radiasi dosis tinggi , zat alkylating/obat
sitotoksik lain (obat kanker) dan keterpaparan lama dengan
benzene.
Kelainan myeloproliferatif kronik
Dapat muncul pada penderita AIDS, sindroma down, atau anemia
fanconi
Kelainan genetik yaitu abnormalitas kromosom

LEUKIMIA LIMFOBLASTIK
AKUT

ETIOLOGI

Adalah keganasan klonal dari sel-sel


prekursor limfoid
80% berasal dari limfosit B dan
sisanya sel T.
Epidemiologi
1/60.000 orang pertahun, 75% nya berusia
< 15tahun. Puncak insiden 13-15 tahun.
>>> pria

Faktor keterununan
Genetik
Faktor lingkungan: radiasi, paparan
benzene tinggi, merokok, obat
kemoterapi, infeksi virus epstein Barr dan
Wiskott-Aldrich

Secara imunofenotipe dan frekuensi reatif ALL dapat dibagi menjadi


Subtipe
Frekuensi relatif
4 golongan
besar yaitu
Anak-anak

Dewasa

Common ALL (c-ALL)

76%

51%

Null ALL

12%

38%

T-ALL

12%

10%

B-ALL

1%

2%

GEJALA KLINIS
Anemia
Anoreksia
Nyeri tulang dan sendi
Demam
Infeksi mulut, sal.napas,
selulitis, sepsis
Perdarahan kulit, gusi, hematuri,
sal. cerna, otak

Hepatomegali
Splenomegali
Limfadenopati
Massa di mediastinum(LLA sel T)
Leukimia SSP: cephalgia, vomitus, perubahan status mental, parese N
VI dan VII, kelainan neurologik fokal
Organ lain: testis, retina, kulit, perikardium

GAMBARAN
LABORATOR
IUM
Complete Blood Count dan Apus
Darah Tepi
hiperleukositosi <100.000/mm3,
anemia, trombositopenia
Aspirasi dan Biopsi Sumsum
tulang
Sitokimia (mieloperoksidase)
Imunifenotipe
Sitogenik

TERAPI
Induksi remisi
Intensifikasi/komsolidas
i
Profilaksis SSP
Pemeliharaan jangka
panjang

ACUTE MYELOID LEUKEMIA (AML)

AML merupakan lekemia akut yang terdapat 80 % pada dewasa, 1520 % pada anak-anak, sering dijumpai pada neonatus.
Jumlah sel blas di perifer > 30%
Criteria for Remission in Acute Leukemia
Hematologic Complete Response:
BM Aspirasi : Normal cellularity dan < 5% Blast dari semua sel berinti
Darah Tepi : Tanpa cell lekemia dan
Lekosit > 3000/mm3
Granulosit > 1500/mm3
Trombosit > 100.000/mm3
Lain lain : tak ada tanda klinik lekemia

GEJALA KLINIS
Fatigue
Malaise
Dyspnea
BB menurun
Nyeri tulang
Abdominal pain
Demam
Infeksi rongga mulut ,
tenggorokan, kulit

Perdarahan kulit dan mukosa


Lipfadenopati, splenomegali, hepatomegali
Hipertrofi gusi
Syndroma meningea : sakit kepala, mual, muntah, mata kabur dan
kaku kuduk.

LABORATORIUM
Dijumpai anemia normokromik-normositer, anemia sering berat dan timbul cepat
Trombositopenia, sering sangat berat dibawah 10x 10 6/l
Apusan
darah
tepi
:
khas
menunjukkan
adanya
sel
muda
(mieloblast,promyeloblast,limfoblast,monoblast, atau megakaryosit) yang melebihi
5% dari sel berinti pada darah tepi. pseudo-Huet Anomaly, yaitu neutrofil dengan
lobus sedikit (dua atau satu) yang disertai dengan hipo atau granular.
Leukosit meningkat, 25% menunjukkan leukosit normal atau menurun, sekitar 50%
menunjukkan leukosit meningkat 10.000-100.000/mm 3, dan 25% meningkat diatas
100.000/mm3
Hiperseluler, hampir semua sel sumsum tulang diganti dengan sel leukemia (blast)
Jumlah blast minimal 30% dari sel berinti dalam sumsum tulang (dalam hitung 500
sel pada apusan sumsum tulang)

Morfologi

ALL

AML

Limfoblast

Myeloblast

Kromatin : bergumpal

Lebih luas

Nukleoli : lebih samar, lebih sedikit

Lebih prominen

Auer rod : negatif

Lebih banyak (<2)

Sel pengiring: limfosit

Positif

Neutrofil

Sitokimia

Mieloperoksidase

Sudan black

Esterase nonspesifik

PAS

Kasar

+ (monositik)

Acid phosphatase

+ (thy ALL)

+ (halus)

Platelet peroksidase

+ (M7)

Ensim

Tdt

Serum lysozime

+ (monositik)

Lihat petanda sebelumnya

Lihat petanda sebelumnya

Imunofenotipe (petanda)

LEUKEMIA MYELOID KRONIK (CML)


Leukemia myeloid kronik (CML) merupakan leukemia kronik
dengan gejala yang timbul perlahan-lahan dan sel leukemia berasal
dari tranformasi sel induk myeloid. CML merupakan kelainan klonal
dari pluripoten stem cell dan tergolong sebagai salah satu kelainan
EPIDEMIOLOGI
CML merupakan 15-20% dari leukemia dan merupakan leukemia yang paling
sering dijumpai di indonesia sedangkan dinegara barat leukemia kronik lebih
banyak dalam bentuk CLL.
Insiden CML dinegara barat : 1-4 /100.000/tahun
Umumnya CML mengenai usia pertengahan dengan puncak pada umur 40-50
tahun. Pada anak-anak dapat dijumpai bentuk juvenil CML.

KLASIFIKASI
Leukemia myeloid kronik ,
granulocytic leukemia, CGL)

Ph

positif

(CML,

Leukemia myeloid kronik, Ph gnegatif (CML, Ph-)


Juvenil chronic myeloid leukemia
Chronic neutrophilik leukemia
Chronic myelomonocytic leukemia (CMML)

Ph+)

(chronic

FASE PERJALANAN PENYAKIT

Fase kronik : fase ini berjalan selama 2-5 tahun dan responsif
terhadap kemoterapi
Fase akselarasi atau tranformasi akut.
Pada fase ini gejala klinik CML berubah mirip leukemia akut
Proporsi sel muda meningkat dan akhirnya masuk kedalam
blast crisis atau krisis blastik.
Sekitar 2/3 menunjukkan sel blast seri myeloid, sedangkan
1/3 menunjukkan seri lymfoid.

GEJALA KLINIK
Fase kronik
Gejala hiperkatabolik : berat badan menurun, lemah,
anoreksia, berkeringat malam.
Splenomegali hampir selalu ada , sering masif
Hepatomegali lebih jarang dan lebih ringan
Gejala gout, gngguan penglihatan dan priapismus
Anemia pada fase awal sering ringan
Kadang-kadang asimtomatik, ditemukan secara kebetulan
pada saat check up atau pemeriksaan untuk penyakit lain.

Fase transformasi akut


Perubahan terjadi pelan-pelan dengan prodrmal selama 6 bulan,
disebut sebagai fase akselarasi. Timbul keluhan baru: demam,
lelah, nyeri tulang (sternum), yang semakin progresif. Respon
terhadap kemoterapi menurun, leukositosis meningkat dan
trombosit menurun dan akhirnya menjadi gambaran leukemia
akut
Pada sekitar sepertiga penderita , perubahan terjadi secara
mendadak, tanpa didahului masa prodromalkeadaan ini disebut
krisis blastik (blastic crisis). Tanpa pengobatan yang adekuat
penderita sering meninggal dalam 1-2 bulan.

LABORATORIUM
Lekositosis, selalu > 70.000/ml
Spektrum sel mieloid lengkap terlihat pd darah tepi.
Kromosom Philadelphia.
Sumsum tulang hiperseluler terutama granulopoietik.
Anemia normokrom normositik.
Hitung trombosit dapat meningkat, normal atau menurun.

TERAPI
Myleran
Hydroxyurea
Alfa interferon
Imatinib (anti bcr-abl) (dapat digunakan pada semua fase)
Transplantasi sumsum tulang.
Prevensi hiperuricacidemia allupurinol.
Pada krisis blastik sesuai dengan terapi leukemia akut.

LEUKEMIA KRONIK LIMFOID (CLL)


Leukemia limfoid kronik (CLL) terdiri dari beberapa jenis kelainan
yang ditandai dengan proliferasi mature looking lymphocytes, baik
sel B maupun sel T.

KLASIFIKASI
Jenis

Frekuensi

Asal sel

relatif

CLL

(chronic

Sel T

Sel B

70%

99%

1%

8%

80%

20%

6%

100%

0%

lymphocytic
leukemia)
PLL
(prolymphocytic
leukemia)
HCL (hairly

cell

ETIOLO
GI
Penyebab tidak diketahui
pasti , dihubungkan dgn
insektisida.
Delesi Trisomy chromosome
12,a13q juga 11q.
Mutasi atau delesi oncogen,
apoptosis tidak berfungsi

Epidemiologi
CLL Jarang dijumpai di indonesia atau timur
tengah, didaerah barat merupkan leukemia
kronik yang paling sering ( 30%), terutama
mengenai usia tua (> dari 50 tahun.

GEJALA KLINIS
Gejala sering perlahan-lahan dan 20% asimtomatik
Gejala yang paling menonjol adalah pembesaran kelenjar getah
bening (limphadenopaty) superfisial yang sifatnya simetris dan
volumenya bisa besar, tidak nyeri.
Anemia
Splenomegali pada 50% kasus tetapi tidak masif
Hepatomegali jarang
Sering sisretai herpes zoster dan pruritus.

LABORATORIUM
Darah tepi
Limfositosis 30.000-300.000/mm3. Sebagian
terdiri atas limfosit kecil.
Anemia normokromik normositer
Trombositopenia
Sering disertai basket cell atau smudged cell

besar

Sumsum tulang : infiltrasi small well differentiated


lymphocyte difus, dengan limfosit merupakan 25-95%
dari sel sumsum tulang

LABORATORIUM
Sumsum tulang : infiltrasi small well differentiated lymphocyte difus,
dengan limfosit merupakan 25-95% dari sel sumsum tulang
Pemeriksaan immonophenotyping : pemeriksaan
membedakan jenis leukemia seri lymfoid.
CLL

PLL

HCL

FL

MCL

CD19
Sig

+
Wea

+
++

+
++

+
++

+
+

CD5
CD22/

k
+
-

+
+

FMC7
CD97

++

-/+

++

++

b
CD10

ini penting untuk

Sig : Surface
Imunoglobuline
CLL : Chronic
lymphocyticleukemia
PLL : Prolymphocytic
leukemia
HCL : hairly cell
leukemia
FL : follycular
lymphoma

DIAGNOSIS
Menurut International Workshop on CLL 1989 adalah :
Limfositosis > 5x 109/L selama 4 minggu atau lebih
Sel dengan kappa atau lambda light chain
Low density cell surface antigen dan CD5 antigen positif
Limfosit matang yang disertai tidak lebih dari 50% sel limfosit atipik
atau immatur.
Sumsum tulang dengan > 30% limfosit

DERAJAT PENYAKIT

Derajat penyakit CLL harus ditetapkan karena menentukan strategi


terapi dan prognosis. Salah satu sistim penderajatan yang dipakai ialah
klasifikasi Rai yaitu:
Stage

Limfosit

limfadenopa

Hepatomega

Hb <11 g/dl

Trombosit

>15.000
+

ti
-

li
-

<100.000
-

II

III

IV

A = low risk (stage 0)


B = intermediate risk (I dan II)
C = high risk (Stage III dan IV)

TERAPI
Stadium A: observasi atau simptomatik
Chlorambucil
KGB/limpa

u/menurunkan

lymphocyte

dan

mengurangi

pembesaran

Corticosteroid u/ mengurangi bone marrow failure akibat infiltrasi lymphocyte


serta mengobati anemia hemolitik auto imun /trombositopenia autoimun.
Pada penyakit agresive:
Purine analog(fludarabine), single / kombinasi.
CHOP
Spleenektomi bila limpa terlalu besar dan mengganggu.
Terapi suportif selalu diperlukan .

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai