0%(1)0% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
43 tayangan12 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang isolasi dan identifikasi zat aktif dan bantu dari sediaan obat bentuk semi padat seperti salep dan suppositoria. Metode ekstraksi zat aktif asam salisilat dari salep dan identifikasi aminofilin dari suppositoria dijelaskan secara singkat.
Dokumen tersebut membahas tentang isolasi dan identifikasi zat aktif dan bantu dari sediaan obat bentuk semi padat seperti salep dan suppositoria. Metode ekstraksi zat aktif asam salisilat dari salep dan identifikasi aminofilin dari suppositoria dijelaskan secara singkat.
Dokumen tersebut membahas tentang isolasi dan identifikasi zat aktif dan bantu dari sediaan obat bentuk semi padat seperti salep dan suppositoria. Metode ekstraksi zat aktif asam salisilat dari salep dan identifikasi aminofilin dari suppositoria dijelaskan secara singkat.
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA AKTIF DAN ZAT BANTU
DARI SEDIAAN OBAT BENTUK SEMIPADAT (SALEP DAN
SUPPOSITORIA)
Nama : Mutia Rahmalia (15020140213)
Kelas : C8 Fakultas : Farmasi Sediaan Semipadat
Sediaan farmasi semi padat meliputi salep, pasta, emulsi krim,
dan gel. Sifat umum sediaan ini adalah mampu melekat pada permukaan tempat pemakaian dalam waktu yang cukup lama sebelum sediaan ini dicuci atau dihilangkan. Pelekatan ini disebabkan oleh sifat rheologis plastik sediaan ini, yang memungkinkan sediaan semi padat tersebut tetap terbentuknya dan melekat sebagai lapisan tipis (Lachman, 1994). Pengertian Salep
Salep (unguenta, unguentum, ointment)
adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obat harus terdispersi secara homogen dalam dasar salep yang cocok (Syamsuni, 2006). Contoh Sediaan Salep Asam Salisilat Sebagai (Zat Aktif)
Asam ini dikenal sebagai asam o-hidroksibenzoat. Asam salisilat
banyak di gunakan sebagai bahan antiseptik pada kulit (bedak kulit). Ester dari asam salisilat dengan asam asetat digunakan sebagai obat penghilang rasa sakit kepala, dikenal sebagai aspirin atau asetosal (Suyatno dkk, 2007). Identifikasi Zat Aktif Asam Salisilat (Anonim, 2016)
Diestraksi salep sebanyak 1,0096 gram menggunakan 30 mL
petroleum eter. Dipanaskan dalam penangas air sampai melebur sempurna. Diperoleh fase petroleum dengan cara menuangkan Diekstraksi dengan 5 mL NaOH 3 N sebanyak 3 kali. Diperoleh fase NaOH dan diasamkan menggunakan 5 mL H2SO4 3 N dikocok kuat lalu diekstraksi sebanyak 3 kali dengan 20 mL eter. Diuapkan pelarut fasa eter sampai kering. Hasil ekstraksi ditambahkan 1,0 mL air, lalu ditambah 1 tetes FeCl3 terjadi warna biru violet. Hasil ekstraksi ditambahkan pereaksi Folin-Ciocalteu menghasilkan warna biru. Pengertian Suppositoria
Suppositoria adalah sediaan padat
yang digunakan melalui dubur, umumnya berbentuk torpedo (peluru), dapat melarut, melunak atau meleleh pada suhu tubuh. Obat dalam bentuk suppositoria misalnya obat wasir, obat asma, dan sebagainya (Widjajanti, 1998). Contoh Sediaan Suppositoria Aminofilin Sebagai Zat Aktif
Aminofilin merupakan gabungan teofilin dan etilendiamin.
Sinonim aminofilin adalah euphyllinum, metaphyllin, theophyllaminum. Aksi dan kegunaannya hampir sama dengan teofilin hanya saja aminofilin lebih mudah larut dibandingkan teofilin. Aminofilin, memiliki bobot molekul sebesar 420,43. Zat ini berupa butir atau serbuk putih atau agak kekuningan, bau ammonia lemah, rasa pahit. Jika dibiarkan di udara terbuka, perlahan-lahan kehilangan etilenadiamina dan menyerap karbon dioksida dengan melepaskan teofilin (pKa = 8,8). Larutan bersifat basa terhadap kertas lakmus. Identifikasi Aminofilin Ditimbang saksama tablet asmasolon yang mengandung Aminofilin 130 mg, ditimbang satu-satu lalu dirata-ratakan. Dengan menimbang serbuk asmasolon sebanyak 118,26 mg lalu dilarutkan dengan aquadest 25 ml dan ditambahkan dengan 4 ml ammonia encer untuk menambah kelarutan aminofilin. Setelah itu dihangatkan sampai semua bahan larut. Setelah itu, ditambahkan perak nitrat sebanyak 5 ml 0,1 N, kemudian lanjut pemanasan sampai 10 menit. Dinginkan lalu saring. Kumpulkan semua filtrat dan asamkan dengan asam nitrat pekat,lalu ditambahkan dengan indikator besi ammonium sulfat sebanyak 1 ml, lalu dititrasi dengan ammonium tiosianat hingga berubah warna dari bening menjadi warna merah bata. Daftar Pustaka Lachman, L, Lieberman, H, A, dkk, 1994 Teori dan Praktek Farmasi Industri, Edisi III, Penerbit Universitas Indonesia, UI - Press, Jakarta, hal 1091. Syamsuni, 2006, Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, (online), (http:// books.google.co.id, diakses pada tanggal 10 november 2016). Widjajanti, V. Nuraini. (1998). Obat Obatan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Purwadi, Aris. Suyatno, dkk. 2007. Kimia SMA Kelas XI. Jakarta : Grasindo.