0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
5 tayangan4 halaman
Tiga faktor utama yang mempengaruhi proses penyusunan anggaran dan dapat menimbulkan konsekuensi negatif adalah: (1) ukuran dan struktur organisasi, (2) gaya kepemimpinan, dan (3) stabilitas lingkungan eksternal. Faktor-faktor ini dapat memicu rasa tidak percaya, resistensi, dan konflik internal jika tidak dikelola dengan baik.
Tiga faktor utama yang mempengaruhi proses penyusunan anggaran dan dapat menimbulkan konsekuensi negatif adalah: (1) ukuran dan struktur organisasi, (2) gaya kepemimpinan, dan (3) stabilitas lingkungan eksternal. Faktor-faktor ini dapat memicu rasa tidak percaya, resistensi, dan konflik internal jika tidak dikelola dengan baik.
Tiga faktor utama yang mempengaruhi proses penyusunan anggaran dan dapat menimbulkan konsekuensi negatif adalah: (1) ukuran dan struktur organisasi, (2) gaya kepemimpinan, dan (3) stabilitas lingkungan eksternal. Faktor-faktor ini dapat memicu rasa tidak percaya, resistensi, dan konflik internal jika tidak dikelola dengan baik.
Berbagai fungsi anggaran seperti penetapan tujuan, pengendalian, dan mekanisme evaluasi kinerja dapat memicu berbagai konsekuensi difungsional, seperti:
1) Rasa Tidak Percaya
Anggaran merupakan sumber tekanan yang dapat menimbulkan rasa tidak percaya, rasa permusuhan, dan mengarah pada kinerja yang menurun. Adapun alasan dari rasa tidak percaya ini didasarkan pada keyakinan penyelia bahwa: a) Anggaran cenderung untuk terlalu menyederhanakan atau mendistorsi situasi rill dan gagal dalam memasukkan variasi dalam faktor-faktor eksternal. b) Anggaran mencerminkan variabel kualitastif, seperti pengetahuan mengenai tenaga kerja, kualitas bahan baku, dan efisiensi mesin, secara tidak memadai. c) Anggaran hanya mengonfirmasikan apa yang telah diketahui oleh penyelia. d) Anggaran sering kali digunakan untuk memanipulasi penyelia sehingga ukuran kinerja yang diindikasikan dicurigai. e) Laporan anggaran menekankan pada hasil, bukan pada alasan. f) Anggaran mengganggu gsya kepemimpinan penyelia. g) Anggaran cenderung untuk menekan pada kegagalan. 2) Resistensi Walaupun anggaran telah digunakan secara luas dan manfaatnya sangat didukung, anggaran masih ditolak oleh banyak partisipan dalam organisai. Salah satu alasan utama untuk hal itu adalah bahwa anggaran memadai dan membawa perubahan, sehingga merupakan ancaman terhadap status quo. Banyak orang menjadi terbiasa dengan cara-cara tertentu untuk melakukan segala sesuatu dan dengan cara-cara tertentu untuk memandang kejadian, serta tidak tertarik untuk berubah. Suatu tantangan bagi manajemen untuk mengatasi resistensi untuk berubah ini dan untuk berhasil memperkenalkan inovasi yang meningkatkan kinerja organisasi. Alasan lain dari resistensi anggaran adalah bahwa proses anggaran memerlukan waktu dan perhatian yang besar. Manajer atau penyelia mungkin merasa terlalu terbebani dengan adanya permintaan yang ekstensif atas waktu dan tanggung jawab rutin mereka. Oleh karena itu, mereka tidak ingin untuk terlibat dalam proses penyusunan anggaran dan juga sering kali takut untuk mengakuinya atau tidak mau cukup mempelajari mengenai proses perencanaan dan penyusunan anggaran guna memberikan kontribusi yang berarti. 3) Konflik Internal Anggaran memerlukan interaksi antara orang-orang pada berbagai tingkatan organisasi yang berbeda. Konflik internal dapat berkembang sebagai akibat dari interaksi ini, atau sebagai akibat dari laporan kinerja yang membandingkan satu departemen dengan departemen lainnya. Konflik internal menciptakan lingkungan kerja yang kompetitif dan bermusuhan. Konflik dapat menyebabkan orang berfokus pada kebutuhan departemennya sendiri secara eksklusif daripada kebutuhan organisasi secara total. Situasi ini menyebabkan kesealrasan tujuan menjadi lebih sulit, jika tidak mungkin untuk dicapai. Hal tersebut menimbulkan kebencian kepada manajemen, dan juga kepada anggaran. Untuk membuat anggran berhasil, tekanan ditingkatkan ke bawah dan ditolak oleh manajemen tingkat bawah, sehingga menimbulkan tekanan dan konflik yang lebih besar. Untuk mengakhiri siklus ini, manajemen harus mengidentifikasi dan mendiagnosis penyebabnya. Kemudian, tindakan untuk menghilangkan konflik internal dan mengembalikan hubungan kerja yang harmonis dan produktif dapat dimulai. 4) Efek Samping Lain Yang Tidak Diinginkan Anggaran dapat menghasilkan pengaruh lain yang tidak diinginkan, seperti: a) Terbentuknya kelompok informal yang kecil, yang bekerja menentang tujuan dari anggaran. Kelompok karyawan ini biasanya dibentuk untuk melawan konflik internal dan tekanan yang diciptakan oleh anggaran tersebut yang tujuannya untuk mengurangi ketegangan. b) Anggaran sering kali dipandang sebagai alat tekanan manajerial. Orang- orang merasakan tekanan ketika manajemen puncak berusaha untuk memperbaiki efisiensi dengan cara memperoleh lebih banyak output dari tingkat input yang ada atau lebih rendah. c) Tekanan anggaran ini lebih bahaya bagi penyelia yang bertanggung jawab untuk memenuhi target tertentu. Oleh karena penyelia sering kali tidak mampu melimpahkan tanggung jawab ini kepada bawahan, mereka akhirnya melakukan berbagai tindakan yang disfungsional, yang salah satunya yaitu mendistorsi proses pengukuran. d) efek samping lainnya yang tidak diinginkan yang dapat berkembang yaitu penekanan yang berlebihan pada kinerja departemental dan kurang menekankan pada kinerja organisasi secara keseluruhan. Dengan memfokuskan perhatian secara eksklusif pada kinerja departemental, maka ketergantungan dan ekonomi antardepartemen yang penting dapat diabaikan. e) Anggaran juga dapat menghambat inisiatif individual dan inovasi yang efektif biaya, karena metode bisnis yang telah ada dengan probabilitas keberhasilan yang diketahui lebih dipilih dibandingkan dengan metode baru dengan peluang keberhasilan yang belum terbukti. Dengan demikian, individu sering kali tidak berani berinovasi.
