Anda di halaman 1dari 3

Nama : Alya Tsaabitah Salsabila Wibowo

NPM : 20013010279
Kelas : Anggaran Sektor Publik – A
RMK 11
PERILAKU PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK

A. ASPEK PERILAKU DALAM PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK


Aspek perilaku dalam anggaran dapat mempengaruhi kinerja anggaran. Terdapat
adanya beberapa aspek perilaku dalam penganggaran sektor publik antara lain:
1. Partisipasi Anggaran
Partisipasi anggaran merupakan pelibatan staf dan manajer dalam proses
penyusunan anggaran. Partisipasi dapat meningkatkan motivasi dan tanggungjawab
staf dan manajer terhadap pencapaian target anggaran. Anggaran non partisipatif
berdampak negatif terhadap motivasi dan komitmen pelaksana anggaran untuk
mencapai target anggaran.
2. Keterlibatan Manajemen Senior
Dalam penganggaran sektor publik, keterlibatan manajemen senior tercermin
dalam peran aktif Tim Anggaran Pemerintah dalam memberikan arahan, evaluasi, dan
koreksi terhadap usulan anggaran yang diajukan oleh unit kerja. Keterlibatan
manajemen senior dalam proses penganggaran penting untuk menghasilkan anggaran
yang berkualitas.
3. Senjangan Anggaran
Senjangan anggaran (budgetary slack) merupakan selisih antara jumlah yang
dianggarkan dengan kemampuan atau kebutuhan riil yang dimiliki pengguna
anggaran. Senjangan anggaran bisa positif dan negatif. Cara mengurangi senjangan
anggaran antara lain dengan menerapkan anggaran partisipasi, meningkatkan peran
aktif manajer senior, pengawasan perencanaan anggaran, penetapan analisis standar
belanja, studi potensi pendapatan, dan transparansi anggaran publik.

B. KONSEKUENSI DARI DISFUNGSI ANGGARAN


Terdapat adanya berbagai fungsi anggaran seperti penetapan suatu tujuan,
pengendalian dan mekanisme evaluasi kinerja dapat memicu adanya berbagai
konsekuensi disfungsional yaitu sebagai berikut :
1. Rasa Tidak Percaya
Anggaran merupakan suatu sumber tekanan yang dapat menimbulkan rasa tidak
percaya, rasa permusuhan dan mengarah pada kinerja yang dapat menurun.
Adanya sebuah riset yang telah menemukan sejumlah besar rasa tidak percaya
yang didasarkan dengan keyakinan penyelia yaitu :
 Anggaran cenderung terlalu menyederhanakan atau mendistorsi situasi riil
dan gagal untuk memungkinkan dimasukannya variasi dalam faktor-faktor
eksternal.
 Anggaran hanya menginformasikan hal yang telah diketahui oleh penyelia.
 Anggaran seringkali digunakan untuk memanipulasi penyelia sehingga
ukuran kinerja yang diindikasikan dapat dicurigai.
2. Resistensi
Walaupun anggaran telah digunakan secara luas dan manfaatnya sangat didukung,
anggaran masih ditolak oleh banyak partisipan dalam suatu organisasi. Salah satu
alasan utama adalah anggaran menandai dan membawa perubahan sehingga
merupakan suatu ancaman terhadao status. Alasan lain dari resistensi anggaran
adalah proses anggaran memerlukan waktu dan perhatian yang besar.
3. Konflik Internal
Konflik internal dapat berkembang sebagai akibat dari interaksi ini atas sebagai
akibat dari laporan kinerja yang membandingkan satu departemen dengan
departemen yang lain.
4. Budgetary Slack
Budgetary slack adalah sebuah proses penganggaran yang ditemukan adanya
distorsi secara sengaja dengan menurunkan pendapatan yang dianggarkan dan
meningkatkan biaya yang telah dianggarkan.
5. Efek Samping Lain Yang Tidak di Inginkan
Efek samping lainnya yang tidak diinginkan yang dapat berkembang adalah
penekanan yang berlebihan pada kinerja departemental dan kurang menekankan
pada kinerja organisasi secara keseluruhan dengan memfokuskan perhatian secara
eksklusif pada kinerja departemental, ketergantungan dan ekonomi antar
departemen yang penting dapat diabaikan.

C. TEORI PERILAKU ANGGARAN SEKTOR PUBLIK


Teori Perilaku Anggaran Sektor Publik adalah kerangka konseptual yang
digunakan untuk memahami bagaimana keputusan anggaran dibuat dalam konteks
pemerintahan atau sektor publik. Teori ini melibatkan pemahaman tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi proses penganggaran dan perilaku para pembuat
keputusan di dalamnya. Adanya beberapa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
perilaku penganggaran sebagai berikut:
a. Politik Anggaran
- Politik anggaran mencakup pengaruh kebijakan pemerintah dan dinamika
politik dalam penetapan dan alokasi anggaran.
- Pemilihan proyek atau program yang mendukung kepentingan politik dapat
memengaruhi prioritas penganggaran.
b. Teknokrasi dalam Pengambilan Keputusan
- Penerapan teknokrasi menekankan pengambilan keputusan berdasarkan
pengetahuan dan keterampilan teknis.
- Risiko adanya dominasi aspek teknis tanpa memperhatikan dimensi sosial
atau politik dalam penganggaran.
c. Keterlibatan Pihak Swasta
- Keterlibatan pihak swasta dalam penganggaran dapat memengaruhi
kebijakan anggaran untuk mendukung investasi dan proyek bersama.
- Perlu manajemen transparan dan etika agar tidak terjadi konflik
kepentingan.

D. KELONGGARAN ORGANISASI DAN SENJANGAN ANGGARAN


Senjangan anggaran (budgetary slack) adalah praktik yang melebih-lebihkan
pengeluaran dan/atau meremehkan proyeksi pendapatan ketika menyiapkan laporan
anggaran untuk periode berikutnya. Menurut Arfan (2010:241) senjangan anggaran
atau kelonggaran anggaran adalah selisih antara sumber daya yang sebenarnya
diperlukan untuk secara efisien menyelesaikan suatu tugas dan jumlah sumber daya
yang lebih besar dan diperuntukkan bagi tugas tersebut. Terdapat adanya beberapa
beberapa ciri terjadinya senjangan anggaran (budgetary slack), yaitu sebagai berikut :
1) Standar dalam anggaran tidak mendorong peningkatan produktivitas.
2) Anggaran secara mudah untuk diwujudkan.
3) Tidak terdapatnya batasanbatasan yang harus di perhatikan terutama batasan yang
ditetapkan untuk biaya.
4) Anggaran tidak menuntut hal khusus.
5) Anggaran tidak mendorong terjadinya efisiensi.
6) Target umum yang ditetapkan dalam anggaran mudah untuk dicapai.

Anda mungkin juga menyukai