Anda di halaman 1dari 35

INFEKSI LABIRIN

(LABIRINITIS)

THT-KL
BENTUK & FUNGSI LABIRIN
- Labirin berhub. TT pada for.ovale & rotundum
- Permeabilitas for.rotundum penyebaran infeksi
- Sisi medialruang intrakranial& LCS dihub Aq koklearis & MAI

- Aq koklearis berakhir sisi medial for jugularis


- Patensi aq koklearis berkurang dengan + usia :
82% < 16 th, 30% > 60 th
- MAI dilalui n.7 & 8 berjalan dari fossa kranialis post, dr.os
petrosum ke ddg medial vestibulum

- n.7 end organ, mll area kribosa, merup. saluran potensial


infeksi dari LCS
- Suplai perdarahannya tdr p.d. dgn anastomosis :
stria vaskularis dari a.vestibulo-koklearis & a.spiralis modioli
- Organisme infeksi sel.gl.spiralis, stl melewati ssn pd koklea
Proses infeksi yang merusak potensial endokoklea,
membrana tektoria, sel rambut, neuron/struktur saraf
msbk. disfungsi auditorik
Hiper-/hiproaktivitas salah satu labirin ketdkseimbangan,
vertigo
Gg.Fs. vestibuler unilateral mendadak (labirintitis)
mekanisme kompensasi : aktivitas spontan dlm nc :
vestibuli oleh inhibisi serebelum/vestibulum kontralateral
aktivitas spontan simetris pulih, disertai kompensasi &
pemulihan fs.organ
Serabut kommisura intervestibuli reorganisasi, berperan
penting pd pemulihan fungsi.
Fase akut cedera vestibuler perifer + gx. vegetatif, + 3
hari
- Usia muda sehat mampu aktivitas lagi 1 minggu
(stl cedera) & kondisi pulih stl 1 bulan
- Lansia & disfs. SSP pulih > lambat & tdk sempurna
MENINGITIS BAKTERIAL
Invasi bakteri ke labirin melalui aq.koklearis/area kribosa
dari MAI
Semua usia, anak >>
Etio :
- H.influenzae, N. meningitidis, Strep.pneumoniae
- 70% nonfatal (usia > 2,5 th)
- vaksinasi H.influenzae
- Strep sp., E. coli, Staph Sp., Proteus Sp., Listeria
monocytogenes, mycob.tbc, Bacteroides Sp. &
Treponema pallidum
Insiden SNHL pasca meningitis 10,3-21%
3% perbaikan, memburuk/fluktuasi ketulian
Faktor-faktor yang mempengaruhi ketulian :
- Lama follow up
- px. auditorik (ABR, audiometri)
- keterlambatan terapi awal
- sekuele neurologis
- kadar glukosa & lekosit LCS
Bakteriemia awal ketulian, sebelum gx & tanda (+)
Labirintitis meningitis : 4
1. L. toksik akut
2. L. supuratif akut
3. L. kronik
4. Sklerosis labirin
tabel 145-1
Tabel 145-1 Ketulian yang berhubungan dengan

meningitis bakterial atau fungal

Kondisi Strategi
Diagnosis Riwayat penyakit, terutama tentang obat-obatan ototoksik,
faktor resiko perinatal, faktor herediter, atau infeksi telinga;
pemeriksaan harus dapat menyingkirkan kemungkinan otitis
media serosa, otitis media akut, otitis media kronik; audiogram,
ABR dan pemeriksaan vestibuler sesuai dengan keperluan

Terapi Antimikroba sesuai dengan organisme penyebab; steroid untuk


mengatasi inflamasi meningeal; implantasi kokhlea (?);
rehabilitasi auditorik

Komplikasi Tuli sensorineural dan gangguan keseimbangan

Kedaruratan Diagnosis dan segera memberikan terapi untuk memulihkan


kondisi ketulian sensorineural
MENINGITIS FUNGAL
Cryptococcus neoformans, Aspergillus sp.,
Candida Albicans dan Coccidioides immitis
(1,3% kasus meningitis, th 62-75)
Meningkatnya HIV, kanker, transplantasi
++ M. fungal
Ketulian pada meningitis kriptokokkal,
sebagian besar reversibel
tabel 145-1
LABIRINTITIS VIRAL
- kultur dari TD CMV & mumps
- penyakit virus (influenza, ISNA)
disfungsi kokleovestibuler
LABIRINTITIS VIRAL PERINATAL
- infeksi CMV & rubella kongenital : jenis
viral antenatal >> dg. manifestasi perinatal
(ketulian)
- Riw. penyakit < menunjang dx.
- px : sedimen urine, Ig M-anti virus dari
serum/tali pusat, kultur-tenggorok/cairan amnion
- pem. ABR & audiovestibulometri
Sitomegalovirus (CMV)
Penyebaran virus ke p.d. modiolaris sel gl.spiralis

Perubahan koklea (bag. basal) : hidrops/kolaps dari mbr.


Reissner, inclusion bodies pd sel-sel stria vaskularis &
permukaan endolimfe dari mbr. Reissner

Insiden > virus lain (0,4-2,3% seluruh kelahiran hidup)

Virus penyebab tersering tuli kongenital

Infeksi CMV simtomatik = cytomegalic inclusion disease :


- 1-2% CMV kongenital
- manifestasi:a.hemolitik,hepatosplenomegali,ikterus & purpura
- 30-40% anak yang sembuh & melewati periode neonatal
timbul SNHL (simetris, frek. tinggi)
Infeksi CMV asimtomatik >> (97%) :
- 10-15% - SNHL ringan sp. sedang >> -
(bisa SNHL unilateral/bilateral berat)
Riw. penyakit ibu < menunjang karena
sebagian besar asimtomatik
Pem. Lab. : sedimen urine, kultur urine, Ig
M-anti CMV.
Pemantauan fungsi pendengaran
Rubella
German measles :
- Infeksi post natal
- Simtomatis mirip rubella, > ringan
- gx. ruam kulit, adenopati, demam, malaise
Infeksi prenatal :
- malformasi, al.astemporal histopatologi :
deg. kokleovestibuler & atrofi stria
Epidemi rubella kongenital (berakhir th 65)
ketulian > 12.000 bayi, vaksinasi insiden <<,
namun + 50 kasus (+) per tahun
Infeksi rubella kongenital : 2 bentuk
1) Simtomatik (sindrom rubella) :
- trimester I kehamilan
- 50% ketulian
- malformasi jantung kongenital, katarak, defisit motorik,
purpura trombositopenik, hepatosplenomegali, ikterus,
anemia, BBLR & RM
2) Asimtomatik :
- trimester II & III kehamilan
- 10-20% ketulian
Pem. Lab. : kultur urine/tenggorok, IgM anti-rubella
Pem. ABR, audiometri : SNHL bilateral, asimetris, sangat berat
(55%), berat (30%), ringan-sedang (15%) seluruh frek. (500-
2.000 Hz lebih menonjol >>)
Pem. vestibulometri : respon vestibuler hipoaktif/peresis uni-
/bilateral (Tabel 145-1)
LABIRINTITIS VIRAL POSTNATAL
Tabel 145-2 Klasifikasi neurolabirintitis
Labirintitis viral akut
Labirintitis koklear akut (ketulian mendadak)
Labirintitis vestibuler akut
Labirintitis kokleovestibuler akut
Neuritis viral akut
Neuritis koklear akut
Neuritis vestibuler akut
Neuritis kokleovestibuler akut
Hidrops endolimfatik tertunda
Ipsilateral
Kontralateral
Bilateral
Neurolabirintitis
= gg. fungsi saraf perifer koklear atau vestibuler

Neuritis & Labirintitis koklear akut (idiopathic sudden


SNHL/ISSNHL)
- Ketulian > 30 dB pd > 3 frek. berdekatan, < 3 hari, sehat
- 10 dari 100.000 penduduk (AS) pertahun
- Virus (Tab. 145-3)
- Mekanisme ketulian : infeksi primer & interaksi host-virus
- Unilateral/bilateral, ringan-berat
- histopat : - haircell koklea (-) terberat bag. basal
- elemen dari duct.koklearis & neuron gl.spiralis (+)
- gbr. Neuritis koklear akut jarang
- ISSNH kegawatdaruratan : terapi tepat memperbaiki
/memulihkan ketulian
Tabel 145-3 Virus yang terlibat pada kondisi ketulian

mendadak idiopatik

Influenza A1 (A/FM/1/47)
Influenza A3 (A/Port Chalmers/1/73)
Parainfluenza virus 1
Parainfluenza virus 2
Parainfluenza virus 3
Mumps*
Rubella*
Herpes simpleks tipe 1
Sitomegalovirus
Virus varisella zoster
Grup adenovirus
Respiratory syncytial virus
Mycoplasma pneumoniae

*peningkatan titer yang signifikan pada pasien dengan ketulian mendadak


Ax. :* ketulian onset mendadak, timbul saat
bangun tidur/siang hari, rasa penuh di telinga
/tinitus, rasa nyeri (-)
* (-) riw.op, trauma kepala
* 50% pend. ingat, infeksi virus (+) (ISNA,
herpes)
* kadang ada gg. keseimbangan/vertigo
PF : - neurologis, CAE & MT normal +/+
Pem. Lab. (Tab. 145-4)
Tx/os.dtg 10 hari I (Tab. 145-5)
Tx/karbogen (95% O2 & 5% CO2),
dextran/vasodilator efektivitas belum terbukti
Pemulihan (-) ABD, evaluasi.
Tabel 145-4 Pemeriksaan klinis dan laboratorium untuk
menilai kondisi ketulian idiopatik mendadak
Pemeriksaan awal
Anamnesis dan pemeriksaan ORL-HNS
Data laboratorium
Hitung darah lengkap
Laju endap eritrosit
Glukosa
Uji toleransi glukosa atau kadar hemoglobin 1c
Kolesterol
Trigliserid
Fluorescent treponemal antibody absorbtion test
Titer antibodi virus fase akut dan konvalesen
Pemeriksaan audiometri
Konduksi udara dan tulang (nada murni)
Speech audiometry
Elektronistagmografi dengan Hallpike caloric test
Pemeriksaan lebih lanjut
Auditory brain stem response
MRI dengan gadolinium
Tabel 145-5 Oral Corticosteroid dosages

Case Dose (mg) Schedule

Kaiser-Permanente:dexamethasone (Decadron)
1 4.5 bid
2 4.5 bid
3 4.5 bid
4 4.5 bid
5 3.75 bid
6 3.0 bid
7 2.25 bid
8 1.50 bid
9 0.75 bid
10 0.75 qd
Massachusetts Eye and Ear Infirmary :
Methylprednisolone (Medrol)

1 16 tida
2 16 tid
3 16 tid
4 12 tid
5 12 tid
6 8 tid
7 8 tid
8 8 bid
9 8 qd
10 8 qd
11 4 qd
12 4 qd
aGiven at 7 a.m., 1 p.m., and 7 p.m.
Neuritis/Labirintitis Vestibuler Akut
= Neuritis vestibular/Labirintitis akut/vertigo
epidemik/neuronitis vestibular/neurolabirintitis
epidemik/paralisis vestibular
- hilangnya fs. vestibuler, mendadak, unilateral
tanpa gx. SSP/gx. audiotorik, dewasa sehat
- serangan tunggal/multipel
- beda dg.ISSNHL : kel. end organ koklear >
sering saraf koklear, sedangkan
NV : - atrofi hanya pd. saraf vestibuler
- atrofi end organ vestibuler (jarang)
- diduga okr. virus -- histopatologi, mirip infeksi
herpes zoster
Kriteria diagnosis (Coates) :
- kel.vestibuler perifer unilateral dan akut
- ketulian (-)
- usia pertengahan
- episode vertigo berat & lama
- penurunan respon kalorik pd telinga sakit
- gx. pulih sempurna dlm 6 bulan
Px : - hanya nistagmus spontan (ENG)
- kadang respon vestib. unilateral </-
- defisit auditorik (-)
CT scan/MRI -- DD/
DD/
1. Meniere Disease
- serangan > pendek, gx. auditorik +
2. Schwannoma vestibular
- tuli retrokoklear
3. Infark Serebeli
- vertigo akut, TIKT

Tx. Tab.145-7 & 8


Tabel 145-8 Labirintitis viral postnatal
Kondisi Strategi
Diagnosis Anamnesis ditujukan untuk mengetahui
adanya penyakit karena virus; pemeriksaan
umumnya kurang bermakna; pemeriksaan
meliputi tes-tes yang tercantum dalam Tabel
145-4
Terapi Steroid; supresan vestibula; karbogen dan
terapi dini dengan asiklovir masih bersifat
eksperimental; vestibular nerve section
Kedaruratan Ketulian mendadak merupakan suatu kasus
kedaruratan otologi
Tabel 145-7 Therapy for vertigo

Treatment Dosage

Severe
Dramamine (dimenhydrinate) 50 mg i.m. q 6 h
Innovar (droperidol/fentanyl citrate) 0.5-2.0 mL, one dose, i.v. or i.m.
Mild to moderate
Valium (diazepam) and 2 mg orally tid
Robinul (glycopyrrolate) 2 mg orally bid
Antivert (meclizine) 25-50 mg orally q 6 h
Dramamine (dimenhydrinate) 50 mg orally q 4 h
INFEKSI MUMPS, MEASLES &
VARICELLA-ZOSTER
Tab. 145-9 Labirintitis Mumps
Kondisi Strategi
Diagnosis Adanya riwayat penyakit karena virus
adalah penting, sama seperti
pembengkakan kelenjar parotis yang
ditemukan saat pemeriksaan; pemeriksaan
hendaknya mencakup audiogram
Terapi Pada stadium akut sifatnya tidak
menentukan; amplifikasi pada stadium
lanjut
Tabel 145-10 Labirintitis Measles
Kondisi Strategi
Diagnosis Anamnesis riwayat penyakit karena virus adalah
penting; pemeriksaan ditujukan untuk mencari
adanya ruam xanthematosa, bercak Koplik,
konjungtivitis, dan otitis media akut;
pemeriksaan mencakup kultur tenggorokan,
perbandingan titer rubeola akut dan konvalesen,
immunofluoresen epitel, audiogram dan hasil
pemeriksaan elektronistagmografi

Terapi Pada stadium akut tidak menentukan;


amplifikasi pada stadium lanjut
Tabel 145-11 Infeksi Varisella-Zoster
Kondisi Strategi
Diagnosis Adanya riwayat penyakit cacar air di
masa lalu dan immunocompromise;
pemeriksaan meliputi isolasi virus dari
vesikel, titer antibodi varisella-zoster
(akut dan konvalesen), audiogram;
auditory brain stem response, dan
pemeriksaan elektronistagmografi serta
pengujian nervus fasialis

Terapi Steroid, asiklovir, amplifikasi


HIDROPS ENDOLIMFATIK TERTUNDA
- Hidrops endolimfatik ipsilateral, kontralateral/bilateral
-- manifestasi inf. labirin krn. virus
- Lesi subklinis akibat virus -- mekanisme resorbsi dr
sakus endolimfatikus -- SNHL fluktuatif/vertigo
episodik
= hipotesis -- MD -- respon terhadap infeksi viral
subklinis
- RP. (-) Fs. koklear & vestibuler pd. usia kanak-kanak,
bilateral/unilateral ~ mumps, ISNA/influenza
- Seorang anak menderita SNHL unilateral ~ mumps --
bbrp tahun kmd (+) ketulian fluktuatif (kontralat-N)
- Tab. 145-12
Tabel 145-12 Hidrop endolimfatik tertunda

Kondisi Strategi
Diagnosis Adanya riw. gangguan kokhleovestibuler,
ketulian yang fluktuatif atau vertigo
episodik; hasil pemeriksaan pada
umumnya nonspesifik; pemeriksaan
meliputi audiogram, auditory brain stem
response, dan elektronistagmogram,
mungkin juga elektrokokhleografi
Terapi Sama seperti Menieres disease
HIV LABYRINTHITIS
etio : AIDS, ototoksisitas (tx. AIDS), komplikasi
AIDS, infeksi penyerta CMV, kriptokokus & T.
pallidum
mikros. TD & MAI :
- gb kriptokokus (AIDS + meningitis kriptokokus)
- inclusion bodies CMV
- deposit sarkoma kapasi (+ di kulit)
- perubahan histopatologik (-) >>
pem. : - Audiometri : SNHL ringan >>,
berat (frek. rendah & tinggi)
- ABR : lesi retrokoklear
Tabel 145-14 Labirintitis Luetik
Kondisi Strategi
Diagnosis Adanya riwayat vertigo atau ketulian sensorineural
yang tidak jelas penyebabnya; pemeriksaan biasanya
nonspesifik, walau kadang ditemukan Henneberts
atau Tulios sign; pemeriksaan meliputi audiogram,
auditory brain stem response, serologi, dan
elektronistagmografi,mungkinjuga elektrokokhleografi
Terapi 2,4 juta Unit benzatin penisilin G IM untuk stadium
awal; 1,8 juta U prokain penisilin IM tiap hari selama
3 minggu ditambah 500 mg probenesid peroral tiap 6
jam, dilanjutkan kemudian 2,4 juta U benzatin
penisilin G IM tiap minggu sampai dengan 3 bulan
untuk penyakit stadium lanjut; 80 mg steroid per oral
per hari selama 1 bulan kemudian dilakukan tap.of.
Tabel 145-13 Terapi Alternatif Sifilis
Terapi Dosis

Sifilis Dini
Ampisilin 4X 500 mg/hr (oral) 10 hr
Sifilis Lanjut
Tetrasiklin 4X500 mg/hr (oral) 30 hr
Eritromisin 4X500 mg/hr (oral) 30 hr
Doksisiklin 4X200 mg/hr (oral) 20 hr
HAL-HAL PENTING
Aq.koklearis, MAI & p.d spiralis modioli : pintu
masuk jalur perjalanan dari organisme patogenik
menuju labirin
Meningitis bakterial psb SNHL, Tx. AB & steroid
tepat -- meminimalisir resiko timbulnya ketulian.
Meningitis viral belum terbukti terlibat pada kasus
SNHL
Meningitis fungal -- SNHL retrokoklear, kadang
reversibel pd kasus meningitis kriptokokus.
CMV & rubella, patogen-penting pd infeksi
antenatal + manifestasi perinatal, termasuk SNHL
SNHL idiopatik mendadak kemungkinan oleh
labirintitis koklear akut karena virus & sejumlah
kasus reversibel setelah terapi steroid.
Labirintitis akut biasanya digambarkan dengan
penurunan fungsi labirin yang disebabkan oleh
infeksi virus akut + atrofi nervus vestibularis.
Hidrops endolimfatik tertunda diduga merupakan
sekuele jangka panjang dari neurolabirintitis.
Herpes zoster otikus : kelainan -- reaktivasi herpes
virus laten & terutama menyerang trunkus nervus
kranialis VII dan VIII.
Otitis luetik : elemen penting DD/ kasus ketulian
mendadak, berfluktuasi, atau vertigo episodik.
T E R I M A K A S I H

Anda mungkin juga menyukai