Anda di halaman 1dari 21

KEPERAWATAN SISTEM INTEGUMEN

FOLIKULITIS, FURUNKEL/FURUNKULOSIS, KARBUNKEL

S1-KEPERAWATAN / TINGKAT III


NAMA KELOMPOK:
1. Asmaul Husna (1510005)
2. Kurrotul Aini (1510026)
3. Lila Watiningrum (1510027)
4. Mahalia Ocha D (1510029)
Folikulitis adalah infeksi di folikel rambut yang
disebabkan bakteri dan menyerang area yang
terdapat folikel rambut seperti: dagu laki-laki yang
mencukur jenggotnya dan aksila.
Furunkel adalah infeksi di folikel rambut yang
mengalami nekrosis berbentuk (bisul) benjolan berisi
nanah kemudian menjalar ke jaringan bawahnya
dengan membentuk abses dalam tempat yang sama.
Sedangkan, furunkulosis merupakan bagian dari
furunkel tetapi menyebar lebih dari satu tempat.
Karbunkel adalah kumpulan dari beberapa furunkel
yang meluas ditandai abses pada kulit jaringan
subkutan. Bagian posterior leher dan bokong sering
terkena karena permkaan kulitnya tebal dan tidak
elastis.
ETIOLOGI
Folikulitis
Etiologi yang paling sering menyebabkan folikulitis adalah kumas
staphylococcus aureus. Penyebab lain meliputi:
Klabsiella, enterobacter, atau proteus
Pseudomonas aeruginosa

Furunkel
Bakteri: stafilokokus aureus, berbentuk bulat (coccus), diameter 0,5-1,5m,
susunan bergerombol seperti anggur, tidak mempunyai kapsul, nonmotil,
katalase positif, pada pewarnaan gram tampak berwarna ungu.
Bakteri lain atau jamur
Paling sering ditemukan didaerah tengkuk, axial, paha dan bokong. Akan
terasa sangat nyeri jika timbul didaerah sekitar hidung, telinga, atau jari-
jari tangan.
ETIOLOGI
Karbunkel
Karbunkel biasanya terbentuk ketika satu atau beberapa
folikel rambut terinfeksi oleh bakteri staphylococcus
(S.aureus). bakteri ini merupakan flora normal pada kulit
dan terkadang terdapat pada tenggorokan dan saluran
hidung.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya

Biopsy

Pemeriksaan Histologis

Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan gambaran


klinis yang dikonfirmasi dengan pewarnaan gram dan
kultur bakteri
MANIFESTASI KLINIS
Folikulitis : Pustul-pustul (jenis lain jerawat yang sudah
iritasi) permukaan yang ditandai oleh kemerahan, nyeri
dan pembengkakan.
Furunkel : Mula-mula modul kecil yang mengalami
peradangan pada folikel rambut, kemudian menjadi
pustula dan mengalami nekrose dan menyembuh setelah
pus keluar dan meninggalkan sikatrik (scar).
Karbunkel : Pada permulaan infeksi terasa sangat nyeri
dan tampak benjolan merah, permukaan halus, bentuk
seperti kubah dan lunak.
KOMPLIKASI
Pada beberapa kasus folikulitis ringan, tidak
menimbulkan komplikasi meskipun infeksi dapat
rekurens atau menyebar serta menimbulkan plak.
Komplikasi pada folikulitis yang berat, yaitu :
Selulitis
Furunkulosis
Skar
Kerusakan folikel rambut
KOMPLIKASI
Komplikasi furunkel dan karbunkel :
Penyebaran bakteremia dari infeksi dan masalah

rekurensi
Tanda septicemia

Infeksi metastasis

Trombosis sinus kavernosu

Resistensi obat pada strain Stafilokokus aureuss


PENATALAKSANAAN
Folikulitis
Jaga kebersihan kulit

Makanan tinggi protein & kalori

Antibiotik sistemik: Eritromisin, Penisilin

Antibiotik topikal: Kemicetin 2%

Eksudasi: kompres

Karbunkel
Penatalaksanaan karbunkel meliputi pembedahan untuk
mengeluarkan pus, pemberian antibiotic sistemik dan
terapi adjuvans
PENALAKSANAAN
Furunkel
Pengobatan topical
Bila lesi masih basah/kotor dikompres dengan Solusio

Sodium Chloride 0,9% atau Solusio Rivanol 0,1%


Bila lesi sudah bersih, diberikan Neocitrin Ointment
(Basitrasina dan Polimiksina B)
Pengobatan sistemik
Pemberian antibiotika pada umumnya selama 7-10
hari, seperti: penisilina, eriteomisin, dan linkomisin
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Data Subjektif : Data Objektif:
Klien mengeluh terdapat
benjolan seperti jerawat di kulit Kulit tampak kemerahan
Klien mengeluh kulit terasa gatal Klien tampak menggaruk-garuk
Klien mengatakan sering
benjolannya
menggaruk-garuk benjolan Tampak lesi pada daerah yang
tersebut sering digaruk oleh klien.
Klien mengeluh nyeri pada
benjolan tersebut Terdapat pustule di sekitar
Klien mengeluh badan terasa
folikel rambut
hangat Skala nyeri 2-4
Klien mengatakan malu dengan
kulitnya yang kemerahan dan Wajah klien tampak meringis
bisulan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri akut b/d Agens cidera biologis (inflamasi) d/d pasien mengeluh
nyeri pada daerah benjolan, wajah pasien tampak meringis, skala nyeri
2-4, terdapat pustule sekitar folikel rambut.
Hipertermia b/d sepsis bakteri Staphylococus d/d pasien mengeluh
badan terasa hangat, suhu badan klien 38C, denyut nadi 110kali/menit,
respirasi 24 kali/menit.
Kerusakan integritas kulit b/d faktor mekanik (tekanan, gesekan,
garukan) d/d pasien tampak menggaruk-garuk benjolan tersebut,
tampak lesi pada daerah yang sering digaruk oleh klien.
Risiko infeksi ditandai dengan faktor resiko pertahanan tubuh primer
tidak adekuat (gangguan integritas kulit)
Gangguan citra tubuh b/d Penyakit (hiperemi dan pembengkakan
sekunder) d/d klien mengatakan malu dengan badannya yang
kemerahan, pasien tampak menutup bagian tubuhnya yang kemerahan,
klien menolak untuk bertemu dengan perawat, klien tidak ada kontak
mata saat diajak bicara.
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa : Nyeri akut b/d Agens cidera biologis (inflamasi)
INTERVENSI:
Observasi skala nyeri, meliputi lokasi, karasteristik, onset/durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri, serta faktor-faktor yang dapat
memicu nyeri
Rasional: observasi berguna untuk mengidentifikasi nyeri yang dialami
klien meliputi lokasi, karasteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri serta factor-faktor yang dapat memicu nyeri
Ajarkan klien untuk melakukan teknik distraksi nafas dalam saat nyeri
datang
Rasional: membantu mengurangi nyeri yang dirasakan klien, serta
membantu klien untuk mengontrol nyerinya
Beritahu klien untuk kompres hangat/dingin saat nyeri timbul
Rasional: untuk menyejukkan kulit dan meredakan pruritus
Kolaborasi dalam pemberian analgetik sesuai indikasi
Rasional: membantu mengurangi nyeri yang dirasakan klien.
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa : Hipertermia b/d sepsis bakteri Staphylococus
INTERVENSI:
Observasi suhu tubuh, tekanan darah, denyut nadi, dan respirasi rate
secara berkala (min. tiap 2 jam)
Rasional: suhu 38,90 41,10 menunjukkan proses penyakit infeksius akut.
Menggigil sering mendahului puncak suhu
Berikan kompres hangat.
Rasional: membuat vasodilatasi pembuluh darah sehingga dapat
membantu mengurangi demam
Anjurkan klien untuk mempertahankan asupan cairan adekuat
Rasional: untuk mencegah dehidrasi akibat penguapan cairan karena suhu
tubuh yang tinggi
Kolaborasi pemberian obat antipiretik dan antibiotic sesuai indikasi
Rasional: digunakan untuk mengurangi demam dengan aksi sentralnya
pada hipotalamus
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa : Kerusakan integritas kulit b/d faktor mekanik (tekanan,
gesekan, garukan)
INTERVENSI:
Observasi adanya kerusakan kulit klien setiap hari
Rasional: mengevaluasi status kerusakan kulit sehingga dapat memberikan
intervensi yang tepat
Ganti linen agar tetap bersih, tidak lembab, dan tidak kusut
Rasional: keadaan yang lembab dapat meningkatkan perkembangbiakan
mikroorganisme dan untuk mencegah terjadinya lesi kulit akibat gesekan
dengan linen
Anjurkan klien untuk memakai pakaian yang longgar
Rasional: agar luka/lesi tidak tergesek gesek dengan kain baju
Kolaborasi pemberian antibiotic/antiinflamasi/antijamur topical sesuai
indikasi
Rasional: untuk mengatasi keluhan dan lesi pada kulit akibat infeksi jamur
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa : Risiko infeksi ditandai dengan faktor resiko Pertahanan
tubuh primer tidak adekuat
INTERVENSI:
Observasi adanya tanda dan gejala infeksi seperti kemerahan, panas,
dan nyeri
Rasional: meminimalkan resiko infeksi
Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan keperawatan
Rasional: Mencegah infeksi nosokomial
Ajarkan klien teknik mencuci tangan 6 langkah yang benar
Rasional: Mencegah terjadinya infeksi dari mikroorganisme yang ada di
tangan
Kolaborasi pemberian antibiotik bila perlu
Rasional: untuk mempercepat perbaikan kondisi klien
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa : Gangguan citra tubuh b/d Penyakit (hiperemi dan pembengkakan
sekunder)
INTERVENSI:
Tentukan gambaran citra tubuh yang diharapkan klien berdasarkan perkembangan penyakit.
Rasional: mengetahui realita dan keinginan dari citra tubuh klien.
Bantu klien untuk mendiskusikan perubahan yang terjadi pada tubuhnya akibat penyakitnya.
Rasional: dengan berdiskusi dapat menentukan intervensi yang tepat untuk meningkatkan citra tubuh klien.
Bantu klien untuk mendiskusiskan stressor yang memepengaruhi citra tubuh behubungan dengan penyakit.
Rasional: dengan berdiskusi dapat menentukan intervensi yang tepat untuk meningkatkan citra tubuh klien.
Tentukan persepsi klien dengan keluarga mengenai perubahan citra tubuh dengan kenyataan.
Rasional: menyesuaikan persepsi dari klien dan keluarga dengan realita dapat meningkatkan citra tubuh.
Bantu orang terdekat untuk mengidentifikasi aspek positif dalam diri klien.
Rasional: Untuk meningkatkan citra tubuh.
Dukung keluarga untuk beradaptasi.
Rasional: keluarga orang terdekat pada klien, dengan keluarga dapat beradaptasi dengan perubahan fisik
klien dapat meningkatkan citra tubuh klien.

Anda mungkin juga menyukai