Anda di halaman 1dari 4

2.1.

Konsekuensi Disfungsional Dari Proses Penyusunan Anggaran


Anggaran merupakan alasan pemantauan kinerja manajer secara berkelanjutan
dan standar perbandingan hasil kinerja. Dimana dalam proses penyusunan anggaran
ini terdapat konsekuensi disfungsional.
Konsekuensi disfungsional ini maksudnya itu ialah, dimana dalam proses
penyusunan anggaran dapat menimbulkan dampak psikologis langsung pada
karyawan. Yaitu seperti, beberapa manajer departemen tertentu mengalami keresahan
jika prestasinya tidaklah bagus setelah dibandingkan dengan anggaran yang harus
dicapai, sebaliknya banyak manajer yang justru mempunyai motivasi semakin besar
dengan adanya anggaran ini. Jadi hal tersebut yang disebut sebagai konsekuensi
disfungsional.
Berbagai fungsi anggaran seperti penetapan suatu tujuan, pengendalian dan
mekanismen evaluasi kinerja dapat memicu berbagai konsekuensi disfungsional
seperti rasa tidak percaya, resistensi, konflik internal, dan efek samping lain yang
tidak diinginkan. Hal ini memiliki implikasi negatif seperti kesalahan alokasi sumber
daya dan bias dalam evaluasi kinerja bawahan terhadap unit, pertanggung jawaban
mereka danakan menimbulkan kesenjangan atau slack. Oleh karena itu diperlukan
adanya monitoring dan meningkatkan kualitas pengungkapan untuk mengurangi
dampak negatif dari penyusunan anggaran. Adapun konsekuensi disfungsional dari
proses penganggaran meliputi:
1. Rasa tidak Percaya, dalam kenyataannya anggaran dapat disesuaikan tetapi akan
menjadi suatu sumber tekanan yang dapat menimbulkan rasa tidak percaya, rasa
permusuhan dan mengarah pada penurunan kinerja. Dari anggaran ini, orang
merasa pesimis, apakah mampu mencapai target yang dibebankan kepadanya.
2. Resistensi, di mana anggaran bisa jadi menimbulkan penolakan karena orang
mempunyai status qou masing-masing, terbiasa dengan cara-cara lama, serta
tidak tertarik untuk berubah dan dirugikan secara pribadi. Resistensi muncul
karena adanya prerequisite yang tidak proposional. Prerequisite yang dimaksud
adalah kenikmatan-kenikmatan yang diperoleh karena memangku jabatan. Jika
anggarannya tiba-tiba dipotong, tentu saja akan menimbulkan keterkejutan.
Selain itu, adapun alasan lain dari resistensi adalah proses anggaran memerlukan
waktu dan perhatian yang besar. Manejer atau penyelia mungkin
merasa terbebani dengan permintaan yang ekstensif atas waktu dan tanggung
jawab rutin mereka. Oleh karena itu, mereka tidak ingin terlibat dalam proses
1
penyusunan anggaran.
3. Konflik internal, konflik ini menciptakan suatu lingkungan kerja yang kompetitif
dan bermusuhan, konflik akan muncul manakala anggaran sebagai pusat
koordinasi tidak berjalan. Dimana, Masing-masing akan menjalankan ego
sendiri. Hal tersebut menimbulkan kebencian pada manajemen dan anggaran.
Seharusnya anggaran berfungsi sebagai alat koordinasi sehingga dapat
memitigasi konflik internal. Namun kadang susah dilakukan karena desentralisasi
tanpa disertai dengan pemahaman mengenai tujuan yang jelas. Oleh karena itu,
manajemen harus mengidentifikasi dan mendiagnosis penyebabnya, kemudian
tindakan untuk menghilangkan konflik internal dan mengembalikan hubungan
kerja yang harmonis dan produktif dapat dimulai.
Desentralisasi merupakan suatu bentuk pemberian kewenangan kepada unit-unit atau
pengelola-pengelola dengan tingkat kewenangan yang lebih rendah di dalam
suatu struktur organisasi.
4. Efek Samping Lain yang Tidak Diinginkan

5. Contohnya yaitu
terbentuk kelompok
informal kecil yang
menentang tujuan
6. dari anggaran,
anggaran
menyebabkan adanya
tekanan sehingga
terjadi stres,
7. penekanan
berlebihan pada
kinerja departemental
dan kurang
menekankan pada
8. kinerja organisasi
secara keseluruhan
Contohnya yaitu terbentuk kelompok informal kecil yang menentang tujuan
dari anggaran, anggaran menyebabkan adanya tekanan sehingga terjadi
stres, penekanan berlebihan pada kinerja departemental dan kurang
menekankan pada kinerja organisasi secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA

Hansen, D. R., & Mowen, M. M. (2018). Cornerstones of Managerial Accounting. Boston:


Cengage Learning.
Latrini, Ni Made Yeni., Suryanawa, I Ketut dan Putra, I Wayan. (2014). Partisipasi
Penganggaran dan Senjangan Anggaran. Universitas Udayana.
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/3c0486081cb9c50dc3c614
e55d5e43d1.pdf
Mulyadi. (2018). Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.
Merchant, K. A., & Van der Stede, W. A. (2017). Management Control Systems:
Performance Measurement, Evaluation and Incentives. Harlow: Pearson Education
Limited.

Anda mungkin juga menyukai