D. RELEVANSI KONSEP ILMU KEPERILAKUAN
Faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja dimana perencanaan terjadi yaitu
ukuran dan struktur, gaya kepemimpinan, jenis sistem pengendalian, dan stabilitas lingkungandari suatu organisasi. Tindakan yang sama di lingkungan berbeda dapat mendorong perilaku yang tidak diinginkan dan hasil anggaran yang disfungsional. Sedangkan dalam satu lingkungan, tindakan tertentu manajemen puncak dapat mendorong perilaku dan hasil anggaran yang menguntungkan.
a) Ukuran dan Struktur Organisasi
Ukuran dan struktur organisasi memengaruhi perilaku manusia dan pola interaksi dalam tahap penetapan tujuan, implementasi, dan pengendalian serta evaluasi terhadap proses perencanaan. Ukuran organisasi memengaruhi struktur organisasi. Pada perusahaan kecil, struktur perencanaan dan pengendalian adalah relatif sederhana karena aktivitas organisasi hanya dilaksanakan oleh sedikit orang. Sebaliknya, pada perusahaan besar harus mengembangkan struktur birokrasi yang kompleks untuk berurusan dengan administrasi dari berbagai fungsi organisasi. Ukuran organisasi juga dapat mengacaukan proses anggaran dengan cara-cara lain. Misalnya manajer pada berbagai tingkatan organisasi dapat menyaring informasi dan meneruskan ke atas atau ke bawah hanya informasi yang menguntungkan bagi mereka. Manajer atau penyelia dapat melaksanakan hanya bagian tanggung jawabnya yang konsisten dengan tujuan dan kepentingan mereka sendiri. Lingkungan perencanaan juga dipengaruhi oleh tingkat wewenang atau hak prerogatif untuk pengambilann keputusan, yang diberikan kepada manajer sub-unit dan tingkat bawah. Aspek struktur organisasi ini biasanya dinyatakan dengan istilah sentralisasi atau desentralisasi. Oleh karena rencana laba yang efisien harus dibuat secara khusus untuk lingkungan organisasi tertentu, maka perusahaan yang tersentralisasi membutuhkan sistem yang menyediakan pemantauan yang sangat ketat terhadap seluruh aktivitas organisasi. Sedangkan, perusahaan yang terdesentralisasi akan membutuhkan sistem yang meningkatkan partisipasi, kerja sama, dan koordinasi tingkat perusahaan. b) Gaya kepemimpinan Gaya kepemimpinan juga dapat mempengaruhi lingkungan perencanaan organisasi. Teori X dari Mc Gregor menjelaskan gaya kepemimpinan yang otoriter dan dikendalikan secara ketat, dimana kebutuhan efisiensi dan pengendalian mengharuskan pendekatan manajerial tersebut untuk berurusan dengan bawahannya. Berbeda dengan teori Y yang dikemukakan oleh Mc Gregor dan gaya kepemimpinan demokratis Likert mendorong tingkat keterlibatan dan pastisipasi karyawan dalam penentuan tujuan dan pengambilan keputusan. Gaya kepemimpinan demokratis memungkinkan fleksibilitas dalam proses penyusunan anggaran dan memberikan peluang kepada karyawan untuk terlibat dalam perancangan arah organisasi, mengekspresikan ide-ide mereka tentang bagaimana perusahaan sebaiknya beroperasi, dan memnfaatkan bakat mereka secara efektif. c) Stabilitas Lingkungan Organisasi Faktor lain yang memengaruhi lingkungan perencanaan yaitu lingkungan eskternal. Lingkungan tersebut meliputi iklim politik dan ekonomi, ketersediaan pasokan, struktur industri yang melayani organisasi, hakikat persaingan, dan lain sebagainya. Lingkungan yang stabil mengenakan risiko yang terbatas dan memungkinkan proses penetapan tujuan menjadi demokratis dan partisipatif. Lingkungan juga dapat berubah dengan cepat sehingga menghasilkan risiko yang tinggi. Dalam menghadapi perubahan lingkungan, keputusan harus dibuat dengan cepat dan tegas dan penyesuaian tujuan atau strategi. Pada saat lingkungan yang cepat berubah, gaya kepemimpiinan otoriter lebih efisien dibandingkan dengan demokratis dan partisipatif karena seorang manajer harus memberikan kepuutusan cepat dan tepat pada saat lingkungan terus berubah secara cepat dan tidak ada waktu untuk mendiskusikan kepada pihak yang lain.
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional