Anda di halaman 1dari 51

KONSENTRASI LARUTAN

ELSY ZURIYANI, S.Si, M.Pd

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN
2016
• elsyzuriyani@gmail.com
KONSENTRASI LARUTAN

Konsentrasi dalam bentuk molalitas (m)


dari senyawa CuSO4

konsentrasi dalam bentuk Molaritas (M)


KONSEP KONSENTRASI

Konsentrasi
larutanadalah Jumlah
zat terlarut di dalam
sejumlah tertentu
pelarut atau larutan
Jenis-jenis konsentrasi
larutan

1. Molaritas (M)

2. Molalitas (m)

3. Normalitas (N)
Molaritas (M)

Molaritas yaitu Jumlah zat terlarut dalam 1 liter larutan

Jadi molaritas mempunyai satuan mol per liter (mol/L)


Molalitas (m)

Molalitas adalah banyaknya mol zat terlarut dalam yang


dilarutan dalam 1 kg (1000g) pelarut artinya
Normalitas (N)

Normalitas adalah jumlah ekuivalen zat terlarut dalam


setiap liter larutan

N= nxM n = massa ekivalen


Contoh

Soal
Sebanyak 1,11 g CuCl2 dilarutkan ke dalam 100 g air. Jika
massa jenis air 1 g/mL, massa atom relatif Cu = 40 dan
massa atom relatif Cl = 35,5, maka hitunglah konsentrasi
larutan tersebut dalam:
a. Molar
b. Molal
c. Normal
Jawab
Massa molar CuCl2 = 40 + (2 x 35,5) = 111 g/mol
Volume air = massa : massa jenis = 100 g : 1 g/mL = 100 mL
Mol CuCl2 = massa : massa molar = 1,11 g : 111 g/mol = 0,01 mol
Jika volume larutan = volume air, maka
a. M CuCl2 = (mol : mL) x 1000 mL/L = (0,01 mol : 100 mL) x 1000 mL/L
= 0,1 M
b. m CuCl2 = (mol : g) x 1000 g/kg = (0,01 mol : 100 g) x 1000 g/kg
= 0,1 m
c. CuCl2 (aq) Cu+2 (aq) + 2 Cl- (aq)
Cu+2 (aq) + 2e Cu(s)
2 mol elektron ekuivalen dengan 1 mol CuCl2. Jadi n = 2 ek/mol.
N CuCl2 = n x mol : L = 2 ek/mol x( 0,01 mol : 0,1 L) = 0,2 N
PENGENCERAN
C1
Molaritas awal = C1
Rumus Pengenceran
C1 V1 = C2 V2

Molaritas akhir = C2

V1 C2 V2
PENGENCERAN
Contoh soal
1. Sejumlah 25 ml larutan KNO3 0,866M di tuangkan kedalam labu
volumetrik 500 mL, dan ditambahkan air sampai volume larutan
tepat 500 mL. Berapa konsentrasi larutan akhir ?
Jawab
Diket:
V1 KNO3 = 25 mL V2 KNO3 = 500 mL
[KNO3]1 = C1= 0,866 M
Ditanya:
[KNO3]2 = C2 = ?
Jawab: C1. V1 = C2. V2
0,866 M . 25 mL = C2. 500 mL
C2 = 21,65 mL M = 0,0433 M
500 mL
Faktor-faktor yg mempengaruhi
Kelarutan

1. Jenis zat

2. Suhu

3. Tekanan
Jenis Zat

Kelarutan Metanol dalam Air


Jenis Zat

• Zat-zat dengan struktur kimia yang mirip umumnya dapat


saling bercampur dengan baik, sedangkan zat-zat yang
struktur kimianya berbeda umumnya kurang dapat saling
bercampur (like dissolves like)
• Senyawa yang bersifat polar akan mudah larut dalam
pelarut polar, sedangkan senyawa nonpolar akan mudah
larut dalam pelarut nonpolar.
• Contohnya alkohol dan air bercampur sempurna
(completely miscible), air dan eter bercampur sebagian
(partially miscible), sedangkan minyak dan air tidak
bercampur (completely immiscible).
Suhu
Suhu
 Kelarutan gas umumnya berkurang pada temperatur yang lebih
tinggi
 Kebanyakan zat padat kelarutannya lebih besar pada temperatur
yang lebih tinggi (Kecuali natrium sulfat dan serium sulfat tidak
larut)
 Pada larutan jenuh terdapat kesetimbangan antara proses
pelarutan dan proses pengkristalan kembali. Jika salah satu
proses bersifat endoterm, maka proses sebaliknya bersifat
eksoterm. Jika temperatur dinaikkan, maka sesuai dengan azas
Le Chatelier (Henri Louis Le Chatelier: 1850-1936)
kesetimbangan itu bergeser ke arah proses endoterm. Jadi jika
proses pelarutan bersifat endoterm, maka kelarutannya
bertambah pada temperatur yang lebih tinggi. Sebaliknya jika
proses pelarutan bersifat eksoterm, maka kelarutannya berkurang
pada suhu yang lebih tinggi.
Suhu
Pengaruh suhu
 Kesetimbangan lewat jenuh adalah dinamis, akan
berubah jika keadaan berubah, misal suhu di naikkan.
 Pengaruh kenaikan suhu berbeda pada setiap zat dlm
pelarut, hal ini sbg dasar pemisahan kristalisasi
bertingkat.
 Kelarutan zat padat bertambah pd kenaikan suhu,
tetapi kelarutan gas berkurang jika suhu naik.hal ini
terjadi pd minuman yg banyak mengandung CO2 jika
diletakkan dlm lemari es dan dibandingkan dg di udara
terbuka.
Tekanan
Tekanan

 Perubahan tekanan pengaruhnya kecil terhadap


kelarutan zat cair atau padat.
 Kelarutan gas sebanding dengan tekanan partial
gas itu. Menurut hukum Henry (William Henry:
1774-1836) massa gas yang melarut dalam
sejumlah tertentu cairan (pelarutnya) berbanding
lurus dengan tekanan yang dilakukan oleh gas
itu (tekanan partial), yang berada dalam
kesetimbangan dengan larutan itu.
Tekanan

 Tekanan udara di atas cairan berpengaruh kecil thd


kelarutan padat dan cair. Jika tekanan parsial gas di
permukaan bertambah besar maka kelarutan gas akan
bertambah. Dg alasan ini pabrik minuman memberikan
tekanan CO2 tinggi agar konsentrasi CO2 di dalam besar.
 Gas dapat larut dlm cairan karena sbgian molekul gas di
permukaan menabrak permukaan cairan itu dan ada juga
yg larut/ masuk ke dalamnya
 Pada keadaan setimbang jumlah molekul zat yg larut dan
kelauar adalah sama ;Zn + Pelarut ---- Larutan
SIFAT KOLIGATIF LARUTAN
• Sifat koligatif larutan :
sifat larutan yang tidak tergantung pada jenis
zat terlarut tetapi hanya tergantung pada
banyaknya partikel zat terlarut dalam larutan.
Sifat Koligatif Larutan
• Penurunan Tekanan Uap Larutan
1

• Kenaikan Titik Didih


2

• Penurunan Titik Beku


3

• Tekanan Osmotik
4
PENURUNAN TEKANAN UAP

Tekanan uap air (


Semua cairan memiliki
pelarut murni)
kecenderungan untuk
merupakan tekanan
menguap, sehingga semua
terjadi pada molekul-
cairan akan memiliki tekanan
molekul air untuk
uap
lepas dari
permukaannya

Molekul – Molekul
Cairan murni
Tampilan mikroskopis dari gerakan
molekul uap air pada permukaan air
murni.

Gambar dibawah ini mengilustrasikan bagaimana tekanan uap air dipengaruhi oleh
penambahan zat terlarut yang sukar menguap ( non volatile solute)

air murni
larutan NaCl 1,0 M menghasilkan ion Na+ (biru) dan ion
Cl- (hijau) yang terlarut dalam air
Hubungan antara jumlah partikel zat terlarut dengan
besar penurunan tekanan uap yang diakibatkannya
dinyatakan dengan Hukum Raoult
“ Besar Penurunan Tekanan Uap jenuh suatu
larutan berbanding lurus dengan Tekanan
uap Jenuh pelarut murni dan fraksi mol zat
terlarutnya “.

Dirumuskan :
P
P = P0 . Xterlarut = Penurunan Tekanan uap
jenuh larutan.
P0 = Tekanan uap jenuh
pelarut murni
Xterlarut = Fraksi mol zat terlarut
Besarnya Penurunan Tekanan Uap Larutan (Δ P )
merupakan selisih dari Nilai Tekanan uap Pelarut
murni (P0) dan Tekanan uap larutan (P), atau :
ΔP = P0 - P
Dari uraian sebelumnya, diketahui bahwa :
P = P0 . Xterlarut , sehingga persamaan di atas dapat
dituliskan sebagai berikut :

P = P0 - P0 . Xterlarut atau P = P0 ( 1 – Xterlarut )

Karena ; 1 - Xterlarut = Xpelarut , maka persamaan dapat


dituliskan sebagai berikut :

P = P0 . X pelarut
Contoh :
• Pada suhu 30 oC tekanan uap air murni adalah 31,82 mmHg.
Hitunglah tekanan uap larutan sukrosa 2 m pada suhu 30 oC.
Jawab

Jika dimisalkan pelarutnya 1 000 g maka,


Mol sukrosa = 2 mol
Mol air = 1000 g: 18 g/mol = 55,6 mol
Tekanan uap larutan (P) = Po . Xpelarut
P = 31,82 mmHg x 55,6 mol
(2mol + 55,6 mol)
P = 30,7 mmHg
KENAIKAN TITIK DIDIH LARUTAN
( Tb )

Apakah Pengertian “ Mendidih “ ?

Suatu cairan yang ditempatkan pada suatu sistem terbuka, akan


dipengaruhi oleh 2 (dua) buah tekanan, yaitu :
- Tekanan yang berasal dari sistem cairan itu sendiri (tekanan
uap)
- Tekanan yang berasal dari luar sistem (tekanan udara luar)

Jika Tekanan udara di luar sistem lebih besar dari tekanan udara
dalam sistem, maka proses terlepasnya molekul-molekul cairan dari
lingkungan cairannya akan terhalang oleh partikel-partikel udara dari
luar sistem.
TEKANAN UDARA LUAR

TEKANAN UDARA LUAR > TEKANAN UAP CAIRAN


TEKANAN UDARA LUAR

Jika ke dalam sistem Suatu keadaan dimana


cairan ditambahkan tekanan uap sistem lebih
kalor/energi, maka besar dari tekanan uap
tekanan uap sistem lingkungan, itulah yang
akan meningkat, disebut MENDIDIH
hingga suatu saat Dan suhu dimana nilai
akan melewati nilai P sistem > nilai P
tekanan udara pada lingkungan disebut
lingkungannya. TITIK DIDIH
Adanya Partikel zat terlarut dalam suatu pelarut, menyebabkan
terhalanginya proses pergerakan molekul cairan menuju permukaan
atau meninggalkan lingkungan cairannya. Sehingga pada proses
pemanasan cairan, ketika suhu sistem sama dengan suhu didih
normal pelarutnya, larutan belum akan mendidih, dan dibutuhkan
suhu yang lebih tinggi lagi untuk memulai proses pendidihan.

Semakin banyak partikel zat terlarut yang terlarut dalam pelarut,


maka Kenaikan titik didih larutan (Tb) akan semakin besar, yang
berakibat, Titik didih Larutan akan semakin tinggi.

Hubungan antara banyaknya partikel zat terlarut dengan Nilai kenaikan


titik didih larutan dinyatakan dengan persamaan :
Kenaikan titik didih (Tb)

Tb = titik didih larutan – titik didih pelarut

Tb = m . Kb

m = kemolalan (molalitas)
Kb = tetapan kenaikan titik didih molal
Tetapan Kenaikan Titik Didih Molal (Kb)

Pelarut Titik didih (0C) Kb (0C)


Air 100,0 0,52
Alcohol 78,5 1,19
Eter 34,5 2,11
Kloroform 61,2 3,88
Benzene 80,1 2,52
Aseton 56,5 1,67
Misalnya :
Hitunglah titik didih larutan glukosa 0,1 m jika kenaikan titik
didik molal air 0,512 oC/m !

Jawab:
Tb = Kb x m = 0,512 oC/m x 0,1 m = 0,0512 oC
Tb = Titik didih larutan – Titik didih Pelarut
0,0512 oC = Titik didih larutan – 100 oC
Titik didih larutan = 100 oC + 0,0512 oC = 100,0512 oC
PENURUNAN TITIK BEKU (Tf)

Di negara bermusim dingin,


NaCl ditaburkan di jalan-jalan
untuk mencairkan salju.

Mengapa bisa
begitu ya ?
Bagi penjual es krim,
NaCl di- gunakan untuk
mempertahan agar es
krim tidak cepat
mencair.
Penuruan titik beku (Tf)

• Air murni membeku


pada temperatur 00C
pada tekanan 1 atm.
Temperatur ini
disebut titik beku
normal air.
• Bagaimana jika ada
zat terlarut dalam air?
garis beku
larutan

1 garis didih air

garis beku air garis didih


larutan

titik
titik didih titik didih
tripel air larutan
titik beku
air

0 100
Suhu ( oC )
titik beku  Tf  Tb
larutan

 Tf = penurunan titik beku larutan

 Tb = kenaikan titik didih larutan


Penuruan titik beku (Tf)

• Tf = titik beku pelarut – titik beku larutan

Tf = m . Kf

m = kemolalan (molalitas)
Kf = tetapan penurunan titik beku molal
Contoh Soal
Hitunglah titik beku larutan glukosa 0,1 m
jika penurunan titik beku molal 1,86 oC/m!
Jawab:
Tf = Kf. m = 1,86 oC/m x 0,1 m = 0,186 OC
Tf = tf air - Tf = 0oC – 0,186 oC = -0,186 oC
Tekanan Osmotik ()
Peristiwa osmosis
adalah proses merembesnya pelarut dari larutan yang
konsentrasinya rendah ke konsentrasi yang lebih tinggi
melalui dinding semipermeable.
Tekanan osmotik adalah tekanan hidrostatik yang
dihasilkan dari proses osmosis yang menahan
merembesnya molekul-molekul pelarut.
Larutan isotonik = larutan-larutan yang mempunyai
tekanan osmotik sama
Larutan hipotonik = larutan yang mempunyai tekanan
osmotik lebih rendah dari larutan lain
Larutan hipertonik = larutan yang mempunyai tekanan
osmotik lebih tinggi dari larutan lain
Contoh larutan isotonik : tetes mata, cairan infus.
dilute more
concentrated
A cell in an:

isotonic hypotonic hypertonic


solution solution solution
• Van’t Hoff menyatakan :
tekanan osmotik suatu larutan sama dengan tekanan
gas zat terlarut jika zat itu terdapat dalam keadaan gas
pada temperatur dan volume yang sama dengan
temperatur dan volume larutan tersebut.
• Untuk n mol gas berlaku :
p.v = n.R.T
p = n/v. R.T
p = M.R.T
• Untuk larutan, karena p= , maka
 = M.R.T  = tekanan osmotik (atm)
R = tetapan gas (0,082 atm L/ mol K)
T = suhu (K)
M = molaritas
Contoh Soal
Hitunglah berapa tekanan osmose yang harus diberikan
pada I liter larutan gula 0,1 M pada suhu 27 oC supaya air
tidak dapat menembus semipermeabel masuk ke dalam
larutan tersebut !
Jawab
 = M.R.T
 =0,1 M x 0,08206 L.atm/mol.K x (27 + 273) K = 2,26 atm
Elektrolit vs Non-elektrolit
• Dalam konsentrasi yang sama, sifat koligatif
larutan elektrolit lebih besar daripada sifat
koligatif larutan non-elektrolit.

• Mengapa?
Larutan elektrolit

zat elektrolit kation + anion


• Peruraian larutan elektrolit menjadi ion-ionnya
merupakan reaksi kesetimbangan karenaadanya
gaya tarik-menarik ion-ion yang muatannya
berlawanan.
• Akibatnya, teori tentang kesetimbangan kimia
berlaku juga pada larutan elektrolit.
Derajat Disosiasi ()
• Untuk menyatakan banyak/ sedikitnya zat elektrolit
yang terionisasi digunakan istilah derajat ionisasi atau
derajat disosiasi.

 jumlah mol zat yang terionisasi


jumlah mol zat yang dilarutkan

• Elektrolit kuat karena mudah terionisasi mpy harga


derajat ionisasi mendekati satu.
• Larutan elektroit lemah harga derajat ionisasinya
sangat kecil karena sukar terionisasi.
Faktor Van’t Hoff (i)

• Penambahan partikel setelah terjadi ionisasi pada suatu


larutan elektrolit (disebut faktor Van’t Hoff/ faktor i)
adalah sebesar :
I =1 + (n-1)
= derajat ionisasi
n = jumlah ion yang terbentuk

• Misal : Al2(SO4)3 (aq)  2Al3+ (aq) + 3SO42- (aq)


n=2+3=5
Sifat koligatif larutan elektrolit
• Penurunan tekanan uap jenuh
P = P0 . Xt .i
• Kenaikan titik didih
Tb = m . Kb. i
• Penurunan titik beku
Tf = m . Kf. i
• Tekanan osmotik
 = M.R.T.i

Note :
i = 1 + (n-1) 

Anda mungkin juga menyukai