Anda di halaman 1dari 12

Penyebab Terjadinya Talaq

KELOMPOK 6:
NURHIDAYATI
TITANIA NABILAH
VIRA PRATIWI
WINDRA REZA LIBRATAMA
YOGA ISFRAN A
ZILLATI KAMILA
ZULFI IDAYANTI
1. Lian
Lian adalah sumpah suami sebanyak empat kali yang menuduh
istrinya telah berbuat zina. Pada sumpah yang kelima ia
mengucapkan Laknat Allah atasku sekiranya aku berdusta dalam
tuduhanku. Sebaliknya, istri dapat menolak tuduhan itu tidak benar.
Kemudian, pada sumpah yang kelima ia mengucapkan kata-kata,
Laknat Allah atas diriku sekiranya tuduhan itu benar.
Lian juga dapat berupa penolakan suami terhadap anak yang
dikandung istrinya.
Apabila seseorang menuduh orang lain berzina, sedangkan saksi
yang cukup tidak ada, orang itu akan dikenai hukuman dera (dipukul
atau dicambuk) sebanyak 80 kali. Akan tetapi, jika yang menuduh
adalah suaminya sendiri, suami dapat memilih 2 hal, yaitu memilih
dera 80 kali atau ia me-Lian istrinya. Akibat hukum yang terjadi
apabila lian suami itu benar adalah :
a. Suami tidak dikenai hukuman
b. Istri dikenai hukuman 80 kali
c. Suami istri bercerai selama-lamanya
d. Kalau ada anak, anak tersebut tidak dapat diakui oleh
suaminya.
2. Ila
Ila adalah sumpah suami bahwa ia tidak akan mencapuri istrinya
dalam masa lebih empat bulan atau dengan tidak menyebut
masanya. Ila merupakan tradisi orang-orang jahiliyah Arab dengan
maksud untuk menyakiti istrinya dengan cara tidak menggauli dan
membiarkan istrinya menderita berkepanjangan tanpa ada kepastian
apakah dicerai atau tidak.

Seorang suami yang menjatuhkan ila kepada istrinya harus


membayar kafarat sebelum menggaulinya. Kafarat ila yaitu memberi
makan sepuluh orang miskin atau memerdekakan budak. Jika tidak
sanggup menunaikannya ia harus berpuasa selama 10 hari. Jumhur
ulama berpendapat jika dalam waktu empat bulan sudah lewat dan
istri telah meminta suami untuk kembali dan menunaikan kafarat,
tetapi suami tidak bersedia maka hakim harus memberi pilihan pada
suami, pilihan yang dimaksud adalah kembali kepada istri atau
menalaknya, jika suami tidak memilih saalah satunya maka hakim
menjatuhkan talaq raji. .
Aisyah r.a. berkata, Rasulullah Saw.
Telah bersumpah Ila diantara istrinya dan
mengharamkan berkumpul dengan
mereka. Lalu beliau menghalalkan yang
telah diharampkan dan membayar kafarat
bagi yang bersumpah. (HR. Tirmidzi dan
para rawinya dapat dipercaya)[1]
3. Zihar
Zihar adalah ucapan suami kepada istrinya bahwa istrinya
menyerupai ibunya. Contohnya : Engkau tampak olehku seperti
punggung ibuku. Zihar pada zaman jahiliyah merupakan cara untuk
menceraikan istrinya. Setelah Islam datang, Islam melarang
perbuatan itu. Apabila zihar terlanjur dilakukan oleh suami, ia wajib
membayar kafarat dan dilarang mencampuri istrinya sebelum kafarat
terbayar.
Artinya : Dari Ibnu Abbas r.a. bahwasannya seorang laki-laki telah
bersumpahzhihar terhadap istrinya, kemudian ia mempergaulinya. Ia
menghadap Nabi Saw. Dan berkata, Sesungguhnya aku telah
mempergauli istriku sebelum membayar kafart. Beliau
bersabda, Janganlah kamu mendekati istrimu sebelum kamu
melakukan apa yang diperintahkan oleh Allah. (HR. Imam empat
dan dianggap shahih oleh Tirmidzi. Nasai merajihkan mursalnya
hadis)Al-Bazzar meriwayatkan dari jalur lain dari Ibnu Abbas r.a. dan
ia menambahkan, Bayarlah Kafarat dan janganlah kamu ulangi. [2]
4. Khuluk
Khuluk adalah talak tebus, yaitu talak yang dijatuhkan oleh suami
denganiwad (tebusan) oleh istri kepada suami. Atau khuluk adalah
talak yang diucapkan suami atas permintaan istri dengan cara
istrimembayar ganti rugi atau mengembalikan mahar yang pernah
diterima dari suami.
Contohnya, Suami berkata Aku talaq kamu dengan bayaran sekian
banyak atau istri berkata Aku menebus talaq ke atas diriku dengan
bayaran sekian banyak.

Khuluk dapat dilakukan apabila ada alasan-alasan sebagai berikut :


a. Istri sangat membenci suaminya karena sebab-sebab tertentu
dan dikhawatirkan istri tidak dapat mematuhi suaminya.
b. Suami istri dikhawatirkan dapat menciptakan rumah tangga
bahagia dan akan menderita apabila pernikahan dipertahankan.
dari Ibnu Abbas r.a. bahwasannya istri Tsabit bin Qais
datang kepada Nabi Saw. Dan berkata, Wahai
Rasulullah, aku tidak suka (durhaka kepada suami)
setelah masuk Islam. Maka Rasulullah Saw.
Bertanya, Apakah kamu mau mengembalikan
kebunnya? ia menjawab Ya Rasulullah Saw.
Bersabda (kepada Tsabit bin Qais), Terimalah kebun itu
dan ceraikanlah sekali. (HR. Bukhari. Dan dalam
riwayat lain, Rasulullah Saw. Menyuruh Tsabit
menceraikannya)[3]
5. Fasakh
Fasakh adalah rusaknya ikatan perkawinan antara suami dan istri
karena sebab-sebab tertentu. Sebab-sebab tersebut meliputi sebab-
sebab yang merusak pernikahan dan sebab-sebab yang
menghalangi tujuan pernikahan.
a. Sebab-sebab yang merusak pernikahan :
1) Setelah menikah, ternyata diketahui istrinya itu adalah mahramnya
2) Salah seorang diantara suami istri keluar dari Islam
3) Pada mulanya suami istri sama-sama musyrik, kemudian istrinya
masuk islam, sementara suaminya tetap musyrik atau sebaliknya

b. Sebab-sebab yang menghalangi tujuan pernikahan :


1) Terdapat penipuan didalam pernikahan, misalnya sebelum akad
nikah suaminya mengaku orang baik-baik, tetapi ternyata dia jahat
2) Suami atau istri mengidap suatu penyakit atau cacat yang
menyebabkan hubungan rumah tangga terganggu
3) Suami atau istri hilang ingatan atau gila
PERKAWINAN MENURUT UNDANG-
UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974
Pasal 113 KHI, menyatakan perkawinan dapat
putus karena 1) Kematian; 2) Perceraian, dan
3) Atas putusan pengadilan.
Pasal 114 KHI menegaskan, bahwa Putusnya
perkawinan yang disebabkan karena
perceraian dapat terjadi karena talak atau
berdasarkan gugatan cerai.
Sementara itu alasan-alasan perceraian termuat dalam pasal 116
KHI dan pasal 39 ayat 1 UU No. 1 / 1974, antara lain:
Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk,
pemadat, penjudi, dan lain sebagainya yang sukar
disembuhkan.
Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 (dua) tahun
berturut-turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah
atau karena hal lain di luar kemampuannya.
Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 (lima) tahun
atau hukuman yang lebih berat setelah perkawinan
berlangsung.
Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan
berat yang membahayakan pihak yang lain.
Salah satu pihak mendapat cacat badan atau
penyakit dengan akibat tidak dapat menjalankan
kewajibannya sebagai suami atau isteri.
Antara suami dan isteri terus menerus terjadi
perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada
harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah
tangga.
Suami melanggar taklik talak.
Peralihan agama atau murtad yang
menyebabkan terjadinya ketidak rukunan dalam
rumah tangga.
TERIMAH KASIH

Anda mungkin juga menyukai