0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
35 tayangan4 halaman
Penelitian ini melibatkan analisis petrografi dan XRD untuk mengkarakterisasi litologi dan mineralogi batuan sedimen di daerah x. Analisis ini digunakan untuk menentukan nama batuan berdasarkan klasifikasi Pettijohn dan Mount serta memahami proses diagenesis yang terjadi selama kompaksi sedimen.
Penelitian ini melibatkan analisis petrografi dan XRD untuk mengkarakterisasi litologi dan mineralogi batuan sedimen di daerah x. Analisis ini digunakan untuk menentukan nama batuan berdasarkan klasifikasi Pettijohn dan Mount serta memahami proses diagenesis yang terjadi selama kompaksi sedimen.
Penelitian ini melibatkan analisis petrografi dan XRD untuk mengkarakterisasi litologi dan mineralogi batuan sedimen di daerah x. Analisis ini digunakan untuk menentukan nama batuan berdasarkan klasifikasi Pettijohn dan Mount serta memahami proses diagenesis yang terjadi selama kompaksi sedimen.
Penelitian ini dilakukan berdasarkan data permukaan yang akan
diambil di daerah x dengan membuat stratigrafi terukur
Data permukaan dilakukan analisis laboratorium meliputi petrografi
dan XRD. Analisis petrografi dilakukan untuk deskripsi rinci litologi dan interpretasi proses diagenesa daerah telitian. Sedangkan untuk mengetahui jenis mineral autigenik yang hadir pada batuan menggunakan analisis XRD. Dalam menentukan nama batuan hasil analisa petrografi, kita dapat menggunakan Klasifikasi Pettijohn (1975) untuk batupasir silisiklastik dan Klasifikasi Mount (1985) untuk batupasir campuran karbonatan. Pada gambar di atas dapat dijelaskan bahwa suatu lapisan batuan sedimen terkhusus batu pasir memiliki komponen yang terdiri dari berbagai mineral. Mineral tersebut umumnya membentuk fragmen, matrik, dan semen. Dalam thin section juga dapat menampilkan keseragaman butir Berdasarkan analisa petrografi yang dilakukan pada sampel batupasir, proses kompaksi dapat terlihat dari perubahan tekstur kemas butiran yang menyusun batuan. Proses diagenesis yang terjadi pada suatu sedimen akan mengakibatkan perubahan pola persinggungan butirannya seiring dengan intensitas kompaksi yang terjadi pada sedimen tersebut. Pola persinggungan yang terjadi akan berkembang mulai dari point contact, long contact, concavo-convex contact, dan sutured grains Dalam penamaan batuan berdasarkan Analisa petrografi digunakan persentase mineral penyusun batuan Keterdapatan mineral utama penyusun kemudian dimasukan dalam diagram segitia penamaan batupasir sehingga didapatkan nama batuan hingga batuan asal atau batuan sumbernya. Referensi F. G . H Blyth, 1984. A Geology for Engineer. Burlington. British Library Cataloguing in Publication Data.