Karsinoma Serviks

KARSINOMA SERVIKS
DINEGARA MAJU MENEMPATI

URUTAN KELIMA SETELAH
KANKER:
- PAYUDARA
- PARU
- KULIT
- KOLOREKTAL
MENGAPA DI INDONESIA INSIDENS

KS TINGGI ?
MULTI PARITAS
JARAK PERSALINAN PENDEK
KAWIN USIA MUDA ( < 20 TAHUN)
SOSIAL EKONOMI RENDAH.
HYGIENE KURANG
PEMERIKSAAN RUTIN UNTUK DETEKSI DINI TIDAK DILAKSANAKAN
KS MERUPAKAN KANKER
YANG TERKONTROL
ADANYA LESI PRA-KANKER YANG

PROGRESIFITASNYA LAMBAT.
ADANYA METODE SKRINING YANG
MURAH, SEDERHANA DAN EFEKTIF
PENGOBATAN LESI PRA-KANKER
MURAH DAN TINGKAT KESEMBUHAN
TINGGI (100%)
FAKTOR-FAKTOR RISIKO
MENDERITA KS
MULTI PARITAS
KAWIN / MELAHIRKAN PADA USIA MUDA
(< 20 TAHUN)
SOSEK & HYGIENE KURANG
GANTI-GANTI PASANGAN SEKSUAL
WANITA PEROKOK
INFEKSI VIRUS PAPILOMA HUMANUS
SUAMI RISIKO TINGGI
HUMAN PAPILOMA VIRUS

(HPV)
&
KARSINOMA SERVIKS
HPV
HPV adalah virus DNA yg kecil
Family dari Virus Papovaviridae
Mempunyai Genom DNA untai ganda yang sirkuler
Berat molekul (5x106) dalton dengan (8x103) rantai basa.
Tertutup capsid berbentuk icosahedral
Diameter 45-55 nm
Epiteliotropik
Untaian nukleotidenya :
early region ( E1,2,4,5,6,7)
Late region ( L1,2)
Gambar 1. Genome HPV 16.
HPV YANG BERHUBUNGAN DGN TRAKTUS

ANOGENITAL PRIA/WANITA
Kelompok Risiko Rendah:

(Type: 6, 11, 42, 43 dan 44)
Kelompok Risiko Menengah:
(Type: 31, 33, 35, 51 dan 52)
Kelompok Risiko Tinggi:
(Type: 16, 18, 45 dan 56)
Patogenesis infeksi HPV

TINGKAT PEJAMU:
Pejamu adalah manusia, dapat latent,
subklinik atau klinik.
Merupakan virus keratinosite
Masuk tubuh melalui epitel skuamosa yang
luka lecet / luka mikro.
Melalui epitel skuamosa yang immatur.
Pada servik didaerah T-zone.
Patogenesis infeksi HPV.2

TINGKAT SELULER:
Menempel pd permukaan sel
Penetrasi melalui membran plasma
Uncoating dari virus
Transkripsi
Translasi mRNA HPV menjadi protein virus
Replikasi, assembly partikel HPV
Maturasi partikel HPV
Partikel HPV dilepaskan dari sel target.
Patogenesis infeksi HPV.3

Produk protein onkogen E6 dan E7 dari
HPV risiko tinggi (16, 18) mengganggu
aktifitas pengaturan siklus sel.
Terjadi pengikatan/mutasi dari gen supresor
tumor (P53 dan Rb) sehingga menjadi tidak
aktif.
Terjadi perkembangan sel yang sudah
mengalami mutasi -> karsinoma
??
Natural History Dari Karsinoma Serviks

Usia rata-rata KIS 10-15 tahun lebih muda dari
usia rata-rata KS invasif.
Peterson: Dalam waktu 9 tahun 127 kasus KS
didahului oleh KIS.
Masterson: 28% dari 25 pasien KIS yg tidak
diobati berkembang menjadi KS invasif dlm
waktu 5 tahun.
Transition time of CIN

Stagees
Normal to Mild-moderate dysplasia
Normal to Moderate-severe dysplasia
Normal to Carcinoma Insitu
DiSaia-Creasman
Mean Years
1,62
2,20
4,51
Studi meta-analysis pasien berdasarkan sitologi

sewaktu masuk (N = 27, 929)
Sitologi
% regresi ke normal
(Confident interval)
% progres the
high-grade SIL
& kanker invasif

ASCUS
68,19 (57,51-78,86)
7,13 (0,8-13,5)
0,25 (0,0-2,25)
Low grade SIL
47,39 (35,92-58,86)
20,81 (6,08-35,55)
0,15 (0,0-0,71)
High grade SIL
35,03 (16,57-53,49)
23,37 (12,82-32,92)
1,44 (0,0-3,95)
Natural history of CIN is dependent on

lesional grade.
Degree of
dysplasia
Regression
(%)
Persistence
(%)
Progression
(%)
Slight
62
24
13
Moderate
33
49
18
Severe
19
48
33
PENUTUP
Dengan adanya potensi regresi spontan dari lesi

prekursor karsinoma serviks ini, maka progresifitas dari
lesi prekursor ini memakan waktu yang cukup lama
Masih pada tempatnya kita melakukan terapi konservatif

terhadap penderita lesi prekursor, baik yang dengan
infeksi HPV ataupun yang tanpa infeksi HPV.
DIAGRAM SHOWING THE TRANSFORMATION ZONEAND THE

PHYSIOLOGIC SQUAMOCOLUMNAR JUNCTION
NEOPLASIA INTRAEPITEL SERVIKS
BERDASARKAN KETEBALAN SEL EPITEL

- DISPLASIA RINGAN (NIS I)
- DISPLASIA SEDANG (NIS II)
- DISPLASIA BERAT (NIS III) KANKER STADIUM O
PERUBAHAN DARI PRAKANKER MENJADI KANKER STADIUM 0

MEMBUTUHKAN WAKTU 3 - 10 TAHUN PEMERIKSAAN RUTIN
PAP SMIR DAN KOLPOSKOPI
PERJALANAN KARSINOMA SERVIKS
NORMAL
PRAKANKER
KANKER
DISPLASIA
RINGAN SEDANG BERAT
STAD. 0 STAD. STAD. STAD. STAD.

INSITU
I
II
III
IV
6 10 TAHUN
WAKTU YANG DIPERLUKAN OLEH PENDERITA DISPLASIA

UNTUK MENJADI KARSINOMA IN-SITU
TINGKAT DISPLASIA
WAKTU DALAM BULAN
SANGAT RINGAN
82 ( 7 TAHUN)
RINGAN
58 ( 5 TAHUN)
SEDANG
38 ( 3 TAHUN)
BERAT
12 ( 1 TAHUN)
Barron dan Richart, 1967
DIAGNOSA NIS
SCREENER:- PAP SMIR, PAP NET
- THIN PREP
- TEST HPV
- FLUORESCENCE SP.
SPOTTER (PENENTU LOKASI)
- KOLPOSKOPI
CHECKER (PENENTU DIAGNOSIS)
- HISTOPATOLOGI
* MUDAH DILAKUKAN
* TIDAK MENIMBULKAN RASA SAKIT
* BIAYA RELATIF MURAH
* TIDAK MEMERLUKAN ALAT KHUSUS
* EFEKTIFITAS MENCAPAI 70 - 80 %
* JIKA DIKOMBINASI DENGAN KOLPOSKOPI
MENCAPAI 95 - 100 %
TEKNIK PEMERIKSAAN PAP SMIR

PASIEN TIDAK DALAM KEADAAN MENSTRUASI
3 HARI SEBELUM PEMERIKSAAN TIDAK BOLEH SENGGAMA
MEMPERSIAPKAN ALAT-ALAT YANG SEDERHANA
SETELAH PORTIO DITAMPILKAN DENGAN SPEKULUM VAGINA
LENDIR SERVIKS DIAMBIL DGN SPATEL AYRE, DIBUAT SEDIAAN SLIDE, DIFIKSASI DGN ALKOHOL 96% DAN DI KIRIM KE
LABORATORIUM PA
THE BETHESDA SYSTEM (TBS)

II. SEL GLANDULAR:
- SEL ENDOMETRIAL (PD MENOPAUSE)
- AGUS
- LESI INTRAEPITEL GLANDULAR
- ADENOKARSINOMA ENDOSERVIKS
- ADENOKARSINOMA ENDOMETRIUM
- ADENOKARSINOMA EKSTRA UTERIN
- ADENOKARSINOMA YG TIDAK DAPAT
DITENTUKAN ASALNYA.
JAWABAN YANG AKAN DIDAPAT DARI AHLI PA

KELAS I
SMIR NORMAL
KELAS II
DIJUMPAI SEL ATIPIK
KELAS III MENCURIGAKAN GANAS

KELAS IV DIJUMPAI SEL GANAS DALAM JUMLAH SEDIKIT
KELAS V DIJUMPAI SEL GANAS DALAM JUMLAH BANYAK
KLASIFIKASI PAPANICOLOU
SUDAH DITINGGALKAN O.K:

- TDK MENCERMINKAN PENGERTIAN NIS
- TDK MEMP. PADANAN DGN TERM.

HISTOLOGI
- TDK MENENTUKAN DIAGNOSA NON

KANKER
- TDK MENGGAMBARKAN INTERPRETASI

SERAGAM
- TDK MENUNJUKKAN PERNYATAAN

DIAGNOSIS
TERMINOLOGI WHO
SMIR NORMAL
SMIR ATIPIK
DISPLASIA RINGAN
DISPLASIA SEDANG
DISPLASIA BERAT
KARSINOMA INSITU
KARSINOMA

MEMFASILITASI KOMUNIKASI
ANTARA LABORATORIUM DGN
KLINIKUS
EVALUASI TTG ADEKUASI SEDIAAN
MENJELASKAN TTG
ABNORMALITAS YG TIDAK JELAS
DAN DERAJAD ABNORMALITAS SEL

I. SEL SKUAMOSA:
= ASCUS
= LGSIL - HPV
- DISPLASIA RINGAN / NIS 1
= HGSIL
- DISPLASIA SEDANG / NIS 2

- DISPLASIA BERAT / NIS 3
- KARSINOMA INSITU / NIS 3
= KARSINOMA SEL SKUAMOSA
INTERVAL SKRINING KARSINOMA SERVIKS

PADA WANITA USIA 35 64 TAHUN
INTERVAL
1 TAHUN
2 TAHUN
3 TAHUN
4 TAHUN
10 TAHUN
PENURUNAN
INSIDEN (%)
93.3
93.3
91.4
83.9
64.2
JUMLAH
PROGRAM
30
15
10
6
3
VISUALISATION OF ACETIC ACID

APPLICATION TEST (VAT)
APPLICATION ACETIC ACID 5%

CELLS BECOME REHYDRATION AND
COAGULATION.
ABNORMAL EPITHEL CAN BE SEEN
AS
A WHITE EPITHELIUM .
ATLAS VAT NEGATIVE
ATLAS VAT POSITIVE
PEMERIKSAAN KOLPOSKOPI
MERUPAKAN MIKROSKOP DENGAN
DERAJAD PEMBESARAN LEMAH
(16-20 x)
UNTUK MENUNTUN TINDAKAN
BIOPSI AGAR TEPAT SASARAN
MENGURANGI KEJADIAN
TINDAKAN BEDAH KJONISASI
GEJALA KLINIS
STADIUM AWAL TANPA GEJALA KEPUTIHAN
PERDARAHAN PASCA SENGGAMA METRORHAGIA
PENGELUARAN CAIRAN KEKUNINGAN KADANG BERCAMPUR
DARAH DAN BEBAU.
STADIUM LANJUT PERDARAHAN TERUS MENERUS
MUKA PUCAT KARENA KURANG DARAH BADAN KURUS
CAIRAN BERBAU BUSUK NYERI DI PANGGUL MENJALAR
KE PAHA KAKI BENGKAK KEGAGALAN FUNGSI GINJAL.
STADIUM KLINIK
(FIGO 2000)
STADIUM. 0
= LESI PRIMER BELUM TERLIHAT
= PRE INVASIF KARSINOMA
= KARSINOMA INSITU
= LESI TERBATAS DIDALAM
EPITEL
STADIUM KLINIK
(FIGO 2000)
STADIUM. I
LESI TERBATAS PADA SERVIKS, PENYEBARAN KE
CORPUS TIDAK DIPERHITUNGKAN
STADIUM. I.a. - SECARA MIKROSKOPIS

- DALAM LESI MAX. 5mm, LEBAR MAX. 7 mm
STADIUM. I.a.1 : - DALAM LESI
- LEBAR LESI
STADIUM. I.a.2 : - DALAM LESI
- LEBAR LESI
</= 3 mm
</= 7 mm
>3 mm - </= 5 mm
</= 7mm
STADIUM KLINIK
(FIGO 2000)
STADIUM. I
LESI TERBATAS PADA SERVIKS, PENYEBARAN KE
CORPUS TIDAK DIPERHITUNGKAN
STADIUM. I.b
PROSES TERBATAS PADA SERVIKS, TAMPAK SECARA
KLINIS ATAU SECARA MIKROSKOPIS > STAD. I.a.
STADIUM. I.b.1 : - DIAMETER TERBESAR </= 4 cm.
STADIUM. I.b.2 : - DIAMETER TERBESAR > 4 cm.
STADIUM KLINIK
(FIGO 2000)
STADIUM. II
LESI TELAH KELUAR UTERUS TAPI BELUM MENGENAI
DINDING PANGGUL DAN 1/3 DISTAL VAGINA
STADIUM. II.a
= TANPA INVASI KE PARA METRIUM
STADIUM. II.b
= TERDAPAT INVASI KE PARAMETRIUM
STADIUM KLINIK
(FIGO 2000)
STADIUM. III
LESI TELAH MELIBATKAN DINDING PELVIS DAN 1/3
DISTAL VAGINA.
STADIUM. III.a.
= INVASI KE 1/3 DISTAL VAGINA , BELUM
MELIBATKAN DINDING PELVIS.
STADIUM. III.b.
= MELIBATKAN DINDING PELVIS ATAU
MENYEBABKAN HIDRONEFROSIS ATAU
GANGGUAN FUNGSI GINJAL
STADIUM KLINIK
(FIGO 2000)
STADIUM. IV.a
. LESI TELAH MENGINVASI MUKOSA KANDUNG
KEMIH ATAU REKTUM DAN/ATAU MENYEBAR
KELUAR PELVIS MINOR.
STADIUM. IV.b.
=METASTASIS JAUH
CARA MENDIAGNOSA
= PEMERIKSAAN GINEKOLOGI SECARA RUTIN
SEKALI SETAHUN TES PAP 65 TAHUN
= BILA PERLU PEMERIKSAAN KOLPOSKOPI
= KLR STADIUM LANJUT TIDAK SULIT
= PEMERIKSAAN JARINGAN KE LAB. PA
PENCEGAHAN
DAPAT SEMBUH SEMPURNA JIKA DIKETAHUI SECARA DINI
MENGHINDARI FAKTOR RESIKO :
-
JANGAN KAWIN PADA USIA MUDA (< 20 TAHUN)
JANGAN BANYAK MELAHIRKAN ANAK
JANGAN KAWIN CERAI / BERGANTI-GANTI PASANGAN
MENJAGA HYGIENE
MELAKUKAN PEMERIKSAAN PAP SMIR SECARA BERKALA
DESTRUKSI
Krioterapi
E. Koagulasi
Laser vap
PENGOBATAN NIS
EKSISI
Diat. Loop
Konisasi
Histerektomi
KIMIAWI
Interferon
Retinoid
5-FU topikal
OBSERVASI
Derajat lesi; luas lesi; lokasi lesi; fokus lesi
Triase
Normal
NIS
Tes Pap
Kolposkopi
biopsi/loop
Histopatologi
Terapi
Kanker
Tes Pap abnormal

Memuaskan
Kolposkopi abnormal
Tidak memuaskan
See and treat
Biopsi/loop
NIS
Invasif
Destuksi
eksisi
NIS 1
NIS 2
NIS 3
: FU
: Krioterapi/ LLETZ
: LLETZ
Konisasi diagnostik
Invasif
NIS lesi
terangkat
FU
Metoda detruksi lokal

Mampu menggunakan alat kolposkop
Seluruh daerah transformasi terlihat
Tidak ada kesenjangan hasil sitologi,
kolposkopi dan histopatologi
Tidak ada kecurigaan lesi invasif
Follow-up dapat dipercaya
TEKNIK KRIOTERAPI
N2O
K-Y Jelly pada probe
Pembekuan berulang (double freeze)
bola es 4-5 mm (2 menit)
istirahat (5 menit)
bola es 4-5 mm, (2 menit)
KRIOTERAPI
Keuntungan
Efektif pada NIS 1/2
Kerugian
Kurang efektif
pada NIS 3
Teknis tidak sulit
Spesimen PA (-)
Tenaga listrik (-)
Pergeseran SSK
Anastesi (-)
Pengeluaran
cairan
HASIL PENGOBATAN NIS

DENGAN KRIOTERAPI
LOKASI
JAM 3 DAN 9
KURANG
MEMUASKAN
CUKUP
MEMUASKAN
SANGAT
MEMUASKAN
54.5%
9.1%
36.4%
Boonstra 1987
CO 2 laser vaporizatin
Instruments
CO2 laser, colposcope, micro

manipolator
Power output
20-25w
Power density
800-1400 w/cm2
Spot size
1.5-2 mm diameter
Operating mode
Continuous
Depth of destuction
6-7 mm measured
Width of destuction
4-5 mm beyond visible lesion
Anesthesia
May need paracervical block
KEUNTUNGAN TERAPI LASER

Batas daerah destruksi dapat ditentukan
Dapat digunakan pada lesi divagina
Pergeseran SSK minimal
Cairan pasca tindakan minimal
METODE DESTRUKSI PADA NIS

D.KOAGULASI
LASER
KRIOTERAPI
93,3%
95,4%
93%
Nyeri
++
Lama prosedur
3-5
30
5-10
Penyembuhan
4-6 mg
4-6 mg
4-6 mg
++
++++
Efektivitas
Spesimen PA
Biaya
KEGAGALAN METODA DESTRUKSI LOKAL
Lesi luas
Kolposkopi tidak memuaskan
Keterlibatan epitel endoserviks
Tehnik tidak memadahi
PENGOBATAN
TERGANTUNG DARI :
LETAK DAN LUAS PENYAKIT, UMUR, JUMLAH ANAK, ADANYA
KELAINAN LAIN PADA RAHIM, KEADAAN SOSIAL EKONOMI
DAN FASILITAS PENGOBATAN YANG TERSEDIA
PRAKANKER TANPA PENGANGKATAN RAHIM
DISPLASIA BERAT PENGANGKATAN RAHIM
PADA PENYAKIT YANG INVASIF :
- STAD Ib - IIa PEMBEDAHAN RADIKAL ATAU RADIASI
- STAD IIb - IVb RADIASI, KEMOTERAPI ATAU KOMBINASI
RAMALAN PENYAKIT (PROGNOSA)

1.
2.
3.
4.
5.
MAKIN TINGGI STAD. PENYAKIT MAKIN JELEK PROGNOSANYA

PADA UMUMNYA USIA MUDA PROGNOSANYA LEBIH BAIK
KEADAAN UMUM PENDERITA
JENIS / CIRI HISTOPATOLOGI DARI SEL KANKERNYA
SDM YANG MENANGANI SERTA FASILITAS YANG TERSEDIA.
ANGKA KETAHANAN HIDUP 5 TAHUN :
STADIUM I
85 %
STADIUM II. 42 - 70 %
STADIUM III. 26 - 42 %
STADIUM IV. 0 - 12 %
KESIMPULAN
KLR DIDAHULUI OLEH LESI PRAKANKER.
PERKEMBANGAN DARI LESI PRAKANKER KANKER, TERJADI
SECARA PERLAHAN-LAHAN DALAM WAKTU YANG CUKUP LAMA.
TELAH DITEMUKAN METODE DETEKSI DINI YANG SEDERHANA,
MURAH, DAN EFEKTIF.
DENGAN MELAKUKAN PEMERIKSAAN PAP SMIR SECARA RUTIN
DIHARAPKAN ANGKA KEJADIAN KLR DIMASA MENDATANG AKAN
MENURUN.
GARDASIL Phase II Dose-Ranging

Immunogenicity and Efficacy Study 1
GARDASIL is a trademark of Merck & Co., Inc., Whitehouse Station, NJ, USA.
1. Villa LL, Costa RL, Petta CA, et al. Lancet Oncol. 2005;6:271278.

Immunogenicity and Efficacy Study1
Efficacy analysis
Placebo
(Brazil, Europe, United States)
1,106 women
Dose-finding interim analysis

Neutralizing Anti-HPV 6, 11, 16, 18 GMTs*
Select dose for Phase III
Quadrivalent vaccine:
GARDASIL
Quadrivalent vaccine:
Dose 2
Quadrivalent
vaccine: Dose 3
0 2
67
12
18
24
30
36
Months
Day 1 and Month 7, 12, 18, 24, 30, and 36:

Pap test
Cervicovaginal sampling for HPV by PCR**
Day 1 and Month 2, 3, 6, 7, 12, 18, 24, 30, and 36:

Detection of specific neutralizing serum antibodies to HPV 6, 11, 16, and 18
Day 1 and Month 7, 12, 24, and 36: Gynaecological examination

*GMT = geometric mean titers of serum antibodies; **PCR = polymerase chain reaction
1. Adapted from Villa LL, Costa RL, Petta CA, et al. Lancet Oncol. 2005;6:271278, with permission from Elsevier.

Immunogenicity and Efficacy Study*:
Neutralizing Anti-HPV Levels on Completion of Vaccination
Geometric Mean Titer (mMU/mL)
Placebo
GARDASIL;
20/40/40/20 g
1000
40/40/40/40 g
80/80/40/80 g
100
Levels After
Natural Infection
10
HPV 6
HPV 11
HPV 16
*Randomized, double-blind, placebo-controlled trial (n=1106).
HPV 18
GARDASIL Phase II Dose-Ranging Immunogenicity

and Efficacy Study:
Efficacy Phase Over 30 Months Follow-up After Vaccination 1
Per-protocol efficacy cohort: Compound end point by HPV type
Vaccine
Number of
Number of
95%
Efficacy
Vaccine
Placebo
Confidence
(%)
Cases (n=276) Cases (n=275)
Interval
End Point
P
Value
4*
36
90
7197
<0.0001
HPV 6 related
13
100
68100
<0.0001
HPV 11 related
100
NA
NA
HPV 16 related
3*
21
86
5497
<0.0001
HPV 18 related
1*
89
21100
0.0103
HPV 6/11/16/18 Infect*, CIN**, or GW***
Vaccine cases:
HPV 16: 3 cases single positive at the last visit on record
HPV 18: 1 case persistent HPV 18 infection detected at months 12 and 18 only
*Infect = Persistent HPV 6, 11, 16, or 18 infection: Detection of relevant HPV in cervical samples obtained on >2 consecutive visits 4 months
apart or detection of HPV 6, 11, 16, or 18 at the last visit on record without confirmed persistence
**CIN = cervical intraepithelial neoplasia
***GW = genital warts
NA = Number of events too small for meaningful efficacy estimates.
1. Adapted from Villa LL, Costa RL, Petta CA, et al. Lancet Oncol. 2005;6:271278, with permission from Elsevier.
GARDASIL Phase II Dose-Ranging Immunogenicity and

Efficacy Study: Efficacy Phase1
Per-protocol efficacy cohort: Clinical outcomes
Number of Number of
Vaccine
Placebo Vaccine
95%
Cases
Cases
Efficacy Confidence
P
(n=276)
(n=275)
(%)
Interval
Value
End Point
HPV 6/11/16/18 Infect*, CIN**, or GW***
36
90
7197
<103
Infection
35
89
Disease
100
0.0151
Genital warts
100
NA
CIN
100
NA
Vaccine cases:
HPV 16: 3 cases single positive at the last visit on record
HPV 18: 1 case persistent HPV 18 infection detected at months 12 and 18 only
*Infect = Persistent HPV 6, 11, 16, or 18 infection: Detection of relevant HPV in cervical samples obtained on >2 consecutive visits 4 months
apart or detection of HPV 6, 11, 16, or 18 at the last visit on record without confirmed persistence
**CIN = cervical intraepithelial neoplasia
***GW = genital warts
NA = Number of events too small for meaningful efficacy estimates.
1. Reprinted from Villa LL, Costa RL, Petta CA, et al. Lancet Oncol. 2005;6:271278, with permission from Elsevier.
Human Papillomavirus (HPV):

Prophylactic Vaccination
GARDASIL: Rationale for quadrivalent HPV

(Types 6, 11, 16, and 18) L1 VLP vaccine
GARDASIL clinical program
Methods
Phase I and II
Phase III
On-going program
Additional information
GARDASIL Phase III

Adolescent Immunogenicity
Substudy
GARDASIL Phase III Adolescent

Immunogenicity Substudy: Study Design
N Enrolled
Age Range
Female
Male
1015 years of age
506
510
1623 years of age (bridging)
513
GARDASIL administered i.m. at Day 1, Month 2, and Month 6

Primary end points: Immunogenicity
Serum antibody levels to HPV 6, 11, 16, and 18 L1 proteins measured at Day
1, Month 3, and Month 7.
Safety
Follow-up post each injection: 2-day and 14-day clinical (safety); 5-day body
temperature and injection site reactogenicity
Serious vaccine-related adverse events collected throughout the study
GARDASIL
Phase III Efficacy Trials,
FUTURE I and II and
Combined Analysis
FUTURE I: Primary Efficacy Results1

PP Population
Average Duration of Follow-up: 2 Years After the First Vaccination
GARDASIL
Efficacy on HPV
6/11/16/18
-related disease
Placebo
Efficacy
(%)
CI
Cases
Cases
CIN or worse
2240
2258
37
100
(87100)*
Genital warts,
vulvar/vaginal
neoplasia
2261
2279
40
100
(88100)*
P Value
<0.001
<0.001
PP (per-protocol) = received 3 doses of vaccine; no major protocol violations; HPV sero(-) at day 1 and HPV
DNA(-) from day 1 to month 7; cases counted starting after month 7, and the follow-up was an average 1.5 year
after completion of the vaccination regimen.
*97.5% CI is provided based on a multiplicity adjustment to preserve the overall 1-sided type-I error rate of
0.025.
Gardasil is indicated for the prevention of high-grade cervical dysplasia (CIN 2/3), cervical carcinoma, high-grade vulvar dysplastic lesions (VIN 2/3), and external genital warts
(condyloma acuminata) causally related to Human Papillomavirus (HPV) types 6, 11, 16 and 18. The indication is based on the demonstration of efficacy of Gardasil in adult females 16
to 26 years of age and on the demonstration of immunogenicity of Gardasil in 9- to 15-year old children and adolescents. Protective efficacy has not been evaluated in males. The use of
Gardasil should be in accordance with official recommendations.
1. Poster presented at the 45th ICAAC meeting; December 16-19, 2005.
FUTURE I: Secondary Efficacy Results1

