Anda di halaman 1dari 60

PERSIAPAN SAMPEL DARAH

PASIEN DAN PEMERIKSAAN


PRE TRANFUSI SESUAI GMP

Dr. Amril huda


UTD Sumenep/
anggota PERSATUAN DOKTER TRANSFUSI
DARAH INDONESIA
PENDAHULUAN
Pokok Bahasan:
Latar Belakang
Persiapan pasien untuk transfusi darah.
Pengambilan sampel darah pasien
Pemeriksaan pre-transfusi
Persiapan pelaksanaan transfusi darah
LATAR BELAKANG
Kegiatan pelaksanaan transfusi darah meliputi:
Kegiatan di Bangsal tempat pasien dirawat:
persiapan pasien
Persiapan administrasi
pengambilan sampel darah pasien
Kegiatan di BDRS/UTD:
Menerima sampel darah pasien
Melakukan pemeriksaan pre-transfusi
Mengemas darah transfusi untuk dikirim ke bangsal
Kegiatan di Bangsal tempat pasien di rawat:
Menerima darah yang akan ditransfusikan
Menyiapkan pelaksanaan transfusi darah
1. Kegiatan di Bangsal tempat pasien dirawat:
1. Persiapan pasien
Sebelum pelaksanaan transfusi darah maka pasien harus diberi
tahu bagaimana proses transfusi darah dan persiapannya
termasuk untung ruginya bila dilakukan transfusi, oleh karena itu
sebaiknya pasien mengisi inform consent untuk kesediannya
melakukan transfusi darah
2. Persiapan Administrasi
Apabila pasien sudah setuju dilakukan tindakan transfusi darah
maka klinisi harus mengisi formulir permintaan darah dan
perawat harus melakukan persiapan pelaksanaan transfusi darah
3. Pengambilan sampel darah pasien tahap pre-analytical/Input
pada pemeriksaan pre-transfusi

SOP Setiap kegiatannya


FORMULIR PERMINTAAN DARAH
Harus memuat detail
pasien
Waktu/tanggal produk
darah tersebut
dibutuhkan
Indikasi transfusi
Kecocokan informasi
antara formulir dengan
sampel
Pengambilan Sampel Darah Pasien
Pada pengumpulan sampel pasien yang memerlukan transfusi
harus benar-benar diperhatikan :
bagaimana cara mendapatkan sampel (label, pengambilan, dll)
siapa yang bertanggung jawab
Harus ada dokumentasinya
Sebagian besar kesalahan pemberian transfusi adalah disebabkan
karena kesalahan dalam mengidentifikasi sampel pasien (clerical
error) mis: Salah mengambil sampel pasien
yang kemudian menyebabkan kesalahan dalam pemeriksaan
ABO grouping
Hal ini dapat menyebabkan kesalahan pengerjaan didalam
laboratorium BDRS
Oleh karena itu seluruh informasi harus sesuai antara label
tabung sampel darah pasien dengan nama yang ada pada gelang
tangan pasien dan pada formulir permintaan darah
Sampel darah pasien
Sampel pasien harus ditampung didalam tabung, sebaiknya tanpa
antikoagulan (EDTA). Akan lebih baik bila 2 tabung (dengan antikoagulan
dan tanpa antikoagulan), apalagi bila pasien mempunyai riwayat memiliki
antibodi tertentu
Untuk pemeriksaan dengan metoda otomatik atau gel test, sampelnya dengan
antikoagulan (EDTA), karena dikhawatirkan terdapat clot/fibrin yang dapat
menyebabkan positip palsu. Namun bila hasil inkompatibel, dan akan
dilakukan penelusuran kasus maka sebaiknya digunakan sampel tanpa
antikoagulan sehingga bila terdapat antibodi maupun komplemen yang aktif
dapat terdeteksi
Pengambilan sampel harus dilakukan dengan sekali tusuk dan cepat hanya
dalam bbrp menit
Bila pasiennya sadar maka harus ditanya nama pasien, cocokkan dengan nama
di gelang tangan dan formulir permintaan
Bila tidak sadar maka petugas pengambil darah harus menuliskan identitas pada
tabung sampel sesuai dengan data pada papan nama pasein/gelang lengan
pasien
Sampel darah pasien
Seandainya sampel harus diambil dari infus maka IV infus harus
distop 5-10 menit sebelumnya dan 10 ml sampel darah
pertama harus dibuang
Pemeriksaan pre-transfusi dikerjakan dalam 3 hari (72 jam)
atau kurang sebelum transfusi darah dilakukan.
Harus diperhatikan pada pasien yang mendapat transfusi
darah/plasma atau baru saja melakukan pemeriksaan rontgent
menggunakan cairan kontras yang intravena karena ada
kemungkinan bisa menyebabkan reaksi aglutinasi palsu pada
pemeriksaan pre-transfusinya.
Pada saat pengambilan sampel harus diperhatikan keselamatan
kerja, gunakan sarung tangan termasuk pada saat memegang
tabung sampel pasien
Sampel darah pasien
Penampilan contoh darah
Hindari contoh darah yang hemolysis, sebab dapat sebabkan
keraguan dalam mendeteksi antibodi yang sebabkan lisis
(sampel lisis dapat disebabkan karena sel darah merahnya
sudah pecah akibat aktivasi komplemen atau sudah ed)
Demikan juga dengan contoh darah yang berlemak sebab
mungkin akan sulit untuk dievaluasi.

