Anda di halaman 1dari 214

BIOSTATISTIKA

Oleh
H. Mohammad Basri,SKM, M.Kes

1
Pengasuh
mata kuliah

PENGANTAR 2
1. Metoda Statistika ( Sujana ).
Refere
2. Pengantar Statistika (Ronald E.Walpole). nsi
3. Statistical Process Control ( Vincent Gaspersz )
4. Metode statistik Non Parametrik Terapan ( P. Sprent)
5. Statistik Non Parametrik ( Sidney Siegel).
6. Biostatistics a Foundation for analysis in the health sciences
(Wayne W. Daniel)
7. Basic Allied Health Statistics and Analysis. (Greda Koch)
8. Statistical Methods for Rates and Proportions (Joseph L. Fleiss)
9. Sampling Techniques (William G. Cochran)
10.Introduction to statistical quality Control (Douglas C.
Montgomery)
11.Introduction to statistical analysis (Wilfrid J. Dixon).
3
Tujuan
Instruksional
Memberikan wawasan dan kemampuan
Umum pada mahasiswa untuk dapat
MENJELASKAN dan MENERAPKAN
prinsip dan proses penerapan
biostatistika dalam pelayanan
kesehatan KHUSUSNYA dalam
pelayanan Kes. Masy.

PENGANTAR 4
Materi
perkuliahan
1. PENGANTAR
2. PENDAHULUAN
3. PENGUMPULAN
DATA
4. PENGOLAHAN
DATA
5. PENYAJIAN DATA
6. ANALISIS
DATA
7. UJI HIPOTESIS

BIOSTATISTIK- GIA 5
Definis
i
Ialah KONSEP dan METODE yang
digunakan untuk mengumpulkan dan
interpretasi data mengenai suatu
bidang kegiatan tertentu dan menarik
kesimpulan dalam situasi dimana ada
KETIDAK PASTIAN dan VARIASI

PENDAHULUAN 6
Penge
KONSEP STATIS rtian
TICA

BIOSTA Teori
matematika
TISTIC VARIA
STATIS BEL
METODE
TICS

* Pengumpulan
Pengolahan
Analisis
Kesimpulan

PENDAHULUAN 7
Penge
Skala
rtian
Pengukuran

VARIABEL DATA INFORMASI

Pengolahan
data

PENDAHULUAN 8
KONSEP VARIABEL
MATERI ALAM DENGAN CIRI :

Ada SIMBOL atau ATRIBUT


Tersusun oleh
KOMPONEN/DIMENSI variabel.
Dimensi dpt tersusun oleh SUB
DIMENSI
Ada VARIASI nilai pengukuran.
Fred N. Kerlinger Consuelo,
9 G. Selvia, at al.
Skala
pengukuran
Variabel
Dasar yang digunakan untuk membentuk skala memiliki
tiga ciri yakni :
1. Bilangannya berurutan.
2. Selisih antara bilangan- bilangan adalah berurutan.
3. Deret bilangan mempunyai asal mula yang unik yang
ditandai dengan bilangan nol.
4. Kombinasi ciri-ciri urutan, jarak, dan asal mula
menghasilkan pengelompokan skala ukuran yang
dipakai secara umum .

PENDAHULUAN 10
Skala
pengukuran
Variabel
Pengertian Dan Prinsip skala pengukuran variabel

SIFAT SKALA PENGUKURAN


JENIS SKALA Kategor Urutan Interval Kelipata
i n
Nominal + - - -
Ordinal + + - -
Interval + + + -
Rasio + + + +

PENDAHULUAN 11
Skala
pengukuran
JENIS SKALA
Variabel
OUTPUT SKALA PENGUKURAN
DATA UJI STATISTIK

Nominal DATA DISKRET NON


Ordinal PARAMETRIK
Interval DATA KONTINU PARAMETRIK
Rasio

PENDAHULUAN 12
Data
Apabila variabel dikumpulkan akan terbentuk
suatu data sehingga, Data tidak lain dari
kumpulan variabel.

Data Primer
Data Sekunder
Data Kuantitatif
Data Kualit atif
Data Intern
Data Ekstern
Data Crossectional
Data Berkala
Data Diskret
Data Kontinu
Data literal
Data Observasional

PENDAHULUAN 13
Data
Syarat data yang baik
1.Relevant
2.Obyektif.
3.Valid
4.Reliable
5.Tepat waktu

PENDAHULUAN 14
Prinsip
Pengumpulan
Dalam pengumpulan data perlu diketahui :
Pengertian Data
Tujuan pengumpulan Data
Unit Observasi Elemen atau obyek
yang akan dikumpulkan
Unit analisis Karakteristik yang
melekat pada unit observasi

PENGUMPULAN DATA 15
Jenis
Dalam pengumpulanPengumpulan
data dikenal dua Jenis:
Sensus. Data
Ialah apabila pengumpulan data dilakukan terhadap
seluruh elemen populasi satu persatu.
Data yang diperoleh disebut data sebenarnya, (true
value) atau sering disebut dengan Parameter .

Sampling.
Ialah apabila data yang dikumpulkan hanya sebagian
dari populasi.
Data yang diperoleh merupakan data perkiraan
(estimate value).

PENGUMPULAN DATA 16
Cara
Pengumpulan
Cara pengumpulan data adalah:
Cara Kuesioner.Data
Enumerator dan responden tidak terjadi
komunikasi pada saat pengisian kuesioner
(komunikasi satu arah)
Keuntungan : mudah dan murah
Kelemahan : Ancaman drop out tinggi.
Interview (wawancara).
Enumerator dan responden terjadi komunikasi
pada saat pengisian kuesioner.(komunikasi
dua arah

PENGUMPULAN DATA
Keuntungan : tidak ada ancaman17 drop out.
Kuesioner
Pengumpulan
Kuesioner adalah salah satu bentuk alat ukur yangData
digunakan
untuk mengumpulkan semua informasi yang diinginkan dalam
suatu penelitian atau pengumpulan data.

Kuesioner berisi :
Identitas wilayah
Identitas umum responden
Identitas Khusus responden
Bentuk Kuesioner :
Terstruktur :
- Close ended
- Open ended
Terbuka / bebas
PENGUMPULAN DATA 18
Contoh
DAFTAR PERTANYAAN
Kuesioner
LAMA HARI RAWAT PASIEN RAWAT INAP DI RS
PELAMONIA
A IDENTITAS WILAYAH KODE
1 Nomor Responden :
2 .
3 Propinsi :
4 ..........................................
5 Kabuptaen :
.........
6
Kecamatan :
7

Kelurahan/Desa :

Lingkungan :
Rukun Tetangga (RT) :
B IDENTITAS UMUM RESPONDEN

8 Nama :
9 Umur : . Tahun
10 Jenis Kelamin :
1. laki-laki
2. Perempuan
11 Suku bangsa :
3. Bugis
19
4. Makassar
5. Mandar
Contoh
DAFTAR PERTANYAAN
Kuesioner
LAMA HARI RAWAT PASIEN RAWAT INAP DI RS
PELAMONIA
C IDENTITAS KHUSUS RESPONDEN KODE
LAMA PERAWATAN dan KEPUASAN PASIEN
12 Sejak ibu masuk RS sampai sekarang telah mejalani
hari rawat selama . Hari
13 Selama ibu di RS maka perawatan yang ibu terima :
a. Sangat puas 1
b. Puas 2
c. Biasa-biasa saja 3
d. Kurang puas 4
e. Sangat tidak puas 5

SIKAP PERAWAT
14 Selama ibu dirawat di RS ini, maka kesan pelayanan
yang diberikan oleh para perawat adalah :
a. Sangat ramah.
b. Ramah
c. Kurang ramah
d. Tidak ramah
e. Lainnya (tulis)
..


20
Prinsip dan
langkah-langkah
Penyuntingan data (Editing)
- Dilapangan
- Pengolahan
Koding (Coding).
-. Koding kuesioner
- Buat daftar variabel
- buat daftar koding
- Pemindahan hasil koding
- Buat program entry / tabulasi data

PENGOLAHAN DATA 21
Contoh daftar
DAFTAR VARIABEL
variabel
No KODE LABEL VARIABEL TIPE DIGIT DESIMA
(Nama variabel) L
1 NOMOR Nomor urut responden Numerik 2 0
IDENTITAS WILAYAH
2 LURAH Kelurahan. String 1 0
1. Tamalanrea
2. Daya

IDENTITAS UMUM RESPONDEN


3 UMUR Umur responden Numerik 2 0
4 SEX Jenis kelamin responden String 1 0
1. laki-laki
2. perempuan

5 SUKU Suku bangsa responden String 1 0


1. Bugis
2. Makassar
3. Mandar
4. Tator
5. Lainnya

IDENTITAS KHUSUS RESPONDEN

6 HRAWAT Lamanya pasien dirawat di ruang rawat Numerik 3 2


inap
22
Contoh daftar
koding

DAFTAR KODING

01= 01= 01= 01= 01= 01= 01= 01=


02= 02= 02= 02= 02= 02= 02= 02=
03= 03= 03= 03= 03= 03= 03= 03=
04= 04= 04= 04= 04= 04= 04= 04=
05= 05= 05= 05= 05= 05= 05= 05=
06= 06= 06= 06= 06= 06= 06= 06=
07= 07= 07= 07= 07= 07= 07= 07=
08= 08= 08= 08= 08= 08= 08= 08=
09= 09= 09= 09= 09= 09= 09= 09=

10= 10= 10= 10= 10= 10= 10= 10=

23
Prinsip dan
langkah-langkah

Entry data ( Pemasukan data )


Pembersihan data ( Cleaning )
Analisis data
Penyajian data
Penyimpulan hasil.

PENGOLAHAN DATA 24
PENYAJIAN DATA

25
Bentuk
Penyajian Data
Penyajian data dilakukan dalam
tiga bentuk yakni :

Tabel (Tabular
presentation)
Grafik (Grafical
presentation)
Narasi (Textular
PENYAJIAN DATA
presentation)
26
Penyajian Dlm
bentuk Tabel
Pengertian :
Tabel adalah salah satu bentuk penyajian data,
yang tersusun secara sistematis dalam bentuk
baris dan kolom, serta bertujuan untuk
membandingkan data dalam bentuk:
Baris dengan baris
Kolom dengan kolom
Baris dengan Kolom.

PENYAJIAN DATA 27
Komponen
Tabel
Tabel. 1 Penjelasan tentang bagian-bagian dari
pada suatu tabel di STIK GIA, Tahun 2004

STUB BOX HEAD TOTAL


Sub box Sub box
head head
Sub stub Sel tabel * Sel tabel Marginal
Baris
Sub stub Sel tabel Sel tabel Marginal
Baris

JUMLA Marginal
kolom
Marginal
kolom
H : Data primer
Sumber
Keterangan : * perlu penjelasan

PENYAJIAN DATA 28
Komponen
Tabel
Judul tabel :
Judul tabel hendaknya berisi tentang isi dari pada
suatu tabel seperti :
Unsur Apa ( Apa isi dari pada
tabel )
Unsur Dimana ( Tempat dimana
dilakukan )
Unsur kapan ( Waktu kapan
dilakukan )
PENYAJIAN DATA 29
Jenis-Jenis
Pembagian tabel: Tabel
Secara umum tabel terdiri dari dua
jenis yakni :

Tabel Induk=Master table=tabel referensi.


Adalah tabel yang berisi seluruh informasi
tentang hasil penelitian atau pengumpulan
data, sifatnya sangat umum, dan belum dapat
ditarik suatu kesimpulan.

PENYAJIAN DATA 30
Contoh tabel
Tabel 2 Induk
Data umum perawat di rumah
2004
sakit (x) tahun

No DATA UMUM RESPONDEN


Ur U Sex Suku Agama Pendidikan DLL
ut m L P 1 2 3 4 5 I K H B SD SLP SLA D3 S1 S2
ur

1 14 x

2 30 X

3 60 X

4 45 X

5 25 X

6 70 X
Sumber : Rumah Sakit
(x)

PENYAJIAN DATA 31
Jenis-Jenis
Tabel
Pembagian tabel:

Tabel Anak=Special table.


Adalah tabel yang digunakan untuk
kepentingan analisis khusus tentang variabel
dari hasil suatu penelitian, sifatnya sangat
spesifik, dapat ditarik kesimpulan, dan
terdiri dari : tabel satu arah, dua arah dan
tiga arah.

PENYAJIAN DATA 32
Jenis-Jenis
Tabel
Jenis tabel special

Tabel satu arah


Tabel dua arah
Tabel tiga arah

PENYAJIAN DATA 33
Jenis-Jenis
Tabel
Tabel satu arah
Adalah tabel yang memuat
keterangan mengenai
karakteristik dari satu
variabel tunggal.

PENYAJIAN DATA 34
Contoh Tabel
Tabel 3
satu arah
Distribusi jenis penyakit yang dirawat
di Rumah Sakit ( X ) tahun 2004

Jenis Penyakit Frekuensi Persen


(n) (%)

ISPA 30 13,3
DBD 45 20,0
TYPHOID 50 22,2
TBC 25 11,1
DIARE 75 33,4
JUMLAH 225 100,0

Sumber : Rumah Sakit (x)

PENYAJIAN DATA 35
Jenis-Jenis
Tabel
Tabel Dua arah
Adalah tabel yang memuat
keterangan mengenai
karakteristik dari dua
variabel dalam satu tabel.

PENYAJIAN DATA 36
Contoh Tabel
dua Arah
Tabel 4 Hubungan kualitas pelayanan dirumah
Sakit (X) menurut komitmen kerja perawat
tahun 2004
Kualitas pelayanan
Komitmen keperawatan RS (X) TOTAL
kerja Baik Kurang
perawat

Jml Perse Jm Perse Jml Perse


n l n n

Baik 19 76,0 6 24,0 25 100,0


Kurang 5 20,8 18 78,3 23 100,0
Sumber : Data primer
JUMLAH 24 50,0 24 50,0 48 100,0

PENYAJIAN DATA 37
Jenis-Jenis
Tabel
Tabel Tiga Arah
Adalah tabel yang memuat
keterangan mengenai
karakteristik dari tiga
variabel dalam satu tabel.

PENYAJIAN DATA 38
Contoh tabel
tiga arah
Tabel 5 Distribusi karakteristik tenaga perawat menurut rumah
sakit pada Dinas kesehatan Kota Makasar tahun 2004

Karakteristik tenaga perawat


Rumah Masa kerja Golongan Status kawin TOTAL
Sakit
1-5 6-10 11-> II III IV Tdk Kawi Janda
kawin n

RS RSW

RS
Stellamaris
RS
Pelamonia
Sumber
JUMLAH: DKK Makassar

PENYAJIAN DATA 39
Penyajian Dlm
bentuk Grafik
Pengertian :
Grafik adalah salah satu bentuk
penyajian data dalam bentuk garis
atau gambar-gambar dengan tujuan
utama untuk memberikan kesan
visual pada data:

PENYAJIAN DATA 40
Penyajian Dlm
bentuk Grafik
Jenis-jenis Grafik:
1. Grafik Garis (Line Chart)
2. Grafik batang (Bar chart)
3. Grafik Lingkaran (Pie Chart)
4. Grafik peta (Cartogram)
5. Grafik Gambar (Pictogram)

PENYAJIAN DATA 41
Penyajian Dlm
bentuk Grafik
Grafik Garis.
Adalah salah satu bentuk penyajian data
dengan menggunakan garis, serta
bertujuan untuk :
Mempermudah penarikan kesimpulan
Melihat perkembangan sesuatu
Dasarnya adalah sistem salib sumbu.

PENYAJIAN DATA 42
Penyajian Dlm
bentuk Grafik
Jenis Grafik Garis.
Grafik garis tunggal (single line chart)
Grafik garis berganda (multiple line chart)
Grafik garis komponen beganda (multiple
compnent line chart)
Grafik garis persentase komponen berganda
(multiple persentage componen line chart)
Grafik garis berimbang netto (net balance
line chart)

PENYAJIAN DATA 43
Contoh Grafik
garis tunggal
Grafik. 1 Perkembangan kunjungan bumil sejak tahun
1977- 1983 di RS (x)

Sumber : RS (x)

PENYAJIAN DATA 44
Contoh Grafik
garis berganda
Grafik. 2 Perkembangan kunjungan bumil dan anak
sejak tahun 1997-2001 di RS (x)

Sumber : RS (x)

PENYAJIAN DATA 45
Contoh Grafik garis
komponen berganda
Grafik. 3 Perkembangan kunjungan penyakit DBD dan
non DBD sejak tahun 1997-2001 di RS (x)

Sumber : RS (x)

PENYAJIAN DATA 46
Contoh Grafik garis persentase
komponen berganda
Grafik. 4 Perkembangan persentase kunjungan yang meninggal,
luka berat dan ringan sejak tahun 1997-2001 di RS (x)

Sumber : RS (x)

PENYAJIAN DATA 47
Contoh Grafik garis
berimbang netto
Grafik. 5 Selisih perbedaan kunjungan pasien masuk
dan keluar sejak tahun 1997-2002 di RS (x)

Sumber : RS (x)

PENYAJIAN DATA 48
Penyajian Dlm
bentuk Grafik
Grafik Batang.
Adalah salah bentuk penyajian data
dengan menggunakan batang / balok
sebagai pengganti garis.

PENYAJIAN DATA 49
Penyajian Dlm
bentuk Grafik
Jenis Grafik Batang
Grafik batang tunggal (single bar chart)
Grafik batang berganda (multiple bar chart)
Grafik batang komponen beganda (multiple
compnent bar chart)
Grafik batang persentase komponen berganda
(multiple persentage componen bar chart)
Grafik batang berimbang netto (net balance
bar chart)

PENYAJIAN DATA 50
Contoh Grafik
batang tunggal
Pace of Disease Gene Discovery
1981 - 2000

PENYAJIAN DATA
51
Contoh Grafik
batang tunggal
Grafik. 1 Perkembangan kunjungan bumil sejak tahun
1997-1983 di RS (x)

Sumber : RS (x)

PENYAJIAN DATA 52
Contoh Grafik
batang berganda
The Observed Prevalence of CYP2C19
genotype within Geographically Dispersed
Populations
100
90 Caucasian
80 Saudi Arabian
70 African
Korean
60
Japanese
50
Chinese
40 Philippine
30 Aboriginal Australia
20 Indonesia

10 Thailand
Vanuatu
0
EM IM PM

PENYAJIAN DATA 53
Contoh Grafik
batang berganda
Grafik. 2 Perkembangan kunjungan bumil dan anak
sejak tahun 1997-2001 di RS (x)

Sumber : RS (x)

PENYAJIAN DATA 54
Contoh Grafik batang
komponen berganda
Grafik. 3 Perkembangan kunjungan penyakit DBD dan
non DBD sejak tahun 1997-2001 di RS (x)

Sumber : RS (x)

PENYAJIAN DATA 55
Contoh Grafik batang
komponen berganda
Grafik. 3 Perkembangan kunjungan penyakit DBD dan
non DBD sejak tahun 1997-2001 di RS (x)

Sumber : RS (x)

PENYAJIAN DATA 56
Contoh Grafik garis persentase
komponen berganda
Grafik. 4 Perkembangan persentase kunjungan yang meninggal,
luka berat dan ringan sejak tahun 1997-2001 di RS (x)

Sumber : RS (x)

PENYAJIAN DATA 57
Contoh Grafik garis persentase
komponen berganda
Grafik. 4 Perkembangan persentase kunjungan yang meninggal,
luka berat dan ringan sejak tahun 1997-2001 di RS (x)

Sumber : RS (x)

PENYAJIAN DATA 58
Contoh Grafik batang
berimbang netto
Grafik. 5 Selisih perbedaan kunjungan pasien masuk
dan keluar sejak tahun 1997-2002 di RS (x)

Sumber : RS (x)

PENYAJIAN DATA 59
Contoh Grafik batang
berimbang netto
Grafik. 5 Selisih perbedaan kunjungan pasien masuk
dan keluar sejak tahun 1997-2002 di RS (x)

Sumber : RS (x)

PENYAJIAN DATA 60
Contoh
Grafik Pie
Grafik. 1 Perkembangan kunjungan bumil sejak tahun
1997-1983 di RS (x)

Sumber : RS (x)

PENYAJIAN DATA 61
Contoh
Grafik Pie
Grafik. 1 Perkembangan kunjungan bumil sejak tahun
1997-1983 di RS (x)

Sumber : RS (x)

PENYAJIAN DATA 62
Contoh
Grafik Pie

Functional Distribution of Known Genes in


The Cardiovascular System

PENYAJIAN DATA 63
Contoh
Grafik Peta

Estimated Numbers of TB Cases, 2002

< 1 000
1 000 to 9 999
10 000 to 99 999
100 000 to 999 999
1 000 000 or more
No Estimate

PENYAJIAN DATA 64
Contoh
Grafik Peta

Estimated TB Incidence Rates, 2002

per 100 000 population


< 10
10 to 24
25 to 49
50 to 99
100 to 299
300 or more
No Estimate

PENYAJIAN DATA 65
Contoh Grafik
Gambar

= 2000

=
1500

=
1000

= 500

Keterangan : = 500
1

PENYAJIAN DATA 66
Penyajian dalam bentuk
teks (Narasi)
Penyaian dalam bentuk narasi :
Dimaksudkan untuk memberikan pejelasan suatu hasil laporan
baik berupa hasil penelitian, atau yang lainnya, dengan
sistematika sebagai berikut :
1. Topik / judul
2. Latar belakang
3. Tujuan
4. Metodologi
5. Ulasan Hasil yang dicapai
6. Kesimpulan

PENYAJIAN DATA 67
Terima kasih
sampai jumpa
pada kuliah
berikutnya
68
Jenis Analisis
Data
Analisis data dilakukan dalam dua
bentuk yakni :
Analisis Deskriptip
Analisis Analitik

ANALISIS DATA 69
Hasil
Pengolahan
Data
Hasil pengolahan data dapat
disusun dalam dua bentuk yakni :

Bentuk Row Data


Array Data

ANALISIS DATA 70
Contoh Row
Data
Data disusun menurut urutan nomor observasinya sebagai
berikut : Data hasil pengukuran 35 orang Berat Badan Bayi

5,6 6,6 11,7 6,0 4,4


7,5 6,8 2,7 4,9 6,7
6,0 4,9 4,0 6,0 7,3
4,2 7,6 8,4 5,9 6,4
6,6 7,4 5,2 5,1 5,2
7,6 7,2 10,2 3,6 7,5
10,3 5,9 7,3 4,8 3,7

ANALISIS DATA 71
Contoh
Array Data
Data disusun menurut urutan besar kecilnya nilai pengukuran
Contoh Data hasil pengukuran 35 orang Berat Badan Bayi

2,7 4,9 5,9 6,7 7,5


3,6 4,9 6,0 6,8 7,6
3,7 5,1 6,0 7,2 7,6
4,0 5,2 6,0 7,3 8,4
4,2 5,2 6,4 7,3 10,2
4,4 5,6 6,6 7,4 10,3
4,8 5,9 6,6 7,5 11,7

ANALISIS DATA 72
Keuntungan
Array Data
Dengan array data dapat diketahui :
Nilai terendah : 2,7
Nilai tertinggi : 11,7
Nilai Range : 11,7 2,7 = 9
Nilai Frekuensi : (4,9 ; 4,9 dsl )
Petunjuk pengelompokan data.

ANALISIS DATA 73
Pengelompok
an Data
Tujuannya untuk memproleh
INFORMASI yang lebih
banyak serta
MEMPERMUDAH perhitungan
dan PENYAJIAN data

ANALISIS DATA 74
Pengelompok
Tabel 1 an Data
Distribusi frekuensi berat badan dari 35 bayi (Kg )
di Puskesmas Daya Makassar tahun 2003

No Berat Badan bayi (kg) Frekuensi

1 1,0 2,99 1
2 3,0 4,99 8
3 5,0 6,99 14
4 7,0 8,99 9
5 9,0 10,99 2
6 11,0 12,99 1

JUMLAH 35
Sumber : Data primer

ANALISIS DATA 75
Terminologi dalam
pengelompokan Data
Class Interval ( 1,0 2,99 )
Class limit
Lower class limit ( bkb) ( 1,0 )
Upper class limit ( bka) ( 2,99 )

Class size
( Bka Bkb = 2.99 1,0 = 2 unit )
Class Mark = Mid point class (bkb+bka/2)

ANALISIS DATA 76
Terminologi dalam
pengelompokan Data
BESARNYA KELAS
Antara 6 - 20 kelas
Dengan rumus Sturgers
K = ( 1 + 3,3 log n )
Keterangan :
K = Jumlah kelas
n = Jumlah observasi

ANALISIS DATA 77
Jenis Analisis
ANALISIS DESKRIPTIP
Data
Data Kategori
Univariat
ANALISIS ANALITIK
Bivariat
Data Numerik Data Kategori
Univariat
Univariat
Bivariat Bivariat
Data Numerik
Univariat
Bivariat

ANALISIS DATA 78
Bilangan Relatif
Rasio
Adalah besaran hasil perbandingan antara dua angka.
Sifatnya relatif dan tidak merupakan indikator besarnya angka
yang dibandingkan.
Menyatakan besarnya tiap unit angka kedua terhadap unit
angka pertama
Bila diperkalikan dengan suatu Konstanta ( K ) ia berarti
Besarnya unit angka pertama per 100 atau 1000 unit angka
kedua.
Contoh :
50 laki-laki terhadap 40 perempuan berarti 125 laki-laki setiap
100 perempuan.
Atau : 50/40 x 100. ( index )

ANALISIS DATA 79
Bilangan Relatif
Proporsi
Adalah rasio yang menunjukkan bagian relatif dari angka total.
Dinyatakan dengan rumus :
a
----------
a+b

Keterangan :

a = laki-laki
b = perempuan
(a+b) = Total

Nilainya tidak pernah mencapai nilai 1 tetapi hanya berkisar antara


0.0 0.99.

ANALISIS DATA 80
Bilangan Relatif
Adalah proporsi Persen
yang diperkalikan dengan bilangan konstanta.
( K = 100 atau 1000 )

Dinyatakan dengan rumus :


a
---------- x 100
a+ b

Contoh :
Diantara laki-laki dan perempuan terdapat 5 % perempuan

Sifat persen
1. Sebagai kesimpulan
2. Sebagai standarisasi
3. Perbandingan

ANALISIS DATA 81
Bilangan Relatif
Rate
Adalah rasio yang menunjukkan bagian relatif dari angka total
dimana angka total ini adalah mereka yang termasuk mengalami
resiko.

Dinyatakan dengan rumus :


a
---------------------
(a+b)R

Keterangan :
a = laki-laki
b = perempuan
(a+b) = Total
R = Risk factor

Nilainya tidak pernah mencapai nilai 1 tetapi hanya berkisar antara 0.0
0.99.

ANALISIS DATA 82
Analisis Deskriptip
Nilai tengah
Ialah suatu nilai yang
terletak paling
ditengah dari suatu
sebaran nilai dan
merupakan wakil dari
nilai-nilai yang ada Jenisnya :
didalam sebaran 1.Mean
tersebut. 2.Median dan
3.Modus.

ANALISIS DATA
83
Analisis Deskriptip
data
Untuk Nilai tengah
kategori hanya ada dua nilai
tengah yakni : MEDIAN dan MODUS.
Sedangkan untuk data numerik ada tiga
nilai tengah yakni : MEAN, MEDIAN dan
MODUS
Pada perhitungan nilai tengah untuk data
numerik dikenal data yang tidak
dikelompokkan dan data yang
dikelompokkan.

ANALISIS DATA
84
Analisis Deskriptip
Mean
Adalah nilai yang terletak DITENGAH-
TENGAH dari pada suatu distribusi
angka-angka.
merupakan nilai yang REPRESENTATIF
untuk suatu data dan paling sering
digunakan
Merupakan PENJUMLAHAN nilai-nilai
pengamatan dibagi dengan banyaknya
pengamatan yang dilakukan

ANALISIS DATA Nilai


85
Analisis Deskriptip
Mean
Rumus umum
Data tanpa frekuensi variabel

Xi
Mean = ------------
n
Keterangan : Xi = Nilai observasi
n = Banyaknya observasi

ANALISIS DATA Nilai


86
Analisis Deskriptip
Mean
Contoh :
Hasil pengukuran nilai ujian mata kuliah biostatistik
untuk 5 orang mahasiswa STIK-GIA sebagai berikut
: 70; 69; 45; 80; dan 56
Perhitungan :

70 + 69 + 45 + 80 + 56
Mean = ------------------------------------ = 64
5

ANALISIS DATA Nilai


87
Analisis Deskriptip
Mean
Rumus umum
Data dengan frekuensi variabel
fi (xi)
Mean = ------------
n
Keterangan : Xi = Nilai observasi
n = Banyaknya observasi
fi = Frekuensi Xi

ANALISIS DATA Nilai


88
Analisis Deskriptip
Contoh : Mean
Hasil pengukuran nilai ujian mata kuliah biostatistik untuk 16
orang mahasiswa STIK-GIA sebagai berikut : 5 orang
memperoleh 70; 6 orang 69; 3 orang 45; 1 orang 80; dan 1 orang
56
Perhitungan
( xi ) Frkuensi ( fi ) fixi

70 5 350
69 6 414
45 3 135
80 1 80
56 1 56
Jumlah 16 fixi = 1035

ANALISIS DATA Nilai


89
Analisis Deskriptip

Sifat-sifat Mean Mean
Jumlah selisih nilai pengamatan dengan mean
adalah nol ( Xi - Mean ) = 0
Contoh : Hasil pengukuran nilai 5 orang mahasiswa
( xi ) ( xi - Mean ) Hasil

70 70 - 64 +6
69 69 - 64 +5
45 45 - 64 - 19
80 80 - 64 + 16
56 56 - 64 -8
Mean = 0
64

ANALISIS DATA Nilai


90
Analisis Deskriptip
Mean
Sifat-sifat Mean
Jumlah selisih nilai pengamatan dengan mean
adalah nol ( Xi - Mean ) = 0
Dipengaruhi oleh nilai ekstrim
Nilai mean dari beberapa kelompok data yang
masing-masing mempunyai nilai mean adalah :

n1(m1) + n2 (m2) + . nk(mk)


Mean Gab = --------------------------------------------------
n1 + n2 . nk
Keterangan :

N = Kelompok data

M = Mean kelompok data

ANALISIS DATA Nilai


91
Analisis Deskriptip
Mean
Data Berkelompok
Nilai observasi tidak dipertimbangkan satu persatu,
tetapi dalam bentuk nilai tengah kelompok kelas.
Langkah-langkah perhitungan sebagai berikut :

1. Sususn data dalam bentuk kelas dengan interval tertentu.


2. Tentukan titik tengah kelas.
3. Hitung frekuensi masing-masing kelas.
4. Perkalikan frekuensi kelas dengan titik tengah kelas.

ANALISIS DATA Nilai


92
Analisis Deskriptip
:Mean
Contoh penyelesaian Data hasil pengukuran 35 orang berat
badan bayi dengan tabel penyelesaian sbb :
Kelas (BB Bayi = kg) Titik tengah (xi) Frek (fi) xi.fi

1.0 - 3.0 2 1 2
3.0 - 5.0 4 8 32
5.0 - 7.0 6 14 84
7.0 - 9.0 8 9 72
9.0 - 11.0 10 2 20
11.0 - 13.0 12 1 12

JUMLAH 35 XI.fI = 222

fi (xi)
Mean = ------------ = 6,34
n

ANALISIS DATA Nilai 93


Analisis Deskriptip
Median
Adalah nilai pengamatan yang terletak
ditengah-tengah dari pada suatu distribusi
angka-angka apabila pengamatan disusun
dalam bentuk Arry
Membagi dua hasil pengamatan yang
telah di array, sebagian dibawah median
dan sebahagian lagi diatas median.

ANALISIS DATA Nilai 94


Analisis Deskriptip
Median
Rumus Umum untuk Data Yang Ganjil
n+1
Median = X ( ----------- )
2
Keterangan :
X = pengamatan yang ke x

Rumus lain
Median n = 2k + 1
Keterangan :
n = bilangan ganjil
k = bilangan konstan

ANALISIS DATA Nilai 95


Contoh
Array Data
Contoh Data hasil pengukuran 35 orang Berat Badan Bayi

2,7 4,9 5,9 6,7 7,5


3,6 4,9 6,0 6,8 7,6
3,7 5,1 6,0 7,2 7,6
4,0 5,2 6,0 7,3 8,4
4,2 5,2 (Md) 7,3 10,2
4,4 5,6 6,4 7,4 10,3
4,8 5,9 6,6 7,5 11,7
6,6

ANALISIS DATA Nilai 96


Analisis Deskriptip
Median
Rumus Umum
35 + 1
Median = X ( ----------- ) = 18
2
Keterangan :
X = pengamatan yang ke 18

Rumus lain Median 35 = 2k + 1


Median 35 = 2k + 1 2k = 35 -1 = 34
Keterangan :
n = bilangan ganjil K = 34/2 = 17
k = bilangan konstan
Md = k+1 17 + 1 = 18

ANALISIS DATA Nilai 97


Analisis Deskriptip
Umum
Rumus Median
untuk Data Yang GENAP
x (n/2) + x (n/2+1)
Median = ----------------------------
2
Keterangan :
X = pengamatan yang ke x
Contoh :
Row Data : n = 8 4; 12; 5; 7; 8; 10; 10; 9
Array Data 4; 5; 7; 8; 9; 10; 10; 12

x 8 / 2 ) + x (8 / 2+1) 9
Median untuk n = 8 = ---------------------------- = ----- = 4,5
2 2
Md terletak pada pengamatan yang ke 4,5 atau pada nilai
pengamatan = 8,5

ANALISIS DATA Nilai 98


Analisis Deskriptip
Umum
Rumus Median
untuk Data BERKEOLOMPOK

N / 2 - fb
Md = ----------------- x c
f(Md)
Keterangan :
N = Jumlah observasi
Fb = jml frek. interval kelas dibawah kls median
F(md) = Jumlah frekuensi kelas median
C = Ukuran kelas

ANALISIS DATA Nilai 99


Analisis Deskriptip
Tabel 1 Median
Distribusi frekuensi berat badan dari 35 bayi (Kg )
di Puskesmas Daya Makassar tahun 2003

No Berat Badan bayi (kg) Frekuensi

1 1,0 2,99 1
2 3,0 4,99 8
3 5,0 6,99 14 * f (Md)
4 7,0 8,99 9
5 9,0 10,99 2
6 11,0 12,99 1

JUMLAH 35
Sumber : Data primer

ANALISIS DATA Nilai 100


Analisis Deskriptip
Median
Penyelesaian :
N = 35 35 / 2 - 9
fb = 9 Md = --------------- x 2 = pd nilai 6,21
f(md) = 14
C=2
14

Dengan menggunakan rumus untuk data tidak


berkelompok :
35/2 - 9
Median untuk n = 35 = ---------------- x 2 = 18
14
Md terletak pada pengamatan yang ke 18 atau pada nilai
pengamatan = 6, 21

ANALISIS DATA Nilai 101


Analisis Deskriptip
Modus
Adalah nilai pengamatan yang
mempunyai frekuensi terbanyak.
Dapat digunakan untuk mendeskripsikan
data kualitatif.
Tergantung dari keadaan pengukuran,
maka suatu distribusi data dapat
mempunyai : satu modus ( bimodal ),
atau lebih dari dua modus (multimodal).

ANALISIS DATA Nilai 102


Analisis Deskriptip
Modus
Adalah nilai pengamatan yang mempunyai frekuensi
terbanyak.
Dapat digunakan untuk mendeskripsikan data kualitatif
Tergantung dari keadaan pengukuran, maka suatu
distribusi data dapat mempunyai : satu modus, (unimodal,
dua modus (bimodal) atau lebih dari dua modus
( multimodal )
Data tidak berkelompok

Contoh : 2, 3, 8, 9, 8, 8, Mo = 8

ANALISIS DATA Nilai 103


Analisis Deskriptip
Modus
Data berkelompok
Rumus
Sa
Mo = Bkb + ( --------------- ) x c
Sa + Sb
Ket.
Bkb = batas kelas bawah dimana modus berada
Sa = selisih frek. Kelas modus dengan kelas diatasnya
Sb = selisih frekuensi kelas modus dengan kelas dibawahnya
c = ukuran kelas

ANALISIS DATA Nilai 104


Analisis Deskriptip
Contoh : Modus
Pengelompokan dari 35 berat badan bayi (kg) menurut
kelas sebagai berikut :
Kelas (BB Bayi = kg) Frek.(fi)
1.0 2.9 1
3.0 4.9 8
5.0 6.9 14 ( Kelas Modus) *
7.0 8.9 9
9.0 10.9 2
11.012.9 1

JUMLAH 35

ANALISIS DATA Nilai 105


Analisis Deskriptip
Modus
Penyelesaian
Kelas Mo = Kelas ke 3 f = 14
Sa = 14 8 = 5
Sb = 14 9 = 5
c = 2
Bkb = 5

6
Mo = 5 + (-------) x 2 = 6,1
6 + 5

ANALISIS DATA Nilai 106


Arti dan
Mean Manfaat
Meng-asumsikan keberadaan dari nilai numeric :
X1, X2,. Xn dari pengamatan, sehingga jarak
antara pasangan pengamatan dapat diketahui
dengan jelas.
Dapat digunakan untuk melakukan pengelompokan
atau pengkategorian data yang diukur menurut
skala interval atau rasio kedalaman kategori-
kategori.

Sebagai parameter untuk kepentingan uji statistic


parametric

ANALISIS DATA Nilai 107


Arti dan
Manfaat
Median
Cocok untuk data yang diukur dengan
skala ordinal, karena cara perhitungannya
hanya didasarkan pada urutan data nilai
pengamatan.
Tidak sensitive terhadap jarak setiap nilai
pengamatan atau tidak dipengaruhi oleh
nilai ekstrim.

ANALISIS DATA Nilai 108


Arti dan
Manfaat
Median
Sangat baik digunakan apabila
distribusi data sangat miring ( higly
skewed )
Sangat bermanfaat untuk digunakan
pada penentuan batas nilai
pengelompokan kategori data.

ANALISIS DATA Nilai 109


Arti dan
ManfaatMedian
Cocok untuk data yang diukur dengan
skala ordinal, karena cara
perhitungannya hanya didasarkan pada
urutan data nilai pengamatan.
Tidak sensitive terhadap jarak setiap
nilai pengamatan atau tidak
dipengaruhi oleh nilai ekstrim.

ANALISIS DATA Nilai 110


Arti dan
Manfaat
Modus
Adalah nilai pengamatan yang
mempunyai frekuensi terbanyak.
Dapat digunakan untuk
mendeskripsikan data kualitatif.

ANALISIS DATA Nilai 111


Arti dan
Manfaat
Modus
Tergantung dari keadaan pengukuran, maka
suatu distribusi data dapat mempunyai : satu
modus ( unimodal ), dua modus ( bimodal ),
atau lebih dari dua modus ( multimodal ).
Sangat baik digunakan untuk data yang
diukur dengan skala nominal.

ANALISIS DATA Nilai 112


Arti dan
Manfaat
Mean, Median, dan Modus.
Berfungsi menentukan keadaan
distribusi data hasil pengukuran yakni :
apabila nilai mean, median dan modus
berimpit pada satu titik atau mendekati
satu titik maka distribusi data dapat
didekati dengan distribusi normal.

ANALISIS DATA Nilai 113


Terima kasih
sampai jumpa pada
kuliah berikutnya
114
Batas kuliah tanggal 20
Oktober 2003 STIK-GIA

115
Pengerti
Dikenal juga dengan istilah
an UKURAN VARIASI yang berarti
sejauh mana variasi hasil
pengukuran yang ada didalam
suatu distribusi kekiri dan kekanan
dari niali tengahnya tetapi masih
dapat dipercaya sebagai nilai-nilai
normal.

ANALISIS DATA Nilai 116


PengertiUkuran variasi ini memberikan arti
mengenai naik turunnya hasil pengukuran
an atau variabilitas pengukuran yang
dilakukan.
Apabila nilai ini meningkat berarti hasil
pengukuran yang dilakukan sangat
bervariasi atau heterogen sebaliknya bila
nilainya mendekati titik tengah atau nol
berarti hasil pengukuran yang dilakukan
homogen.

ANALISIS DATA Nilai 117


Jenis Nilai
sebar Untuk data Numerik
1.Range
2.Mean Deviasi ( simpangan rata-rata )
3.Variance
4.Standard Deviasi.

Untuk data kategori


5.Kuartil
6.Desil
7.Persentil.

ANALISIS DATA Nilai 118


Rang
Ialah selisih antara nilai tertinggi dengan nilai
terendah didalam distribusi hasil pengukuran.
e Contoh : 2, 102, 107, 110, 111, 120, 139, 145,
150, 1202.
Range : 1202 2 = 1200

Sifat Range
1. Dipengaruhi nilai ekstrim.
2. Nilai lain yang ada didalam hasil pengukuran tidak
berpengaruh dalam penentuan range.
3. Tidak sempurna sebagai ukuran penyebaran.
ANALISIS DATA Nilai 119
Mean
Deviasi Ialah penyimpangan nilai masing-
masing hasil pengukuran ( Xi ) dengan
nilai rata-ratanya.
Keuntungan
Nilai setiap hasil pengukuran (xi) tetap
diperhatikan
Menggunakan nilai mutlak untuk
menghilangkan nilai negatifnya.

ANALISIS DATA Nilai 120


Mean
Deviasi
Rumus
Data tidak berkelompok
SR = (1/n ) (Xi X)
Contoh : Hasil pengukuran berat badan
5 orang dewasa dalam kg sebagai
berikut : 70, 30, 45, 65, 40,

ANALISIS DATA Nilai 121


Mean
Deviasi
Contoh : Hasil pengukuran berat badan 5 orang dewasa dalam
kg sebagai berikut : 70, 30, 45, 65, 40,
Hasil Pengukuran ( Xi - X ) SR Nilai mutlak
( kg ) SR
70 70 50 +20 +20
30 30 50 -20 +20
45 45 50 -05 +05
65 65 50 +15 +15
40 40 50 -10 +10
MEAN = 50 0 70
SR = (1/5) (70) = 14

ANALISIS DATA Nilai 122


Mean
Data berkelompok
Deviasi
SR = (1/n ) ( Xi ). f
Contoh : Data hasil Pengukuran berat badan 35 bayi dalam kg setelah dikelompokkan

Kelas ( BB Bayi = Titik Frek. SR ( Xi )


kg ) ( Xi ).f
tengah (fi )
1,0 3,0 2 1 02 6,34 = - 4,34 4,34
3,0 5,0 4 8 04 6,34 = - 2,34 18,72
5,0 7,0 6 14 06 6,34 = - 0,34 4, 76
7,0 9,0 8 9 08 6,34 = + 1,66 14,94
9,0 11,0 10 2 10 6,34 = + 3,66 7,32
11,0 13,0 12 1 12 6,34 = + 5,66 5,66

Mean = 6, 34 - 35 - = 55, 74

SR = ( 1/n ) ( Xi ) .f
SR = ( 1/35 ) ( 55,74 ) = 1.592

ANALISIS DATA Nilai 123


Variance

Ialah penggunaan pangkat dua


dari simpangan rata-rata untuk
masing-masing hasil pengukuran
(xi) baik untuk data tidak
berkelompok maupun data
berkelompok.

ANALISIS DATA Nilai 124


Variance
Rumus
Data tidak berkelompok
Variance = ( 1/n ) ( Xi X )
Contoh : Hasil pengukuran berat
badan 5 orang dewasa dalam kg
sebagai berikut : 70, 30, 45, 65, 40

ANALISIS DATA Nilai 125


Variance
Contoh Data tidak berkelompok : Hasil pengukuran berat badan
5 orang dewasa dalam kg sebagai berikut : 70, 30, 45, 65, 40
Hasil pengukuran (kg) (Xi - ) SR (Xi - )

70 70-50 +20 400


30 30-50 -20 400
45 45-50 -5 25
65 65-50 +15 225
40 40-50 -10 100

Mean = 50 0 = 1150

)
Variance = ( 1/n ) ( Xi-

Variance = ( 1/5 )
(1150) = 230
ANALISIS DATA Nilai 126
Variance Data berkelompok
Variance = ( 1/n ) (Xi- ).f
Contoh : data hasil pengukuran berat badan 35 bayi dalam kg
setelah dikelompokkan
Kelas Titik Frek. SR
(BB Bayi = kg) tengah ( fi ) ( Xi ) ( Xi ) (Xi ).f
01.003.0 2 1 02 - 6,34 = - 4,34 18,8 18,8
03.005.0 4 8 04 - 6,34 = - 2,34 5,5 44
05.007.0 6 14 06 - 6,34 = - 0,34 0,12 1,68
07.009.0 8 9 08 - 6,34 = + 1,66 2,75 24,75
09.0- 11.0 10 2 10 6,34 = + 3,66 13,4 26,8
11.013.0 12 1 12 6,34 = + 5,66 32,0 32

Mean ( ) = 6,34 - 35 - - 148.03


Variance = ( 1/n ) ( Xi ) . f
Variance = ( 1/35 ) (148.03 ) = 4,229

ANALISIS DATA Nilai 127


Standard
Deviasi
Disebut juga dengan Ukuran
penyebaran titik pusat .
Diperoleh dengan mengakarkan
variance.
Notasi : - s = Standard Deviasi
Sampel
- = Standard Deviasi
Populasi

ANALISIS DATA Nilai 128


Standard
Deviasi
Rumus
Data tidak berkelompok
= (1/n) ( Xi )
Rumus lain Merupakan koreksi dari rumus diatas
( Xi )
= ( Xi - -------------- )
n
Rumus ini dikenal dengan Unbiased estimate dari

ANALISIS DATA Nilai 129


Standard
Deviasi
Contoh : Hasil pengukuran berat badan 5 orang
dewasa dalam kg sebagai berikut : 70, 30, 45, 65, 40.
= (1/n) ( X i- )
= ( 1/5 ) ( 1150 )
= 230 = 15,16

Data berkelompok
= ( 1/n ) ( X i ). f
= ( 1/35 ) (148.03 ) = 4,229
= 4,229 = 2,05

ANALISIS DATA Nilai 130


Sifat standard
Deviasi
1. Mean pada rumus standard Deviasi dapat
diganti dengan nilai median atau modus

= ( 1/n ) ( Xi Md / Mo )

2. Petunjuk luas daerah penerimaan dibawah


kurva normal ( Mean + SD )

ANALISIS DATA Nilai 131


Sifat standard
Deviasi
Contoh Petunjuk luas:

- 3 SD - 2 SD -1 SD Mean +1 SD +2SD + 3 SD

- Mean 1 SD luas daerahnya = 68,27 %.


- Mean 2 SD luas daerahnya = 95,45 %.
- Mean 3 SD luas daerahnya = 99,73 %.

ANALISIS DATA Nilai 132


Sifat standard
Deviasi
3. Standard deviasi beberapa buah distribusi yang
masing-masing mempunyai standar deviasi
adalah.
n1s1 + n2s2 + .nmsm
= -----------------------------------------
n1 + n2 + nm
Ket : - s1 varians distribusi 1 dst.
- n1 jumlah sampel distribusi 1 dst.

ANALISIS DATA Nilai 133


Sifat standard
Deviasi
4. Rumus koreksi perhitungan standard
deviasi adalah sbb :

c
Varians = -------- s = interval kelas.
12

5. SR = 4/5 Standard Deviasi semi interquartile


range = 2/3 SD

ANALISIS DATA Nilai 134


Standard
Error
Adalah perbedaan nilai sampel dengan nilai
populasinya.
Rumus :
SD
SE = -------
n
Ket : SE Standard error
: SD standard deviasi
: n besar sampel

ANALISIS DATA Nilai 135


Koefisien
Variasi
Gunanya :
1. Membandingkan variasi dari dua nilai kelompok data
2. Melihat mana yang lebih bervariasi dibandingkan
dengan yang lain.
Rumus :
- Populasi - Sampel
s
KV = ----- x 100 % KV = --------- x 100 %
mean

ANALISIS DATA Nilai 136


Kuartil

Adalah nilai sebar yang


digunakan untuk mengetahui
penyebaran suatu distribusi
data yang berbentuk
kategori ( diukur menurut
skala nominal atau ordinal )

ANALISIS DATA Nilai


Inter quartile range
137
Kuartil
Nilai yang membagi suatu data
menjadi 4 bahagian yang sama, dan
nilai tersebut adalah Q1, Q2, dan
Q3,
Q1 Q2 Q3

Q1=25%

Q2=50%

Q3 = 75%

Inter quartile range

ANALISIS DATA Nilai 138


Kuartil

Q1 = Kuartil pertama
Artinya 25 % data nilainya dari Q1

Q2 = Kuartil kedua
Artinya 50 % data nilainya dari Q2

Q3 = Kuartil ketiga
Artinya 75 % data nilainya dari Q3

ANALISIS DATA Nilai 139


Kuartil
Apabila suatu kelompok data / nilai telah
dilakukan array maka kuartilnya dapat
dihitung sebagai berikut :
Rumus umum :
i(n+1)
Qi = --------------
4
Ket. i pengukuran ke 1, 2, 3, ..dst.

ANALISIS DATA Nilai 140


Kuartil
Contoh :

Hasil pengukuran data BB karyawan RS sebanyak


13 orang sebagai berikut : ( n = 13 )
40, 30, 50, 65, 45, 55, 70, 60, 80, 35, 85, 95, 100.

Hasil Array data

X1 = 30 X6 = 55 X11 = 85
X2 = 35 X7 = 60 X12 = 95
X3 = 40 X8 = 65 X13 = 100
X4 = 45 X9 = 70
X5 = 50 X10 = 80

ANALISIS DATA Nilai 141


Kuartil
Penyelesaian
1( 13 + 1 ) 14
Q1 = nilai yang ke ----------------- ---- = 3,5
4 4
= pengamatan yang ke 3,5 40 + 45 / 2
= 42,5

2 ( 13 + 1 ) 28
Q2 = nilai yang ke ------------------ ----- = 7
4 4
= pengamatan yang ke 7 60

3 ( 13 + 1 ) 42
ANALISIS DATA Nilai
Q3 = nilai yang ke ------------------ ------
10,5
142 =
Desil

Adalah nilai sebar yang


digunakan untuk mengetahui
penyebaran suatu distribusi
data yang berbentuk kategori
( diukur menurut skala nominal
atau ordinal ).

ANALISIS DATA Nilai 143


Desil
Nilai ini membagi suatu set data
menjadi 10 bagian yang sama, dan
nilai tersebut adalah :
D1, D2, D3, . D9

Nilai tersebut masing-masing


bernilai 10 % dari keseluruhan set
data.

ANALISIS DATA Nilai 144


Desil
D1 = Desil pertama Artinya 10 % data nilainya dari D1
D2 = Desil kedua Artinya 20 % data nilainya dari D2
D3 = Desil ketiga Artinya 30 % data nilainya dari D3
D4 = Desil keempat Artinya 40 % data nilainya dari D4
D5 = Desil kelima Artinya 50 % data nilainya dari D5
D6 = Desil keenam Artinya 60 % data nilainya dari D6
D7 = Desil ketujuh Artinya 70 % data nilainya dari D7
D8 = Desil ke delapan Artinya 80 % data nilainya dari D8
D9 = Desil ke sembilan Artinya 90 % data nilainya dari D9

ANALISIS DATA Nilai 145


Desil
Contoh : Hasil pengukuran karyawan BB
karyawan RS sebanyak 13 orang sebagai
berikut : ( n = 13 )
40, 30, 50, 65, 45, 55, 70, 60, 80, 35, 85,
95, 100.

Penyelesaian : Prinsip sama dengan


Quartil

ANALISIS DATA Nilai 146


Desil
1 ( 13 + 1 ) 14
D1 = nilai yang ke ----------------- ------- = 1,4
10 10

= Pengamatan yg ke X1 + 4 / 10 ( X2 X )
= 30 + 4 / 10 ( 35 30 ) = 31

D2 = dan selanjutnya prinsip perhitungan


sama dengan diatas.

ANALISIS DATA Nilai 147


Kemirin
gan Apabila didalam perhitungan
nilai tengah, Mean = median =
modus memberikan nilai sama
atau mendekati pada satu titik
maka terbentuk suatu kurva yang
dikenal dengan Kurva Normal.

ANALISIS DATA Nilai 148


Kemiringan =
Skewness
Bentuk kurva:
1.Normal
2.Miring ke
kanan
3.Miring ke kiri
- 3 SD - 2 SD -1 SD Mean +1 SD +2SD + 3 SD

BENTUK KURVA NORMAL

ANALISIS DATA Nilai 149


Kemirin
gan Apabila didalam perhitungan nilai
tengah, Mean = median = modus tidak
memberikan nilai sama atau saling
menjauhi maka terbentuk suatu kurva
yang dikenal dengan Kurva yang
skewness atau miring.

ANALISIS DATA Nilai 150


Skewness
negatif
Apabila didalam perhitungan nilai tengah, Mean <
median < modus maka terbentuk suatu kurva yang
dikenal dengan SKEWNESS NEGATIF .

Mean < Md < Mo

Rumus : ( Mean Mo ) = ( - ) atau Mean < Mo

ANALISIS DATA Nilai 151


Skewness
positif
Apabila didalam perhitungan nilai tengah, Mean > median >
modus maka terbentuk suatu kurva yang dikenal dengan
SKEWNESS POSITIF .

Mean > Md > Mo

Rumus : ( Mean Mo ) = (+) atau Mean > Mo

ANALISIS DATA Nilai 152


Koefisien
Skewness
Koefisien Skewness Pearson
Koefisien Skewness Pearson 1. (SKP-1)
Rumus :
Mean Mo
SKP-1 = ---------------------
S
Ket : Mean = Rata-rata
hitung
Mo = Modus
S = Standard Deviasi
ANALISIS DATA Nilai 153
UKURAN KEMIRINGAN
(Koefisien Skewness)

Koefisien Skewness Pearson


Koefisien Skewness Pearson 2. (SKP-2)

Rumus :

3(Mean Mo)
SKP-2 = ---------------------
S

Ket : Mean = Rata-rata hitung


Mo = Modus 154
KURAN KERUNCINGAN (Kurtosis)

Manfaat
Menentukan bentuk kurva
Menentukan apakah suatu distribusi dapat
didekati dengan fungsi normal atau tidak.
Jenis :
Lepto kurtis.
Platy kurtis
Meso kurtis
155
KURAN KERUNCINGAN (Kurtosis)
Lepto kurtis.
Sebahagian besar frekuensi tertumpuk
pada interval yang pendek sekitar nilai
mean.
Contoh :

Mean 156
KURAN KERUNCINGAN (Kurtosis)
Platy kurtis
Frekuensi data tersebar merata pada seluruh kelas,
kecuali kelas pertma dan terakhir.
Contoh :

Mean

157
UKURAN KERUNCINGAN (Kurtosis)
Meso kurtis
Frekuensi data tersebar mendekati distribusi
normal
Contoh :

Mean

158
UKURAN KERUNCINGAN
( Perhitungan keruncingan
kurtosis )
Menggunakan moment ke 4 sekitar mean ( 4 ).
Rumus :

M 1/n fi ( Mi x )
4 = ------------- = --------------------------------
S S
Ket : - 1, 2, 3 dihitung lebih dahulu
- Mi titik tengah kelas

159
UKURAN KERUNCINGAN
( Perhitungan keruncingan
kurtosis )
Menggunakan Quartile koefisien of Kurtosis ( QCK )
Rumus :

( Q3 Q1 ) Ket : - Q Quartile
QCK = ---------------------- - P Persentil
P90 P10

Penilaian :
4 = 3 Normal
4 3 Lepto kurtis
4 3 Platy kurtis

QCK = 0,263 Normal ( Dapat didekati dengan distribusi normal )


160
Terima kasih
Dilanjutkan pada
161
ANALISIS VARIABEL PENELITIAN
(Tujuan Analisis)
Menilai kelayakan suatu variabel untuk
dimasukkan dalam analisis statistic.
Menilai keadaan distribusi data untuk variabel
yang akan dianalisis, dengan parameter : nilai
tengah dan dispersi.

Jenis Analisis
Analisis Univariat.
Analisis Bivariat.
Analisis Multivariat.
162
ANALISIS VARIABEL PENELITIAN
(Analisis Univariat)
Jenis Analisis
1. Analisis distrbusi frekuensi
2. Analisis deskriptip

Sifat

3.Tergangtung dari tujuan studi / masalah penelitian


yang akan dijawab.
4.Jumlah variabel yang terlibat.
5.Skala pengukuran variabel dan metode statistic yang
akan digunakan.
163
ANALISIS VARIABEL PENELITIAN
(Analisis Univariat)
Tujuan

Memperlihatkan / menjelaskan distribusi data dari


variabel yang terlibat dalam penelitian.

Parameter yang digunakan


Nilai tengah.
Nilai Sebar.
Ukuran Kemiringan.
Distribusi data.
164
ANALISIS VARIABEL PENELITIAN
(Analisis Univariat)
Analisis Distribusi Frekuensi
Deskripsi tipe distribusi dan skala pengukuran data

Deskripsi Skala Pengukuran


Distribusi Data
Nominal Ordinal Interval-Rasio

Frekuensi Proporsi Nilai Mutlak Nilai Mutlak


( Persentase ) dan Proporsi dan Proporsi
Nilai tengah Modus Median Mean
Dispersi - Interquatile Standard
Deviasi

165
ANALISIS VARIABEL PENELITIAN
(Contoh Frekuensi Distribusi Data)
Frekuensi Univariat Dgn Skala Nominal
Tabel.1 Distribusi Tempat Berobat Responden Pada Saat Sakit Di Wilayah Kerja Puskesmas
Bantimurung Kec. Bantimurung Kab. Maros Tahun 2002

TEMPAT BEROBAT PADA SAAT SAKIT JUMLAH PERSEN

Bides / Pustu / Manteri 72 46,8


Puske smas 47 30,5
Dokter praktek 5 3,2
Berobat sendiri 22 14,3
Lainnya 8 5,2

JUMLAH 154 100.0

Sumber : Data primer

Apabiladilihat
Apabila dilihatdistribusi
distribusitempat
tempatberobat
berobatpada
padaresponden
respondensakit
sakitmaka
makatabel
tabel33memperlihatkan
memperlihatkan
sekitar80,4
sekitar 80,4persen
persendari
dariresponden
respondenmemilih
memilihtempat
tempatberobat
berobatpada
padasarana
saranakesehatan
kesehatanmodern
modern
yangterdiri
yang terdiridari
dariBindes
Bindes/ /Pustu
Pustu/ /Manteri,
Manteri,Puskesmas,
Puskesmas,dan
dandokter
dokterpraktek.
praktek.Selebihnya
Selebihnyamemilih
memilih
berobatsendiri
berobat sendiridan
dantidak
tidakberobat
berobat 166
ANALISIS VARIABEL PENELITIAN
(Contoh Frekuensi Distribusi Data)
Frekuensi Bivariat Dgn Skala Nominal
Tabel 2 Distribusi Kejadian diare 3 bulan terakhir Menurut sumber pencemaran Di wilayah kerja
Puskesmas Kecamatan Bantimurung Kabupaten Maros Tahun 2002

Sumber Kejadian diare 3 bulan terakhir Total


Pencemaran
Ada Tidak ada
Jml Persen Jml Persen Jml Persen

Septik tank 19 50,0 19 50,0 38 100.0


WC Cemplung 5 26,3 14 73,7 19 100.0
Pmukaan tanah 14 73,7 5 26,3 19 100.0
Tdk ada 31 39,7 47 60,3 78 100.0
Jumlah 69 44,8 85 55,2 154 100.0

Sumber : data primer

Dari tabel 2 diatas diperlihatkan kejadian diare menurut sumber pencemaran. Dari tabel
tersebut terlihat kejadian diare terbanyak terjadi melalui permukaan tanah yg
terkontaminasi,selanjutnya melalui septic tank. Ada sebanyak 39,7 persen yg sesungguhnya
tdk ada sumber pencemaran tetapi terjadi diare utk 3 bulan terakhir.
167
ANALISIS VARIABEL PENELITIAN
(Contoh Frekuensi Distribusi Data)
Frekuensi Bivariat Dgn Skala Ordinal
Tabel 3 Distribusi status kesehatan gigi dan mulut mnurut pengetahuan kesehatan gigi murid SD UKGS
di kecamatan Bantimurung kab. Maros tahun 2002

Pengetahuan STATUS KESEHATAN GIGI DAN MULUT Total


kes. gigi
SEHAT TDAK SEHAT
Jml Persen Jml Persen Jml Persen

Kurang tahu 36 40.0 54 60.0 90 100.0


Tahu 49 50.5 48 49.5 97 100.0
Sangat tahu 50 41.7 70 58.3 120 100.0
Jumlah 135 44,0 172 56.0 307 100.0

Sumber : data primer

Analisis distribusi status kesehatan gigi dan mulut menurut pengetahuan kesehatan gigi murid,
seperti tabel 3 diatas memperlihatkan, dari 307 murid yang diobservasi terlihat persentase yang termasuk
status gigi dan mulut tidak sehat lebih besar ( 56,0 % ) dibandingkan dengan yang termasuk sehat ( 44,0 % ).
Dari tabel tersebut juga terlihat distribusi murid yang berstatus kesehatan gigi tidak sehat menurut
tingkatan pengetahuan persentasenya lebih besar dibandingkan dengan yang berstatus sehat.

168
ANALISIS VARIABEL PENELITIAN
(Contoh Frekuensi Distribusi Data)
Analisis Deskriptip
Nilai tengah dgn skala nominal, ordinal, dan
interval / rasio

Tabel 4 Gambaran Deskriptip Nilai tengah dan Nili Sebar Tinggi Badan dan Prestasi
Belajar Murid Di Wilayah Kerja Puskesmas Bantimurung Tahun

PARAMETER VARIABEL
STATISTIK Tinggi Badan (Cm) Prestasi Belajar

Mean 120.63171 7.0774


Median 121.00000 7.1000
Modus 115.00000 6.20
Standard Deviasi 13.159488 0.7750
Skewness - 4.421 0.106
169
Kurtosis 40.534 - 0.129
ANALISIS VARIABEL PENELITIAN
(Analisis Bivariat)

Uji Hipotesis

Tujuan Analisis
Menilai perbedaan nilai sampel
dengan nilai populasinya, perbedaan
nilai observasi dengan harapan, atau
hubungan / perbedaan antara dua
atau lebih sampel. 170
ANALISIS VARIABEL PENELITIAN
(Analisis Bivariat)
Variasi nilai uji sangat tergantung pada :
Tujuan penelitian.
pertanyaan penelitian.
Skala pengukuran variabel

Jenis uji
Uji perbedaan ( test of differences )
Uji hubungan ( test of Association )
171
ANALISIS VARIABEL PENELITIAN
(Analisis Bivariat) Uji
Hipotesis
Metode Statistika Menurut Tujuan Studi dan Skala Pengukuran
TUJUAN STUDI PERTANYAAN PENELITIAN SKALA UJI STATISTIK
UKUR

Identifikasi Apakah jumlah kasus Nominal Chi-square test satu


Jumlah Kategori rawat inap = yg. Diharap sampel
Perbedaan Apakah proporsi Nominal Test promosi satu
Proporsi Kategoripemakaian pil berbeda sampel
dengan suntik
Perbedaan Urutan Apakah urutan kasus diare Ordinal Chi-square test satu
Kategori beda dengan yg sampel
diharapakan
Penentuan Urutan Apakah urutan 10 penyakit Ordinal Kolmogorov Smirnov
Kategori besar = hipotesis test (KS)
Perbedaan Nilai Apakah rata-rata Hb Interval Z-Teats (s-
Sampel Dengan penderita ca cervik atau Besar)
Nilai Populasi berbeda secara significant rasio 172 t-Test (s-Kecil)

dgn seluruh penderita
ANALISIS VARIABEL PENELITIAN
(Analisis Bivariat)
Uji hipotesis untuk skala nominal

Prinsip.
Variabel yang akan diuji berasal dari satu
sampel dan untuk selanjutnya karakteristik
yang ada didalam sampel dibandingkan dengan
karakteristik yang ada didalam populasi.
Pengelompokan / pengkategorian variabel
dilakukan menurut skala nominal.

173
ANALISIS VARIABEL PENELITIAN
(Analisis Bivariat)
Uji hipotesis untuk skala nominal

Prinsip.
Metode ststistika yang digunakan adalah uji
chi-square yang terdiri dari :
Chi-square untuk satu sampel.
Chi-square untuk dua sampel independent.
Chi-square untuk k sampel independent.

174
ANALISIS VARIABEL PENELITIAN
( Analisis Bivariat ) Uji Hipotesis

Syarat pengunaan uji.


Mengunakan tabel 2 x 2 atau > dari 2
x 2, square atau tidak square dengan
kategori variabel ditetapkan
berdasarkan skala nominal.
Besar sampel dihitung dengan
menggunakan rumus sampel dengan nilai
tertentu.
175
ANALISIS VARIABEL PENELITIAN
( Analisis Bivariat ) Uji Hipotesis

Syarat pengunaan uji.


Sampel minimal untuk uji ini adalah n = 30,
maka uji tidak sensitive atau tidak dapat
digunakan.
Tidak boleh ada frekuensi harapan yang
bernilai kurang dari 5 didalam sel tabel.
Untuk tabel yang lebih dari 2 x 2 maka
frekuensi harapan dalam sel hanya
diperkenangkan sampai 20 % .
176
ANALISIS VARIABEL PENELITIAN
( Analisis Bivariat ) Uji Hipotesis
Ketentuan Penggantian uji.
Bila sampel kurang dari 30.
Terdapat frekuensi harapan kurang dari 5 didalam sel tabel.
Bila tdpt frekuensi HARAPAN kurang dari 1 didalam sel tabel
(cohran: 1954).

Cara penyelesaian
Untuk tabel 2 x 2 lakukan koreksi Yates dengan rumus :

( | O E | - 0,5 )
X ( corected ) = --------------------------
E
177
ANALISIS VARIABEL PENELITIAN
( Analisis Bivariat ) Uji Hipotesis

Ketentuan Pengganti uji

Untuk lebih dari 2 x 2 lakukan


penggabungan kategori menurut baris atau
kolom.
Bila tetap tdk bmakna dianjurkan
menggunakan uji Fisher Exact test .

178
ANALISIS VARIABEL PENELITIAN
( Analisis Bivariat )
Rumus Untuk SATU Sampel

( O E )
X = -----------
E
Keterangan :
O = Frekuensi Observasi
E = Frekuensi Harapan
DF = ( C 1 ) R 1 )

DF = Degree of Freedom adalah besarnya kebebasan untuk


menentukan nilai sel dalam tabel bila besaran dalam
179 tabel telah
diketahui.
ANALISIS VARIABEL PENELITIAN
( Analisis Bivariat )
Untuk sampel yang terdiri dari satu jenis variabel yang
dikategori kedalam beberapa kategori maka besarnya
DF adalah : ( K 1 ) dimana K = banyaknya kategori.

Frekuensi Harapan
Ialah proporsi obyek yang diharapkan sesuai / berada
dibawah hipotesis nol, dengan rumus sebagai berikut :

( total kolom ) ( total baris )


Frek. Expected = -----------------------------------------
( total pengamatan )
180
ANALISIS VARIABEL PENELITIAN
( Analisis Bivariat )
Contoh Uji satu sampel Chi-Square
Tabel 5. Hubungan Antara Kejadian Diare 3 Bulan Terakhir Dengan Keadaan Sumur Gali

Kejadian diare 3 bulan Signif.


Keadaan Sumur terakhir Total Hasil uji Chi-Square (p)
Gali
Ada Tdk ada Pearson Chi-Square
= 24,628 0,000
Continuity corection
Memenuhi Syarat 21 (36,3) 60 (44,7) 81 = 23,044 0,000
Tidak M. Syarat 48 (32,7) 25 (40,3) 73 Fishers Exact Test 0,000
JUMLAH 69 85 154

Tabel 5 diatas memperlihatkan hubungan antara variabel keadaan sumur gali dengan variabel kejadian
diare 3 bulan terakhir. Hasil uji yang telah dilakukan dengan menggunakan Chi-Square test, ternyata tabel
uji memenuhi syarat yakni tidak ada frekuensi harapan yang bernilai kurang dari 5, dan hasil yang
diberikan memperlihatkan X hitung lebih besar (24,628) daripada X tabel (3,841) dengan = 0,05 pada
DF=1 dengan nilai p = 0,000 (signifikan). Berarti keadaan sumur gali berhubungan dengan kejadian diare
3 bulan terakhir
181
ANALISIS VARIABEL PENELITIAN
( Analisis Bivariat )
Contoh Uji satu sampel dgn frek. Harapan - 5
Tabel 6. Hubungan antara pemilihan pertolongan persalinan dengan kepercayaan

Pemilihan Pertolongan Signif.


Persalinan Hasil Uji Chi-Square (p)
Kepercayaan Nakes Non Nakes Total Pearson Chi-Square = 0.033
4.548
Continuity Corection = 0.065
3.410
Percaya 161 (157,3) 39 (42,7) 200 Fishers Exact Test
Tdk Percaya 12 (15,7) 8 (4,27) 20 0.038

JUMLAH 173 47 220


Apabila dilihat hubungan antara variabel kepercayaan responden denga variabel pemilihan
pertolongan persalinan, maka tabel 6 diatas, memperlihatkan hasil uji yang telah dilakukan dengan
menggunakan Chi-square test, tidak memenuhi syarat yakni ada frekuensi harapan yang bernilai
kurang dari 5, sehingga alternative yang dipilih ialah melakukan koreksi dengan Yates dan hasil
yang diberikan memperlihatkan X hitung lebih kecil ( 3,410 ) dari pada X tabel ( 3,841 ) dengan
= 0,05 pada DF = 1 dengan nilai p = 0,065 ( non signifikan ). Berarti kepercayaan responden tidak
berhubungan dengan pemilihan pertolongan persalinan. 182
ANALISIS VARIABEL PENELITIAN
( Analisis Bivariat )
UJI HIPOTESIS

Rumus untuk DUA sampel Independen


n ( | ad bc | - n )
X = --------------------------------
(a+b)(a+c)(b+d)(c+d)

Keterangan :
a,b,c,d = Frekuensi observasi
n = Jumlah sampel untuk kedua kelompok
DF = ( C-1 ) R-1)
183
ANALISIS VARIABEL PENELITIAN
( Analisis Bivariat )
DF = Degree of freedom adalah besarnya kebebasan untuk
menetukan nilai sel dalam tabel bila besaran dalam tabel tela
diketahui.
Sampel harus berasal dari dua populasi yang berbeda dimana pada
masing-masing populasi, diobservasi karakteristik untuk dua
variabel yang sama.

Model tabel analisis


Pemilihan tempat berobat
PENDIDIKAN Nakes Non Nakes Total

SLTA PT a b a+b
SD SLTP c d c+d
JUMLAH a+c b+d 184 N
ANALISIS VARIABEL PENELITIAN
( Analisis Bivariat )
Rumus untuk k sampel independent

( O E )
X = ------------------
E
Keterangan :
O = Frekuensi Observasi
E = Frekuensi harapan
DF = ( C 1 ) ( R 1 )

Sampel harus berasal dari k populasi yang berbeda dimana pada


masing-masing populasi, diobservasi karakteristik variabel
185 yang
sama.
ANALISIS VARIABEL PENELITIAN
( Analisis Bivariat )
TABEL MODEL ANALISIS
Propinsi Umur harapan Frek. Frek. (OE ) ( O E ) ( O E )
hidup Obs ( O ) Harp ( E ) ---------------
E
DKI = 70 th 300 587.95 -287.95 82915.2 141.02
Jakarta < 70 th 800 512.05 287.95 82915.2 161.93
Jawa = 70 th 700 694.85 5.15 26.52 0.04
Barat < 70 th 600 605.15 - 5.15 26.42 0.04

Jawa = 70 th 800 694.85 105.15 11056.52 15.91


Tengah < 70 th 500 605.15 - 105.15 11056.52 18.27
Jawa = 70 th 700 641.40 58.6 3433.96 5.35
Timur < 70 th 500 558.60 - 58.6 3433.96 6.15

DIY = 70 th 600 481.05 118.95 14149.1 29.41


< 70 th 300 418.95 - 118.95 14149.1 33.77

JUMLAH 5800 5800 0.00 411.90


186
ANALISIS VARIABEL PENELITIAN
( Analisis Bivariat )
Uji Hipotesis untuk skala Nominal
Prinsip perhitungan
1.Variabel
dikategorikan menjadi dua ( umur harapan hidup diatas 70
tahun dan 70 tahun kebawah ), untuk masing-masing kategori
variabel.
2.Menghitung frekuensi harapan dengan cara :
- Hitung proporsi umur 70 tahun keatas ( P1 )

300 + 700 + 800 + 700 + 600


P1 = ----------------------------------------------- x 100 % = 53.45 %
5800

187
ANALISIS VARIABEL PENELITIAN
( Analisis Bivariat )
Uji Hipotesis untuk skala nominal
- Hitung proporsi umur 70 kebawah ( P2 ).

800 + 600 + 500 + 500 + 300


P2 = ----------------------------------------------- x 100 % = 46.55 %
5800

3. Frekuensi harapan dihitung dengan memperkalikan P1 dan P2


masing-masing kategori ( DKI Jakarta, Jawa barat, Jawa tengah,
Jawa timur, dan DIY ) untuk umur 70 tahun kebawah dan 70 tahun
keatas. :
188
ANALISIS VARIABEL PENELITIAN
( Analisis Bivariat )
Uji Hipotesis untuk skala Nominal

Cara perhitungan frekuensi harapan.

Untuk 70 tahun keatas


DKI Jakarta = 1100 x 53.45 % = 587.95
Jawa Barat = 1300 x 53.45 % = 694.85
Jawa Tengah = 1300 x 53.45 % = 694.85
Jawa timur dan = 1200 x 53.45 % = 641.40
DIY = 900 x 53.45 % = 481.05
189
ANALISIS VARIABEL PENELITIAN
( Analisis Bivariat )
Uji Hipotesis Hipotesis untuk skala Nominal

Cara perhitungan frekuensi harapan.

Untuk 70 kebawah
DKI Jakarta = 1100 x 46.55 % = 512.05
Jwa Barat = 1300 x 46.55 % = 605.15
Jawa Tengah = 1300 x 46.55 % = 605.15
Jawa Timur dan = 1200 x 46.55 % = 558.60
DIY = 900 x 46.55 = 418.95
Hasil perhitungan frekuensi harapan dimasukkan dalam tabel
sebelumnya.
190
ANALISIS VARIABEL PENELITIAN
( Analisis Bivariat )
UJi hipotesis untuk skala Ordinal
Prinsip.
Variabel yang akan diuji berasal dari sampel dan untuk
selanjutnya karakteristik yang ada didalam sampel dilihat
hubungannya. Antara satu variabel dan variabel lainnya.
Pengelompokan / pengkategorian variabel dilakukan menurut
skala ordinal.
Metode Statistika yang digunakan adalah uji Kendalls atau
yang terdiri dari :
Kendalls taua
Kendalls taub
Kendalls tauc
Spearman rank correlation
191
ANALISIS VARIABEL PENELITIAN
(Analisis Bivariat) Kendalls tau
Uji hipotesis untuk skala ordinal
Dikemukakan oleh Kendall pada tahun 1983 dan dikenal sebagai Kendall tau_a atau taua.

Rumus umum yang digunakan adalah :


KD
Taua = --------------------
n(n1)/2
Keterangan :
K = Jumlah pasangan Konkordans
D = Jumlah pasangan Diskonkordans
n = Banyaknya pasangan yang mungkin dibentuk.
Konkordans ( sesuai ) berarti susunan observasi berada didalam urutan yang wajar
dinilai ( + ).
Diskonkordans berarti urutan tidak wajar dinilai ( - ).
192
ANALISIS VARIABEL PENELITIAN
(Analisis Bivariat) Kendalls tau
Uji Hipotesis untuk skala Ordinal
Prinsip penggunaan tabel.
Tabel yang digunakan dapat berupa tabel 2x2 ( square ) atau tabel
2x3 ( tidak square ) atau 3x3 atau lebih tetapi 3x3.
pengelompokan variabel didalam tabel dilakukan menurut skala
ordinal.
Contoh tabel
Variabel Varibel Independen Kendali Signif.
Independen Baik Sedang Kurang Jelek (p)

Baik
Sedang
Kurang
Jelek
193
JUMLAH
ANALISIS VARIABEL PENELITIAN
(Analisis Bivariat) Kendalls tau

Uji hipotesis untuk skala ordinal

Contoh kasus
Salah seorang dosen jurusan biostatistik FKM Unhas,
melakukan penelitian terhadap kolerasi antara neutrofil
darah dan neutrofil sumsum tulang penderita tumor non
hematologis. Untuk kepentingan tersebut maka kedua
sumber tersebut ( darah dan sumsum tulang ) diambil
untuk seterusnya dihitung kadar neutrofilnya dengan
hasil sebagai berikut :

194
ANALISIS VARIABEL PENELITIAN
(Analisis Bivariat) Kendalls tau
Tabel 1 Hasil pengukuran Neutrofil darah dan sumsum tulang penderita tumor non
hematologis sebelum diurut

Nomor Urut Hasil Pengukuran Neutrofil Hasil Pengukuran Neutrofil


Darah merah ( Y1) Sumsum Tulang ( Y1)
01 4,9 4,32
02 4,6 9, 64
03 5,5 7,39
04 9,1 13,97
05 16,3 20,12
06 12,7 15,01
07 6,4 6,93
08 7,1 7,12
09 2,3 9,75
10 3,6 8,65
11 18,0 15,34
12 3,7 12,33
13 7,3 5,99
14 4,4 7,66
15 9,8 6,07

195
ANALISIS VARIABEL PENELITIAN
(Analisis Bivariat) Kendalls tau
Uji hipotesis untuk skala ordinal

Penyelesaian
1. Judul penelitian :
Korelasi antara neutrofil darah dengan neutrofil sum-sum
tulang pada penderita tumor non hematology
2. Variabel penelitian : Neutrofil darah dan sum-sum tulang.
3. Rumusan masalah :
Adakah hubungan antara neutrofil darah dan sum-sum
tulang pada penderita tumor non hematologist ?
196
ANALISIS VARIABEL PENELITIAN
(Analisis Bivariat) Kendalls tau
Uji hipotesis untuk skala ordinal
Penyelesaian
4. Sampel : Penderita tumor non hematologist.
5. Hipotesis operasional :
Ho : Tidak korelasi antara neutrofil darah dan sum-sum
tulang.
Ha : Ada korelasi antara neutrofil darah dan sum-sum
Ho : l = 0
tulang.
Ho : l 0
Hipotesis matematik :
6. Kriteria pengujian hipotesis

Ho diterima bila harga z hitung lebih kecil dari tabel, dan Ha diterima
bila harga z hitung lebih besar atau sama dengan harga197z tabel.
(Analisis Bivariat) Kendalls tau
Langkah langkah penyelesaian
1. Susun urutan hasil penelitian pada tabel 1 diatas dalam susunan
tabel berikut ini :
Tabel 2 Hasil pengukuran Neutrofil Darah merah dan sumsum Tulang penderita tumor non hematologist
Setelah diurut
Hsl Urutan Rangking Y1 Hsl Urutan Rangking Y2
No. Ukur Rang ( R1 ) Ukur Rangk ( R2 )
Urut ( Y1) k ( Y2 ) ( Y2)
( Y1) Hsl. Arry No.Urut Hsl.non Penyesuaian
arry

01 4,9 6 2,3 1 4,32 1 9,75 10


02 4,6 5 3,6 2 9,64 9 8,65 8
03 5,5 7 3,7 3 7,39 6 12,33 11
04 9,1 11 4,4 4 13,97 12 7,66 7
05 16,3 14 4,6 5 20,12 5 9,64 9
06 12,7 13 4,9 6 15,01 13 4,34 1
07 6,4 8 5,5 7 6,93 4 7,36 6
08 7,1 9 6,4 8 7,12 5 6,43 4
09 2,3 1 7,1 9 9,75 10 7,12 5
10 3,6 2 7,3 10 8,65 8 5,99 2
11 18,0 15 9,1 11 15,34 14 13,97 12
12 3,7 3 9,8 12 12,33 11 6,07 3
13 7,3 10 12,7 13 5,99 2 15,07
198 13
14 4,4 4 16,3 14 7,66 7 20,12 15
15 9,8 12 18,0 15 6,07 3 15,34 14
ANALISIS VARIABEL PENELITIAN
(Analisis Bivariat) Kendalls tau
Uji Hipotesis untuk Skala Ordinal
2. Lakukan perhitungan konkordans (K) dan diskonkordans ( D )
melalui tabel berikut :
Cara perhitungan Ci
No. (R1) (R2) Tingkat berikutnya yg lebih Banyaknya C1
Urut besar dari tingkatan R2
01 1 10 11,12,13,15,14 5
02 2 8 11,9,12,13,15,14 6
03 3 11 12,13,15,14 4
04 4 7 9,12,13,15,14 5
05 5 9 12,13,15,14 4
06 6 1 6,4,5,2,12,3,13,15,14 9
07 7 6 12,13,15,14 4
08 8 4 5,12,13,15,14 5
09 9 5 12,13,15,14 4
10 10 2 12,3,13,15,14 5
11 11 12 13,15,14 3
12 12 3 13,15,14 3
13 13 13 15,14 2
14 14 15 0
15 15 14 0

N199
Ci = 59
ANALISIS VARIABEL PENELITIAN
(Analisis Bivariat) Kendalls tau
Uji hipotesis untuk skala ordinal

Perhitungan konkordans dan diskonkokrdans dilakukan dengan


menggunakan rumus berikut :
KD
tau-a = ----------------------
n(n1)/2

K D diperoleh dari rumus :


N = 4 Ci n ( n -1 ) = 4 ( 59 ) 15 ( 14 ) 236 210 = 26

26
tau-a = ---------------------- = 0,124
15 ( 14 )
200
ANALISIS VARIABEL PENELITIAN
(Analisis Bivariat )

Uji hipotesis untuk skala ordinal

Rumus untuk Kendall tau-b


Digunakan apabila terdapat nilai pasangan observasi yang
bersamaan, sedangkan rumus yang digunakan ialah :

KD
tau-b =
-------------------------------------------------------

------------------------------------------------------------
[ { n ( n 1 ) / 2 T1 } { n ( n 1 ) / 2
T2 ] 201
ANALISIS VARIABEL PENELITIAN
(Analisis Bivariat )
Kendall tau-c
Rumus umum yang digunakan ialah :

2m ( K D )
tau-c = -------------------------
n(m1)
Keterangan :
M = adalah bilangan terkecil diantara kategori dari variabel ordinal X
dan Y.
Yang digunakan untuk menghitung index korelasi ialah kendall tau-b
dan c, dimana nilainya hampir mencapai nilai ( + 1 ) dan ( - 1 ).

202
ANALISIS VARIABEL PENELITIAN
(Analisis Bivariat )
Uji hipotesis untuk skala ordinal
Contoh hasil uji kendall tau.
Tabel 7 hubungan Status Kesehatan Gigi dan Mulut
menurut pengetahuan kesehatan Gigi Murid SD
UKGS
Pengetahdi Kecamatan Bantimurung
Status kesehatan Gigi Total Kab.
Hasil uji Maros
Signifikasi
uan kes. dan mulut Kendals
Gigi
Tahun 2002
Sehat Tidak
sehat

Kurang 36 54 90 Tau-b = 0,962


tahu 0.003
Tahu 49 48 97 Tau-c = 0.962
0.003
Sangat 50 70 120 Spearman
tahu rank
JUMLAH 135 172 307 corelation =
0.003203 0,963
ANALISIS VARIABEL PENELITIAN
( Analisis Bivariat )

Apabila dilihat tabel 7 terlihat distribusi nilai


dalam tabel berdasarkan uji kendal,s
termasuk diskonkordans, demikian pula hasil
uji spearman rank correlation termasuk
hubungan yang sangat lemah dan tidak
bermakna, sehingga disimpulkan tidak ada
hubungan antara status kesehatan mulut dan
gigi dengan tingkat pengetahuan murid..

204
ANALISIS VARIABEL PENELITIAN
(Analisis Bivariat )
Uji Hipotesis Untuk Skala Ordinal
Contoh hasil uji Kendall tau.
Tabel 8 Hubungan status kesehatan Gigi dan Mulut
menurut perilaku kesehatan Gigi murid SD UKGS di
Kecamatan Bantimurung Kabupaten Maros
Perilaku Status KesTahun tot 2002 Hsl uji Sign
Kes.Gig gigi & mulut al Kendals ifika
i Seh Tdk nsi
at sehat

Kurng 42 113 15 Tau-b = 0,00


baik 5 0,323 0
Baik 36 27 63 Tau-c = 0,00
Sgt 57 32 89 0,323 205
0
ANALISIS VARIABEL PENELITIAN
(Analisis Bivariat )
Tabel 8 memperlihatkan hasil uji dengan
menggunakan kendalls diperoleh ; tau-b = 0,323,
dan tau-c = 0,0323 yang berarti konkordans, dengan
tingkat kemaknaan masing-masing 0.000.
( bermakna ) dengan demikian distribusi data
dalam tabel tersebut berdistribusi normal dengan
mengikuti skala ordinal. Hasil uji dengan spearman
rank corfrlation memberikan hasil 0,340 dengan
nilai p = 0.000 ( bermakna ). Dengan demikian
status kesehatan gigi dan mulut berhubungan
dengan perilaku sikat gigi dari murid.
206
ANALISIS VARIABEL PENELITIAN
(Analisis Bivariat )

Uji hipotesis untuk skala ordinal

Parameter penilaian hasil uji


korelasi.
NILAI HASIL UJI KETERANGAN
KORELASI
0,00 0,25 Hubungan sedikit / tidak ada
0,25 1,50 hubungan
0,50 0,75 Hubungan cukup
0,75 -> Hubungan sedang sampai baik
Hubungan sangat baik
207 sampai
istimewa
ANALISIS VARIABEL PENELITIAN
( Analisis Multivariat )

Uji hipotesis untuk analisis multivariat


Ilustrasi hasil uji
Analisis dimaksudkan untuk
melihat hubungan serta kontribusi
masing-masing variabel
independent terhadap variabel
dependentnya apabila dimasukkan
secara bersamaan, dan sebagai
akibatnya memungkinkan 208

terjadinya interaksi dari masing-


ANALISIS VARIABEL PENELITIAN
(Analisis Bivariat )

Contoh :
Tabel 9 . Matriks Korelasi Status Kesehatan Gigi
dan Mulut dgn pengetahuan Kesh. Gigi, Perilaku
Kesh. Gigi dan Jenis Makanan Murid SD UKGS di
Kecamatan Bantimurung
Tahun 2002
VARIABEL n X SD Korelasi Signif.
Pengetahuan 307 10,33 1,75 -0,003 0,478
Perilaku 307 2,54 2,42 0,331 0,000
Jenis makanan 307 6,35 1,07 -0,003 0,479

209
ANALISIS VARIABEL PENELITIAN
(Analisis Bivariat )

Uji hipotesis untuk analisis multivariat


Ilustrasi hasil uji
Tabel 9 diatas memperlihatkan korelasi
masing-masing variabel sebagai tahap
awal untuk melihat adanya hubungan.
Dari tabel tersebut terlihat dari tiga
variabel yang dimasukkan ternyata hanya
ada satu variabel yang memberikan
hubungan yakni variabel perilaku, dengan
indeks korelasi = 0,331 dengan nilai p =
0.000 sedangkan yang lainnya tidak
210
ANALISIS VARIABEL PENELITIAN
(Analisis Bivariat )
Tabel 10 Hasil uji regressi variabel pengetahuan,
perilaku dan jenis makanan dengan Variabel
status kesehatan gigi dan mulut
Variabel N x SD R R- Adjusted t
Squar R-
e Square
Perilaku
Pengetah 307 2,54 2,42 0,33 0,110 0,107 6,126
1
uan
Jenis
makanan

211
ANALISIS VARIABEL PENELITIAN
(Analisis Bivariat )

Uji hipotesis untuk analisis multivariat


Ilustrasi Hasil Uji
Tabel 10 diatas memperlihatkan besarnya korelasi
apabila ketiga variabel predictor dimasukkan secara
bersamaan adalah R = 0,331 dengan besar
pengaruhnya ( R Square ) = 0,110 dengan nilai p =
0.000 ( bermakna ). Pemasukan ketiga variabel
secara bersamaan terihat memberikan interaksi
diantara variabel yang dinilai melalui uji F = 37.528,
dimana uji ini sekaligus juga memberikan informasi
terjadinya hubungan linier antara variabel predictor
dengan variabel dependennya. 212
ANALISIS VARIABEL PENELITIAN
(Analisis Bivariat) Kendalls tau

213
Terima kasih
214

Anda mungkin juga menyukai