MITT Population
GARDASIL
Efficacy on HPV
6/11/16/18 -related
disease
Placebo
Cases
Cases
CIN or worse
2557
2573
57
Genital warts,
vulvar/vaginal
neoplasia
2620
2628
59
Efficacy
(%)
97
95%
CI
(87100)
95
(8499)
MITT (modified intention to treat) = received 1 vaccination; HPV sero(-) and HPV DNA(-) at day 1; cases
were counted starting 30 days after first vaccination.
1. Poster presented at the 45th ICAAC meeting; December 16-19, 2005.
FUTURE II: Primary Efficacy Results

Per-Protocol Population
GARDASIL
Efficacy on HPV
16/18 -related
disease
CIN 2/3 or AIS
Placebo
Cases
Cases
Efficacy
(%)
5301
5258
21
100
CI
(76100)*
P
Value
<0.001
Per-protocol = received 3 doses of vaccine; no major protocol violations; HPV 16/18 sero(-) at day 1 and HPV
16/18 DNA(-) from day 1 to month 7; cases counted starting after month 7, the follow-up was 2 years after the
first vaccination.
*97.96% CI is provided based on a multiplicity adjustment to preserve the overall 1-sided type I error rate of
0.025.
FUTURE = Females United to Unilaterally Reduce Endo/Ectocervical Disease
CIN = cervical intraepithelial neoplasia
AIS = adenocarcinoma in situ
FUTURE II: Secondary Efficacy Results

Pre-specified Modified Intention To Treat (MITT) Population
GARDASIL
Efficacy on HPV
16/18 -related
disease
CIN 2/3 or AIS
Placebo
Cases
Cases
5736
5766
36
Efficacy
(%)
97
CI
P Value
(83100)
<0.001
MITT = received 1 vaccination; HPV 16/18 sero(-) and HPV 16/18 DNA(-) at day 1; cases were counted starting 30 days after first
vaccination.
FUTURE = Females United to Unilaterally Reduce Endo/Ectocervical Disease

Combined Phase II/Phase III Studies of

GARDASIL: Primary Efficacy Analysis
Per-Protocol Population
Median Duration of Follow-up = 4, 3, and 2 Years, Depending on Studies
GARDASIL
Placebo
Efficacy on HPV
16/18 -related
disease
CIN 2/3 or AIS
8487
8460
53
100
CIN 2
8487
8460
36
100
CIN 3 or AIS
8487
8460
32
Cases
Cases
Efficacy
(%)
100
95% CI
(93100)
P Value
< 0.001
(89100)
(88100)
PP = received 3 vaccinations within 1 year; no major protocol violations; HPV 16/18 sero(-) at day 1 and HPV 16/18 DNA(-) day 1 to
month 7; cases counted starting after month 7.
CIN = cervical intraepithelial neoplasia; AIS = adenocarcinoma in situ.
Combined Phase II/Phase III Studies of

