Tumor Sinonasal
Oleh :
Delsy Aprida, S. Ked (712016021)
Pembimbing :
dr. Taufik Hidayat, Sp. THT-KL
BAB 1
Latar Belakang
Tumor sinonasal penyakit di mana terjadinya
pertumbuhan sel (ganas) pada sinus paranasal dan
rongga hidung
1. Penggunaan tembakau
2. Alkohol
3. Inhalan spesifik
4. Sinar ionisasi Sinar radiasi; Sinar UV
5. Virus Virus HPV, Virus Epstein-barr
6. Usia 45-85 tahun
7. Jenis Kelamin Pria
Patofisiologi Tumor Sinonasal
b. Papiloma Inversi
c. Displasia Fibrosa
Tumor Ganas
a. Karsinoma Sel Skuamosa
b. Rhabdomyosarkoma
c. Chondrosarkoma
e. Adenokarsinoma Sinonasal
Diagnosis Tumor Sinonasal
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Biopsi
b. Pemeriksaan Endoskopi
c. Pemeriksaan X-ray
Penatalaksanaan
1. Pembedahan
2. Radioterapi
3. Kemoterapi
Komplikasi
1. Perdarahan
2. Kebocoran cairan otak
3. Epifora
4. Diplopia
Prognosis
Pada umumnya prognosis kurang baik
BAB 3
Laporan Kasus
I. Identitas Pasien
Nama : Tn.H
Umur : 47 tahun
Agama : Islam
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : -
Alamat : -
Tanggal datang : 31 Mei 2017
No.RM :-
II. Anamnesis
Anamnesis : Autoanamnesis
Keluhan Utama : Hidung kiri buntu sejak 1 tahun yang lalu
Riwayat Alergi
Riwayat alergi seperti bersin-bersin dan gatal-gatal ketika
terkena debu, atau setelah memakan makanan tertentu
disangkal. Riwayat asma juga disangkal.
III. Pemeriksaan Fisik
Status generalis
Rhinitis
Sinusitis Kronis
V. DIAGNOSIS
Tumor Sinonasal
VI. PENGELOLAAN DAN TERAPI
1. Pembedahan reseksi bedah.
2. Radioterapi stadium I dan II, atau dalam
kombinasi dengan operasi dalam setiap tahap
penyakit sebagai adjuvant radioterapi
3. Kemoterapi untuk terapi tumor stadium lanjut
VII. PROGNOSIS
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
BAB IV
Pembahasan
Tn. H seorang laki-laki 47 tahun mengeluh
hidung kiri buntu sejak 1 tahun yang lalu yang
dirasakan semakin memberat. Hal ini sesuai dengan
teori bahwa faktor resiko untuk terjadinya tumor
sinonasal ditemukan pada pria, pria terkena 1,5
kali lebih sering dibandingkan wanita,dan 80% dari
tumor ini terjadi pada orang berusia 45-85 tahun.3,4
Penderita juga mengeluh keluar ingus berwarna
bening yang berbau amis, dan sakit apabila hidung
ditekan. 3 bulan yang lalu penderita mengaku keluar
darah dari hidung sebelah kiri. Keluhan disertai rasa
sedikit kebas pada pipi kiri yang menonjol namun tidak
nyeri. Hal ini sesuai dengan teori bahwa terdapat
gejala nasal berupa obstruksi hidung unilateral dan
rinorea. Jika ada sekret, sering sekret yang timbul
bercampur darah atau terjadi epistaksis. Khas pada
tumor ganas ingusnya berbau karena mengandung
jaringan nekrotik. 1,4,7
Keluhan disertai rasa sedikit kebas pada pipi kiri
yang menonjol namun tidak nyeri. Hal ini sesuai dengan
teori adanya gejala fasial berupa penonjolan pipi,
disertai nyeri, anesthesia atau parestesia muka jika
sudah mengenai nervus trigeminus.1,4,7
Penderita biasa merokok kretek 1 bungkus per hari
sejak 25 tahun yang lalu. Hal ini sesuai dengan teori
bahwa penggunaan tembakau (termasuk di dalamnya
adalah rokok, cerutu, rokok pipa, mengunyah
tembakau, menghirup tembakau) adalah faktor resiko
terbesar penyebab kanker pada kepala dan leher.7