Anda di halaman 1dari 7

Evaluasi Persyaratan Administratif Dan

Kesesuaian Farmasetis Pada Resep Di Apotek Di


Wilayah Kudus

NAMA :
1. Zahrotul Muawanah
2. Hifi Rizki Ratnasari
3. Mawaddah Warohmah
4. M. Junaidi
5. Natsa Disa Saski
A. Latar Belakang
Resep yang rasional harus memenuhi beberapa persyaratan
kelengkapan dalam penulisan resep diantaranya kelengkapan
administratif dan kelengkapan farmasetik. Penelitian ini untuk menilai
kelengakapan persyaratan yang disebut skrining resep. Skrining resep
merupakan suatu hal yang penting untuk menjamin obat yang
digunakan oleh pasien sesuai kebutuhan dan permintaan oleh dokter
yang merawatnya. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu penelitian
untuk melihat resep yang diterima oleh apotek-apotek diwilayah kudus
telah memenuhi kelengkapan persyaratan resep ( kelengkapan
administratif dan kelengkapan farmasetik).
Resep harus ditulis dengan jelas dan lengkap untuk menghindari
terjadinya kesalahan dalam pemberian obat. Salah satu penyebab
terjadinya kesalahan medikasi ( medication eror ) dikarenakan kegagalan
komunikasi antara penulis resep maupun pembaca resep. Kesalahan
penulisan resep menyebabkan 70% terjadinya kesalahan medikasi yang
menyebabkan efek samping ( Kuo GM dkk., 2008 ).
Hasil wawancara yang dilakukan dalam satu penelitian di
yogyakarta mendapatkan bahwa salah satu penyebab lambatnya atau
tidak terlayannya resep dikarena tidak jelasnya dalam penulisan resep
sehingga apoteker menolak untuk melayani resep pasien. Hal ini sangat
jelas merugikan terutama bagi pasien yang membutuhkan obat karena
tidak jelasnya dalam penulisan obat diresep ( Fita dan Oetari R.A, 2002 ).
Selain itu kelengkapan resep juga harus menjadi keharusan terutama
paraf dokter untuk menilai keabsahan darri suatu resep sehingga tidak
terjadi penyalahgunaan resep dikalangan masyarakat terlebih berkaitan
dengan penggunaan obat psikotropika dan narkotika. Beberapa penelitian
yang dilakukan didaerah jawa menunjukan adanya terjadinya kesalahan dan
penyimpangan dalam penulisan resep berkaitan dengan ketidak lengkapan
penulisan resep dan penulisan resep yang tidak jelas ( Harjono dan Nuraini
Farida, 1999; Fita dan Oetari R.A, 2002 ).
Salah satu pelayanan yang hausdilakukan oleh apoteker diapotek
adalah pelayanan resep yang meliputi skrining resep. Hal ini telah diatur
oleh Kemenkes No.1027/MENKES/SK/IX/2004 mengenai standar pelayanan
kefarmasian diapotek. Skrining resep yang harus dilakukan terdiri dari :
persyaratan administratif ( kelengkapan resep), kesesuaian farmasetik, dan
pertimbangan klinis.
B. Tujuan
Tujuan dari proposal ini adalah untuk melihat seberapa
besar terjadinya permasalahan dalam kelengkapan dalam
penulisan resep yang dilakukan dokter dari aspek
kelengkapan persyaratan administratif resep dan
kelengkapan farmasetik pada resep yang diterima oleh
apotek-apotek dikota kudus
C. Manfaat
Manfaat dari proposal ini adalah memberikan gambaran sebenarnya
mengenai permasalahan dalam penulisan resep
Menambah ilmu pengetahuan dalam bidang kefarmasian khususnya pada
penulisan resep yang baik yang sesuai dengan persyaratan yang telah
ditentukan
Dari penelitian ini dapat menjadi evaluasi bagi para dokter dan apoteker
untuk kesalahan dan kesulitan yang mungkin terjadi dikarenakan
ketidaklengkapan dan ketidak jelasan dalam penulisan resep akan
berdampak negatif bagi pasien. Negara telah mengatur dan menjamin
hak-hak konsumen dalam hal ini pasien dalam UU Kesehatan No.23 Th
1992 dan UU Perlindungan Konsumen No.8 Th 1999. Hal ini perlu
diperhatikan oleh para pemberi jasa yaitu dokter dan apoteker untuk
memberikan pelayanan yang terbaik kepada pasien untuk menjamin
mereka mendapatkan kenyamanan. Keamanan dan keselamatan dalam
mengkonsumsi barang dan atau jasa.

Anda mungkin juga menyukai