Apendisitis
Apendisitis
Oleh: S
Sherly Cancerita
Magdalena Sihombing
Aisyah Ayu Safitri
Lai Siu Vern
Harmit Kaur
Navin Kanvinder Singh
Pembimbing:
Manfaat
Memperkokoh landasan teoritis ilmu
kedokteran di bidang ilmu anestesi dan
terapi intensif khususnya mengenai
apendisitis
Sebagai bahan informasi bagi pembaca
yang ingin memahami lebih lanjut topik-
topik yang berkaitan dengan apendisitis
fungsi apendiks adalah sebagai organ
imunologik dan secara aktif berperan
dalam sekresi immunoglobun.
Selain itu, apendiks menghasilkan
lendir 1 2 ml per hari. Lendir itu
secara normal dicurahkan ke dalam
lumen dan selanjutnya dialirkan ke
sekum. Adanya hambatan dalam
pengaliran tersebut merupakan salah
satu penyebab timbulnya appendisitis.
Persarafan parasimpatis berasal
dari cabang n.vagus, sedangkan
persarafan simpatis berasal dari
Torakalis X
Rovsing Sign
Perkusi,nyeri ketuk (+)
Auskultasi
Peristaltik normal, peristaltic (-) pada
ileus paralitik karena peritonitis
generalisata akibat appendicitis
perforate.
Rectal toucher, nyeri tekan pada jam
9-12
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
. leukositosis
14-12-2010 14-12-2010
PRIMARY SURVEY
Temp: 37C
B4 : UOP (+), vol 100 cc, warna kuning, dengan foley kateter
terpasang
Hb/ht/L/T :14/39,5/14.750/294.000 g%
PT/APTT/TT/INR :
14,6(12,5)/31,2(29,2)/13,1(12,9)/1,06
SGOT/SGPT :34/74
Kgd Ad Random :116mg/dl
Ur/Cr :31/0,76mg/dl
Na/K/Cl :134/4,3/104meq/L
Diagnosa : Appendicitis Akut
Tindakan : Appendictomy
PS ASA :1E
Anestesi : RA-SAB
Posisi : Supine
Masalah Pemecahan
Problem list
Pre operasi
Pasien emergensi anggap NPO sejak direncanakan operasi
lambung penuh. Antibiotika broadspectrum sesuai
Infeksi dengan lokasi infeksi
Diberikan setelah proses diagnostik
Nyeri selesai
Durante operasi
Pasien dengan tindakan RA-SAB
Potensial terjadi hipotensi Preloading/Co loading dengan cairan
Kristaloid/ Koloid sebelum tindakan
RA-SAB, 10-20 cc/kg/bb , ephedrine 5-
Menggigil (shivering) 10 mg
Hangatkan cairan, atur suhu ruangan,
selimuti pasien, pethidine 0,5
high block/total block mg/kgbb atau tramadol 1 mg/kg bb iv
Jaga jalan nafas ( Intubasi), support
Kemungkinan gagal spinal anesthesia hemodinamik dengan vasopressor
Siapkan alat dan obat GA-ETT,
apabila gagal switch ke GA
Post operatif
Nyeri post operasi Beri analgetik
PDPH (Post Dural Puncture Headache Ingatkan pasien jangan angkat kepala
PRE-OPERASI
Persiapan alat
CAIRAN YANG DIHANGATKAN
Tehnik Anastesi
Pastikan IV line Lancar.
Pada Posisi Left Lateral Decubitus (LLD) dilakukan
identifikasi L3-L4 .
Desinfeksi lapangan operasi dengan Povidone Iodine
10%, kemudian Alkohol 70%.
Tutup Lapangan Operasi dengan Doek steril, kecuali
Lapangan Kerja
Co Loading Ringer Lactat 10-20 cc/Kg BB (550-1100) cc
Insersi Spinocan 25 G CSF (+), darah (-) injeksi
Bupivacaine 0,5 % 4 cc dengan arah bevel cephalad.
Posisikan pasien supine, atur ketinggian blok Th 4, nilai
sensari nyeri dengan pin prick test, skor motorik
dengan bromage score,
Monitoring hemodinamik pasca tindakan.
DURANTE OPERASI
RM 19
Lama operasi :2 jam
TDS : 120 - 140mmHg
TDD : 60 88 mmHg
HR : 84-100 x/menit
SpO2 : 97-100%
Pre op : RL : 7 50 cc
Durante op : RL: 1000 cc
Perdarahan : + 75 cc
Maintenance 2cc/kgbb/jam : 120 cc/jam
Penguapan 2 cc/kgbb/jam : 120 cc/jam
UOP : 80 cc/jam
POST-OPERASI
Bed Rest
Diet MB 1500 kkal + 50 gr
TERIMA
proteinKASIH
Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam
iv (ST dulu)
Inj Ketorolac 30 mg/8 jam/iv
Monitoring di PACU
KESIMPULAN
Dapat disimpulkan apendisitis akut
seperti yang dijumpai dalam kasus ini
dapat ditegakkan secara klinis melalui
anamnesis berupa keluhan nyeri perut
kanan bawah disertai dengan
pemeriksaan fisik dengan ditemukannya
McBurney dan Rovsing Sign dan
didukung oleh pemeriksaan laboratorium
yang menunjukkan leukositosis.
Penatalaksanaan yang diberikan pada
pasien adalah apendektomi.
TERIMA KASIH