GARDASIL: Secondary Efficacy Analysis
Pre-specified Modified Intention-to-Treat (MITT) population
Median duration of follow-up = 4, 3, and 2 years depending on studies
GARDASIL
Placebo
Efficacy on HPV
16/18 -related
disease
Cases
CIN 2/3 or AIS
9342
9400
CIN 2
9342
CIN 3 or AIS
9342
1
0
Cases Efficacy
(%)
81
99
9400
55
98
9400
52
100
95% CI
(93100)
P Value
< 0.001
(89100)
(93100)
MITT = received 1 vaccination; HPV 16/18 sero(-) and HPV 16/18 DNA(-) at day 1; cases were counted starting 30 days after
first vaccination.
GARDASIL HALAL
NEW
22 Dec 2010
US FDA Approve new indication for GARDASIL to men & women 9 26 : ANAL Cancer
22 Dec 2010
US FDA Approve new indication for GARDASIL to men & women 9
26 : ANAL Cancer
Indikasi baru di US : pencegahan kanker anal terkait HPV tipe 16 dan 18 untuk pria &
perempuan 9-26 yo, dan pencegahan anal intraepithelial neoplasia (AIN) grades 1, 2 & 3
Section 14.3 overviews hasil PPE results untuk Anal Disease Caused by HPV Types 6, 11,
16, and 18 pada pria usia 16 - 26 yo di sub study MSM. Hasil data klinis PPE pada Table 13
:
The efficacy of Gardasil against the combined incidence of HPV 6-, 11-, 16-,
or 18-related AIN 1/2/3 was 77.5 % (39.6, 93.3).
or 18-related AIN 2/3 was 74.9 % (8.8, 95.4).
or 18-related AIN 1 condyloma acuminatum was 100 % (8.2, 100.0).
Section 14 - Anal HPV infection, AIN, and anal cancer bukan endpoints untuk studies pada
perempuan. Keserupaan HPV-related anal disease pada pria & perempuan menjadi supports
bridging indication pencegahan AIN dan kanker anal di perempuan.
Before Prescribing
GARDASIL please consult
the Full Prescribing
Information
25-06-2009-GRD 2006-MVD-20601237
(25-Jun-2009 GRD-08-ID-129-SS)
Copyright 2005 Merck & Co., Inc., Whitehouse Station, NJ, USA. All rights reserved.

Karsinoma Serviks

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Karsinoma Serviks

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

KARSINOMA SERVIKS

DINEGARA MAJU MENEMPATI

MENGAPA DI INDONESIA INSIDENS

ADANYA LESI PRA-KANKER YANG

HUMAN PAPILOMA VIRUS

Gambar 1. Genome HPV 16.

HPV YANG BERHUBUNGAN DGN TRAKTUS

Kelompok Risiko Rendah:

Patogenesis infeksi HPV

Patogenesis infeksi HPV.2

Patogenesis infeksi HPV.3

Natural History Dari Karsinoma Serviks

Transition time of CIN

Studi meta-analysis pasien berdasarkan sitologi

& kanker invasif

Low grade SIL

High grade SIL

Natural history of CIN is dependent on

Dengan adanya potensi regresi spontan dari lesi

Masih pada tempatnya kita melakukan terapi konservatif

DIAGRAM SHOWING THE TRANSFORMATION ZONEAND THE

NEOPLASIA INTRAEPITEL SERVIKS

BERDASARKAN KETEBALAN SEL EPITEL

PERUBAHAN DARI PRAKANKER MENJADI KANKER STADIUM 0

PERJALANAN KARSINOMA SERVIKS

STAD. 0 STAD. STAD. STAD. STAD.

WAKTU YANG DIPERLUKAN OLEH PENDERITA DISPLASIA

WAKTU DALAM BULAN

TEKNIK PEMERIKSAAN PAP SMIR

THE BETHESDA SYSTEM (TBS)

JAWABAN YANG AKAN DIDAPAT DARI AHLI PA

DIJUMPAI SEL ATIPIK

KELAS III MENCURIGAKAN GANAS

SUDAH DITINGGALKAN O.K:

- TDK MEMP. PADANAN DGN TERM.

- TDK MENENTUKAN DIAGNOSA NON

- TDK MENGGAMBARKAN INTERPRETASI

- TDK MENUNJUKKAN PERNYATAAN

THE BETHESDA SYSTEM (TBS)

THE BETHESDA SYSTEM (TBS)

- DISPLASIA SEDANG / NIS 2

= KARSINOMA SEL SKUAMOSA

INTERVAL SKRINING KARSINOMA SERVIKS

VISUALISATION OF ACETIC ACID

APPLICATION ACETIC ACID 5%

ATLAS VAT NEGATIVE

ATLAS VAT POSITIVE

STADIUM. I.a. - SECARA MIKROSKOPIS

JANGAN KAWIN PADA USIA MUDA (< 20 TAHUN)

JANGAN BANYAK MELAHIRKAN ANAK

JANGAN KAWIN CERAI / BERGANTI-GANTI PASANGAN

MELAKUKAN PEMERIKSAAN PAP SMIR SECARA BERKALA

Derajat lesi; luas lesi; lokasi lesi; fokus lesi

Tes Pap abnormal

See and treat

Metoda detruksi lokal

Teknis tidak sulit

Tenaga listrik (-)

HASIL PENGOBATAN NIS

CO2 laser, colposcope, micro

4-5 mm beyond visible lesion

May need paracervical block

KEUNTUNGAN TERAPI LASER

HPV 6/11/16/18 Infect, CIN, or GW