Anda di halaman 1dari 22

kerawaan 2008

I. Sejarah Wayang
Dari manakah asal Wayang ?
Apakah hasil kreasi orang Jawa atau pengaruh kebudayaan Hindu.
Dikatakan bahwa wayang merupakan hasil kreasi atau kebudayaan
Hindu. Sehingga dengan demikian timbul penggunaan istilah asing
didalamnya. Setelah diadakan peneklitian secara seksama, ternyata
merupakan hasil kreasi atau kebudayaan asli orang jawa ( bangsa
Indonesia).

Menurut Pendapat Dr. Hazeu, pada zaman raja Erlangga permulaan


abad ke sebelas, wayang dipertunjukkan di kerajaan Kediri yang saat itu
mengalami kejayaan.

Tentang wayang dapat kita jumpai pula pada kitab Arjunawiwaha,


bahwa pertunjukan tersebut telah digemari rakyat pada zaman
pemerintahan Erlangga. Beberapa prasati juga menyebutkan adanya
Wayang atau Aringgit yang berarti Dalang.
Wayang mengalami perkembangan sangat pesat dari zaman sejarah
kerajaan kerajaan di Jawa sampai pada kerajaan di Bali. Pada masa
itu wayang merupakan hiburan atau tontonan rankyat yang
memberikan sebuah pesan sejarah pendidikan dan pesan moral lainnya.

Wayang di Bali
Menurut catatan sejarah, seni lukis wayang (tradisional) berkembang
dan telah diterapkan sejak zaman Kerajaan Majapahit. Antara abad ke-
14 hingga abad ke-18, ketika Pulau Bali dikuasai para Dalem, raja-raja
keturunan Sri Kresna Kepakisan dari Kerajaan Majapahit. Selama Dinasti
Kepakisan memegang tampuk kerajaan, seni lukis wayang mengalami
masa kejayaan. Pada zaman itu pengaruh seni lukis wayang tersebar
meliputi pesisir Jawa Timur, Lombok, bahkan sampai Sumbawa karena
pada masa pemerintahan Dalem Waturenggong ini, seni budaya di Bali
mengalami masa pencerahan yang dikarenakan sang raja juga
penggemar seni budaya.
Di Bali berkembang sebuah seni lukis wayang yang dikenal dengan
seni lukis wayang Kamasan yang terdapat didaerah Klungkung Bali.
Seni lukis wayang klasik ini masih terus bertahan. Adapun metode
penggambaran wayang diantaranya :
1. Wajah atau muka
Penggambaran muka wayang menggunakan pedoman segi empat bujur
sangkar, yang dibagi sedemikian rupa dengan skala 2,3 atau skala 4 untuk
mengetahui letak mata, alis, hidung, mulut dan seterusnya. Sebetulnya
masalah metode adalah sebuah cara untuk mempermudah menangkap
suatu objek tergantung masing masing orang berdasarkan metode mana
yang menurut mereka paling praktis dipergunakan. Adapun metode yang
lain adalah :

a. Manis
b. Galak Manis

Perbedaan pada wajah manis terletak


pada bentuk mata, alis, hidung, dan gigi
pada bibir yang diasannya disertai
taring.
c. Galak

Perbedaan jelas terlihat pada bentuk


bibir,
hidung, dan pola pembentukannya yang
menggunakan pola segi enam.
d. Wajah atau muka seorang wanita

a. Wajah seorang putri

Perbedaan pembentukan wajah


seorang wanita terletak pada bagian
mata

b. Wajah seorang abdi


e. Punakawan

a. Tualen

Pembentukan wajah seorang


Punakawan menggunakan bidang
trapesiun. Kedua Punakawan ini
memiliki karakter wajah
tersendiri.

b. Merdah
a. Delem

Menggunakan metode bidang


Trapesium dalam pembentukan
wajah, kedua punakawan
Inipun memiliki karakter wajah
yang berbeda

b. Sangut
f. Binatang atau hewan
Dalam penggambaran Garuda, Naga dan Kera yang menjadi patokan
adalah penggambaran raksasa, dengan memperpendek ukuran hidung
dan menarik bentuk mulut.

Dari bentuk raksasa, kita dapat mengubahnya


menjadi bentuk Garuda Naga dan kera
dengan merubah bentuk mulut.
2. Badan Wayang
Perut wayang bisa dibedakan menjadi 3 macam yaitu perut ramping
yang dimiliki para ksatria yang kesehariannya dianggap lincah dan
gesit, perut gendut dimiliki para raksasa dengan sifat rakus serta perut
buncit dianggap lucu dimiliki oleh para punakawan.

a. Ramping b. Gendut c. Buncit


3.Sikap Tangan
Sikap tangan kalau dicermati pada wayang tentunya sangat banyak,
secara garis besar beberapa sikap tangan bisa dirumuskan sbb :

a. Laki laki b. Perempuan


Secara lebih khusus sikap tangan dikaitkan dengan kejadian kejadian
tertentu seperti : berbicara, berbahagia, bersedih, menyambah dan
sebagainya.

a. Menyembah b. Berperang c.Bersedih

d. Menerima pembicaraan e. Berbicara c. Bangga


4. Sikap Kaki
Sikap kaki ada beberapa macam diantaranya :

a. Jongkok b. Bersila c. Bersimpuh

e. Mengangkang

d. Berdiri
5. Hiasan Telinga
Hiasan Telinga wayang ada beberapa macam yang dibedakan atas dasar
status jabatan atau hiasan khusus seperti Naga memakai genola, abdi
dan rakyat memakai subeng atau tindik dan kebanyakan satria memakai
anting anting.

a. Anting b. Tindik c. Subeng d. Genola


anting
6. Gelang Kana
Gelang kana merupakan hiasan pada tangan yang memiliki beberapa
perbedaan sesuai dengan kedudukan atau jabatan atau gelang khusus
yang dimiliki oleh figur tertentu seperti Bima, Hanoman dan Bhatara
Bayu yang memakai Kembang Bajra, Gelang Uli dipakai oleh
punakawan.
a. Gelang
kana biasa

c. Gelang
Bajra

b. Gelang
kana mepranak

d. Gelang Uli
7. Gelung
Gelung adalah hiasan kepala dari wayang yang sangat mementukan
identitas figur disamping faktor lainnya. Dari gelung yang ada bisa saja
rupanya berbeda memiliki nama yang sama, demikian pula sebaliknya.
Namun perbedaannya hanyalah terletak pada variasi gelung itu sendiri
sedangkan prinsip dasar dalam cara menggambarkannya adalah sama.

a. Dasar gelung b. Garuda mungkur


a. Udeng udengan dipakai oleh punakawan dan b. Bok gambah dipakai oleh
rakyat dan beberapa ksatria Korawa para raksasa atau bala

c. Supiturang dipakai oleh d.Candikesuma dipakai e. Ketu dipakai oleh para


ksatria Pandawa kecuali olek Kresna, Baladewa pendeta atau bhagawan
Darmawangsa Rahwana
g. Kekelingan dipakai oleh h.Candi rebah dipakai oleh i. Kekendon dipakai oleh
Yudistira atau Salya, Duryodana Garuda dan ksatria
Darmawangsa lainnya

j. Candi Kurung dipakai k. Pelekir dipakai oleh l. Pepanjian


oleh Karna, Kumbakarna Abimanyu dan Drupadi
8. Ornamen dalam wayang
Atribut lengkap wayang
1. Gelung candi kesume
2. Penekes rambut
3. Silut karna
4. Garuda mungkur
5. Ronronan
6. Sesimping
7. Selibah
8. Penekes dada
9. Kembang waru
10. Naga wangsul
11. Sabuk
12. Tanggun kancut
13. Kancut
14. Lelecer
15. Peneke celane
16. Penekes kancut
17. Celane panjang
18. Kamben
19. Ampok ampok
20. Tanggun sabuk
21. Penekes madia
22. Karang guak
23. Gelang kana
24. Bapang
25. Badong
26. Petitis
27. Sekar taji
28. Pepudakan
Kerawa2009

Anda mungkin juga menyukai