Prototype Rem Hidrolik
Prototype Rem Hidrolik
Reservoir tank
Reservoir adalah tangki penampungan minyak rem. Tangki ini dibuat dari wadah
plastik, yang dipasangkan pada silinder master. Minyak rem ditampung di sini, dan untuk
dialirkan ke pipa pipa minyak rem. Pada tangki reservoir ini juga , anda dapat mengecek
kebutuhan dari minyak rem tersebut. Terdapat garis sebagai indicator untuk menunjukkan
cukup tidaknya jumlah minyak rem dalam instalasi pengereman. Jika kurang maka harus
ditambahkan minyak rem, yaitu dengan membuka tutuk reservoir dan menuangkan
tambahan minyak rem tersebut ke tangki reservoir.
Master Silinder
Master silinder adalah komponen dari sistem rem yang berfungsi meneruskan tekanan pedal rem
menjadi tekanan minyak dalam suatu silinder melalui mekanisme gerak torak.
Cara kerja master silinder
Silinder Roda
Silinder roda terdiri atas bodi dan piston. Bodi adalah tabung tempat piston roda melakukan
gerakan maju mundur saat pengereman. Sedangkan piston roda menerima tekanan dari minyak
rem untuk bergerak maju atau mengarah keluar dari bodi, dan menekan kanvas rem. Gerakan piston
roda haruslah lancar di dalam bodi, sehingga pengereman dapat dilakukan dengan baik. Bila piston
roda macet, hal ini membuat pengereman tidak dapat terjadi, sebab kanvas rem hanya diam, alias
tidak membuka untuk menekan tromol rem.
Kanvas Rem
Ketebalan kanvas rem harus sesuai dengan standar ketebalan yang telah
ditentukan oleh pabrik pembuatan mobil tersebut. Jadi untuk masing masing tipe
mobil berbeda, sesuai dengan standar dari pabrikan mobil tersebut. Kanvas rem yang
sudah kurang dari standarnya atau sudah tipis akan mengakibatkan pengereman
tidak terjadi dengan baik. Dan bukan itu saja, ketebalan untuk kanvas rem harus sama
pada seluruh sisi kanvas rem. Ketebalan yang tidak sama ini pun akan mengakibatkan
pengereman tidak berlangsung dengan sempurna.
Tromol Rem
Tromol rem pada umumnya dibuat dari besi tuang. Pada waktu terjadinya
pengereman suhu pada tromol rem antara 200 300 derajat celcius. Oleh karena itu
tromol rem harus mudah menghantarikan panas. Permukaan dalam tromol harus
rata sehingga jarak antara kanvas dengan tromol sama besar. Sedangkan untuk
permukaan tromol yang tidak rata akan mengakibatkan getaran saat pengereman.
Getaran ini akan diteruskan ke seluruh badan mobil. Sedangkan permukaan tromol
yang licin , akan mengakibatkan pengereman tidak terjadi dengan baik. Jika salah
satu saja tromol yang licin, maka pengereman di satu sisinya tersebut akan tidak
baik.
Permasalahan pada rem hidrolik
Vapour lock
Pada sistem rem hidrolis dapat kita temui gejala yang bahasa kerennya disebut dengan vapour
lock. Kata "vapour" berasal dari bahasa inggris yang jika terjemahkan berarti "uap", sedangkan
lock berarti "terkunci".
Dari situ dapat kita ambil kesimpulan bahwa vapour lock pada sistem rem adalah merupakan
gejala timbulnya gelembung-gelembung udara (uap) di dalam sistem atau saluran-saluran
minyak rem. Akibat dari adanya gelembung-gelembung udara pada sistem rem ini adalah gaya
pengereman yang dihasilkan tidak maksimal, hal ini dikarenakan uap atau gelembung udara
tadi dapat di tekan (di kompres) sehingga tekanan yang diberikan tidak akan sampai ke silinder
roda.
Vapour lock ini bisa disebapkan oleh beberapa hal, diantaranya karena panas yang dihasilkan pada saat
pengereman terlalu besar, sehingga minyak rem akan mendidih dan menghasilkan uap (gelembung udara).
Selain itu juga dapat disebabkan oleh kualitas dari minyak rem yang rendah, berbicara tentang kualitas
minyak rem maka tidak lepas dari tingkat didihnya, yang dapat menyebapkan vapour lock adalah tingkat didih
dari minyak rem yang tidak sesuai dengan yang dianjurkan, biasanya terlalu rendah.
Minyak rem mempunyai 4 klasifikasi FMVSS (Federal Motor Vehicle Safety Standard). Kesemua ini
dasarnya mengacu pada tingkat titik didih, dan faktor lainnya. Klasifikasi tersebut yaitu DOT 3 (SAE J1703),
DOT 4, DOT 5, SAE J1702. DOT singkatan dari Departement of Transportation. Berikut tabel titik didih minyak
rem menurut DOT :
Untuk cara memperbaiki gejala ini biasanya dilakukang dengan pembuangan udara atau yang biasa
disebut dengan bleeding.
Dry Boiling adalah titik didih kering yang artinya itu adalah kemampuan minyak rem waktu masih baru dan
belum terkontaminasi. Sedangkan Wet Boiling itu adalah titik didih Basah dalam arti kempauan titik didih
Minyak rem setelah terkena kontaminasi misalnya terkena Kelembaban udara dan lain lain
Wet boiling point disebut sebagai titik didih ketika minyak rem mengandung air. Hal ini terjadi
pada motor harian yang penggantian minyak rem dilakukan pada jangka waktu yang cukup lama.
Wet boiling point akan lebih tinggi sebab menyertakan H20 bersama brake fluid.
Bisakah minyak rem di mobil tercampur air ? Jawabanya adalah BISA. Umumnya minyak rem
terkontaminasi oleh uap air atau air. Air banyak sering kita temukan pada sistem rem dan
masuknya air pada sistem rem bisa disebabkan oleh hal-hal berikut :
1. Sealing yang kurang baik pada sistem produksi, akibat sealing yang kurang baik mengakibatkan
air mudah masuk kedalam sistem rem
2. Kontaminasi dengan udara, dengan iklim Indonesia yang tropis membuat peluang oli menyerap
uap air lebih besar.
3. Kondensasi atau pengembunan, adanya ruang kosong yang diisi oleh udara akan membuat
terjadinya uap air dan ini biasanya karena saat penggantian minyak rem tidak dilakukan proses
bleeding pada sistem rem.
4. Penggunaan minyak rem yang terlalu lama.
Minyak rem yang tidak diganti secara berkala akan menyebabkan kandungan air pada sistem
akan semakin banyak, lebih-lebih karena tempat atau wadah atau juga saluran minyak rem yang
ada di sistem rem berhubungan langsung dengan udara.
Sedangkan dry boiling point disebut sebagai titik didih murni minyak rem sebelum bercampur air
ketika pemakaian. Pasti akan lebih rendah sebab tidak menyertakan air.