Anda di halaman 1dari 59

CA REVIEW

MANAJEMEN PERPAJAKAN
EMOTIONAL PERPAJAKAN

WAJIB PAJAK BERUSAHA MEMBAYAR


PAJAK SEKECIL MUNGKIN
TAX DISCIMINATION
TAX COMPLIENCE TIDAK TEGAS
PRAKTIK TAX EVASION
Definisi Manajemen Pajak

Upaya-upaya manajemen dalam memenuhi


kewajiban perpajakan yang benar, tetapi jumlah
pajak dapat ditekan serendah mungkin untuk
memperoleh laba dan likuiditas yang diharapkan.
SARANA MEMENUHI KEWAJIBAN PERPAJAKAN
DENGAN BENAR, TETAPI JUMLAH PAJAK YANG
DIBAYAR DAPAT DITEKAN SERENDAH MUNGKIN
UNTUK MEMPEROLEH LABA DAN LIKUIDITAS
YANG DIHARAPKAN (Lumbantoruan,1994)
Tujuan Manajemen Pajak

Umum:
Menerapkan peraturan perpajakan secara benar
Usaha efisiensi untuk mencapai laba dan likuiditas
yang seharusnya.

Manfaat Manajemen Pajak


Menghilangkan/menghapus pajak sama sekali
Menghilangkan/menghapus pajak dalam tahun
berjalan
Menunda pengakuan penghasilan
Mengubah penghasilan rutin berbentuk capital gain
Strategi Manajemen Pajak
Memperluas bisnis atau melakukan ekspansi usaha
dalam bentuk badan usaha baru
Menghindari pengenaan pajak berganda
Menghindari bentuk penghasilan yang bersifat rutin
atau teratur atau membentuk, memperbanyak atau
mempercepat pengurangan pajak.
manajemen pajak dapat dicapai melalui fungsi-fungsi
manajemen yang terdiri dari:
Perencanaan Pajak (Tax Planning)
Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan (Tax
Implemetation)
Pengendalian Pajak (Tax Control)
TAX AVOIDANCE

MANIPULASI PENGHASILAN SECARA LEGAL


YANG MASIH SESUAI DENGAN KETENTUAN
PERUNDANG UNDANGAN PERPAJAKAN
UNTUK MEMPERKECIL JUMLAH PAJAK
TERUTANG (Barr NA, 1977)

PENGATURAN SUATU PERISTIWA UNTUK


MEMINIMUMKAN PAJAK SESUAI DENGAN
KETENTUAN PERPAJAKAN
TAX SAVING

USAHA MEMINIMALISASI JUMLAH UTANG PAJAK YANG


TIDAK TERMASUK DALAM LINGKUP PERPAJAKAN
(Zain, 2003)

MENGHINDARI UTANG PAJAK DENGAN TIDAK MEMBELI


ATAU MENJUAL YANG ADA PPN ATAU MENGURANGI
JAM KERJA
TAX HEAVENS

FASILITAS PAJAK YANG DAPAT DINIKMATI DENGAN


ADANYA KETENTUAN PERPAJAKAN YANG BERLAKU
JUSTIFIKASI :
DOMISILI TIDAK ADA PAJAK YANG HARUS DIPUNGUT
PAJAK HANYA DIPUNGUT UNTUK INTERNATIONAL
TAXABLE EVENT
PERLAKUAN KHUSUS, MIS TAX HOLIDAYS
EKSPANSI PASAR MELALUI PENDIRIAN KANTOR
TAX EVASION

MANIPULASI SECARA ILEGAL ATAS PENGHASILANNYA


UNTUK MEMPERKECIL JUMLAH PAJAK TERUTANG
(Barr NA, 1997)

PENYELUNDUPAN PAJAK YANG MELANGGAR


UNDANG-UNDANG PAJAK (Anderson, dalam Zain, 2003)

Termasuk..
KATEGORI TAX EVASION...

IGNORANCE ( KETIDAKTAHUAN )

ERROR ( KESALAHAN )

NEGLIGENCE ( KEALPAAN )

MISSUNDERSTANDING ( KESALAHPAHAMAN
TAX PLANNING
TINDAKAN LEGAL PENGENDALIAN TRANSAKSI
TERKAIT DENGAN KONSEKUENSI POTENSI PAJAK
PAJAK YANG DAPAT MENGEFISIENSIKAN JUMLAH
PAJAK YANG DITRANSFER KE PEMERINTAH.
TRANSAKSI TERKENA PAJAK DIUPAYAKAN DIKURANGI
JUMLAH PAJAK ATAU DITUNDA SECARA LEGAL
ASPEK FORMAL DAN ADMININISTRATIF
HUKUM PAJAK FORMIL
NPWP DAN NPKP, PEMBUKUAN, MEMBAYAR PAJAK
SELF ASSESMENT SYSTEM
PAYMENT SYSTEM
ASPEK MATERIIL : OPTIMALISASI ALOKASI SUMBER DANA
MANAJEMEN AGAR PEMBAYARAN PAJAK EFEKTIF
TAX PLANNING

HAL YANG PENTING :


TIDAK MELANGGAR KETENTUAN PERPAJAKAN
SECARA BISNIS MASUK AKAL
BUKTI PENDUKUNG MEMADAI
(MIS. PERJANJIAN; FAKTUR; KEBIJAKAN AKUNTANSI)
PENGENDALIAN PAJAK (TAX CONTROL)
PERSYARATAN FORMAL DAN MARIIL
PENGENDALIAN PEMBAYARAN PAJAK
DOING THING RIGHT, DOING THE RIGHT THING AND
WORK SMART
Perencanaan Pajak
Perencanaan Pajak adalah langkah awal dalam manajemen
pajak dimana pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan
penelitian terhadap peraturan perpajakan, dengan maksud
dapat diseleksi jenis tindakan penghematan pajak yang akan
dilakukan.
Tujuan perencanaan pajak adalah merekayasa agar beban
pajak (Tax Burden) serendah mungkin dengan
memanfaatkan peraturan yang ada tetapi berbeda dengan
tujuan pembuatan Undang-undang maka tax planning disini
sama dengan tax avoidance karena secara hakikat ekonomis
kedua-duanya berusaha untuk memaksimalkan penghasilan
setelah pajak (after tax return) karena pajak merupakan
unsur pengurang laba yang tersedia baik untuk dibagikan
kepada pemegang saham maupun diinvestasikan kembali.
STRUKTUR TAX PLANNING

ENTITAS BISNIS

TAX PLANNING

TAX TAX TAX


POLICY LAW ADMNST

SISTIM PERPAJAKAN
Motivasi Perencanaan Pajak
1. Kebijaksanaan Perpajakan (Tax Policy)
Kebijaksanaan perpajakan merupakan alternatif dari berbagai sasaran yang
hendak dituju dalam sistem perpajakan.
Faktor yang mendorong dilakukannya suatu perencanaan pajak, yaitu:
Pajak yang akan dipungut
Siapa yang akan dijadikan subjek pajak
Apa saja yang merupakan objek pajak
Berapa besarnya tarif pajak
Bagaimana prosedurnya
2. Undang-undang Perpajakan (Tax Law) mengatur setiap permasalahan
secara sempurna, maka dalam pelaksanaannya selalu diikuti oleh
ketentuan-ketentuan pelaksana. Tidak jarang ketentuan pelaksanaan
tersebut bertentangan dengan Undang-undang itu karena disesuaikan
dengan kepentingan pembuat kebijaksanaan dalam mencapai tujuan lain
yang ingin dicapainya.
3. Administrasi Perpajakan (Tax Administration)
Motivasi perencanaan pajak adalah memaksimalkan laba setelah pajak
karena pajak itu ikut mempengaruhi dalam pengembalian keputusan atas
suatu tindakan dalam operasi perusahaan untuk melakukan investasi
dengan cara menganalisis secara cermat dan memanfaatkan peluang atau
kesempatan yang ada dalam ketentuan peraturan yang sengaja dibuat oleh
pemerintah untuk memberikan perlakuan yang berbeda atas objek yang
secara ekonomi hakikatnya sama (karena pemerintah mempunyai tujuan
lain tertentu) dengan memanfaatkan:
Perbedaan tarif pajak (Tax Rates)
Tahap-tahap Perencanaan
Pajak
Agar Tax Planning berhasil sesuai dengan yang
diharapkan, maka perencanaan itu seharusnya
dilakukan melalui berbagai urutan tahap-tahap berikut:
Analisis informasi yang ada
Buat satu model atau lebih rencana kemungkinan
besarnya pajak
Evaluasi pelaksanaan rencana pajak
Mencari kelemahan dan kemudian memperbaiki
kembali rencana pajak
Mutakhirkan rencana pajak

16
KARAKTERISTIK PERENCANAAN PAJAK

Legal, tidak bertentangan dengan peraturan


perpajakan yang berlaku
Integral, merupakan bagian integral dari
perencanaan menyeluruh perusahaan
Valid, didukung dengan bukti-bukti yang
memadai, misalnya: agreement. invoice dan
accounting treatment.
Cash flow, berhubungan dengan kegiatan
mengendalikan cash flow.
Net Present Value, memaksimalkan net present
value.
TAHAP-TAHAP PERENCANAAN PAJAK

1. Tahap Pemahaman
a. Memahami Peraturan Perpajakan.
b. Memahami Kondisi Internal.
c. Memahami Kondisi Eksternal.
d. Memahami Variabel-variabel Perencanaan Pajak.
- Variabel Entitas
1) Memindahkan Penghasilan
2) Memindahkan Biaya
3) Melakukan Transfer Pricing
- Variabel Waktu
- Variabel Peraturan Perpajakan
- Variabel Karakteristik (Kekhususan) Peraturan P
18jak
2. Tahap Penentuan Tujuan
3. Tahap Pemilihan Strategi
4. TahapPenentuanTeknik
5. Tahap Implementasi
6. Tahap Evaluasi
ASPEK STRATEGIS PERENCANAAN PAJAK

1. Aspek Strategis Berkaitan Dengan Bentuk Entitas Usaha


Wajib Pajak
2. Aspek Strategis Berkaitan Dengan Tujuan Wajib Pajak
a. Mengoptimalkan Beban Pengeluaran
b. Menghindari Sanksi Perpajakan
c. Menunda atau Mengangsur Pembayaran Pajak
d. Memaksimalkan Sumber Pendanaan Perusahaan
f. Memaksimalkan Transaksi Dalam Satu Group Perusahaan
g. Memaksimalkan Pembayaran Pajak-Pajak, dan Zakat,
Sebagai Pengurang Penghasilan
3. Aspek Strategis Berkaitan Dengan Kondisi Internal Wajib
Pajak
a. Memaksimalkan Kompensasi Kerugian
b. Melakukan Merger
c. Penentuan Metode Penyusutan Aktiva Tetap
4. Aspek Strategis Berkaitan Dengan Kondisi Eksternal Wajib
Pajak
SISTIM PERPAJAKAN

EQUITY
CERTAINTY
HORIZONTAL
CONVENIENCE DAN
ECONOMY VERTICAL

GLOBAL INCOME TAXATION

SISTIM
PERPAJAKAN TERITORIAL INCOME TAXES

KEHIDUPAN SOSIAL, EKONOMI


DAN KEBIJAKAN PUBLIK
INCOME TAXATION

GLOBAL INCOME TAXATION


UU PAJAK PENGHASILAN MENGENAKAN PAJAK
ATAS SELURUH PENGHASILAN DARI SETIAP
NEGARA DI SELURUH DUNIA (WORLD-WIDE
INCOME)--ZAIN (2003)
TERITORIAL INCOME TAXATION
UU PAJAK PENGHASILAN MENGENAKAN PAJAK
ATAS
PENGHASILAN YANG DIPEROLEH DALAM
DAERAH
YURISDIKSINYA (REGIONAL INCOME)--ZAIN
(2003)
JENIS PUNGUTAN

PAJAK
PPN & PPnBM PBB BEA MATERAI
PENGHASILAN

CUKAI BEA MASUK

ENTITAS
BISNIS

PAJAK
RETRIBUSI
DAERAH
PAJAK DAERAH
RETRIBUSI DAERAH
RETRIBUSI DAERAH..
RETRIBUSI DAERAH
SELF-ASSESMENT SYSTEM
Menghitung Tarip x DPP Pajak Terutang

Memperhitungkan Pelunasan Pajak Kredit Pajak

WP PT - KP

Membayar PT > KP PT = KP PT < KP

Melaporkan
SKPKB SKPN SKPLB

SPT SKPKBT
HUKUM PAJAK

UU PERPAJAKAN PERATURAN PEMERINTAH

ENTITAS
BISNIS

KEP. / SE DIRJEN PAJAK KEP. MENKEU


TAX POLICY

PAJAK YANG DIPUNGUT


PAJAK PENGHASILAN BADAN DAN PERORANGAN
PAJAK CAPITAL GAINS
WITHOLDING TAX (GAJI, DIVIDEN, SEWA, BUNGA, dst)
PAJAK IMPOR, EKSPOR DAN BEA MASUK
PAJAK UNDIAN / HADIAH
CAPITAL TRANSFER / TRANSFER DUTIES
BUSINESS LICENCE DAN TRADE TAXES
SIAPA SUBJEK PAJAK
BADAN USAHA VS PEMEGANG SAHAM
OBJEK PAJAK DAN TARIF PAJAK
SELF ASSESMENT SYSTEM & PAYMENT SYSTEM
TAX LAW
UNDANG - UNDANG PERPAJAKAN
TIDAK MENGATUR SEMUA PERMASALAHAN PAJAK
TIDAK MENGATUR SECARA TEKNIS
PERATURAN PEMERINTAH, KEPMENKEU, SE DIRJEN PAJAK
KETENTUAN BERTENTANGAN DENGAN UU
PENYESUAIAN KEBIJAKAN TERTENTU
ANALISIS CELAH (LOOPHOLES)
PERBEDAAN TARIF PAJAK (TAX RATES)
PERBEDAAN PERLAKUAN OBJEK PAJAK SEBAGAI
DASAR PENGENAAN PAJAK (TAX BASE)
KESEMPATAN PENGHEMATAN PAJAK
TAX ADMINISTRATION

PERSYARATAN ADMINISTRASI PAJAK


MENGHINDARI SANKSI ADMINISTRASI & PIDANA
PENGISIAN SPT DAN PEMBAYARAN PAJAK
PENGAWASAN IMPLEMENTASI TAX PLANNING
PELAKSANAAN TAX PLANNING

PRINSIP FORMULA PAJAK PENGHASILAN


UNSUR PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN
PRINSIP DEDUCTIBLE MENJADI TAXABLE
BIAYA DAPAT DIKURANGKAN
PENGHASILAN TIDAK OBJEK PAJAK
PEMECAHAN USAHA
PEMBENTUKAN ENTITAS BARU--HOLDING COMPANY
PENYEBARAN PENGHASILAN DAN BIAYA
ALTERNATIF KEBIJAKAN MANAJEMEN & AKUNTANSI
FAKTOR PAJAK
PENINGKATAN BIAYA YANG DAPAT DIKURANGKAN
PERUBAHAN PENGERTIAN PENGHASILAN YANG TIDAK
KENA PAJAK
FORMULA PAJAK PENGHASILAN

NO KOMPONEN PERHITUNGAN KETENTUAN


1 Jumlah seluruh penghasilan Pasal 4 ayat 1
2 Penghasilan tidak objek pajak penghasilan (-) Pasal 4 ayat 3
3 Penghasilan bruto (=) (1-2)
4 Biaya fiskal boleh dikurangkan (-) Pasal 6 ayat 1
Koreksi : Pasal 11
Biaya yang tidak boleh dikurangkan (-) Pasal 11A
Pasal 9 ayat 1 dan 2
5 Penghasilan neto (=) (3-4)
6 Kompensasi kerugian (-) Pasal 6 ayat 2
7 Penghasilan Tidak Kena Pajak ( Wajib Pajak (-) Pasal 7 ayat 1
Orang Pribadi )
8 Penghasilan Kena Pajak (=) (5-6-7)
9 Tarip pajak (x) Pasal 17
10 Pajak Penghasilan Terutang (=) (8-9)
11 Kredit pajak (-) Pasal 21; 22, 23, 24
dan pasal 25
12 Pajak Penghasilan Kurang Bayar / Lebih Bayar / ( 10 - 11 )
Nihil Bayar Pasal 28, 28 A dan 29
BIAYA DAPAT DIKURANGKAN
BIAYA UNTUK MENDAPATKAN PENGHASILAN
PENYUSUTAN DAN AMORTISASI
IURAN DANA PENSIUN YANG DISAHKAN MENKEU
KERUGIAN PENJUALAN HARTA
KERUGIAN SELISIH KURS
BIAYA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
BIAYA BEA SISWA, MAGANG DAN PELATIHAN
PIUTANG YANG TIDAK TERTAGIH, syarat :
a. TELAH DIBEBANKAN SEBAGAI BIAYA
b. DISERAHKAN BADAN URUSAN PIUTANG DAN LELANG
NEGARA (BUPLN)
c. DIPUBLIKASIKAN DALAM PENERBITAN
d. MENYERAHKAN DAFTAR PIUTANG TIDAK TERTAGIH
KEPADA DIRJEN PAJAK
PENGHASILAN TIDAK OBJEK PAJAK

BANTUAN ATAU SUMBANGAN


WARISAN
SETORAN TUNAI PENYERTAAN SAHAM DITERIMA BADAN
IMBALAN DALAM BENTUK NATURA
PENERIMAAN ASURANSI KEPADA ORANG PRIBADI
DEVIDEN YANG DITERIMA BADAN, syarat :
a. BERASAL DARI LABA DITAHAN
b. BAGI PT, BUMN DAN BUMD PENERIMA DEVIDEN PALING
RENDAH 25% DAN MEMPUNYAI USAHA AKTIF DILUAR
KEPEMILIKAN SAHAM
IURAN PENSIUN
PENGHASILAN MODAL YANG DITANAMKAN
BAGIAN LABA YANG TIDAK TERBAGI ATAS SAHAM
BUNGA OBIGASI DITERIMA PERUSAHAAN REKSADANA
PENGHASILAN YANG DITERIMA PERUSAHAAN VENTURA
PRINSIP TAXABLE & DEDUCTIBLE

MERUBAH DEDUCTIBLE MENJADI TAXABLE


BEBAN YANG TIDAK DAPAT DIKURANGKAN MENJADI
DAPAT DIKURANGKAN
PENGHASILAN SEBAGAI OBJEK PAJAK MENJADI BUKAN
OBJEK PAJAK
ILUSTRASI !!
PT. DHANA MEMPEROLEH PENGHASILAN Rp10,000,000 RIBU
DAN BEBAN KOMERSIAL Rp7,500,000 RIBU, TERMASUK
KEBIJAKAN MENYEDIAAN DOKTER DAN OBAT-OBATAN
SEJUMLAH RP180,000,000 RIBU
PERHITUNGAN FISKAL
KETERANGAN TANPA PERENCANAAN TAX PLANNING

Penghasilan 10,000,000,000.00 10,000,000,000.00


Beban komersial (7,500,000,000.00) (7,500,000,000.00)
Laba sebelum pajak 2,500,000,000.00 2,500,000,000.00
Koreksi :
Biaya tidak boleh
dikurangkan 180,000,000.00
Laba Fiskal 2,680,000,000.00 2,500,000,000.00

Pajak penghasilan (786,500,000.00) (732,500,000.00)

Laba setelah pajak 1,893,500,000.00 1,767,500,000.00

PENGHEMATAN PAJAK Rp54,000,000.00


Pemecahan usaha

PEMANFAATAN TARIF PAJAK


PERGESERAN PENGHASILAN AGAR TIDAK TERMASUK
TARIF PAJAK TERTINGI (TOP RATE BRACKETS)
PENGHEMATAN TARIF PAJAK RATA-RATA
ILLUSTRASI !!
LABA SEBELUM KENA PAJAK Rp450,000,000.00

10% X Rp 50,000,000.00 = 5,000,000.00


15% X Rp 50,000,000.00 = 7,500,000.00
30% X Rp 350,000,000.00 = 105,000,000.00

Pajak pajak terutang 117,500,000.00

ENTITAS DIPECAH MENJADI 2 BADAN HUKUM DENGAN


MASING-MASING Rp225,000,000.00
ENTITAS A

10% X Rp 50,000,000.00 = 5,000,000.00


15% X Rp 50,000,000.00 = 7,500,000.00
30% X Rp 125,000,000.00 = 37,500,000.00

Pajak pajak terutang 50,000,000.00

ENTITAS B

10% X Rp 50,000,000.00 = 5,000,000.00


15% X Rp 50,000,000.00 = 7,500,000.00
30% X Rp 125,000,000.00 = 37,500,000.00

Pajak pajak terutang 50,000,000.00


Penyebaran penghasilan & biaya

PERPANJANGAN JANGKA WAKTU PENGENAAN PAJAK


PENJUALAN SECARA ANGSURAN / KREDIT
PERPENDEK JANGKA WAKTU BIAYA YANG DAPAT
DIKURANGKAN
PEMBELIAN TUNAI MENJADI LEASING
BIAYA LEASING LEBIH BESAR PENYUSUTAN
FISKAL
DIVERSIFIKASI USAHA PENUNJANG
PEMBENTUKAN ENTITAS BISNIS BARU
MIS. PERUSAHAAN LEASING ATAU SEWA (RENTAL)
MANAJEMEN PAJAK

PENJUALAN SECARA ANGSURAN / KREDIT


PERPENDEK JANGKA WAKTU BIAYA YANG DAPAT
DIKURANGKAN
PEMBELIAN TUNAI MENJADI LEASING
BIAYA LEASING LEBIH BESAR PENYUSUTAN
FISKAL

DIVERSIFIKASI USAHA PENUNJANG


PEMBENTUKAN ENTITAS BISNIS BARU
MIS. PERUSAHAAN LEASING ATAU SEWA (RENTAL)
Pemilihan sumber Dana Aset tetap

1. Dampak dari menahan laba (pendanaan


internal).
2. Dampak dari pendanaan melalui modal
(equity financing) dan distribusi laba
(distributing dividend).
3. Dampak dari pendanaan melalui utang
(debt financing) terutama oleh
pemegang sahamnya.
4. Factoring and leasing.
5. Hybrid financial instruments.

42
Penghasilan
1. Foreign exchange loss.
2. Capital expenditure versus revenue
expenditure.
3. Pemilihan metode persediaan.
4. Pemilihan metode penyusutan.
5. Menyiasati SE-46/PJ.4/1995
6. Cadangan kerugian piutang tak tertagih.
7. Biaya entertainment.
8. Persyaratan-persyaratan beban promosi
sesuai peraturan perpajakan.
9. Berbagai pengujian untuk menguji
kebenaran beban pokok penjualan.
10. Ekualisasi beban pokok penjualan dan
beban operasional dengan DPP PPN 43
Unsur Beban
1. Tax planning pengelompokkan jenis
penghasilan untuk menghitung angsuran
masa PPh Pasal 25.
2. Foreign exchange revenue.
3. Rekonsiliasi peredaran usaha dan
penghasilan lainnya dengan DPP PPN
Keluaran dan DPP PPh yang
dipotong/dipungut.
4. Berbagai pengujian untuk menguji
kebenaran perhitungan peredaran usaha.
5. Pengendalian atas bea keluar (pajak ekspor)
atas penjualan ekspor yang terutang bea
keluar.
Beda waktu. 44
PPh 21 & withholding lain
1. Kompensasi karyawan: tunai versus
natura.
2. Gross method, net method, dan gross-up
method.
3. Konsep taxable dan deductible terkait
dengan unsur-unsur biaya karyawan.
4. Rekonsiliasi objek pph pasal 21 dengan
unsur-unsur biaya karyawan:
5. Identifikasi atas objek-objek withholding
tax.
6. Rekonsiliasi SPT masing-masing
withholding tax dengan biaya-biaya yang
terkait dengan objek withholding tax.
45
PPN
1. Kapan seharusnya mendaftar sebagai
PKP?
2. Pengendalian atas faktur pajak keluaran
maupun faktur pajak masukan agar
memenuhi syarat formil dan materil.
3. Tax planning pemilihan tempat pajak
terutang.
4. Strategi menghadapi temuan pemeriksa
tentang konfirmasi PPN yang dinyatakan
tidak ada.
5. Rekonsiliasi DPP PPN dengan peredaran
usaha dalam SPT PPh Badan.

46
Pajak Internasional

1. Konsep dasar perpajakan internasional.


2. Konsep juridical versus economic double
taxation.
3. Konsep anti-tax avoidance.
4. Pengertian dan tujuan penghindaran pajak
berganda (P3B).
5. Transfer pricing.

47
Soal 1

Makan siang bagi seluruh pegawai yang diterima


oleh karyawan akan bersifat...
a. Menambah penghasilan karyawan dan dapat dibebankan
pemberi kerja.
b. Tidak menambah penghasilan karyawan dan dapat
dibebankan pemberi kerja.
c. Menambah penghasilan karyawan dan tidak dapat
dibebankan pemberi kerja.
d. Tidak menambah penghasilan karyawan dan tidak dapat
dibebankan pemberi kerja.

B. Makan siang bagi seluruh pegawai


bersifat non taxable bagi karyawan dan
deductible bagi pemberi kerja.
Soal 2

Dalam melakukan tax planning perlu memperhatikan keberadaan


hubungan istimewa. Hubungan istimewa dianggap ada apabila OP saling
memiliki hubungan keluarga...
a. Sedarah atau semenda dalam garis keturunan lurus.
b. Sedarah atau semenda dalam garis keturunan lurus satu derajat.
c. Sedarah atau semenda dalam garis keturunan lurus atau ke samping.
d. Sedarah atau semenda dalam garis keturunan lurus atau ke samping
satu derajat.

D. Hubungan istimewa meliputi hubungan


keluarga sedarah atau semenda dalam garis
keturunan lurus atau ke samping satu
derajat.
Soal 3

WP dapat melakukan penghematan pajak dengan


mempercepat pemeriksaan dengan memperoleh
pengembalian pendahuluan kelebihan pembayaran pajak. WP
dengan kriteria tertentu berhak diberikan pengembalian
pendahuluan kelebihan pembayaran pajak, atas
pertimbangan...
a. Skala usaha WP yang masih kecil, guna menstimulasi
penambahan PKP berstatus UMKM.
b. Kekhususan akibat sifat usaha WP yang menyebabkan
pengembalian kelebihan lama dipulihkan melalui
kompensasi pengkreditan.
c. Pemberian insentif bagi WP yang berkegiatan usaha di
daerah tertinggal.
D. WP dengan kriteria tertentu merupakan
d. Kepatuhan WP dalam melaporkan SPT Masa.
WP yang memiliki kepatuhan pelaporan SPT
Masa dan berbagai ketentuan formal lain.
Soal 4

Dalam melakukan perencanaan pajak, perlu


memperhatikan sanksi pidana akibat dari
pelanggaran ketentuan perpajakan. Berikut
merupakan tindakan yang dapat dikenai sanksi
pidana, kecuali
A. Terlambat menyampaikan SPT.
B. Tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan.
C. Menyampaikan SPT yang isinya tidak lengkap.
D. Menyampaikan SPT yang isinya tidak benar.
A. Terlambat menyampaikan SPT bukan
merupakan tindak pidana.
Soal 5

Perencanaan pajak dilakukan dengan


mengupayakan agar beban yang dapat dikurangkan
optimal. Sumbangan yang tidak dapat dikurangkan
dari penghasilan adalah yang diberikan terhadap
A. Bencana nasional.
B. Kegiatan sosial.
C. Fasilitas pendidikan.
D. Pembinaan olahraga.
B. Sumbangan bencana nasional, fasilitas
pendidikan, dan pembinaan olahraga besifat
deductible.
Soal 6

Natura berupa pakaian keselamatan kerja yang


diharuskan akibat sifat pekerjaan merupakan natura
yang...
A. Dapat dibebankan oleh perusahaan.
B. Tidak dapat dibebankan oleh perusahaan.
C. Menambah penghasilan karyawan.
D. Menambah penghasilan karyawan, apabila
diberikan oleh Wajib Pajak (WP) yang dikenai
deemed profit. A. Pakaian keselamatan kerja yang
diharuskan akibat sifat pekerjaan bersifat
deductible bagi pemberi dan non taxable
bagi penerima.
Soal 7

Biaya berikut dapat dikurangkan dari penghasilan


Bentuk Usaha Tetap (BUT), kecuali...
A. Biaya terkait penjualan kantor pusat yang serupa
penjualan BUT.
B. Biaya terkait penghasilan kantor pusat sepanjang
ada hubungan efektif antara BUT dengan
penghasilan.
C. Biaya administrasi kantor pusat berkaitan
dengan usaha atau kegiatan BUT.
D. Biaya sewa BUT kepada kantor pusat.
D. Biaya sewa BUT kepada kantor pusat
D. Biaya sewa BUT kepada kantor pusat
bersifat non deductible.
Soal 8

Perolehan aset akibat pemecahan usaha bagi


entitas yang baru dibentuk diukur berdasarkan...
A. Nilai sisa buku.
B. Nilai wajar.
C. Nilai yang ditetapkan Dirjen Pajak.
D. Nilai sisa yang telah disusutkan sesuai
penyusutan fiskal
B. Aset diperoleh akibat pemecahan
usaha diukur berdasarkan nilai wajar
bagi penerima.
Soal 9

Menkeu atau Dirjen Pajak memiliki kewenangan menetapkan


perihal berikut, kecuali...
A. Besarnya perbandingan antara utang dan modal
perusahaan.
B. Saat diperolehnya dividen oleh WPDN atas semua
penyertaan modal pada badan usaha di luar negeri yang
tidak diperdagangkan di bursa efek.
C. Besarnya penghasilan bagi WP yang terlibat transaksi
dengan WP lain dengan hubungan istimewa.
D. Subjek yang dianggap melaksanakan pengalihan saham
B. Menkeu berwenang menetapkan saat
special purpose company didiperolehnya
tax havendividen
country.
oleh WPDN atas
penyertaan modal pada badan usaha di
luar negeri yang tidak diperdagangkan
di bursa efek apabila memiliki
kepemilikan minimal 50%.
Soal 10

Syarat agar WP Badan memperoleh penurunan tarif


5% adalah...
A. Minimal 40% dari modal disetor, diperdagangkan
di bursa efek di Indonesia.
B. Dimiliki oleh minimal 300 pemegang saham
dengan kepemilikan masing masing maksimal
5%, selama periode 6 bulan dalam satu tahun.
C. Salah satu syarat (a) atau (b) dipenuhi.
D. Kedua syarat (a) dan (b) dipenuhi.
C. WP Badan memperoleh penurunan tarif
5% apabila minimal 40% dari modal disetor,
diperdagangkan di bursa efek di Indonesia,
atau dimiliki minimal 300 pemegang saham
dengan kepemilikan maksimal 5%, selama
periode 6 bulan.
Contoh Soal
PT. ABC merencanakan akan melakukan penggabungan dengan PT. XYZ, dimana pada
tanggal efektif penggabungan tersebut, PT. ABC akan mengambil alih seluruh harta dan
menanggung semua kewajiban dari PT. XYZ. Adapun perhitungan dari transaksi tersebut
adalah sebagai berikut :

NO. URAIAN HARGA JUAL NILAI BUKU


(MILYAR) (MILYAR)
1. Aktiva lancar 500 500
2. Aktiva tetap (bersih) 2.000 1.750
3. Aktiva lain 100 50
4. Harga beli kotor (1 | 2 | 3) 2.600 2.300
Dikurangi :
5. Kewajiban yang diambil 600 600
alih
6. Harga beli bersih (4-5) 2.000 1.700
Pertanyaan :
Bagaimana aspek PPh dilihat dari sisi PT. ABC dan PT. XYZ apabila :
1. Transaksi pengambilan harta tersebut dilakukan dengan pembayaran tunai (cash for assets)
2. Transaksi pengambil alihan harta tersebut dilakukan dengan pembayaran saham (stock for
assets)
58
Akuntan

Profesi untuk
TERIMA Mengabdi pada
Negeri
KASIH Dwi Martani
081318227080
martani@ui.ac.id atau d
wimartani@yahoo.com
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/

Anda mungkin juga menyukai