Anda di halaman 1dari 34

Makro Ekonomi Intermediate

By : Zul Ammar, SE., ME

DATA EKONOMI MAKRO

2. PENDAPATAN NASIONAL
(MENGUKUR AKTIVITAS EKONOMI)
1
Pendapatan Nasional
2

Pendapatan nasional merupakan salah satu indikator


kemampuan ekonomi dan kualitas sumberdaya suatu
negara. Semakin baik dan berkualitas sumberdaya
suatu negara, maka relatif semakin besar juga
pendapatan nasionalnya

Salah satu informasi penting yg akan dikumpulkan


dari data pendapatan nasional yaitu nilai barang dan
jasa yg diproduksikan oleh suatu negara pada suatu
periode tertentu.
Pendapatan Nasional
3

Untuk menghitung nilai barang-barang dan jasa-jasa yang


diciptakan oleh sesuatu perekonomian dapat dilakukan dengan
tiga metode perhitungan:
1.Metode Produksi  cara ini pendapatan nasional dihitung
dengan menjumlahkan nilai produksi barang2 dan jasa2 yg
diwujudkan oleh berbagai sektor perekonomian.
2.Metode Pendapatan  cara ini pendapatan nasional dihitung
dengan menjumlahkan pendapatan yg diterima oleh faktor-
faktor produksi yg digunakan.
3.Metode pengeluaran  cara ini pendapatan nasional dihitung
dengan menjumlahkan nilai pengeluaran untuk barang 2 dan
jasa2 yang diproduksi dalam negara tersebut.
Konsep dan Istilah
Pendapatan Nasional
4

Misalkan sebuah pernyataan di media, seperti:


-“Pendapatan nasional di negara-negara Asia Tenggara
mengalami pertumbuhan yang pesat pada awal tahun 1990”.
-“Produk Domestik Bruto Indonesia pada tahun 2003
mengalami pertambahan sebanyak 4,1 persen.”
-“Selama Tahun 2003 Produk Nasional Bruto Indonesia
bertambah lebih lambat dari Thailand.

Dari contoh diatas menunjukkan bahwa terdapat beberapa


konsep yg berkaitan dengan pendapatan nasional yg harus kita
pahami.

Zul Ammar, SE, ME


Konsep dan Istilah
Pendapatan Nasional
5

Produk Domestik Bruto (PDB)


- PDB atas dasar harga konstan (riil)
- PDB atas dasar harga berlaku (nominal)
Pendapatan
Nasional
Produk Nasional Bruto (PNB)
- PNB atas dasar harga konstan (riil)
- PNB atas dasar harga berlaku (nominal)

- PDB atas dasar harga konstan salah satu kegunaannya adalah untuk mengetahui
pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun.
- PDB atas dasar harga berlaku salah satu kegunaannya adalah untuk melihat
pergeseran dan struktur ekonomi.
PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB)
Gross Domestic Product (GDP)
6

PDB  Nilai pasar dari seluruh barang2 dan jasa


akhir yg diproduksi dalam suatu negara pada periode
tertentu.

PDB adalah :
Nilai pasar  PDB menjumlahkan berbagai jenis produk menjadi satu
ukuran nilai kegiatan ekonomi. Untuk melakukan hal ini, PDB
menggunakan harga pasar. Ex: Jika harga sebuah apel dua kali lebih mahal
daripada jeruk maka sebuah apel berkontribusi terhadap PDB dua kali
lebih besar daripada sebuah jeruk.
..dari seluruh  PDB mencakup seluruh barang yg diproduksi
dalam perekonomian dan dijual secara legal di pasar.
Sambungan…
7

..Barang & jasa  PDB mencakup baik barang berwujud (sep, makanan, pakaian,
mobil, dsb) maupun jasa tidak berwujud (pangkas rambut,
jasa dokter, dsb).
..Akhir  PDB hanya memasukkan nilai barang jadi, barang antara
sudah termasuk barang jadi, sehingga tidak terjadi
perhitungan ganda. Ex: RAPP memproduksi kertas yg
kemudian digunakan oleh Uniks Grafika utk membuat
kartu ucapan, maka kertas itu disebut barang antara dan
kartu ucapan disebut barang jadi.
..Yg diproduksi  PDB mencakup barang dan jasa yg diproduksi. Ex: ketika
Toyota memproduksi dan menjual sebuah mobil baru, nilai
mobil itu dimasukkan dalam PDB. Dan apabila seseorang
menjual mobil bekas kepada orang lain, nilai mobil bekas
itu tidak dimasukkan ke dalam PDB.
8
..Dalam suatu negara  Apabila seorang warga Malaysia bekerja untuk sementara
waktu di Indonesia, produksi yg ia hasilkan menjadi bagian
dari PDB Indonesia. Dan apabila seorang warga Indonesia
bekerja sementara waktu di Malaysia, produksi yg ia hasilkan
tidak menjadi bagian dari PDB Indonesia.
..Pada periode tertentu  PDB mengukur nilai produksi yg dilakukan dalam
rentang waktu tertentu. Rentang waktu tersebut biasanya
selama satu tahun.

Dari defenisi di atas terlihat jelas bahwa PDB merupakan pengukuran


yg canggih terhadap nilai kegiatan suatu perekonomian.
Dan dari interprestasi tersebut mengindikasikan bahwa yg dihitung
dalam kategori PDB adalah produksi barang dan jasa oleh warga
negara yg bersangkutan maupun oleh warga negara asing yg tinggal di
negara tersebut.
PRODUK NASIONAL BRUTO (PNB)
Gross National Product (GNP)
9

PNB  Nilai pasar dari seluruh barang2 dan jasa


akhir yg diproduksi oleh warga negara dari
negara PNB yg dihitung pada periode
tertentu.

Pada konsep ini PNB hampir sama dg PDB, namun sedikit


terdapat perbedaan. Ex: PDB yg dihitung adalah
produksi barang / jasa yg dihasilkan oleh WNI atau
WNA yg berdomisili di Indonesia. Sementara PNB
yg dihitung adalah produksi barang/jasa yg
dihasilkan oleh WNI yg berdomisili di Indonesia
dan WNI yg berdomisili di luar negeri.
Zul Ammar, SE, ME
10

Jika PNB > PDB:


Penanaman modal negara itu di luar negeri lebih
besar dari pada penanaman modal luar negeri di
negara itu.
Biasanya negara maju.

Jika PNB < PDB:


• Penanaman modal dari luar negeri ke negara itu
lebih besar dari pada penanaman modal negara
tersebut di luar negeri.
• Biasanya negara berkembang.
Konsep dan Istilah
Pendapatan Nasional Lainnya
11

 PDB  Seluruh pendapatan yg dihasilkan oleh seluruh faktor


produksi yg berlokasi di dalam negeri, darimanapun asal faktor
produksi tersebut.
 PNB  Seluruh penghasilan yg dihasilkan oleh faktor yg dimiliki
sebuah negara, dimanapun lokasinya. (PDB + pendapatan faktor
produksi domestik yg ada diluar negeri – pembayaran faktor
produksi luar negeri yg ada didalam negeri).
 Pendapatan Nasional Neto (PNN)  Total nilai PNB dikurangi
dengan penyusutan.
 National Income (NI)  PNN dikurangi dengan pajak tidak langsung
dan ditambah dengan pembayaran transfer.
 Disposible Income (DI) / Pendapatan siap pakai NI dikurangi
dengan pajak pendapatan langsung.
Pendapatan Nasional
Menurut Harga Berlaku (Nominal) dan
Harga Konstan (Riil)
12

Pendapatan nasional menurut harga berlaku  Pendapatan nasional


yg dinilai menurut harga-harga yang berlaku pada tahun
tersebut.

Pendapatan nasional menurut harga konstan  Pendapatan nasional


yg dinilai menurut harga-harga yang berlaku pada tahun
dasar dan seterusnya digunakan untuk menilai
barang/jasa yang dihasilkan pada tahun setelahnya.

Pendapatan nasional yg meningkat dari tahun ke tahun, diakibatkan


oleh: (i) perekonomian memproduksi barang dan jasa
dalam jumlah yg lebih banyak, atau (ii) harga barang dan
jasa dijual dengan harga yg lebih tinggi.
Contoh Perhitungan Pendapatan Nasional Nomimal dan Riil

Harga dan Jumlah Produksi

Tahun Harga Ayam ($) 13


Jumlah Ayam Harga Beras ($) Jumlah Beras (Kg)

2014 1 100 2 50
2015 2 150 3 100
2016 3 200 4 150
Perhitungan Nominal

2014 ($1 per ayam x 100 ayam) + ($2 per beras x 50 beras) = $200
2015 ($2 per ayam x 150 ayam) + (S3 per beras x 100 beras) = $600
2016 ($3 per ayam x 200 ayam) + ($4 per beras x 150 beras) = $1.200
Perhitungan Riil (tahun dasar 2014)

2014 ($1 per ayam x 100 ayam) + ($2 per beras x 50 beras) = $200
2015 ($1 per ayam x 150 ayam) + (S2 per beras x 100 beras) = $350
2016 ($1 per ayam x 200 ayam) + ($2 per beras x 150 beras) = $500
Perhitungan Deflator Harga

2014 ($200/$200) x 100 = 100


2015 ($600/$350) x 100 = 171
2016 ($1.200/$500) x 100 = 240
Deflator Harga
14
Metode Menghitung Pendapatan Nasional
15

1. Metode produksi / product approach,


2. Metode pendapatan / income approach, dan
3. Metode pengeluaran / expenditure approach.

Zul Ammar, SE, ME


1. Metode Produksi / Product Approach
16

Dalam pendekatan ini pendapatan nasional dihitung berdasarkan


perhitungan dari jumlah nilai akhir barang dan jasa yang dihasilkan
oleh masyarakat dalam suatu perekonomian pada periode tertentu.
Nilai barang dan jasa yang dimaksud adalah nilai akhir barang dan
jasa atau nilai tambah (value added) barang.
Nilai akhir adalah nilai barang yang siap dikonsumsi dan tidak lagi
digunakan dalam proses produksi berikutnya. Sedangkan nilai
tambah adalah selisih antara nilai suatu barang dengan biaya yang
dikeluarkan untuk proses produksi termasuk nilai bahan baku yang
digunakan. Pendapatan nasional dihitung dengan menghitung nilai
barang akhir atau menjumlahkan semua nilai tambah.

Secara matematis : Y = [(Q1 X P1) + (Q2 X P2) + (Qn X Pn) ……]

Zul Ammar, SE, ME


Lanjutan…
17

Misalnya kita akan menghitung pendapatan nasional


dari dari pakaian jadi, pendapatan nasional dari
pakaian jadi dapat dihitung dari nilai akhir pakaian
jadi tersebut. Cara lain menghitung adalah dengan
menambahkan nilai tambah dari setiap proses
pembuatan pakaian jadi tersebut, yaitu dari nilai
tambah kapas, nilai tambah benang, nilai tambah
kain, dan nilai tambah pakaian jadi. Untuk lebih
detail kita lihat tabel berikut:

Zul Ammar, SE, ME


Lanjutan…
18

Perhitungan Pendapatan Nasional. Contoh: Industri Pakaian Jadi

Jenis Produsen Hasil Nilai Akhir Nilai Tambah


Produsen I Kapas 500 500
Produsen II Benang 1.000 500
Produsen III Kain 2.500 1.500
Produsen IV Pakaian Jadi 5.000 2.500
Jumlah 5.000

Zul Ammar, SE, ME


Lanjutan…
19

Nilai pakaian jadi adalah 5.000, atau nilai yang tertera


pada nilai akhir dan juga penjumlahan nilai tambah
dari pakaian jadi. Jadi pendapatan nasional untuk
pakaian jadi tidak dengan menjumlahkan kapas,
benang, kain dan pakaian jadi. Inilah yang disebut
dengan double counting.

Jadi untuk lebih baiknya menghitung pendapatan


nasional dengan menghitung nilai tambah dari masing-
masing produksi.

Zul Ammar, SE, ME


Di Indonesia menghitung pendapatan nasional juga menggunakan
pendekatan produksi, yaitu dengan menjumlahkan produksi seluruh sektor
lapangan usaha dalam kegiatan produksi. Lihat contoh berikut:
20
No Sektor Ekonomi Nilai

