Anda di halaman 1dari 36

BUDGETARY PRACTICES AND

ACCOUNTABILITY HABITUS
A GROUNDED THEORY
ANDREW GODDARD SCHOOL OF MANAGEMENT, UNIVERSITY OF SOUTHAMPTON, UK

Oleh Kelompok 5 Kelas BC STAR BPKP Batch 4 :


Vony Wahyunurani (146020306011017)
Heri Supriyono (146020306011027)
Miftah Chalamsa (146020306011030)
LATAR
BELAKANG
LATAR BELAKANG
PENELITIAN
Sedikitnya penelitian di sektor publik di Inggris
Sebagian besar penelitian di Inggris hanya
menyangkut analisa historis yang
berkonsentrasi pada laporan keuangan dan
audit
Sedikit sekali studi empiris tentang praktek
akuntansi
Munculnya NPM merubah paradigma dalam
LATAR BELAKANG
PENELITIAN
Akuntabilitas merupakan suatu konsep yang
dihargai, dicari, tapi sulit dipahami (Sinclair,
1995)
Akuntabilitas merupakan suatu yang licin dan
sulit dipahami, mengaburkan, dan tidak
menjelaskan (Bevir dan Rhodes, 2003)
Penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana
pegawai pemda di Inggris memahami
akuntabilitas dari cara mereka berkomunikasi,
GAMBARAN UMUM
PEMERINTAHAN DI INGGRIS
KOTA BESAR
GAMBARAN UMUM
PEMERINTAHAN DI INGGRIS
Secara geografis, daerah provinsi di UK biasanya
terdiri beberapa daerah kabupaten
Masyarakat setempat (Kabupaten) memilih anggota
(Dewan) dengan masa bhakti selama tiga tahun
Anggota ini (Dewan) berprofesi sebagai politisi,
sebagian besar paruh waktu dan relawan, untuk
mengawasi kinerja pemerintah
TUJUAN PENELITIAN
Meneliti perbedaan persepsi dari
fenomena akuntansi, tata kelola,
dan akuntabilitas Praktik
anggaran

4 (empat) pemerintah daerah di UK

Persepsi
Akuntabilitas
KONSENTRASI PENELITIAN
Temuan inti dari penelitian yang menyangkut
pentingnya penganggaran berkaitan dengan
akuntabilitas
Beberapa perbedaan yang ditemukan dalam
praktek penganggaran dan persepsi-persepsi
yang ada
Bagaimana akuntabilitas dibangun dan
bagaimana akuntabilitas mempengaruhi anggaran
PENELITIAN SEBELUMNYA
Studi interpretatif adanya perbedaan yang signifikan dalam praktek anggaran dan
persepsi akuntansi antar departemen (Rosenberg et al,1982)
Akuntabilitas merupakan hubungan yang menenekankan pada tuntutan hak atas
kewajiban yang telah dilakukan" (Roberts dan Scapens, 1985)
Masalah utama dari akuntabilitas yaitu adanya bunglon akuntabilitas (Sinclair, 1995)

Akuntabilitas menekankan pada aspek-aspek sosial, tatanan moral (Roberts,1996)

Akuntabilitas terdiri dari 2 aspek : bersifat universal dan dipengaruhi historis (Willmott,
1996)
Benchmarking sebagai alat dari proses modernisasi akuntabilitas di pemerintah daerah
(Bowerman et al., 2001)
Kualitas pelaporan tahunan pemerintah daerah di Queensland, dampak dari praktek NPM
pada praktek akuntansi pemerintah daerah (Ryan et al, 2002)
Pengukuran kinerja dapat menciptakan akuntabilitas (Robinson, 2003)
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian dilakukan secara induktif, yaitu
dimulai dengan review singkat dari literatur yang
relevan
Pengumpulan data dan analisis dan termasuk
rincian lokasi penelitian
Makalah ini diakhiri dengan diskusi teoritis yang
lebih luas dari hubungan antara teori dan
metodologi didasarkan Bourdieu pada umumnya
dan teori akuntabilitas habitus pada khususnya
METODOLOGI PENELITIAN
PENGUMPULAN DATA
Praktik
Anggaran,
Akuntabilitas
dan Habitus

Akuntabilitas
habitus

Grounded
Theory

Praktik
Anggaran
Simplified Grounded
Theory
Relevant Phenomena
Of Grounded Theory

Bordieu Concept of
Habitus

Borough
Kota B
Kota A
Shire
1. Major Committee
Chairs,
2. Chief Officers, dan
3. Senior finance
managers
1. Persepsi Akuntabilitas
(1)

Borough
Kota B
Kota A
Shire
Manajer yang mengambil tanggung jawab lebih dan memegang Borough
kekuasaan yang utama
Kekuasaan dan tanggung jawab yang tersebar lebih merata dan
akuntabilitas secara umum tidak diperdebatkan dan konsesi tingkat City B
tinggi telah dicapai melebihi tanggung jawab dan peran dari
anggota/manajer.
Ditandai dengan daya dan tanggung jawab yang terkonsentrasi di tangan
anggota (dewan), yang mengambil peran aktif di dalam kekuasaan
(Pengambilan keputusan).Hal ini mengakibatkan dominasi dalam
City A
perpolitikan dan akuntabilitas publik dalam kekuasaan.
Tanggung jawab akuntabilitas tidak statis akan tetapi subyek
perubahannya yang konstan.Hal ini menjadi bukti yang secara khusus
terjadi di Shire bahwa perubahan personil antara anggota mempunyai
Shire
efek yang cukup signifikan.
(2)
1. Persepsi Akuntabilitas
meskipun anggota menyatakan kepercayaannya manajer, pada Borough
kenyataannya adalah sebaliknya
Tingkat Kepercayaan antara anggota dan manajer relatif tinggi.
City B
Organisasi menampilkan paling ketidakpercayaan, hal ini diakibatkan oleh
sekelompok kecil dari organisasi yang mengendalikan anggaran. Akibatnya
City A
muncul publik distrust dan led to changes in accounting practices. (executive
Directors)
Secara keseluruhan, anggota memeprcayai managers, tentunya dengan
beberapa kewaspadaan meskipun dalam kebalikannya bukti yang didapat
Shire
tidak mengatakan demikian.(Chief Executive)
Between Individuals 3.
members and managers.
departments and was important for both
The corporate centre and service 2.
dan Kepala Bid.Pelayanan pada khususnya
umumnya dan antara Chairman (ketua) 2. Trust
Antara anggota dan manajer pada 1.
Kemampuan untuk mempengaruhi praktek organisasi adalah fungsi dari
3. Power individu atau kelompok kekuasaan
Mengubah persepsi akuntabilitas atau adanya ketidakpercayaan tidak
mengakibatkan perubahan signifikan untuk praktik akuntansi kecuali individu
atau kelompok tersebut memiliki kekuatan organisasi atau akses ke sana.
Pembagian kekuasaan antara dan antara anggota dan manajer dan antara
pusat perusahaan dan departemen, bervariasi antara empat organisasi

menjadi anggota yang memimpin


Shire dalam transisi dari dipimpin oleh manajer

Dipimpin oleh anggota.


City A

City B
memiliki pemerataaan.

Dipimpin oleh manajer


Borough
Anggaran hampir seluruhnya dibangun dan dikelola oleh manajer, sebelum dilaporkan
kepada anggota.
Anggota secara efektif terpinggirkan dalam proses nyadan hanya mengakui melalui top
Borough
slicing" proses penawaran untuk sumber daya marjinal.
Di Kota B, sistem penganggarannya dikontrol dengan ketat oleh kelompok berpengaruh
yang terdiri dari empat anggota dan empat manajer dengan pembagian kekuasaan yang
cukup merata. Meskipun demikian, kelompok itu secara luas berinteraksi dengan
City B
keduanya, manajerial dan kelompok anggota.
Campur aduknya akuntabilitas dan adanya ketidakpercayaan telah menyebabkan praktik
penganggaran yang hanya terdiri dari dua individu, yaitu Ketua dan Bendahara, yang
mendominasi siklus anggaran. Kekuasaan anggaran itu, meskipun demikian , berada
City A
ditangan para anggota akan tetapi sedikit sekali interaksi dengan organisasi..
Kelompok anggaran bergeser persepsinya ke arah yg lebih menekankan pada
anggota-manager dan akuntabilitas politik, dengan peran yang lebih aktif untuk
anggota secara umum dan desentralisasi.Perubahan ini disertai dengan perubahan
dalam praktik penganggaran yaitu termasuk didalamnya akses lebih oleh anggota
Shire
dan departemen layanan untuk pengaturan anggaran perusahaan dan perubahan
dalam budaya anggaran dari kontrol oleh pusat kedalam salah satu unit partisipatif
yang terbatas.
4. Budgetary Practices
Mengembangkan
Teori Persepsi Akuntabilitas
Persepsi akuntabilitas saling terkait dengan
praktek-praktek anggaran,
Misalnya
Grounded Theory Bila tanggung jawab akuntabilitas dan
kekuasaan dianggap berada di tangan
manajer
memahami dan menjelaskan perbedaan hubungan akuntabilitas organisasi dan
dalam akuntansi pada umumnya dan struktural cenderung mendominasi.
sistem anggaran secara khususnya,
dalam kerangka akuntabilitas
Namun, ketika ditemukan bahwa persepsi
akuntabilitas berbeda, ternyata praktik
penganggaran juga yang berbeda
Teori Persepsi Akuntabilitas
Bourdieu menjelaskan habitus (persepsi) sebagai
a system of durable, transposable dispositions which functions as the generative
basis of structured, objectively unied practices and which produces individual
and collective practices
"sebuah sistem yang tahan lama, disposisi transposabel yang berfungsi sebagai
dasar generatif terstruktur, praktek obyektif bersatu" dan yang "menghasilkan
praktik individu dan kolektif.

Persepsi Akuntabilitas
Set disposisi untuk mengembangkan praktik akuntansi dengan cara tertentu sesuai
dengan persepsi bersama tentang akuntabilitas. Perbedaan kondisi, konteks dan
pemahaman antara organisasi menyebabkan perbedaan persepsi akuntabilitas,
sehingga akan menyebabkan praktik akuntansi yang berbeda.
Persepsi Akuntabilitas
Perbedaan persepsi Perbedaan praktik
Dapat menjelaskan mengapa organisasi
Persepsi Persepsi Persepsi Persepsi atau departemen yang beroperasi di bidang
Individu kelompok Organisasi Masyarakat yang sama dari pemerintah daerah dapat
mengembangkan praktek namun berbeda
sama dengan cara yang tak terduga.

menggabungkan konsep
Persepsi akuntabilitas
budaya organisasai,
terutama yang inti dalam praktek akuntabilitas dan
dominann akuntansi pada suatu organisasi
Ringkasan dari
Empat studi kasus
Kasus Shire
menggambarkan bagaimana
perubahan dalam persepsi
akuntabilitas mengakibatkan
perubahan dalam praktek
anggaran.

Perubahan persepsi karena


anggota yang membawa
persepsi baru. Jika disertai
dengan perubahan kondisi
obyektif, persepsi
akuntabilitas berubah dan
akan mengadopsi praktik
Praktik penganggaran yang baru
Anggaran
Persepsi Akuntabilitas di Kota A
Praktek penganggaran persepsi
akuntabilitas, hubungan kekuasaan dan Persepsi akuntabilitas ditandai oleh :
kepercayaan
Kurangnya konsensus dari tanggung jawab,
Persepsi yang beragam dan ketidakpercayaan, kerahasiaan dan ketegangan
membingungkan dari akuntabilitas praktek anggaran dan sistem akuntansi hanya
menyebabkan penganggaran yang sangat parsial mencapai akuntabilitas.
sebagian besar dikelola oleh kelompok
praktik hanya bisa berubah ketika konsensus telah
yang sangat kecil yang saling percaya
dicapai dan persepsi dapat berubah hanya
didalam organisasi yang penuh rasa
terjadi bila tingkat kepercayaan telah meningkat
curiga
Kesulitan mencapai ini menjelaskan mengapa
organisasi itu mentoleransi praktek yang hanya
Akuntansi umumnya dijunjung rendah memberikan kontribusi sedikit untuk akuntabilitas
dengan pengetahuan keuangan untuk masa yang begitu lama.
dianggap sangat terpusat.
Persepsi Akuntabilitas di Kota B dan Borough

Di Borough persepsi dan praktek otoritas akuntabilitas


Persepsi akuntabilitas di Kota B : sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai manajer
Konsensus persepsi akuntabilitas, Dominasi ini dimungkinkan karena adanya sebuah dewan
Stabilitas, kepercayaan dan kekuasaan penggantung yang melemahkan kekuatan anggota,
menjadi sangat terpusat tetapi dibagi antara bersama dengan ketidakpercayaan anggota yang
manajer dan anggota. dirasakan oleh manajer.
Akuntansi umumnya dijunjung tinggi, Praktek anggaran didominasi oleh manajer yang memiliki
meskipun domain utama masih dari manajer keanggotaan tunggal kelompok anggaran yang kuat dan
ke anggota, terdapat sedikit ketegangan dari "bintang ruang".
dalam proses penganggaran.
Devolusi keuangan adalah implisit luas dan manajemen
Sentralitas sistem anggaran, dalam hal keuangan secara universal dianggap penting dan harus
akuntabilitas dan tata kelola, ditunjukkan dikelola oleh petugas. Ada relatif sedikit ketegangan
ketika mengumpulkan data data empiris. dalam proses anggaran, selain dalam kasus kontrak
layanan.
Pengembangkan
Teori Persepsi Akuntabilitas
Kesimpulan
Teori Persepsi Akuntabilitas
1. Sifat unik dari setiap persepsi
Setiap kelompok memilih strategi yang penuh
ketidakpastian dalam upaya mengurangi ketegangan, hal ini
akan berdampak pada perbedaan praktik penganggaran

2. Siklus anggaran merupakan sumber dari banyak ketegangan


dari anggota dan manajer yang bersaing untuk kekuasaan
dan sumber daya dalam konteks perubahan.
Resolusi ketegangan ini menyebabkan munculnya
perubahan persepsi yang berakibat dalam praktek
penganggaran.
Grounded Theory dan Persepsi
Refleksi Teori dan Metodologi

Pada studi kasus ditemukan


perbedaan persepsi
Budaya tradisional yang stabil
tampak jelas di Kota B,
sedangkan
Fokus yang lebih
"revolusioner" dari persepsi
terdapat pada Shire.
Langkah Mengembangkan Teori Persepsi
Grounded Theory dan Bourdieu

Grounded Theory mengidentifikasi pentingnya Dalam setiap bidang perjuangan,


kekuatan dan kepercayaan dalam kaitannya berbagai bentuk modal yang dilakukan.
dengan persepsi akuntabilitas dan praktek Ini termasuk
anggaran
modal ekonomi, modal simbolik
seperti prestise, status dan
otoritas dan modal budaya seperti
pendidikan, seni, bahasa dan
Bourdieu memandang praktek social yang setiap pola rasa atau konsumsi
terdiri dari berbagai bidang yang berinteraksi budaya lainnya yang dihargai.
adalah kekuatan, di mana berbagai potensi ada
dan merupakan tempat dalam memperjuangan
posisi mereka
Metodologi Bourdieu

