Anda di halaman 1dari 33

Perbandingan penggunaan

CPAP dan Intubasi pada


Bayi Very Preterm
The New England Journal of Medicine

Pembimbing : dr Hasan Basri , spA


Presentan : Melody Audria Kurniadi
LATAR BELAKANG
PENELITIAN
Outcome :
kematian dan
bronkopulmonari
dispasia

CPAP :
Intubasi
Bronkopulmonari
displasia

terapi ventilasi dan


oksigen yang diberikan
pada bayi sangat
preterm
BRONKOPULMONARI
DISPLASIA

kerusakan paru kronis pada


bayi prematur yang menderita
= chonic lung distres pernafasan namun
Bronchopulmonari
disease of sudah mendapatkan terapi
Displasia (BPD)
prematurity ventilasi dan oksigen dalam
jangka waktu yang cukup
panjang

Sumber : Averys Disease of the Newborn 9th


Sumber : Averys Disease of the Newborn 9th
Sumber : Averys Disease of the Newborn 9th
HUBUNGAN TERAPI dengan
DISTRES PERNAFASAN PADA
NEONATUS

Toksisitas oksigen dan Stres


oksidasi

Ventilasi dengan
volutrauma

Sumber : Averys Disease of the Newborn 9th


Metode Penelitian
Randomize control

Bayi yang lahir pada usia gestasi 25-28


minggu.

Penggunaan CPAP atau intubasi secara


dalam 5 menit setelah kelahiran

Penilaian dilakukan pada saat bayi berusia


28 hari, saat gestasi berusia 36 minggu dan
sebelum meninggalkan rumah sakit
Metode Penelitian
Penelitian dilakukan pada beberapa pusat
perinatal, dimana disetujui oleh institusi lokal
atau oleh komite etika pada setiap pusat
penelitian.
Penelitian ini dibiayai oleh Australian National
Health and Medical Research Council.
Koordinator penelitian melakukan monitor
terhadap pengumpulan data, pemasukan
data dan pemeriksaan data.
Data independen dan monitor keamanan
oleh komite melakukan pemeriksaan data
setelah pendaftaran setiap 100 bayi.
Kriteria inklusi dalam penelitian
usia gestasi saat kelahiran diantara 25 minggu 0
hari dan 28 minggu 6 hari

tidak ditemukan kondisi yag dapat


mempengaruhi pernafasan setelah kelahiran
terlepas dari prematuritas

proses kelahiran terjadi di rumah sakit

dapat bernafas 5 menit setelah kelahiran namun


membutuhkan bantuan respirasi karena
peningkatan usaha nafas, merintih atau sianosis
Kriteria Eksklusi Penelitian

Bayi yang sudah


dilakukan intubasi
sebelum randomisasi

apabila mereka tidak


membutuhkan bantuan
nafas atau oksigen
Randomisasi

usia gestasi ( 25 atau 26 minggu dan 27


atau 28 minggu )

dilaksanakan oleh peneliti statistik yang


mempersiapkan nomor sekuensial, tertutup
dengan amplop tidak tembus pandang.
Tidak memenuhi
Studi Intervensi kriteria yang telah
ditetapkan

Setelah 5 menit kelahiran,


Bayi lahir * menerima klinisi sebagai tim
memenuhi semua kriteria
ventilasi masker bila resusitasi akan
yang telah ditetapkan
membutuhkan menentukan bantuan
respirasi yang dibutuhkan.

Setelah bayi dipindakan


Amplop randomisasi akan Nasal CPAP akan dimulai
kedalam ruang
dibuka dan terapi yang dari tekanan 8 cm dari air
keperawatan, akan
disediakan akan dimulai dengan nasal single prong
digunakan prong pendek
segera. atau binasal prong.
binasal.

Tekanan CPAP akan


diubah sesuai dengan
yang dibutuhkan.
Bayi yang mendapatkan terapi CPAP
namun mendapatkan terapi intubasi dan
ventilasi hanya jika menunjukkan beberapa
gejala, yaitu :
henti nafas dan tidak
respon terhadap stimulasi
dan terapi metilxantin membutuhkan lebih dari 1
episode ventilasi tekanan
( lebih dari 6 episode yang positif
membutuhkan stimulasi
dalam 6 jam atau

metabolik asidosis yang


pH arteri kurang dari 7,25
tidak berespon terhadap
dengan tekanan parsial
terapi atau kebutuhan
karbondioksida ( Pa Co2)
terapi oksigen dengan
arteri lebih dari 60 mmHg
konsentrasi lebih dari 60%
Bayi yang menerima CPAP dapat
mendapatkan terapi surfaktan haya setelah
dilakukan intubasi.
Kriteria terapi surfaktan, pengaturan ventilasi
dan ekstubasi dan kriteria reintubasi tidak
ditetapkan dan mengikuti protokol lokal.
Data dikumpulkan dari bayi sampai kematian
atau selesai perawatan di rumah sakit.
Saturasi Oksigen ( SiO2) pada usia gestasi
36 minggu dicatat untuk bayi yang
mendapatkan terapi oksigen atau
perhitungan bayi yang mendapatkan terapi
oksigen melalui nasal kanul dengan
Hasil Primer dan Sekunder
Hasil Primer Hasil Sekunder
kematian atau insidensi intubasi
bronkopulmonari alasan dilakukan intubasi dan
kebutuhan terapi oksigen pada
displasia ( didefinisikan usia 28 hari
sebagai kebutuhan terapi saturasi oksigen inspirasi pada
oksigen pada usia gestasi usia gestasi 36 mingu
36 minggu) isindensi terjadinya kebocoran
udara dan pendarahan
intrakranial
durasi ventilasi dan CPAP
lamanya waktu perawatan
dirumah sakit
lamanya waktu untuk
meningkatkan berat badan
terapi metilxantin
Analisis Statistik
Jumlah kematian atau
bronkopulmonari displasia pada bayi
yang telah memenuhi syarat
penelitian adalah 30%.

Seluruh analisis dilakukan


Analisa yang dilakukan berdasarkan
menggunakan perangkat lunak
maksud untuk melakukan terapi.
statistik Stata versi 9,2 (Stata Corp).

Semua hasil P yang dilaporkan


adalah dua sisi Tes Wilcoxon rank-
sum digunakan untuk Hasil dokotom lainnya dibandingkan
membandingkan hasil kontinu dengan menggunakan Fishers exact
dengan hasil yang kemungkinan test.
hasil yang tidak sesuai sangat tinggi.
Gambar 1. Jumlah bayi yang dapat dijadikan subjek penelitian, yang tidak
terdaftar atau tidak dapat terpilih, dan yang secara random mendapatkan
terapi CPAP atau intubasi dan ventilasi
Tabel 1. Data demografi dan katakter klinis pada randomisasi sama
pada kedua kelompok
DISKUSI
Tidak ada ada
perbedaan kematian
atau bronkopulmonari
displasia pada gestasi
usia 36 mgg antara bayi
yang menerima CPAP
segera setelah kelahiran
atau yang menerima
intubasi Keuntungan
Bayi yang sangat penggunaan CPAP
preterm + early CPAP = adalah risiko
tidak membutuhkan kematian atau
ventilasi atau tambahan kebutuhan terapi
penggunaan surfaktan oksigen pada usia 28
hari dan jangka waktu
kebutuhan ventilasi

Efek samping CPAP


yaitu meningkatkan
kemungkinan
pneumotoraks
CPAP dan Pneumotoraks
CPAP dan Pneumotoraks
Pada bayi dengan pneumotoraks, 96%
membutuhkan ventilasi.
Tekanan jalur nafas saat pneumotoraks
didiagnosis tidak dicatat.
Rerata tekanan CPAP pada saat
pemberian adalah 8 cmH2O untuk bayi
dengan penumotoraks dan bayi yang tidak
dengan pneumotoraks.
Terapi dengan surfaktan berhubungan
dengan penurunan jumlah pnemutoraks.
CPAP dan Pneumotoraks

Jika pneumotoraks berhubungan


dengan tekanan CPAP, sangat
mengherankan karena insidensinya
lebih rendah pada kelompok dengan
intubasi, dimana pada intubasi memiliki
tekanan puncak jalur nafas dan rerata
tekanan yang lebih tinggi.
CPAP dan Pneumotoraks
Pada penelitian ini, tidak adanya
peningkatan signifikan pada angka
kematian, perdarahan intrakranial,
leukomalasia periventrikular,
bronkopulmonari displasia atau hasil
lainnya akibat penggunaan CPAP.
Tekanan CPAP
Tekanan CPAP yang digunakan adalah 8
cm H2O

Tekanan distensi penting untuk memelihara


kapasitas residual fungsional dan untuk
meningkatkan kemampuan komplians paru

Tekanan lebih rendah dianggap tidak efektif

Penelitian Gregory et al menggunakan


tekanan 12 cm H2O
Data dari 5 hari pertama menunjukkan
pada kedua kelompok studi adanya fungsi
paru yang baik dengan rerata FiO2
berkisar 0,21
Mayoritas bayi pada kelompok intubasi
dilakukan ekstubasi pada hari ketiga dan
rerata level PaCo2 tertinggi dan terendah
berada dalam kisaran normal.
Fungsi paru yang baik menjadi salah satu
alasan mengapa studi menunjukkan
perbedaan yang lebih kecil daripada yang
Kekurangan Penelitian

1. Terapi random tidak 2. Proses pendaftaran dan


ditentukan, resusitasi dan konsensus tidak menjelaskan 3. Penilaian APGAR menjadi
perawatan selanjutnya dapat kriteria bayi yang lahir pada salah satu kriteria penting
menjadi bias. usia gestasi tersebut.
KESIMPULAN
Bayi yang lahir pada usia gestasi 25-28
minggu dan bernafas spontan dapat
disarankan untuk mendapatkan terapi
CPAP segera setelah lahir.
Bayi pada kelompok CPAP memiliki hasil
yang lebih baik pada usia 28 hari
dibandingkan dengan kelompok intubasi;
kedua kelompok memiliki hasil yang
serupa pada usia gestasi 36 minggu,
namun terdapat peningkatan insiden
pneumotorak yang signifikan pada

Anda mungkin juga menyukai