1 Pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan Rp. xxxxx

2 Pertambangan, dan penggalian Rp. xxxxx

3 Industri pengolahan Rp. xxxxx

4 Listrik, gas dan air minum Rp. xxxxx

5 Bangunan Rp. xxxxx

6 Pengangkutan dan komunikasi Rp. xxxxx

7 Perdagangan Rp. xxxxx

8 Bank dan lembaga keuangan lainnya Rp. xxxxx

9 Sewa Rp. xxxxx

10 Pemerintah dan pertahanan Rp. xxxxx

11 Jasa-jasa lain Rp. xxxxx

Jumlah PDB Rp. xxxxx


2. Metode Pendapatan / Income Approach
21

Menghitung pendapatan nasional dengan menggunakan pendekatan pendapatan,


maka kita harus menjumlahkan seluruh pendapatan yang diterima oleh semua
lapisan masyarakat di negara yang bersangkutan selama kurun waktu tertentu
(biasanya satu tahun) yang diperoleh sebagai balas jasa atas faktor-faktor produksi
yang digunakan oleh semua perusahaan, termasuk didalamnya:
 Sewa (r), yaitu pembayaran (berupa sewa) atas tanah dan bangunan.
 Upah/gaji (w), yaitu pembayaran atas jasa tenaga kerja berupa upah atau gaji.
 Bunga modal (i), yaitu pembayaran atas modal yang dipinjamkan kepada
perusahaan, dan
 Laba kewirausahaan (π), yaitu pembayaran atas jasa kewirausahaan berupa
keterampilan dan kemampuan mengelola sumberdaya ekonomi dalam proses
produksi.

Secara matematis : Y = r + w + I + π
Lanjutan…
22

Contoh Perhitungan Pendapatan Nasional dengan Pendekatan Pendapatan

Balas Jasa Faktor-faktor Produksi Jumlah

Sewa Rp. xxxxxxx

Upah/Gaji Rp. xxxxxxx

Bunga Modal Rp. xxxxxxx

Laba Kewirausahaan Rp. xxxxxxx

Pendapatan Nasional Rp. xxxxxxx

* Di Indonesia tidak menggunakan metode pendapatan ini, tetapi di


negara2 maju seperti USA menggunakan.

Zul Ammar, SE, ME


3. Metode Pengeluaran/Expenditure Approach
23

Pendekatan pengeluaran dapat dikatakan sebagai


pelengkap (complement) terhadap pendekatan
pendapatan, sebab semua pendapatan sektor-sektor
produksi pada hakikatnya diperoleh karena
dilakukannya pengeluaran oleh sektor-sektor ekonomi
lainnya. Perhitungan pendapatan nasional dengan
menggunakan pendekatan pengeluaran dilakukan
dengan menjumlahkan seluruh pengeluaran berbagai
golongan masyarakat untuk membeli barang-barang
dan jasa yang dihasilkan di negara tersebut selama
setahun.
Zul Ammar, SE, ME
Lanjutan…
24

Penggolongan pengeluaran adalah sebagai berikut:


 Pengeluaran atau konsumsi rumah tangga (C), yaitu total semua pengeluaran rumah
tangga untuk membeli barang-barang dan jasa keperluan rumah tangga.
 Pengeluaran perusahaan atau investasi (I), yaitu pengeluaran yang dilakukan
perusahaan untuk memebli barang-barang modal untuk mendirikan perusahaan baru
atau memperluas perusahaan yang sudah ada. Termasuk didalamnya pengeluaran
perusahaan untuk: (a) membeli bahan baku/material, mesin-mesin, peralatan pabrik,
serta semua barang modal lain yang digunakan dalam proses produksi, (b) membeli
bangunan kantor, pabrik, pegawai, tanah, dan (c) perubahan nilai stok (inventory).
 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (Government Consumption Expenditure (G), yaitu
seluruh pengeluaran pemerintah yang bersifat konsumsi, misalnya untuk membangun
jalan dan jembatan, irigasi, listrik, air minum, dsb.
 Ekspor bersih (X-M), yaitu selisih antara nilai penjualan barang-barang dan jasa ke
luar negeri (Ekspor, X) dengan nilai barang-barang dan jasa yang didatangkan dari
luar negeri (Impor, M).

Secara matematis : Y = C + I + G + (X-M)


Zul Ammar, SE, ME
Masalah dan Keterbatasan Perhitungan
Pendapatan Nasional
25

A. Perhitungan PDB dan Analisa Kemakmuran


Perhitungan PDB akan memberikan gambaran ringkas tentang tingkat
kemakmuran penduduk suatu negara, dengan cara membaginya dengan jumlah
penduduk (disebut PDB per kapita). Menurut PBB, sebuah negara dikatakan
miskin bila PDB per kapitanya lebih kecil daripada US$ 450,00. Berdasarkan
standar ini, maka sebagian besar negara-negara di dunia adalah negara miskin.
Suatu negara dikatakan makmur/kaya bila PDB perkapita lebih besar daripada
US$ 800.

Kelemahan dari pendekatan di atas adalah tidak memperhatikan aspek distribusi


pendapatan. Akibatnya angka PDB per kapita kurang memberikan gambaran rinci
tentang kondisi kemakmuran setiap penduduk suatu negara. Misalnya, walaupun
Amerika Serikat yang PDB perkapitanya US$ 29.080 (tahun 1997), namun negara
itu masih terus bergelut dengan masalah kemiskinan dan pengangguran, terutama
di kalangan warga kulit hitam ataupun pendatang (kulit berwarna). Bahkan secara
absolut tampaknya jumlah penduduk miskin di Amerika serikat akan bertambah.
Faktor utama pemicu gejala di atas adalah masalah distribusi pendapatan yg
timpang.
Zul Ammar, SE, ME
B. Perhitungan PDB dan Kesejahteraan Sosial

26
Umumnya ukuran tingkat kesejahteraan sosial yang dipakai adalah tingkat pendidikan,
kesehatan dan gizi, kebebasan memilih pekerjaan dan jaminan masa depan yang lebih baik.
Ada hubungan yang positif antara tingkat PDB per kapita dengan tingkat kesejahteraan sosial.
Makin tinggi PDB per kapita, tingkat kesejahteraan sosial makin membaik. Hubungan ini
dapat dijelaskan dengan menggunakan logika sederhana. Jika PDB per kapita makin tinggi,
maka daya beli masyarakat, kesempatan kerja serta masa depan perekonomian makin
membaik. Sehingga gizi, kesehatan, pendidikan, kebebabasan memilih pekerjaan dan
jaminan masa depan, kondisinya makin meningkat. Tapi dengan catatan, peningkatan PDB
per kapita disertai perbaikan distribusi pendapatan.

Kelemahan: dalam perhitungan PDB tidak diperhatikannya dimensi nonmaterial. Sebab PDB
hanya menghitung output yang dianggap memenuhi kebutuhan fisik/materi yang dapat
diukur dengan nilai uang. Sedangkan output yang tidak terukur dengan uang, misalnya
ketenangan batin yang diperoleh dengan menyandarkan hidup pada norma-norma
agama/spiritual tidak dihitung. Sebab, dalam kenyataannya kebahagiaan tidak hanya
ditentukan oleh tingkat kemakmuran, tetapi juga ketenangan batin.
Jadi kita tidak bisa serta merta mengatakan bahwa kesejahteraan sosial di negara-negara
kaya(Amerika Serikat dan Jepang) adalah jauh lebih baik dibanding di negara-negara miskin
(misal Bhutan dan Nepal). Karena, tingkat kejahatan dan tingkat bunuh diri di negara-
negara kaya tersebut lebih tinggi di banding negara-negara miskin.
C. PDB Perkapita dan Masalah Produktivitas Antar Negara

27

1. Jumlah dan Komposisi Penduduk  PDB Perkapita menghitung rata-rata


semua penduduk. Kelemahan: Jika sebagian besar penduduk adalah
usia kerja (15-64 tahun) dan berpendidikan tinggi (> SLTA), maka tingkat
output dan produktivitasnya dapat makin baik.

2. Faktor-faktor non Ekonomi  kelemahan: PDB tidak menghitung faktor-


faktor non ekonomi . Faktor-faktor nonekonomi antara lain etika kerja,
tata nilai, faktor kebudayaan dan sejarah perkembangan. Jepang pantas
menjadi negara yang produktif sebab selain jumlah penduduk yang
banyak, berpendidikan tinggi dan umumnya bekerja di sektor modern,
mereka juga memiliki etika kerja yang baik, menjujung tinggi kejujuran
dan penghargaan terhadap senior. Dan Jepang juga merupakan negara
yang selama kurang lebih 3.000 tahun terus menerus membangun
dirinya menjadi bangsa modern, walaupun pembangunan ekonomi
modernnya baru dimulai dua abad yang lalu.

Zul Ammar, SE, ME


D. Penghitungan PDB dan Kegiatan-kegiatan Ekonomi Tak
Tercatat (Underground Economi)
28

Angka statistik PDB Indonesia yang dilaporkan oleh Badan Pusat Statistik
hanya mencatat kegiatan-kegiatan ekonomi formal, dan hanya memprediksi
kegiatan ekonomi informal, sehingga kurang akurat dalam perhitungan.
Karena itu, statistik PDB belum mencerminkan seluruh aktivitas
perekonomian suatu negara. Misalnya, upah pembantu rumah tangga di
Indonesia tidak tercatat. Begitu juga dengan kegiatan petani buah yang
langsung menjual produknya ke pasar.
Di negara-negara berkembang, keterbatasan kemampuan pencatatan lebih
disebabkan oleh kelemahan administratif dan struktur kegiatan ekonomi
masih didominasi oleh kegiatan pertanian dan informal. Tetapi di negara-
negara maju, kebanyakan kegiatan ekonomi yang tak tercatat disebabkan
oleh karena kegiatan tersebut merupakan kegiatan ilegal atau melawan
hukum. Padahal, nilai transaksinya sangat besar. Misalnya, kegiatan
penjualan obat bius dan obat-obat terlarang lainnya.
E. Penghitungan PDB mengecualikan kegiatan diluar pasar

