Anda di halaman 1dari 15

Pendesakan minyak oleh air

Mekanisme pendesakan minyak oleh air pada dasarnya air bergerak


pada saturasi tinggi ke saturasi rendah sehingga air akan mendesak
minyak dan mengubah daerah yang sudah didesaknya menjadi
bersaturasi air yang lebih tinggi.
Konsep pendesakan fluida
Air bergerak mendesak minyak didalam pori-pori batuan dalam proses
penginjeksian air.
Dalam segi pendesakan ini dikenal dua kosep yaitu konsep prinsip
Desaturasi dan Pendesakan Torak.

Profil ideal saturasi air berdasarkan konsep desaturasi. Di belakang front


saturasi minyak berkisar dari saturasi residu (Sor) pada titik masuk (x=0)
hingga So=(1-Swf) pada front. Ini berarti bahwa minyak masih mengalir
bersama-sama air di belakang front bila Sw=Swc yang merupakan
saturasi equilibrium air.

Persamaan yang digunakan untuk menghitung effisiensi pendesakan


pertama kali dikembangkan oleh Buckely-Leverret, yang merupakan
fraksi aliran dan kemajuan front dalam geometri aliran linier.
Dasar utama dari penjabarannya adalah dari hukum darcy, yang setelah
dikembangkan menjadi peramaan berikut:
1 1,127 x103
Fw

k .k ro Pc

0,433 sin

o qt x

ko w
1
kw

Keterangan:
Fw =
K
=
Kro =
Ko, kw =
, w =
Qt
=
A
=
Pc =
X
=

=
=

fraksi aliran air dalam batuan (water cut), fraksi


permeabilitas batuan, mD
permeabilitas relatif minyak, fraksi
permeabilitas efektif minyak, air , mD
viskositas minyak, air , cp
rate aliran total (minyak dan air), bbl/day
luas penampang batuan atau reservoir, acre
tekanan kapiler, psi
jarak pergerakan front, ft
perbedaan densitas air-minyak, gr /cc
sudut kemiringan formasi, derajat

Pc Pc Sw

x
Sw x

Dimana harga () diperoleh dari grafik tekanan kapiler, sedang sulit


diperoleh dan harganya kecil. Oleh karena itu, faktor () diabaikan.
k .k . A
persamaan di atas menjadi :
1 1,127 x103 r ( w o .sin )
Fw

Untuk pendesakan minyak oleh air dalam sistem horizontal adalah:


fw

o.qt
Ko w
1
Kw

1
1

ko w
kro w
1
1
kw o
krw o

Fraksi aliran (fw) pada kondisi flooding adalah fungsi dari saturasi (Sw)
karena karakteristik dari permeabilitas efektif adalah fungsi dari saturasi
fluida. Dengan demikian data permeabilitas efektif atau relatif
menggunakan persamaan tersebut

Pergerakan flood front

Flood front dari suatu proses waterflooding adalah suatu bidang antara
fasa air injeksi dengan minyak dari suatu titik injeksi ke titik produksi dan
dapat diamati pergerakan partikel air injeksi dari potensial tinggi ke
potensial rendah.
Front yang dianggap sebagai bidang batas fasa injeksi dan minyak
dapat berbentuk bidang horizontal dan vertikal. Flood horizontal sebagai
akibat dari gerakan partikel injeksi ke arah horizontal, sedang flood font
vertikal karena gerakan partikel air ke arah vertikal.
Berdasarkan persamaan aliran yang dikembangkan oleh BuckleyLeverett, maka kuantitas fraksi aliran air (fw) dalam suatu lapisan linier
seragam, yang ditentukan dengan :
fw

1
K row
1
K rwo

Persamaan tersebut berlaku untuk anggapan bahwa di belakang front


terjadi aliran minyak, sedangkan di depan front tidak ada aliran air. Kurva
hubungan antara fw dengan Sw dapat di tentukan dengan harga Krw
dan Kro dari kurva permeabilitas relatif.

Untuk menghitung jarak yang mana suatu harga saturasi tertentu


bergerak didepan front dalam sistem linier, menggunakan persamaan
berikut:
( W ) sw

Wi ( dfw)
( Dsw) sw

Keterangan:
( X)sw = jarak pergerakan dari Sw tertentu
Wi
= kumulatif air injeksi yang diperlukan untuk jarak pencapaian Sw
tersebut (= Qi X t)
= porositas batuan

A
= luas penampang batuan/ reservoir
Dfw
(
) sw = sudut kemiringan garis singgung terhadap kurva fw vs Sw pada garis
Dsw
sw tertentu.

Dengan menghitung X untuk semua harga Sw di belakang flood front,


maka distribusi air dan minyak di belakang front dapat diperoleh.

Perkiraan perilaku pendesakan waterflooding dengan


metoda Buckley-Laverett
Metoda ini untuk memperkirakan kerja ulang injeksi air satuan ukur
performance waterflooding adalah Wp, Np dan WOR sebagai fungsi dari
Wi. Unsur waktu dapat dikaitkan dengan performance bila diketahui
harga laju injeksinya.
Kaitan waktu antara beberapa laju injeksi pada suatu operasi
waterflooding dapat diuraikan menjadi tahapan perhitungan pendesakan :
1. kondisi saat fill-up
2. tahap dari fill-up sampai breakthrough
3. tahap dari breakthrough sampai terproduksinya air.

Tahap peramalan injeksi air pada periode fill-up


Pengertian fill-up adalah saat dimana pendorongan terjadi hingga gas
bebas habis terproduksi. Pada periode ini air injeksi mendesak ruang
pori-pori yang diisi oleh gas.

Pada periode ini ada beberapa tahapan perhitungan peramalan antara


lain:
Menentukan volume pori pola injeksi produksi dan cadangan sisa di
tempat
Vp
= 7758 (A) (h) ()
VpxSoi
OIP =
Bo

Keterangan:
Vp = volume pori pola injeksi produksi ,BBL
A
= luas pola injeksi produksi, Acre. OIP = cadangan minyak sisa, STB
h
= ketebalan lapisan , ft.
Soi = saturasi minyak mula-mula
= porositas, fraksi.
Boi = FVF saat waterflooding, fraksi

Menetukan fraksi aliran :

1,127 x10 3. A.K o pc

1
0.433. sin

Qt o
L

w.ko
1
o.kw

pc/ L =gradien tekanan kapiler, psi/ft

Menetukan saturasi pada front (swf), yang ditentukan dengan


defleksi initial saturation (Swi) pada kurva fraksi aliran. Juga
menentukan fraksi aliran pada flood front (fWF) dan saturasi ratarata pada belakang front saat breakthrough.

Fwbt =

Swbt =

f wf 0,00
swf swi

1
f wbt

swu

Menentukan effisiensi luas penyapuan saat breathrough (EAbt) pada


pola sumur direct line drive dengan menggunakan gambar di bawah.

Menentukan jumlah air yang diinjeksikan supaya mengisi saturasi


gas pada saat penyapuan.

Wif = Vp E.bt. Sgi Sgrs 1 E.bt Sgi Sgru


Keterangan :
Wif = jumlah air yang diinjeksikan saat fill-up, BBL
Sgi = saturasi gas awal, fraksi
Sgrs = saturasi gas sisa daerah tersapu, fraksi
Sgru = saturasi gas sisa daerah tak tersapu, fraksi

Menentukan volume dalam daerah tersapu saat fill-up (Vfu)


Vfu = Vp.(1-EAbt)(Sgi-Sgru),bbl
Menentukan waktu selama terjadinya fill-up (tF)

tf = Wif , day .
Iw

Iw

= rate injeksi air, bb/D

Tahap peramalan air dari fill-up sampai breakthrough

Sebelum breakthrough, persamaan pendesakan Buckley-Laverett dapat


digunakan untuk memperkirakan saturasi air pada sistem pendesakan
front (Sw < 1 Sor) telah tercapai, sehingga proses yang terjadi tinggal
pendorongan minyak oleh air.
Proses ini berlangsung hingga air pendorong mulai terproduksi (water
breakthrough).
Pada periode ini ada beberapa tahap perhitungan peramalan, antara
lain.
a. menentukan jumlah air yang diinjeksikan pada periode hingga
breakthrough, dimana diasumsikan volume gas pada zona unswept terisi
oleh minyak:
> penentuan jumlah air injeksi hingga breakthrough, dimana diasumsikan
volume gas pada zona unswept terisi oleh minyak:
WiBT = Vp.EaBT(SwBT-Swi), bbl
> penentuan jumlah air injeksi hingga breakthrough, dimana diasumsikan
volume gas pada zona unswept terisi oleh air:

WiBT Vp E A BT SWBT Swi Vfu , bbl

b. menentukan jumlah air injeksi dari fill-up sampai ke breakthrough:

WiBT = WiBT Wif, bbl


c. menentukan pertambahan waktu dari fill-up sampai breakthrough:
Wi BT
,day
BT
Iw
menentukan produksi kumulatif minyak pada kondisi permukaan,
dimana tidak ada produktifitas air hingga terjadi breakthrough:
> Maka diasumsikan volume gas pada zona unswept terisi oleh minyak:
WiBT ,stb
NPBT

Bo

> Mengasumsikan volume gas pada zona unswpt terisi oleh air:
Wi (bt ) Vfu ,stb
Np (bt )
Bo

d. Menentukan recovery saat breakthrough: -Recovery (bt)=

Np (bt )
x100%
OIP

- Menentukan rate produksi minyak dengan pola aliran yang tidak


kompresibel, dimana rate produksi minyak sama dengan rate produksi
air: Qo = Iw, bbl/D

Tahap peramalan injeksi air setelah terjadi breakthrough


> Pada periode setelah breakthrough air yang diinjeksikan tidak lagi mendorong
minyak ke arah sumur produksi, melainkan menyeret minyak ke sumur produksi.
Pada periode ini ada beberapa tahapan perhitungan peramalan, antara lain:
1. Menetukan kenaikan distribusi Sw pada sumur produksi Sw dengan jalan
membagi kisaran saturasi dari saturasi flood front (Swf) pada kondisi
breakthrough sampai 100% aliran air (Sw=100%) ke dalam persamaan delta
kenaikan saturasi.
Keterangan:
Swmax = saturasi air terbesar pada distribusi data
saturasi, fraksi
N = jumlah kenaikan saturasi yang diinginkan
SwL = Sw(bt) + Sw

2.

( Sw max Swf )
Sw
Menentukan
harga fraksi kurva aliran (Fwn), penurunan fraksi aliran (FWn) dan
jumlah air injeksiN(Win) setelah breakthrough untuk setiap tahap harga Sw:

Win

1
Eabt
F "Wn

3. Menentukan kenaikan jumlah air injeksi (Win) dan waktu setelah


breakthrough (tn)
Win Wi n Wi n 1 ,bbl
tn

(Vp.Win )
,day
Iw

4. Menentukan saturasi air rata-rata setelah breakthrough


S 'Wn Swn

win 1 FWn
E A bt

5. Menentukan kumulatif produksi minyak (Npn), digunakan dua cara


perhitungan :
> diasumsikan volume gas pada zona unswept terisi oleh minyak:
Npn

Vp.E Abt Soi 1 S 'Wn Sgrs Vfu


Bo

> diasumsikan volume gas pada zona unswept terisi oleh air:
Npn= Vp.Eabt Soi 1 S ' wn Srrs Vfu
BO

6. Menentukan perolehan minyak dengan persamaan:


recovery (% OIP) = Npn
OIP

7. Menentukan rate produksi minyak dan air :


Qon
= ( Npn Npn 1 ) Bo ,bbl/D
tn
Qwn
WORsn

= (Iw - Qon), bbl/D


= QWn
Qon

Hasil perhitungan dengan persamaan tersebut di atas ditampilkan dengan


suatu grafik perkiraan ulah kerja
metode pendesakan dengan
persamaan waterflooding dengan pola sumur injeksi-produksi direct line
drive seperti dibawah ini.

kurva perfomance produksi minyak dan air


terhadap waktu setelah injeksi air
Kurva pervormance recovery faktor dan WOR
terhadap waktu setelah injeksi air

Anda mungkin juga menyukai