Volume contoh darah


5-10 ml, tanpa anti koagulan
Label Sampel Darah Pasien

Segera setelah pengambilan sampel darah pasien,


tabung diberi label utk menjamin adanya identitas
pasien yang benar, dan harus tercantum:
nama pasien ditulis dengan lengkap (minimal 2) disertai
dengan no medical record, bangsal, RS
nomor status pasien
jenis kelamin
umur /tanggal lahir
Nama dokter yang merawatnya
Juga harus memuat tanggal, waktu pengambilan sampel
dan inisial petugas pengambil darah
Label/Identitas sampel darah pasien

Harus sesuai antara


label tabung dengan
nama yang ada pada
gelang tangan pasien
Nama pasien ditulis
dengan lengkap
disertai dengan no
medical record,
bangsal, RS
Nama dakter yang
http://www.usatoday.com/tech/news/techinnovations/2006-07-17-chips-everywhere_x.htm
merawatnya
Identitas sampel darah pasien

Juga harus memuat


tanggal, waktu
pengambilan sampel
dan inisial petugas
pengambil darah
Seluruh informasi ini
harus sama antara label
sampel dan di formulir
permintaan darah
Tabung Sampel Darah Pasien
(Benar) dan Spuit Injeksi (Tidak
Benar)
Pengaturan wadah & kemasan sampel darah pasien

Dsc00421.jpg
PENGIRIMAN SAMPEL DARAH PASIEN
KE BDRS
Setelah sampel darah siap dan formulir sudah
ditandatangani klinisi maka sampel dan formulir
permintaan darah dikirim ke BDRS oleh petugas
bangsal atau kurir, bukan keluarga pasien.
Sampel dan formulir sebaiknya berada dalam
satu wadah, bila memungkinkan plastik dengan
lambang Biohazard.
Pengiriman sampel darah pasien

Contoh darah pasien dan Loket Penyerahan Formulir


Formulir permintaan darah Permintaan Darah untuk Loket Penyerahan
diserahkan. Pasien Sampel Darah
Formulir berisi : Dilakukan Pengecekan antara
Nama pasien dan RS / Bag data di formulir permintaan dan
Diagnosa label pada tabung sampel
Jenis dan jlh komponen. (nama pasien/RS, Jenis
Riwayat transfusi. komponen, dll)
Pengiriman sampel darah pasien

Ada RS yang sudah memiliki fasilitas pengiriman sampel


dengan pneumatic tube ke BDRS, ssdh pengiriman
berlangsung harus segera telp ke BDRS
Petugas BDRS harus mencocokan data yang ada pada label
sampel dan formulir permintaan darah harus sama, dan
kmd disetujui oleh kurir bangsal
Apabila terjadi ketidakcocokan maka harus diselesaikan
terlebih dahulu, bila tidak terjadi penyelesaian maka harus
diambil sampel darah baru
2. Kegiatan di BDRS/UTD
Lakukanlah penerimaan permintaan darah dengan hati2 dan ramah
Bacalah setiap permintaan dengan cermat
Cocokan setiap permintaan darah dengan identitas contoh darah apakah
sama atau tidak.
Lakukan dokumentasi/pencatatan penerimaan sampel
Apabila ada pertanyaan dari keluarga pasien, jawablah dengan ramah
dan sopan
Berikan perhatian pada keluarga pasien/kurir yang mengantar
Perhatikan betul2 petunjuk keselamatan kerja, untuk kepentingan anda
sendiri.
Jangan menjawab pertanyaan tersebut dengan acuh tak acuh atau
menjawab dengan ketus yang akan membuat keluarga pasien
bertambah panik.
BDRS seharusnya terpisah dari lab klinik
Mempunyai laboratorium yang memadai dengan peralatan yang
lengkap sesuai dengan standar
Pemeriksaan Pre-transfusi
Sebelum darah digunakan untuk transfusi darah maka
harus dilakukan pemeriksaan pre-tansfusi.
Hal ini sesuai dengan peraturan yang ditetapkan
dalam Permenkes No 83/2014, (Indonesia) maupun
internasional (AABB,WHO).
Dalam Pemeriksaan pre-transfusi terdapat serial
pemeriksaan yang terdiri dari:
pemeriksaan gol darah ABO dan Rh pasien dan donor
uji saring dan identifikasi antibodi donor dan pasien
uji silang serasi antara darah donor dan pasien
Untuk mendapatkan darah yang sesuai untuk
transfusi darah.
Tujuan Pemeriksaan Pre-Transfusi

Tujuannya adalah:
Untuk memilih komponen darah yang tidak menimbulkan
masalah/reaksi untuk pasien yang menerima darah sehingga
mempunyai efek terapeutik bila ditransfusikan
Dari pem pre-transfusi maka akan terdeteksi kecocokan
golongan darah ABO/Rh antara pasien dan donor dan akan
terdeteksi antibodi yang tidak diharapkan yang mungkin dapat
berpengaruh secara klinis
Dengan pemeriksaan pre-transfusi maka dapat diketahui
apakah penderita tidak/mengandung antibodi yang reaktif
terhadap eritrosit donor
Pemeriksaan Pre-Transfusi
Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan
pada pemeriksaan Pre-transfusi
Sampel darah pasien dan donor yang berkualitas
Riwayat transfusi pada pasien
ABO, Rh, dan antibody testing (screen/ID)
Pemeriksaan uji silang serasinya sendiri
Transfusi darah yang dibutuhkan saat ini
Pemeriksaan golongan darah pasien

Pemeriksaan golongan darah dilakukan pada tube test (bioplate) yang


diberi kode identitas os yang jelas, untuk masing2 pemeriksaan agar
tidak terjadi kekeliruan
Pemeriksaan Golongan ABO Pasien
Pemeriksaan gol ABO pasien harus dengan cell typing dengan anti-A
dan anti-B untuk mencari antigen ABO dan serum typing dengan sel
A dan sel B (metoda bioplate/tube test) untuk mencari antibodinya
Apabila ada kelainan dalam pemeriksaan maka harus diselesaikan
dahulu penyebab kelainan sampai menemukan golongan yang
sebenarnya.
Pemeriksaan Golongan Rhesus Pasien
Pemeriksaan sel darah merah pasien dengan anti-D
Pemeriksaan sel darah merah pasien terhadap weak D tidak perlu
dilakukan
Pemeriksaan Golongan Darah Donor