29

Secara spesifik, PDB mengabaikan nilai barang dan jasa yg diproduksi di


rumah maupun disektor pertanian yg diproduksi untuk kebutuhan rumah
tangga atau didistribusikan untuk keluarga atau kerabat, namun tidak dijual
ke pasar. Padahal hal seperti ini juga menyumbangkan kesejahteraan
kepada anggota masyarakat, namun PDB tidak mencerminkan sumbangan
ini.
Rangkuman
30
 Karena setiap transaksi melibatkan penjual dan pembeli, maka pengeluaran total
dalam suatu perekonomian harus sama dengan pendapatan totalnya.
 Pendapatan nasional mengukur pengeluaran total barang dan jasa yang
diproduksi dalam suatu perekonomian dan pendapatan total yang diperoleh dari
produksi barang dan jasa tersebut.
 Pendapatan nasional dapat dilihat dari dua sisi, yang pertama PDB yakni
pendapatan nasional yang mengukur produksi barang dan jasa yg dihasilkan
penduduk suatu negara, dan yang kedua PNB yakni mengukur produksi barang
dan jasa yang dihasilkan oleh suatu warga negara.
 Pendapatan nasional (PDB/PNB) nominal menggunakan harga saat ini untuk
menilai produksi barang dan jasa dalam perekonomian. Pendapatan nasional
harga konstan menggunakan harga tahun basis untuk menilai produksi barang
dan jasa dalam perekonomian.
 Deflator PDB yg dihitung dg menggunakan rasio PDB nominal dan PDB riil, akan
mencerminkan tingkat harga dalam perekonomian.
Rangkuman
31
 Pendapatan nasional secara umum merupakan ukuran yg tepat untuk melihat
kesejahteraan atau kemakmuran ekonomi, karena orang akan lebih dianggap
makmur jika pendapatannya lebih tinggi. Namun disisi lain, PDB bukan
merupakan ukuran yg sempurna untuk melihat kesejahteraan secara
keseluruhan. Contohnya, PDB mengecualikan nilai waktu luang, dan nilai
kebahagiaan.
32
Soal Essei
33

1. Jelaskan apa yg dimaksud dengan pendapatan nasional?


2. Jelaskan apa perbedaan antara PDB dan PNB?
3. Mana yg berkontribusi lebih banyak untuk PDB…. Produksi mobil murah atau
produksi mobil mewah? Mengapa?
4. Jelaskan dengan bahasa anda sendiri, mengapa para ekonom menggunakan PDB
riil dan PDB nominal untuk mengukur tingkat perekonomian?
Soal Kuantitatif
34
1. Misalkan nilai produksi gandum (dari sektor pertanian) adalah 200 milyar rupiah. Gandum
ini oleh sektor industri kemudian diolah menjadi tepun gandum dengan nilai 300 milyar
rupiah, dan tepung gandum selanjutnya dibuat menjadi roti dengan nilai 500 milyar rupiah.
Hasil roti ini oleh pedagang dijual senilai 600 milyar rupiah.
a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan “nilai tambah”?
b. Cari nilai produksi total dengan menggunakan pendekatan nilai tambah tersebut!
c. Mengapa kita harus menghitung nilai produksi total melalui pendekatan nilai tambah
tersebut?
2. Diketahui informasi sebagai berikut:
1. Nilai faktor-faktor produksi milik penduduk setempat yang digunakan dalam negeri Rp.
850 milyar.
2. Nilai faktor-faktor produksi milik penduduk setempat yang digunakan di luar negeri Rp.
175 milyar.
3. Nilai faktor-faktor produksi milik penduduk asing yang digunakan di dalam negeri Rp.
125 milyar.
Dari informasi di atas, cari:
a. Produk Nasional Bruto (PNB)
b. Produk Domestik Bruto (PDB)

Anda mungkin juga menyukai