1. Modal tidak tersebar secara merata 2. Siklus anggaran memiliki semua


di semua bidang atribut dari lapangan
Kekuatan ekonomi dalam sumber daya
Mengakibatkan perebutan kekuasaan untuk
mengandung kekuatan simbolik, yang
meningkatkan pangsa masing-masing agen.
dianggap paling penting oleh Bourdieu
Agen bersaing secara aktif satu sama lain karena memberikan politik prestise,
dan mengadopsi strategi yang berbeda untuk status dan otoritas pada orang-orang yang
mempertahankan atau meningkatkan pangsa memiliki akses.
kekuasaan mereka.
Ditandai dengan jumlah agen yang
Thompson (1999) menggunakan konsep berbeda yang ingin berpartisipasi untuk
modal Bourdieu sebagai argumen untuk menjadi anggota ataupun petugas
akuntansi sumber daya manusia.
Kesimpulan Pengembangan
Persepsi Akuntabilitas dari Grounded Teori
1. Grounded theory muncul dari proyek penelitian dan ditingkatkan dalam beberapa hal
penting dengan teori praktek Bourdieu, terutama yang dari persepsi.
2. Persepsi Akuntabilitas memberikan pemahaman yang lebih komprehensif dari "bunglon
akuntabilitas" yang akan diperoleh dengan pendekatan dalam tinjauan berbagai literatur.
3. Hal ini dimungkinkan karena konsep persepsi untuk menggabungkan aspek dan struktur
individu dan sosial dan tindakan
4. Komponen individu dan sosial dari akuntabilitas melekat pada manusia. persepsi
merupakan gabungan antara pengalaman individu dalam kelompok sosial dan dalam
organisasi
5. Akuntabilitas pada awalnya tidak menjelaskan mengapa terdapat perbedaan antara
organisasi, akan tetapi selanjutnya dijelaskan oleh persepsi dalam hubungannya dengan
kekuasaan dan kepercayaan.
Ringkasan

1. Grounded Theory memberikan pemahaman mendalam tentang cara


Akuntansi (terutama penganggaran) di pemerintah daerah berinteraksi
dengan persepsi akuntabilitas
2. Penelitian ini membangun sebuah teori yang lebih umum dan penjelasannya
dengan mengembangkan teori dasar menggunakan konsep Bourdieu dari habitus.
Teori ini memberikan penjelasan yang lebih umum dari fenomena yang dapat
digunakan, sehingga dapat digunakan sebagai informasi dalam melakukan
penelitian di sektor publik lebih lanjut
3. Penelitian ini memberikan kontribusi terhadap literatur dengan memberikan
penjelasan yang mendalam tentang bagaimana dan mengapa praktik akuntansi
berkembang dengan berbagai cara dalam organisasi yang sama.
Ringkasan dan Kesimpulan

4. Kunci untuk memahami perbedaan antar organisasi adalah dengan memahami


persepsi akuntabilitas
5. Persepsi menjelaskan bagaimana persepsi akuntabilitas dan budaya organisasi
menginformasikan praktik akuntansi untuk meniru praktek yang ada dan
mengembangkan yang baru Hal ini berbeda dengan pendekatan ekonomi
kelembagaan yang menyatakan bahwa praktik akuntansi isomorfik berkembang di
sektor publik.
6. Dua pendekatan dapat dilakukan bersamaan dengan analisis masing-masing.
Dari luar tampak bahwa praktik akuntansi yang dilakukan adalah sama-sama
sedang diadopsi, tetapi pada tingkat lebih dalam operasi praktik-praktik ini
sangat berbeda.
Kesimpulan

Makalah ini juga menunjukkan bahwa terdapat "bunglon


akuntabilitas" yang mirip dengan gambar Escher. Terdapat
perbedaan interpretasi yang disebabkan perbedaan perspektif
yang digunakan, tetapi semuanya merupakan komponen yang valid
terhadap gambaran keseluruhan yang kompleks
Penelitian ini mengungkapkan pentingnya sistem penganggaran
untuk mencapai akuntabilitas dan tata kelola. Hal Ini merupakan
aspek yang sebelumnya tidak dilaporkan, akan tetapi ternyata
memiliki konsekuensi penting dalam mendesain dan menggunakan
anggaran untuk sistem dan struktur pemerintahan.
SEKIAN
dan Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai