Anda di halaman 1dari 13

HASIL PENYULUHAN

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIAWI BOGOR


TAHUN 2014

Oleh:
Beatrice Marietta
406138016
Pembimbing:
dr. Victoria Juliana Trisno
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TARUMANAGARA
PERIODE 7 JULI 2014 24 AGUSTUS 2014

KERANGKA ACUAN PENATALAKSANAAN PENYULUHAN


HERNIA NUCLEUS PULPOSUS
DI RSUD CIAWI, KABUPATEN BOGOR
A.PENDAHULUAN
Rumah sakit merupakan salah satu organisasi pemberi jasa kemasyarakatan yang semakin
dituntut untuk bekerja secara profesional sesuai dengan standar pelayanan yang telah ditentukan.
Rumah sakit juga mempunyai kewajiban terhadapat peningkatan pengetahuan kesehatan
masyarakat di sekitar rumah sakit, sebagai salah satu bagian dari usaha promotif kesehatan.
Fraktur colles adalah suatu keadaan di mana terjadi patah tulang pada pergelangan tangan
Fraktur colles adalah Adalah fraktur metafisis distal radius yang sudah mengalami osteoporosis,
garis fraktur transversal, komplit, jaraknya 2-2,5cm proximal garis sendi, bagian distal beranjak
ke dorsal dan angulasi ke radial serta fraktur avulsi dari processus styloideus ulna.

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan tentang Fraktur colles, diharapkan masyarakat
memahami tentang arti fraktur colles, penyebab dan pengobatan pada fraktur colles.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, diharapkan masyarakat dapat mengerti tentang:

Definisi dari fraktur colles

Penyebab dan faktor risiko dari fraktur colles

Gejala gejala yang timbul pada fraktur colles

Pengobatan dan pencegahan dari fraktur colles

C. MATERI
Terlampir

D. METODE

Ceramah

Tanya jawab

E. KEGIATAN
Kegiatan penyuluhan dilaksanakan dalam bentuk penyampaian materi melalui ceramah
oleh pembicara dan tanya jawab.
Rincian kegiatan:
1. Pelaksana

: Coass

2. Tempat: RUANG TUNGGU POLIKLINIK RSUD CIAWI


3. Waktu

: 10.00 s/d 10.30 WIB

4. Pendamping

: dr. Victoria Juliana Trisno

F. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN

Menetukan waktu dan tempat kegiatan

Menentukan tempat pembicara

Meyiapkan materi dan peralatan penyuluhan

Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan

G. SASARAN

Terlaksananya kegiatan penyuluhan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan


Peserta yang hadir mengerti dan memahami materi yang disampaikan pada penyuluhan
fraktur colles

H. MATERI DAN DAFTAR HADIR


Terlampir

I. TANYA JAWAB DARIPADA AUDIENCE


Terlampir

LAPORAN PENYULUHAN DI RSUD CIAWI


MATERI PENYULUHAN

: Fraktur Colles

HARI/TANGGAL/JAM

: Rabu/ 13 agustus 2014 2014 / PK 10.00-10.30 WIB

TEMPAT

: RUANG TUNGGU POLIKLINIK RSUD CIAWI

PESERTA

: Pasien poliklinik

PENDAMPING

: dr. Victoria Juliana Trisno

A. KEGIATAN PENYULUHAN
NO. LANGKAH KEGIATAN
1
Kegiatan Pendahulan:

WAKTU

Mengucapkan salam, memperkenalkan diri, dan menjelaskan 3 menit


2

tentang tujuan penyuluhan


Kaitan Kegiatan Pokok:
a) Menyampaikan tentang definisi dari Fraktur colles,penyebab
fraktur colles,Faktor risiko terjadinya fraktur colles, tanda dan
gejala fraktur colles, Pengobatan dan pencegahan fraktur
colles.
b) Memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengajukan 25 menit
pertanyaan, akan apa yang belum dipahami dan diketahui,
sebagai bahan evaluasi.
c) Menjawab pertanyaan dengan memberikan penjelasan terhadap
setiap pertanyaan yang diajukan.
d) Diskusi tanya jawab.

Kegiatan penutup:
a) Menarik kesimpulan secara lisan.

2 menit

b) Mengucapkan salam dan terima kasih.


Jumlah :

30menit

B. EVALUASI KEGIATAN PENYULUHAN


Peserta penyuluhan tertarik mengikuti penyuluhan tentang Fraktur colles yang dapat
dilihat dengan:

1. Peserta mendengarkan penyuluhan dengan seksama dan mau mengikuti jalannya


penyuluhan sampai selesai
2. Peserta banyak yang bertanya, sehingga terjadi interaksi tanya jawab antara pemberi
penyuluhan dengan peserta.
3. Peserta mengerti dan memahami tentang isi dari penyuluhan, dan mau menerapkan dalam
kehidupannya.
SOAL JAWAB :
1. Bagaimana penanganan fraktur colles jika terjadi di rumah?
2. Bagaimana Cara nya supaya tulang dapat kembali normal setelah jatuh?
3. Apakah penggunaan plate dan screw dipakai selamanya?
4.Bagaimana penanganannya jika sudah jatuh dan tidak bisa kembali ke bentuk
normal ?

Jawaban Pertanyaan
1. Penanganan fraktur colles jika terjadi di rumah adalah dilakukan imibolisasi
dengan menggunakan bahan keras untuk menjaga agar parah tulang tidak
bergerser setelah itu baru dilakukan tindakan lanjutan yaitu di bawa ke rumah
sakit terdekat.
2. tindakan reposisi dan imobilisasi harus dilakukan segera setelah terjadi
jatuh.sehingga pada saat operasi bisa didapatkan hasil yang normal kembali ke
posisi anatomis.
3. setelah di lakukan pemasangan plate dan screw maka setelah 6 bulan,plate and
screw akan dilepas dengan cara operasi kembali.
4.Harus dilakukan rontgen untuk melihat kelinan yang terjadi kemudian jika
diperlukan operasi ulang.

TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI
Menurut Abraham colles 1814, fraktur colles adalah fraktur metafisis distal radius yang
sudah mengalami osteoporosis, garis fraktur transversal, komplit, jaraknya 2-2,5cm proximal
garis sendi, bagian distal beranjak ke dorsal dan angulasi ke radial serta fraktur avulsi dari
processus styloideus ulna.

Menurut Mansjoer (2000), fraktur colles adalah fraktur antebrachii yang khas , fraktur metafisis
distal radius dengan jarak _+ 2,5 cm dari permukaan sendi distal radius, dislokasi fragmen
distalnya ke arah posterior/dorsal, subluksasi sendi radioulnar distal, avulsi prosesus stiloideus
ulna.
KLASIFIKASI MENURUT FRYKMAN
(Frykmann, 1967) Klasifikasi ini berdasarkan biomekanik serta uji klinik, juga memisahkan
antara intra dan ekstra artikular serta ada tidaknya fraktur pada ulna distal. Pada klasifikasi ini
nomor yang lebih besar menunjukkan fase penyembuhan yang lebih rumit dan prognosa yang
lebih jelek.

Epidemiologi
Fraktur colles merupakan kira-kira 8-15% dari seluruh fraktur dan 60% dari fraktus radius.
Prevalensi kejadian fraktur colles , umur atas 50 tahun wanita lebih banyak dari pada pria (5:1),
sedang umur sebelum 50 tahun wanita sama dengan pria. Sisi kanan lebih sering dari sisi kiri.
Angka kejadian rata-rata pertahun 0,98%. Usia terbanyak dikenai adalah antara umur 50 59
tahun
II.4 Etiologi
Fraktur Colles dapat timbul setelah penderita terjatuh dengan tangan posisi terkadang dan
meyangga badan (Appley, 1995 ; Salter, 1981). Pasien terjatuh dalam keadaan tangan terbuka
dan pronasi, tubuh beserta lengan berputar ke ke dalam (endorotasi). Tangan terbuka yang
terfiksasi di tanah berputar keluar (eksorotasi/supinasi). Pada saat terjatuh sebagian energi yang
timbul diserap oleh jaringan lunak dan persendian tangan, kemudian diteruskan ke distal radius,
hingga dapat menimbulkan patah tulang pada daerah yang lemah yaitu antara batas tulang
kortikal dan tulang spongiosa.

Patofisiologi
Apabila tulang hidup normal mendapat tekanan yang berlebihan, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Kekuatan yang tiba-tiba dan berlebihan tersebut mengakibatkan jaringan tidak
mampu menahan kekuatan yang mengenainya. Maka tulang menjadi patah sehingga tulang yang
mengalami fraktur akan terjadi perubahan posisi tulang, kerusakan hebat pada struktur jaringan
lunak dan jaringan disekitarnya yaitu ligament, otot, tendon, pembuluh darah dan persyarafan
yang mengelilinginya (Long, B.C, 1996).
Periosteum akan terkelupas dari tulang dan robek dari sisi yang berlawanan pada tempat
terjadinya trauma. Ruptur pembuluh darah didalam fraktur, maka akan timbul nyeri. Tulang pada
permukaan fraktur yang tidak mendapat persediaan darah akan mati sepanjang satu atau dua
millimeter.
Setelah fraktur lengkap, fragmen-fragmen biasanya akan bergeser, sebagian oleh karena
kekuatan cidera dan bisa juga gaya berat dan tarikan otot yang melekat. Fraktur dapat tertarik
dan terpisah atau dapat tumpang tindih akibat spasme otot, sehingga terjadi pemendekkan tulang
(Apley, 1995), dan akan menimbulkan derik atau krepitasi karena adanya gesekan antara
fragmen tulang yang patah (Long, B.C, 1996).
Manifestasi Klinik
Terdapat :
Pembengkakan pada pergelangan tangan jika fraktur berat karena terjadi extra vasasi darah
Nyeri pada pergerakan atau penekanan
Terbatasnya gerakan sendi pergelangan tangan
Deformitas yang menyerupai garpu, dikenal sebagai dinner fork deformity (dimana bagian
distal fragmen fraktur beranjak ke arah dorsal dan radial, bagian distal ulna menonjol ke arah
volar, sementara tangan biasanya dalam posisi pronasi)
Diagnosis
Diagnosa awal dilakkan dengan anamnesa pasien : kronologis kejadian yang terjadi pada pasien,
tempat jatuh, penyebab jatuh, posisi jatuh, yang dirasakan pasien setelah jatuh.
Pada pemeriksaan fisis, terlihat jelas adanya :
Pembengkakan pada pergelangan tangan jika fraktur berat karena terjadi extra vasasi darah
Nyeri pada pergerakan atau penekanan
Terbatasnya gerakan sendi pergelangan tangan

Deformitas yang menyerupai garpu, dikenal sebagai dinner fork deformity (dimana bagian
distal fragmen fraktur beranjak ke arah dorsal dan radial, bagian distal ulna menonjol ke arah
volar, sementara tangan biasanya dalam posisi pronasi)
Pemeriksaan penunjang menurut Doenges (2000), adalah :
1. Pemeriksaan radiologis dilakukan untuk menentukan ada/tidaknya dislokasi. Lihat kesegarisan
antara kondilus medialis, kaput radius, dan pertengahan radius. Contoh:
Pemeriksaan roentgen (Anterior Posterior & Lateral)
Arteriogram
Scan CT/MRI
2. Pemeriksaan laboratorium (jika fraktur terbuka dan memerlukan tindakan operasi) :
Hitung darah lengkap
golongan darah
CT
BT
Kreatinin

Pada pemeriksaan foto polos daerah fraktur, dapat dilihat karakteristik gambaran patahan fraktur ini, yaitu:

Garis patahan yang transversal, 2 cm distal dari radius

Prosesus styloid ulnaris biasanya avulsi

Biasanya hanya terdapat dua fragmen patahan tulang, tapi pada keadaan tertentu dapat

terjadi banyak patahan yang dinamakan kominutif

Dapat dilihat ada dua tipe fraktur ini, yaitu :

Stabil, yang ditandai dengan hanya terdapat 1 garis patahan transversal

Tidak stabil, terdapat banyak garis patahan (kominutif) dan crushing dari tulang

cancellous
Diagnosa banding
1. fraktur pergelangan tangan : fraktur Smith, fraktur Geleazzi
2. Dislokasi sendi Wrist
Penatalaksanaan

Pada jenis fraktur yang undisplaced, dapat dilakukan imobilisasi dengan menggunakan belowelbow cast (pemasangan gips sirkular di bawah siku) selama 4 minggu Pengawasan pasca
pemasangan gips dan komplikasi pemasangannya. Latihan isometrik segera dilakukan dan
oposisi jari. Mengganti gips bila pembengkakan pergelangan tangan telah mereda, biasanya
setelah satu minggu, dan mengganti dengan forearm splint bila telah clinical union.
Pada jenis fraktur yang displaced :
v Dilakukan reduksi tertutup
Prinsip
Reposisi seanatomis mungkin, pertahankan hasil reposisi dan cegah komplikasi karena reposisi
yang anatomis akan memberikan fungsi yang baik. Reposisi dapat dilakukan dalam anestesi
lokal, regional blok atau anestesi umum.
Teknik reposisi
Segera dilakukan sebelum adanya edema. Dilakukan dorsofleksi fragmen distal, traksi kemudian
posisi tangan volar fleksi, deviasi ulna (untuk mengoreksi deviasi radial) dan diputar ke arah
pronasio (untuk mengoreksi supinasi). dilakukan selama 2-5 menit. Fungsi yang baik tercapai
jika post reposisi angulasi dorsal < 150pemendekan radius < 3mm. Perawatan Pasca reduksi
tertutup : imobilisasi dengan forearm splint selama 3 minggu.
Imobilisasi, dapat dengan cara :
Plaster cast, selama 3 minggu
Three quarter slab

Lama imobilisasi
Lamanya pemasangan gip bervariasi 3-6 minggu. Setelah 28 hari fraktur sudah cukup stabil dan
boleh mobilisasi. Pada kasus yang minimal displacement imobilisasi cukup 3-4 minggu.
Fisioterapi
Dimaksudkan agar fungsi tangan kembali normal karena penderita diharapkan bekerja biasa
setelah 3-4 bulan fraktur.
Prognosis
Bila fraktur colles menurut klasifikasi Frykman, nomor yang lebih besar menunjukkan fase
penyembuhan yang lebih rumit dan prognosa yang lebih jelek.
II.11 Komplikasi
Umumnya akan selalu ada komplikasi, komplikasi yang mungkin terjadi pada fraktur colles:
1. Dini

Kompresi/trauma a. ulnaris dan medianus

Kerusakan tendon

Edema post reposisi

Redislokasi

Lanjut

Arthrodosis dan nyeri kronis

Shoulder hand syndrome

Defek kosmetik (penonjolan styloideus radii)

Malunion/ non union

Stiff hand

Volksman ischemic contraktur

Suddeck atropi

Anda mungkin juga menyukai