Setelah diketahui golongan darah pasien, dicari kantong


darah sesuai dengan permintaannya dan golongan
darahnya. Kemudian lakukan pemeriksaan ulang
golongan darah donor dari selang kantong yang diambil
Pemeriksaan Golongan ABO Dan Rhesus Pada Donor
Pemeriksaan gol ABO dan Rhesus pada darah donor harus
dilakukan sebagai rekonfirmasi dengan metode yang sama
(tube test/bioplate)
Pemeriksaan weak D pada donor perlu dilakukan untuk
konfirmasi.
Sampel darah Donor
Sampel darah donor
dapat diambil dari
segment yang di
kantong
Segment tersebut harus
diseal terlebih dahulu,
hindari memotong
dengan sistem terbuka
Pemeriksaan uji silang serasi
Harus dilakukan 3 fase, mayor, minor dan auto
Uji Silang Serasi Mayor adalah memeriksa ketidak cocokan
oleh karena adanya antibodi dalam serum pasien terhadap
antigen sel darah merah donor.
Uji Silang Serasi Minor adalah memeriksa ketidak cocokan
oleh karena adanya antibodi dalam serum donor terhadap
antigen sel darah merah pasien.
Auto adalah mereaksikan antara sel darah merah pasien
dengan serumnya, untuk mengetahui apakah terdapat
autoantibody atau tidak, untuk melihat reaksi autoimun
PEMERIKSAAN PRE-TRANSFUSI
Di UTD dapat dilakukan pemeriksaan uji saring antibody pada
darah donor, sehingga donor yang tidak memiliki antibody (uji
saring antibody) maka darahnya bisa menjadi persediaan darah
siap pakai, sehingga uji silang serasi minor tidak perlu lagi
dilakukan.
Di BDRS yang mempunyai fasilitas pemeriksaan uji saring
antibody maka dilakukan pemeriksaan uji saring antibody pada
darah pasien. Apabila hasilnya negatip dan darah dari UTD juga
sudah dilakukan pemeriksaan uji saring antibody maka
pemilihan darah donor untuk transfusi sebenarnya tinggal
dilakukan pemeriksaan dengan pemutaran singkat
(immediately spin) antara sel darah merah donor ditambah
serum pasien kemudian diputar dan dibaca bila tidak ada
aglutinasi maka darah dapat diberikan.
UJI SARING ANTIBODI

