Kel 5 Budgetary Practices and Accountability Habitus
Kel 5 Budgetary Practices and Accountability Habitus
ACCOUNTABILITY HABITUS
A GROUNDED THEORY
ANDREW GODDARD SCHOOL OF MANAGEMENT, UNIVERSITY OF SOUTHAMPTON, UK
Persepsi
Akuntabilitas
KONSENTRASI PENELITIAN
Temuan inti dari penelitian yang menyangkut
pentingnya penganggaran berkaitan dengan
akuntabilitas
Beberapa perbedaan yang ditemukan dalam
praktek penganggaran dan persepsi-persepsi
yang ada
Bagaimana akuntabilitas dibangun dan
bagaimana akuntabilitas mempengaruhi anggaran
PENELITIAN SEBELUMNYA
Studi interpretatif adanya perbedaan yang signifikan dalam praktek anggaran dan
persepsi akuntansi antar departemen (Rosenberg et al,1982)
Akuntabilitas merupakan hubungan yang menenekankan pada tuntutan hak atas
kewajiban yang telah dilakukan" (Roberts dan Scapens, 1985)
Masalah utama dari akuntabilitas yaitu adanya bunglon akuntabilitas (Sinclair, 1995)
Akuntabilitas terdiri dari 2 aspek : bersifat universal dan dipengaruhi historis (Willmott,
1996)
Benchmarking sebagai alat dari proses modernisasi akuntabilitas di pemerintah daerah
(Bowerman et al., 2001)
Kualitas pelaporan tahunan pemerintah daerah di Queensland, dampak dari praktek NPM
pada praktek akuntansi pemerintah daerah (Ryan et al, 2002)
Pengukuran kinerja dapat menciptakan akuntabilitas (Robinson, 2003)
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian dilakukan secara induktif, yaitu
dimulai dengan review singkat dari literatur yang
relevan
Pengumpulan data dan analisis dan termasuk
rincian lokasi penelitian
Makalah ini diakhiri dengan diskusi teoritis yang
lebih luas dari hubungan antara teori dan
metodologi didasarkan Bourdieu pada umumnya
dan teori akuntabilitas habitus pada khususnya
METODOLOGI PENELITIAN
PENGUMPULAN DATA
Praktik
Anggaran,
Akuntabilitas
dan Habitus
Akuntabilitas
habitus
Grounded
Theory
Praktik
Anggaran
Simplified Grounded
Theory
Relevant Phenomena
Of Grounded Theory
Bordieu Concept of
Habitus
Borough
Kota B
Kota A
Shire
1. Major Committee
Chairs,
2. Chief Officers, dan
3. Senior finance
managers
1. Persepsi Akuntabilitas
(1)
Borough
Kota B
Kota A
Shire
Manajer yang mengambil tanggung jawab lebih dan memegang Borough
kekuasaan yang utama
Kekuasaan dan tanggung jawab yang tersebar lebih merata dan
akuntabilitas secara umum tidak diperdebatkan dan konsesi tingkat City B
tinggi telah dicapai melebihi tanggung jawab dan peran dari
anggota/manajer.
Ditandai dengan daya dan tanggung jawab yang terkonsentrasi di tangan
anggota (dewan), yang mengambil peran aktif di dalam kekuasaan
(Pengambilan keputusan).Hal ini mengakibatkan dominasi dalam
City A
perpolitikan dan akuntabilitas publik dalam kekuasaan.
Tanggung jawab akuntabilitas tidak statis akan tetapi subyek
perubahannya yang konstan.Hal ini menjadi bukti yang secara khusus
terjadi di Shire bahwa perubahan personil antara anggota mempunyai
Shire
efek yang cukup signifikan.
(2)
1. Persepsi Akuntabilitas
meskipun anggota menyatakan kepercayaannya manajer, pada Borough
kenyataannya adalah sebaliknya
Tingkat Kepercayaan antara anggota dan manajer relatif tinggi.
City B
Organisasi menampilkan paling ketidakpercayaan, hal ini diakibatkan oleh
sekelompok kecil dari organisasi yang mengendalikan anggaran. Akibatnya
City A
muncul publik distrust dan led to changes in accounting practices. (executive
Directors)
Secara keseluruhan, anggota memeprcayai managers, tentunya dengan
beberapa kewaspadaan meskipun dalam kebalikannya bukti yang didapat
Shire
tidak mengatakan demikian.(Chief Executive)
Between Individuals 3.
members and managers.
departments and was important for both
The corporate centre and service 2.
dan Kepala Bid.Pelayanan pada khususnya
umumnya dan antara Chairman (ketua) 2. Trust
Antara anggota dan manajer pada 1.
Kemampuan untuk mempengaruhi praktek organisasi adalah fungsi dari
3. Power individu atau kelompok kekuasaan
Mengubah persepsi akuntabilitas atau adanya ketidakpercayaan tidak
mengakibatkan perubahan signifikan untuk praktik akuntansi kecuali individu
atau kelompok tersebut memiliki kekuatan organisasi atau akses ke sana.
Pembagian kekuasaan antara dan antara anggota dan manajer dan antara
pusat perusahaan dan departemen, bervariasi antara empat organisasi
City B
memiliki pemerataaan.
Persepsi Akuntabilitas
Set disposisi untuk mengembangkan praktik akuntansi dengan cara tertentu sesuai
dengan persepsi bersama tentang akuntabilitas. Perbedaan kondisi, konteks dan
pemahaman antara organisasi menyebabkan perbedaan persepsi akuntabilitas,
sehingga akan menyebabkan praktik akuntansi yang berbeda.
Persepsi Akuntabilitas
Perbedaan persepsi Perbedaan praktik
Dapat menjelaskan mengapa organisasi
Persepsi Persepsi Persepsi Persepsi atau departemen yang beroperasi di bidang
Individu kelompok Organisasi Masyarakat yang sama dari pemerintah daerah dapat
mengembangkan praktek namun berbeda
sama dengan cara yang tak terduga.
menggabungkan konsep
Persepsi akuntabilitas
budaya organisasai,
terutama yang inti dalam praktek akuntabilitas dan
dominann akuntansi pada suatu organisasi
Ringkasan dari
Empat studi kasus
Kasus Shire
menggambarkan bagaimana
perubahan dalam persepsi
akuntabilitas mengakibatkan
perubahan dalam praktek
anggaran.