Lobus
parietalis
Lobus
temporalis
Lobus
occipitalis
Lobus limbic
Sulcus
centralis
Patofisiologi Cedera Kepala
Cedera Cedera
Primer Sekunder
benturan langsung benda keras atau proses patologis yang timbul sebagai
proses akselarasi deselarasi gerakan tahap lanjutan dari kerusakan otak
kepala primer
Mekanisme Cedera
Beratnya Cedera
Morfologi Cedera
Lesi Intrakrania
Mekanisme Cedera
Tumpul Tembus
Perdarahan Komosio
Epidural Kontusio
Perdarahan Multipel
subdural Hipoksik/iskemia
Perdarahan
Intraserebral
Epidural Hematom
Perdarahan yang terbentuk di ruang
potensial antara tabula interna dan
duramater
Berbentuk bikonveks atau cembung
Terletak di temporal atau temporoparietal
dan biasanya di sebabkan oleh a.
Meningea media
EPIDURAL HEMATOM
Berhubungan dengan fraktur tengkorak
Classic : terputusnya arteria meningia
media
Gambaran CT : bikonfek/lenticular
Lucid interval / talk and die
Dapat fatal
Evakuasi cepat prognosis baik
Subdural Hematom
Perdarahan di antara duramater dan
arakhnoid ditemukan sekitar 30%
penderita dengan cedera kepala berat
Akibat robeknya vena bridging antara
korteks serebral dan sinus draining.
Subdural Hematom
Robekan vena / laserasi otak
Menutupi seluruh permukaan otak
Morbiditas / mortalitas karena trauma otak
yang mendasari
Operasi evakuasi yang cepat (< 5 jam)
terutama bila midline shift > 5mm / tebal
hematom > 3 mm
Kontusio dan Perdarahan
Intraserebral
Sebagian besar terjadi di lobus frontal dan
temporal
Hematoma intraserebri adalah perdarahan
yang terjadi dalam jaringan (parenkim)
otak
Kontusio dan Perdarahan
Intraserebral
Cedera coup/contrecoup
Lokasi : sering lobus frontal / temporal
CT : salt and pepper
Kadang terjadi perubahan CT:delayed ICH
Operasi bila volume > 25 cc
Sebagian besar tidak perlu operasi
Cedera difus
Kelanjutan kerusakan otak akibat cedera
akselerasi dan deselerasi, dan ini
merupakan bentuk yang sering terjadi
pada cedera kepala. Komosio cerebri
ringan adalah keadaan cedera dimana
kesadaran tetap tidak terganggu namun
terjadi disfungsi neurologis yang bersifat
sementara dalam berbagai derajat
Contusio cerebri klasik adalah cedera
yang mengakibatkan menurunnya atau
hilanggnya kesadaran. Keadaan ini selalu
disertai dengan amnesia pasca trauma
dan lamanya amnesia ini merupakan
ukuran beratnya cidera.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Foto polos kepala
Indikasi foto polos kepala Tidak semua penderita
dengan cidera kepala diindikasikan untuk
pemeriksaan kepala karena masalah biaya dan
kegunaan yang sekarang makin ditinggalkan. Jadi
indikasi meliputi jejas lebih dari 5 cm,Luka tembus
(tembak/tajam), Adanya corpus alineum, Deformitas
kepala (dari inspeksi dan palpasi), Nyeri kepala yang
menetap, Gejala fokal neurologis,Gangguan
kesadaran. Sebagai indikasi foto polos kepala meliputi
jangan mendiagnosa foto kepala normal jika foto
tersebut tidak memenuhi syarat, Pada kecurigaan
adanya fraktur depresi maka dilakukan foto polos
posisi AP/lateraldan oblique.
CT-Scan (dengan atau tanpa
kontras)
Indikasi CT Scan adalah :
Nyeri kepala menetap atau muntah muntah yang tidak menghilang
setelah pemberian obatobatan analgesia/anti muntah.
Adanya kejang kejang, jenis kejang fokal lebih bermakna terdapat lesi
intrakranial dibandingkan dengan kejang general.
Penurunan GCS lebih 1 point dimana faktor faktor ekstracranial telah
disingkirkan (karena penurunan GCS dapat terjadi karena misal terjadi
shock, febris, dll).
Adanya lateralisasi.
Adanya fraktur impresi dengan lateralisasi yang tidak sesuai, misal
fraktur depresi temporal kanan tapi terdapat hemiparese/plegi kanan.
Luka tembus akibat benda tajam dan peluru.
Perawatan selama 3 hari tidak ada perubahan yang membaik dari GCS.
Bradikardia (Denyut nadi kurang 60 X / menit).mengidentifikasi luasnya lesi,
perdarahan, determinan ventrikuler, dan perubahan jaringan otak. Catatan :
Untuk mengetahui adanya infark / iskemia jangan dilakukan pada 24 - 72
jam setelah injuri.
Penatalaksanaan
1. Survey Primer
A = Airway (jalan nafas)
B = Breathing (pernafasan)
C = Circulation (sirkulasi)
D = Disability
E = Exposure
PENGELOLAAN CKR
Definisi : pasien sadar (GCS 14-15)
Anamnesis
1. Nama, umur, seks, pekerjaan
2. Mekanisme cedera
3. Waktu cedera
4. Gangguan kesadaran segera pasca trauma
5. Tingkat kesadaran
6. Amnesia : Retrograde/antegrade
7. Nyeri kepala : ringan-sedang-berat
8. Kejang
Pemeriksaan :
Status generalisata
Status neurologi
Foto leher / lainnya atas indikasi
CT Scan bila perlu
Penderita dirawat untuk observasi bila CT Scan
abnormal
KEHILANGAN DARAH
Cedera sistemik pada CKB
Fraktur tulang panjang dan pelvis 32%
Fraktur maxilla / mandibula 22%
Cedera thorax 23%
Cedera abdomen 7%
Cedera Spinal 2%
Kehilangan darah
Terbuka : laserasi scalp
Cedera maxillofacial
fraktur terbuka
cedera jaringan lunak lain
Tertutup : Intraperitoneal/retroperitoneal
- Hemothorax
- Hematom pelvis
- Perdarahan ekstrimitas karena fraktur
- Perdarahan subgaleal / extradural pada
bayi
- Ruptur Aorta
PENGELOLAAN
MEDIKAMENTOSA
1. Cairan intravena : euvolemia & isotonik
2. Hyperventilasi (PaCO2 = 25-35 mmHg)
3. Diuretika :
Manitol 20% 0,5-1 g/Kg IV Bolus bila
ada tanda heniasi transtentorial
Furosemide 0,3-0,5 mg/Kg
4. Antikonvulsan
5. Sedasi
Tips Perawatan
1. Tilting bed
2. Kepala lebih tinggi dr jantung
leher ekstensi
3. Oksigenisasi k/p intubasi
trakeostomi / crico
masker O2
4. Tak sadar Mayo/ oroph tube/Guedel
5. Tanda shock -- cepat atasi Konsul
6. Kadang perlu induce koma / penenang
7. Gaduh gelisah --- ikat
8. Amati pupil------- bila anisokor
lapor dokter segera
9. Bila otoragi ------ jangan disumbat
Indikasi Tindakan Operatif
Volume masa hematom mencapai lebih dari 40 ml di daerah
supratentorial atau lebih dari 20 cc di daerah infratentorial
Kondisi pasien yang semula sadar semakin memburuk secara
klinis
Tanda fokal neurologis semakin berat
Terjadi gejala sakit kepala, mual, dan muntah yang semakin
hebat
Pendorongan garis tengah sampai lebih dari 3 mm
Terjadi kenaikan tekanan intrakranial lebih dari 25 mmHg.
Terjadi penambahan ukuran hematom pada pemeriksaan
ulang CT scan
Terjadi gejala akan terjadi herniasi otak
Terjadi kompresi / obliterasi sisterna basalis
PROGNOSIS
Apabila penanganan pasien yang
mengalami cedera kepala sudah
mendapat terapi yang agresif, terutama
pada anak-anak biasanya memiliki daya
pemulihan yang baik. Penderita yang
berusia lanjut biasanya mempunyai
kemungkinan yang lebih rendah untuk
pemulihan dari cedera kepala
TERIMA KASIH