Pemeriksaan uji saring antibodi sudah


direkomendasikan/dimasukkan pada standar
pelayanan transfusi darah (PMK No 91/2015)
Pemeriksaan uji saring antibodi pada donor
dan pasien meningkatkan kulitas dan
performance UTD dan BDRS yang
melaksanakan mengurangi beban kerja dan
menghilangkan pemeriksaan uji silang serasi
Cara Kerja pemeriksaan pre-transfusi
Untuk ketelitian kerja, penerima permintaan
mengelompokan formulir sesuai dengan gol darah
ABO.
Petugas mengambil sesuai dengan no urut.
Satu petugas mengerjakan satu permintaan
Satu permintaan harus 1 rak tabung & 1 bioplate, tidak
boleh dicampur dengan permintaan lain.
Bila permintaan banyak dapat dikerjakan 2 permintaan
sekaligus tetapi harus sama gol ABOnya dan maximal
dua permintaan dan dengan memakai rak tabung dan
bioplate sendiri2 yang terpisah.
Lembar Kerja
Setiap langkah kerja pada uji silang
serasi/golongan darah harus dicatat pada
lembar kerja.
Pada lembar kerja, Catat no urut yang ada
pada formulir, nama pasien, RS/bagian, no
registrasi RS, nama dokter yang meminta .
Contoh darah orang sakit juga diberi nomor
urut sesuai pada formulir.
Pelayanan Permintaan Darah
Kerjakan prosedur kerja dengan benar, sesuai
prosedur yang diharuskan, setiap tahap catat
pada lembar kerja
Penulisan label dengan huruf cetak dan nama
jelas.
Periksa sekali lagi semua nomor2 dan label2
apakah sudah cocok atau belum sebelum
mengeluarkan darah.
Selesai uji silang serasi
Formulir permintaan darah dan label2 tidak
boleh ada tanda2 bekas tipeks atau coret2an
lain.
Bila formulir permintaan tersebut ada tanda2
bekas coret2an/atau tipeks harap petugas
yang menangani untuk membubuhi parafnya
ditempat coretan tersbut sebagai tanda
bahwa tulisan tersebut adalah benar.
Pengisian Label kantong darah
selesai uji silang serasi
Label2 harus ditulis dengan huruf cetak dan jelas,
tidak boleh ada tanda2 bekas tipex atau coret2an
lain.
Sambil menunggu inkubasi buat label2 kantong
darah, label uji silang serasi diisi dengan lengkap
dan jelas dengan huruf cetak.
Nama pemeriksa harus dengan nama jelas tidak
boleh dengan nama singkat atau tanda tangan
Selesai uji silang serasi
Hasil cross ditulis di label dan lembar kerja serta
diisi bila cross telah selesai tahap demi tahap.
Untuk identitas os tulis dengan tinta hitam
Untuk identitas kantong darah ditulis dengan
tinta merah
Hasil pemeriksaan catat pada : lembar kerja
permintaan darah dengan lengkap dan jelas
Pencocokan Data
sebelum darah dikeluarkan
Identitas contoh darah os dan Donor:
Nomor2 kantong darah donor dan nomor2 contoh
darah pada selang yang sudah terpotong dicocokan
dengan sudah tertulis pada formulir permintaan, label
uji silang serasi dan lembar kerja
Hasil pencocokan semua data diatas harus sesuai dan
dilakukan oleh setiap petugas yang mengerjakan uji
silang serasi
Label Kantong darah
Setelah uji silang serasi
selesai dilakukan maka,
setiap kantong darah yang
akan dikeluarkan harus
diberi label kecocokan
Mekanisme untuk
mengidentifikasi pasien
yang dituju dan darah yang
diminta pada saat darah
dikeluarkan
Permintaan khusus untuk
transfusi harus jelas
Data pada label kantong darah
Data pada label kantong darah harus memuat:
2 informasi yg menunjukan identitas pasien.
Jenis darah/komponen dan tindakan yg dilakukan pada
darah/komponen tersebut
Golongan darah ABO dan Rhesus darah/komponen
Nomor kantong darah
Hasil cross, bila pemeriksaan belum selesai harus ditulis pada
fase berapa darah dikeluarkan
Tanggal dan jam darah dikeluarkan.
Identitas petugas yang mengeluarkan darah
Identitas orang yang menerima /membawa darah untuk pasien
yg akan ditransfusi dan Rumah sakit yg dituju
Pengeluaran darah
Petugas yang mengeluarkan darah sekali lagi
harus melakukan pencocokan data2 golongan
darah os dan donor dengan formulir
permintaan darah dan label2 kantong2 darah
SEBELUM DARAH DIKELUARKAN
PETUGAS HARUS:
Memeriksa darah dalam kantong apakah
Penampilan abnormal, warna yang berbeda
Kantong ada yang bocor dan tanggal
kadaluwarsa serta kecocokan data2.
Harus ada sistem yang meyakinkan bahwa
darah yang dikeluarkannya tersebut memang
untuk pasien yang membutuhkannya.
Pengeluaran darah
Pada waktu darah dikeluarkan, harap ditanya
kepada keluarga pasien yang mengambil
darah: nama os, serta identitas lainnya
Apabila cocok yang mengambil darah os harus
menuliskan namanya, alamat dan tanda
tangan secara jelas dan lengkap pada kolom
yang disediakan.
Pengeluaran darah
Bila keluarga os/petugas RS tidak mengerti nama Os
atau identitas lainnya, darah jangan dikeluarkan dulu
sebelum jelas diketahui nama Os
Tulis nama petugas yang mengeluarkan darah dan
jam darah itu keluar.
Formulir permintaan darah lembar kedua yg
berwarna merah sertakan dengan kantong2 darah yg
dikeluarkan.
Pengeluaran darah
Bila keluarga pasien/Petugas RS belum datang
atau tidak ada maka darah yang akan
diberikan simpan di Blood bank dengan diberi
label titip warna merah darah titip
Formulir permintaan darahnya disimpan
dimap khusus untuk tempat penyimpanan
formulir darah titip
Pengeluaran darah
Setiap petugas yang mengeluarkan darah harus mencocokan
dulu dengan dibuku tamu, apakah sudah sama golongan
darah yang akan dikeluarkan itu dengan golongan darah yang
ada dibuku tamu.
Petugas terima tamu harus memeriksa ulang bahwa
permintaan tersebut sudah sama golongan darahnya dengan
yang ditulis dibuku tamu.
Jadi berarti ada 2 petugas yang menuliskan namanya
dikolom nama petugas yang mengeluarkan darah, gunanya
untuk saling recheck.
Jelaskan dengan singkat penanganan rantai dingin dari
darah/komponen darah yang harus dibawa oleh keluarga
pasien.
Sebaiknya UTD/BDRS menyediakan cooling box
Pelayanan Permintaan Darah
Apabila hendak menyampaikan darah pada
keluarga orang sakit, panggilah dengan jelas
dan tanyakan sekali lagi dengan jelas, apakah
keluarga ini betul keluarga dari orang sakit
yang namanya tertulis pada formulir
permintaan darah.
Sebut nama lengkap, RS dan ruang rawatnya
dll untuk meyakinkannya.
Penyimpanan
Contoh darah pasien dan donor
Contoh darah pasien dan donor, pada selang2 yg
sudah terpotong2 diikat menjadi satu dan disimpan
dalam Blood bank selama satu minggu (7 hari).
Contoh2 darah disusun menurut hari dan setiap hari
petugas memeriksa contoh darah mana yang sudah
kadaluwarsa masa penyimpanannya untuk dibuang.
Penyimpanan contoh darah dan kantong2 darah
tidak boleh pada tempat yang sama.
Contoh darah ini dapat dipakai sebagai bahan
pemeriksaan kalau ada laporan reaksi transfusi
46
3. Kegiatan di Bangsal tempat pasien di rawat
Pada saat menerima darah dari BDRS maka perhatikan darah yang
diterima, termasuk rantai dingin penyimpanan darah, dan juga
perhatikan label kecocokannya karena dari label tersebut kita tahu
darah tersebut ditujukan untuk pasien yang mana.
Setelah darah berada di bangsal maka sebelum dilaksanakan
transfusi darah maka harus diperhatikan:
label produk harus benar (identifikasinya benar) untuk pasien yang dituju
Harus dilakukan Pengecekan silang dengan detail pasien
Lakukan periksa ulang gol darah pasien disisi tempat tidur, cocokkan dengan
label kantong darah
kualitas produk (adanya lisi, kadaluarasa, kantong pecah/bocor)
lakukan dokumentasi untuk semua pencatatan yang terkait
Tanda-tanda dan dampak
kerusakan darah dan komponennya.
Tanda-tanda kerusakan darah
Darah yang diberikan dari BDRS harus diperhatikan
kondisinya, petugas bangsal harus mengetahui bila
darah yang diterima sudah rusak, lisis atau kadaluarsa
Tanda-tanda kerusakan darah:
Bila darah sudah berubah warnanya menjadi kebiruan
lisis
Bila berubah menjadi kehijauan kemungkinan ada
kontaminasi bakteri
Tanggalnya sudah kadaluarsa
Kantongnya bocor
Kantong darah yang
berisi darah yang lisis

Kantong darah yang mungkin


terkontaminasi bakteri, darahnya
berwarna kehijauan, hitam
Persiapan pelaksanaan transfusi darah
Persiapan pelaksanaan transfusi darah
Sebelum pelaksanaan transfusi darah pasien tidak
perlu diberi obat-obat yang mencegah reaksi
transfusi
karena justru dikhawatirkan akan menutupi reaksi
transfusi yang mungkin terjadi.
Persiapan pelaksanaan transfusi darah
Yang harus dilakukan terlebih dahulu:
Mencocokan nama pasien dan gol. darah donor dan label
kecocokan periksa ulang gol darah pasien disisi tempat
tidur (metoda slide)
Darah tidak perlu dihangatkan, kecuali untuk transfusi
masif (menggunakan blood warmer).
Menggunakan blood set bukan infus set.
Pengawasan transfusi, setengah jam pertama ditunggui,
kemudian monitor setiap setengah jam.
Persiapan pelaksanaan transfusi darah

Yang harus dilakukan terlebih dahulu:


Ditransfusikannya darah inkompatibel mrp penyebab
umum reaksi transfusi yg dapat fatal, karena itu bila
terpaksa pasien diberi darah yang inkompatibel maka
harus diawasi secara ketat (pasien AIHA, transfusi tukar,
transfusi pada pasien keganasan, transfusi massif, cito)
Apabila pasien memerlukan kantong darah tertentu misal
dengan filter, transfusi tukar, leukodepleted, dll maka
harus disiapkan
Blood warmer
PENUTUP
Walaupun transfusi mrp tindakan medik penyelamat
jiwa, oleh karena mengandung resiko maka
penggunaannya harus benar-benar atas indikasi.
Persiapan sampel darah pasien termasuk kegiatan
awal yang menentukan proses pemeriksaan pre-
transfusi oki harus dilaksanakan dengan baik pada
semua tahapnya meliputi cara pengembilan, wadah,
kualitas, volume dll
Data informasi pada Label sampel dan formulir
permintaaan darah harus sama
Perlu persiapan yang baik sebelum pelaksanaan
Transfusi darah
PENUTUP
Persiapannya meliputi dari persiapan pasien,
pengambilan sampel darah pasien dan
pengirimannya ke BDRS, penerimaan darah dari
BDRS dan persiapan pelaksanaan transfusi.
Perlu Pendidikan dan pelatihan pada semua staf yang
terlibat, termasuk klinisi.
UTD maupun BDRS harus melayani permintaan
darah dengn baik
Petugas harus mengerjakan permintaan darah
sesuai dengan SOP mulai dari penerimaan sampel
darah pasien sampai dengan pengeluaran darah ke
bangsal
Terima kasih
57
Table 1 gives suggestions for working limits (if times are extended this must be supported by local risk
assessment prior to implementation):
Table 1 Working limits for use of stored whole blood and plasma for pre-transfusion testing

Patient Type Sample Type

Whole blood at Whole blood at 2- Plasma at -30oC


room temperature 8oC

Patient transfused Up to 48 hours Up to 3 days1 N/A


or pregnant in last
3 months

Patient not Up to 48 hours Up to 7 days 3 months


transfused and not
pregnant in last 3
months

1 This is the time between the sample being taken and the subsequent
transfusion
Requested Test Patient Specimen Type and Volume Needed
Type & Screen, or Type & Age >3 y 6 mL blood in a lavender tube.
Crossmatch
Age 4m - 3y 3 mL blood in a lavender tube.

Age <4m 1-2 mL blood in a lavender tube.

Send a maternal sample with neonatal samples, if


possible
Direct Coombs: Age >3 y 6 mL blood lavender tube

Age 4m - 3y 3 mL blood lavender tube

Age <4m 1-2 mL blood in a lavender tube


ABO, Rh, & Direct Coombs Age >3 y 6 mL blood in lavender tube

Age 4m - 3y 3 mL blood in lavender tube

Age <4m 1-2 mL blood in a lavender tube or 1 full red-topped


Caraway tube
Rh typing Age >3 y 6 mL blood in lavender tube

Age 4m - 3y 3 mL blood in lavender tube

Age <4m 1-2 mL blood in a lavender tube or 1 full red-top


Caraway tube
Requested Test Patient Specimen Type and Volume Needed
HLA-Ab Screen 10 mL red-topped tube or 3 mL serum
Platelet Ab Screen Note: Maintain at room temperature.
Platelet Crossmatch Do not use gel separator.
Leukocyte Crossmatch
Granulocyte Leuko-Screen

TRALI Workup 3 mL of pre-transfusion serum, plus post-


transfusion 6 mL lavender stoppered tube.
RhoGAM workup Mother 6 mL blood lavender stoppered tube.
Note: Samples must be properly labeled.
The Rh Immune Globulin samples MUST BE
COLLECTED AFTER THE PROCEDURE/DELIVERY,
NOT BEFORE for spontaneous or therapeutic
terminations of pregnancy and for other deliveries.

1-2 mL blood in a lavender tube or 1 full red-top


Infant Caraway tube.

Anda mungkin juga menyukai