Anda di halaman 1dari 32

Tetanus pada Anak

Disusun oleh: Pembimbing:


Riswan Seftian M dr. Slamet Widi, Sp.A
030 11 258
Pendahuluan
Tetanus adalah penyakit dengan tanda utama kekakuan otot
(spasme) tanpa disertai gangguan kesadaran.
Penyakit tetanus kebanyakan terdapat pada anak-anak yang
belum pernah mendapatkan imunasi tetanus (DPT).
//Tetanus
Definisi
Penyakit infeksi akut yang mempunyai manifestasi klinis
utama kekakuan otot (spasme) tanpa disertai gangguan
kesadaran
//Epidemiologi
Tetanus pada anak tersebar di seluruh dunia, terutama pada
daerah risiko tinggi dengan cakupan imunisasi DTP yang
rendah, angka kejadian pada anak laki-laki lebih tinggi, akibat
perbedaaan aktivitas fisiknya.
Port d`entree tidak selalu dapat diketahui dengan pasti, diduga
melalui:6
Luka tusuk
Luka operasi, luka yang tidak dibersihkan (debridement) dengan baik
Otitis media, karies gigi, luka kronik
Pemotongan dan perawatan tali pusat yang tidak steril pada tetanus
neonatorum.
Manifestasi Klinis
Pemeriksaan Penunjang
Lumbal pungsi
Darah rutin
Kultur
Diagnosis Banding
Infeksi SSP
Tetani
Keracunan strihnin
Rabies
Trismus akibat proses lokal
Prinsip Tatalaksana Tetanus
1. Membuang sumber tetanospasmin
2. Menetralisasi toksin yang tidak terikat
3. Perawatan suportif
1. Membuang Sumber Tetanospasmin
Lini pertama:
Metronidazol iv/oral
Initial dose: 15 mg/KgBB, dilanjutkan dosis 30 mg/KgBB/hari
dengan interval setiap 6 jam selama 7-10 hari.
F: jumlah kuman C. tetani bentuk vegetatif
Lini kedua:
Penisilin prokain 50.000 100.000 IU/KgBB/hari iv setiap 6 jam
selama 7-10 hari
Bila hipersensitif terhadap penisilin:Tetrasiklin 50 mg/KgBB/hari
(>8 tahun)
Bila (+) penyulit sepsis, bronkopneumonia: antibiotik yang sesuai
Prinsip Manajemen Tetanus
Kontraindik Kekurang
Indikasi Dosis
asi an
ATS ATS hanya 100.000 IU Reaksi Ketersediaan
efektif pada (50.000 IU anafilaktik di pelayanan
luka baru < im dan kesehatan sulit
6 jam dan 50.000 IU iv) didapat
harus segera Masa
dilanjutkan kadaluarsa
dengan pendek
imunisasi
aktif
HTIG HTIG hanya 3.000 IU Riwayat Ketersediaan
dapat 6.000 IU hipersensitivitas di pelayanan
menghilang secara IM terhadap kesehatan
kan toksin dalam dosis immunoglobulin cukup
tetanus tunggal atau komponen Masa
yang belum human IG kadaluarsa
berikatan sebelumnya lebih lama
dengan ujung
saraf
2. Netralisir toksin yang tidak terikat
Imunisasi secara pasif: HTIG dengan dosis 3.000-6.000 IU
3. Perawatan Suportif
Ruangan isolasi
Mencukupi cairan dan nutrisi
Posisikan pasien
Menjaga saluran nafas tetap bebas
Oksigen
Mengurangi spasme dan mengatasi kejang
//Preventif

Manajeme ATS & TT


n Luka Profilaksis

Imunisasi
Aktif
1. Manajemen Luka
Perawatan luka (dibersihkan, debridement) segera bila
dicurigai ada port d entree luka tusuk, luka kotor, luka
yang diduga tercemar dengan spora tetanus
Tujuan: mencegah timbulnya jaringan anaerob

Luka rentan tetanus Luka yang tidak rentan tetanus


> 6 8 jam < 6 jam
Kedalaman > 1 cm Superfisial < 1 cm
Terkontaminasi Bersih
Bentuk stelat, avulsi,
Bentuknya linear, tepi tajam
atau hancur (ireguler)
Denervasi, iskemik Neurovaskular intak
Terinfeksi (purulen, jaringan nekrotik) Tidak infeksi
2. Pemberian ATS & TT pada
luka
Profilaksis dengan pemberian Anti Tetanus Serum (ATS)
hanya efektif pada luka baru (< 6 jam) dan harus segera
dilanjutkan dengan imunisasi aktif
3. Imunisasi Aktif
//Komplikasi
Akibat serangan kejang
Spasme otot faring
Spasme laring
Infeksi nosokomial
Fraktura kompresi
Trombosis vena, ulserasi lambung
Penggunaan obat muscle relaxant berlebihan
Hiperaktivitas saraf otonom
//Prognosis
Prognosis pada Tetanus ditentukan oleh:
Masa inkubasi
period of onset
Jenis luka
Keadaan status imunitas pasien
Berat penyakit
Fasilitas pengobatan yang tersedia
Jenis tetanus
Skoring: Dakar score (Bleck score) dan Phillip score
Tabel Bleck Score atau Dakar Score
//Kesimpulan
Tetanus adalah gangguan neurologis yang ditandai dengan
meningkatnya tonus otot dan spasme, yang disebabkan oleh
tetanospasmin, suatu toksin protein yang kuat yang
dihasilkan oleh Clostridium tetani.
Strategi terapi tetanus melibatkan tiga prinsip
penatalaksanaan: organisme yangterdapat dalam tubuh
hendaknya dieliminasi untuk mencegah pelepasan toksin
lebih lanjut,toksin yang terdapat dalam tubuh, diluar sistem
saraf pusat hendaknya dinetralisasi dan efek dari toksin yang
telah terikat pada sistem saraf pusat dieliminasi.
//Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai