Anda di halaman 1dari 18

LEUKEMIA

Dr. Mustika Fatimah


PENGETAHUAN YANG INGIN
DICAPAI SERTA PENERAPANNYA
 Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami
tentang Leukemia.
SUB POKOK BAHASAN

 Definisi Leukemia
 Insidensi Leukemia
 Etiologi Leukemia
 Klasifikasi dan Gejala Leukemia
DEFINISI LEUKEMIA

 Adalah keganasan hematologik akibat proses


neoplastik yang disertai gangguan diferensiasi
pada berbagai tingkatan sel induk hemopoetik
sehingga terjadi ekspansi progresif dari
kelompok sel ganas tersebut dalam sumsum
tulang kemudian sel leukemia beredar secara
sistemik.
INSIDENSI LEUKEMIA

 Insiden leukemia di negara barat 13/100.000


penduduk/tahun. Leukemia merupakan 2,8% dari
seluruh kasus kanker. Belum ada angka pasti
insiden leukemia di Indonesia.
ETIOLOGI LEUKEMIA

 Genetik: insiden lebih tinggi pada saudara


kandung anak-anak yang terserang dan insiden
meningkat hingga 20% pada kembar identik
 Faktor lingkungan: radiasi dosis tinggi, zat kimia
(benzen, arsen), obat-obatan (kloramfenikol)
KLASIFIKASI DAN GEJALA
LEUKEMIA(Cont..)
Akut Kronik

Leukemia Leukemia
Mieloid Akut Mieloid Kronik
(AML) (CML)
Leukemia Leukemia
Limfoblastik Limfositik
Akut (ALL) Kronik (CLL)
 Proliferasi ganas sel induk atau turunannya
mengakibatkan:
1. Penekanan hemopoesis normal atau kegagalan
sumsum tulang
2. Infiltrasi sel leukemia ke dalam organ sehingga
menimbulkan organomegali
3. Katabolisme sel meningkat sehingga terjadi keadaan
hiperkatabolik
LEUKEMIA AKUT
 Gejala timbul cepat, dalam beberapa hari-minggu
 Gejala kegagalan sumsum tulang: anemia (pucat,
lemah), neutropenia (demam, infeksi mulut, kulit,
saluran napas), dan trombositopenia (perdarahan
kulit, mukosa)
 Infiltrasi ke dalam organ: hepatosplenomegali
ringan, nyeri tulang, pembengkakan (hipertrofi)
gusi, pembengkakan kelenjar limfe luar
(limfadenopati superfisial)
LEUKEMIA AKUT (Cont..)
 Gejala hiperkatabolik: tampak sangat kurus,
keringat malam
 Kelainan laboratorik:
 Darah tepi: anemia berat, normokromik normositer,
trombositopenia berat (< 10.000/mm3), leukosit (25%
normal, 50% meningkat < 100.000/mm3, 25%
meningkat > 100.000/mm3)
 Apusan darah tepi: khas adanya sel muda (mieloblast,
promielosit, limfoblast, monoblast, eritroblast atau
megakariosit) yang melebihi 5% di darah tepi
LEUKEMIA AKUT (Cont..)
AML ALL

Kromatin lebih halus Kromatin bergumpal

Nukleoli lebih Nukleoli lebih samar,


prominen (menonjol) lebih sedikit
Sel pengiring Sel pengiring limfosit
neutrofil
LEUKEMIA KRONIK: CML
 Gejala fase kronik:
• Hiperkatabolik: kurus, keringat malam, anoreksia
(tidak nafsu makan), lemah
• Splenomegali masif
• Hepatomegali ringan
• Gangguan penglihatan
• Anemia ringan
• Ditemukan secara kebetulan saat check-up
LEUKEMIA KRONIK: CML
(Cont..)
 Gejala fase transformasi akut:
• Prodromal selama 6 bulan: demam, lelah, dan nyeri
tulang yang semakin progresif. Gambaran laboratorik
seperti akut.
• Mendadak tanpa prodromal disebut krisis blast. Tanpa
pengobatan adekuat, sering meninggal dalam 1-2
bulan.
LEUKEMIA KRONIK: CML
(Cont..)
 Kelainan laboratorik:
• Leukositosis berat (> 100.000/mm3)
• Apusan darah tepi: spektrum lengkap granulosit mulai
dari mieloblast sampai neutrofil. Blast < 5%.
• Anemia ringan-progresif, normokromik normositer
• Trombosit awal meningkat
LEUKEMIA KRONIK: CLL
 Gejala sering perlahan-lahan, 20% asimtomatik.
 Gejala paling menonjol: pembengkakan kelejar
limfe luar (limfadenopati superfisial) yang
simetris, tidak melekat dan tidak nyeri
 Anemia sering dijumpai.
 Splenomegali pada 50% kasus tetapi tidak masif
 Hepatomegali lebih jarang
LEUKEMIA KRONIK: CLL
(Cont..)
 Kelainan laboratorium:
› Darah tepi: limfositosis 30.000-300.000/mm3 tidak >
5% imatur, anemia normokromik normositer,
trombositopenia
TERIMA KASIH
PERTANYAAN?

Anda mungkin juga menyukai