Anda di halaman 1dari 45

CASE REPORT

FRAKTUR FEMUR

Disusun oleh :
Astriani Rahayu
Duta Hapsari
M Marliando Satria PC
Victoria Hawarima

Preceptor:
dr. E. Marudut S,Sp.OT
STATUS PASIEN..
IDENTITAS

Nama : Tn.L
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 20 tahun
Alamat : Lampung
Pekerjaan : Mahasiswa
Tanggal pemeriksaan : 28 Maret 2017
No.Rekam medik : 498125
ANAMNESIS
Keluhan utama : kaki kanan nyeri dan tidak bisa digerakkan

Riwayat Penyakit Sekarang:

Os datang dengan keluhan nyeri saat menggerakkan tungkai kanan karena


kecelakaan lalu lintas antara motor dan mobil. Os mengendarai motor dan
kecelakaan terjadi di daerah panjang. Saat kecelakaan bagian tubuh sebelah kanan
terbentur aspal sehingga os merasakan sangat nyeri saat menggerakkan tungkai
kanan. Setelah kecelakaan os tidak pingsan, mual dan muntah (-), epistaksis (+),
otorea (-), sakit kepala (-), sesak nafas (-). Dari tempat kejadian, os dibawa ke
puskesmas panjang dan dilakukan pembersihan dan pembidaian. Kemudian os
dirujuk ke RS daerah dan direncanakan operasi namun os mengalami epistaksis
sehingga os dibawa ke RSAM.
.
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS LOKALIS
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Darah Rutin
Foto rontgen femur dekstra
Hasil pemeriksaan
radiologi
Tampak fraktur pada 1/3
distal femur dekstra,
dengan fragmen fraktur
bagian distal bergerak ke
arah lateral
DIAGNOSIS KERJA

Fraktur terbuka os femur 1/3 distal dextra


dengan garis patahan spiral complete
TATALAKSANA
Non
PROGNOSIS
Quo ad
TINJAUAN PUSTAKA..
Anatomi tulang panjang
Definisi Fraktur

Terputusnya
kontinuitas jaringan
tulang yang ditentukan
sesuai dengan jenis
dan luasnya yang
biasanya disebabkan
oleh rudapaksa atau
tekanan eksternal yang
datang lebih besar dari
yang dapat diserap
oleh tulang
Etiologi Fraktur

Kegagalan tulang menahan tekanan


membengkok, memutar dan tarikan akibat trauma
yang bersifat langsung maupun tidak langsung
Tulang Femur
Tulang femur adalah tulang terkuat, terpanjang, dan
terberat yang dimiliki tubuh yang berfungsi penting untuk
mobilisasi atau berjalan.

Struktur femur adalah struktur tulang untuk berdiri dan


berjalan, dan femur menumpu berbagai gaya selama berjalan,
termasuk beban aksial, membungkuk, dan gaya torsial.

Selama kontraksi, otot-otot besar mengelilingi femur dan


menyerap sebagian besar gaya.
Anatomi tulang femur
Anatomi otot femur
Vaskularisasi pedis
Etiologi Fraktur Femur
High Energy Trauma
Kategori fraktur femur
Fraktur
Fraktur Femur Proksimal
Intrakapsular : caput femoris dan collum
femoris

Ekstrakapsular: termasuk trochanters


Fraktur collum femoris
Dibagi atas intra- (rusaknya suplai darah ke head
femur) dan extra- (suplai darah intak) capsular.

Intracapsular dibagi kedalam subcapital, transcervical


dan basicervical.

Extracapsular tergantung dari fraktur pertrochanteric.


Klasifikasi fraktur collum
femur : Garden

(a) stadium I :fraktur yang tak sepenuhnya terimpaksi


(b) stadium II :fraktur lengkap tetapi tidak bergeser
(c) stadium III :fraktur lengkap dengan pergeseran sedang
(d) stadium IV :fraktur yang bergeser secara hebat
Klasifikasi fraktur collum
femur : Pauwel

(a)tipe I, yaitu fraktur dengan garis fraktur 30


(b)tipe II, yaitu fraktur dengan garis fraktur 50
(c)tipe III, yaitu fraktur dengan garis fraktur 70.
Fraktur corpus femoris
Pada patah tulang diafisis femur biasanya mengalami
pendarahan dalam yang cukup luas dan besar sehingga
dapat menimbulkan resiko syok.

Secara klinis penderita tidak dapat bangun, bukan saja


karena nyeri, tetapi juga karena ketidakstabilan fraktur.

Biasanya seluruh tungkai bawah terotasi ke luar, terlihat


lebih pendek, dan bengkak pada bagian proksimal sebagai
akibat pendarahan ke dalam jaringan lunak dan adanya
tarikan m. gluteus danm. illiopsoas.
Klasifikasi fraktur
corpus femur : Winguist-
Hansen

(1) tipe 0non kominutif: termasuk didalamnya fraktur transfersal, oblik,


dan spiral
(2) tipe I: kominutif non signifikan atau fragmen kecil
(3) tipe II: fragmen besar dengan aposisi kortikal sampai dengan 50%
(4) tipe III: fragmen besar dengan aposisi kortikal kurang dari 50%
(5) tipe IV: fraktur segmental, tidak ada kontak antara fragmen distal dan
fragmen proksimal.
Fraktur femur distal

fraktur femur distal meliputi fraktur pada


daerah supracondylar, condylar, dan
intercondylar
Fraktur suprakondiler
femur
Daerah suprakondiler adalah daerah antara
batas proksimal kondilus femur dan batas
metafisis dengan diafisis femur

Klasifikasi fraktur suprakondiler. (A) tidak bergeser; (B)


impaksi; (C,D) bergeser, (E) kominutif
Pemeriksaan Fraktur
Femur
Pemeriksaan
Pemeriksaan fisik
Perhatikan tanda-tanda syok

Perhatikan tanda-tanda anemis dan perdarahan

Perhatikan tanda-tanda kerusakan organ lain

Apabila kondisi jiwa terancam lakukan resusitasi terlebih


dahulu sampai stabil

Pemeriksaan status lokalis ( inspeksi/look,


palpasi/raba/feel, pergerakan/move)
Pemeriksaan neurologis
Pemeriksaan saraf sensoris dan motoris

Pemeriksaan radiologis
Digunakan untuk konfirmasi adanya fraktur,
menentukan keadaan, lokasi, serta ekstensi fraktur,
melihat kecurigaan patologis pada tulang, melihat
benda asing (peluru), untuk menentukan terapi
yang tepat
Tatalaksana

Tindakan awal dalam penanganan fraktur:

A. Pembidaian sementara untuk imobilisasi fraktur

B. Mengurangi rasa nyeri dan mengurangi perdarahan

C. Deformitas yang hebat perlu dikoreksi perlahan dengan menarik


bagian distal secara lembut

D. Pada fraktur terbuka dilakukan debridement dan irigasi cairan


fisiologis, luka ditutup kasa steril

E. Foto rontgen
Prinsip terapi fraktur
(4R)
1. RECOGNITION : diagnosis dan penilaian fraktur

2. REDUCTION : mengembalikan/memperbaiki bagian-bagian


yang patah ke dalam bentuk anatomisnya

3. RETENTION (IMOBILISASI): mempertahankan agar tulang


yang mengalami fraktur tidak berubah posisinya setelah direposisi

4. REHABILITATION : mengembalikan aktifitas fungsional


semaksimal mungkin.
Terapi konservatif

Tindakan imobilisasi dengan bidai eksterna tanpa


reduksi

Reduksi tertutup

Imobilisasi fiksasi kutaneus


Terapi Operatif

Konservatif gagal
Fraktur terbuka
Fraktur multiple
Interposisi jaringan diantara fragmen
Fraktur collum femoris yang membutuhkan
fiksasi dan beresiko nekrosis avaskular
Kontraindikasi imobilisasi eksterna dan
diperlukan mobilisasi yang cepat (lansia)
ORIF (open reduction internal
fixaxition)

Fiksasi Internal, Salah satunya adalah tindakan ORIF(Open


Reduction Internal Fixation) atau fiksasi internal dengan
pembedahan terbuka akan mengimmobilisasi fraktur dengan
melakukan pembedahan dengan memasukan paku, sekrup
atau pin ke dalam tempat fraktur untuk memfiksasi bagian-
bagian tulang yang fraktur secara bersamaan.
Indikasi ORIF

1) Fraktur yang tak bisa sembuh


2) Fraktur yang tidak bisa direposisi tertutup
3) Fraktur yang dapat direposisi tapi sulit
dipertahankan
4) Fraktur yang memberikan hasil baik dengan
operasi14
Komplikasi ORIF

1) Infeksi
2) Kehilangan dan kekakuuan jangkauan gerak
3) Kerusakan otot
4) Kerusakan saraf dan kelumpuhan
Komplikasi Fraktur
1. Infeksi , terutama pada kasus fraktur terbuka

2. Shock

3. Permasalahan dalam penyembuhan tulang

4. Kerusakan saraf

5. Sindroma kompartemen akibat kompresi nervus, pembuluh darah,


dan otot di dalam spatium tertutup atau kompartemen dalam tubuh

6. Komplikasi karena operatif


Prognosis
Penyembuhan fraktur merupakan suatu proses
biologis. Faktor mekanis yang penting seperti
imobilisasi fragmen tulang secara fisik sangat
penting dalam penyembuhan, selain faktor biologis
yang juga merupakan suatu faktor yang sangat
esensial dalam penyembuhan fraktur.
TERIMAKASIH..

Anda mungkin juga menyukai