ILMU KULIT & KELAMIN - pptx-1533471558
ILMU KULIT & KELAMIN - pptx-1533471558
DAN PARASITOLOGI
Urtikaria
Trikomoniasis
• Infeksi saluran urogenital bagian bawah oleh Trichomonas vaginalis, bisa
bersifat akut/kronik, penularan biasanya melalui hubungan seksual (dapat
juga melalui pakaian atau karena berenang)
• Gejala klinis:
– Pada wanita:
• Sekret vagina seropurulen berwana kekuningan, kuning-hijau, berbau tidak enak, berbusa
• Dinding vagina kemerahan, terdapat abses yang tampak sebagai granulasi berwarna merah
(strawberry appearance), dispareunia, perdarahan pascakoitus, perdarahan intermenstrual
– Pada laki-laki: gambaran klinis lebih ringan, mirip uretritis nongonore
• Pemeriksaan:
– Sediaan basah : tropozoit bergerak aktif
– Pemeriksaan pewarnaan Giemsa
• Pengobatan:
– Topikal: cairan irigasi (H2O, asam laktat), supositoria/gel trikomoniasudal
– Sistemik: metronidazol (2 g single dose atau 500 mg x 7 hari), tinidazol
Djuanda A. Ilmu penyakit kulit dan kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI; 2007.
Karakteristik beberapa IMS
Penyakit Karakteristik
Gonorrhea Duh purulen kadang-kadang disertai darah. Diplokokus gram
negatif.
Trikomoniasis Duh seropurulen kuning/kuning kehijauan, berbau tidak
enak, berbusa. Strawberry appearance.
Vaginosis bakterial Duh berbau tidak enak (amis), warna abu-abu homogen,
jarang berbusa. Clue cells.
Kandidosis vaginalis Duh berwarna kekuningan, disertai gumpalan seperti kepala
susu berwarna putih kekuningan. Sel ragi, blastospora, atau
hifa semu.
Gonorrhea
Penyakit yang disebabkan infeksi Neisseria
gonorrhoeae
Masa tunas 2-5 hari
Jenis infeksi:
Pada pria: uretritis, tysonitis, parauretritis, littritis,
cowperitis, prostatitis, vesikulitis, funikulitis, epididimitis,
trigonitis
Gambaran uretritis: gatal, panas di uretra distal, disusul
disuria, polakisuria , keluar duh yang kadang disertai darah,
nyeri saat ereksi
Pada wanita: uretritis, oarauretritis, servisitis, bartholinitis,
salpingitis, proktitis, orofaringitis, konjungtivitis (pada bayi
baru lahir), gonorrhea diseminata
Djuanda A. Ilmu penyakit kulit dan kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI; 2007.
Gonorrhea
Pemeriksaan:
Sediaan langsung: diplokokus gram negatif
Kultur: agar Thayer-Martin
Pengobatan
Diagnosis Pilihan pengobatan
Uncomplicated gonococcal First line: Ceftriaxone (250 mg IM, single dose) or Cefixime (400
infection of the cervix, mg PO, single dose)
urethra, pharynx, or rectum plus
Treatment for Chlamydia if chlamydial infection is not ruled
out: Azithromycin (1 g PO, single dose) or Doxycycline (100 mg
PO bid for 7 days)
Longo DL. Harrison’s principles of internal medicine, 18th ed. McGraw-Hill; 2012.
Herpes zoster
Penyakit yang disebabkan virus varicella zoster yang menyerang kulit dan
mukosa, merupakan reaktivasi setelah infeksi primer (varicella)
Predileksi: daerah torakal, unilateral, bersifat dermatomal
Gejala:
Gejala prodromal sistemik (demam, pusing, malaise) & lokal (myalgia, gatal,
pegal)
Timbul eritema yang kemudian menjadi vesikel yang berkelompok dengan
dasar eritematosa & edema, kemudian menjadi pustul dan krusta
Pembesaran KGB regional
Herpes zoster oftalmikus: infeksi n.V-1
Sindrom Ramsay-Hunt: gangguan n. fasialis & otikus
Komplikasi: neuralgia pascaherpetik: nyeri yang timbul pada daerah
bekas penyembuhan lebih dari sebulan setelah sembuh
Pengobatan: acyclovir (pada herpes zoster oftalmikus dan pasien dengan
defisiensi imun)
Djuanda A. Ilmu penyakit kulit dan kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI; 2007.
Kandidosis
Kandidosis: penyakit jamur bisa bersifat akut/subakut disebabkan
oleh genus Candida
Klasifikasi
Kandidosis mukosa: kandidosis oral, perleche, vulvovaginitis, balanitis,
mukokutan kronik, bronkopulmonar
Kandidosis kutis: lokalisata, generalisata, paronikia & onikomikosis,
granulomatosa
Kandidosis sistemik: endokarditis, meningitis, pyelonefritis, septikemia
Reaksi id (kandidid)
Faktor
Endogen: perubahan fisiologik (kehamilan, obesitas, iatrogenik, DM,
penyakit kronik), usia (orang tua & bayi), imunologik
Eksogen: iklim panas, kelembaban tinggi, kebiasaan berendam kaki,
kontak dengan penderita
Djuanda A. Ilmu penyakit kulit dan kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI; 2007.
Kandidosis kutis
Bentuk klinis:
Kandidosis intertriginosa: Lesi di daerah lipatan kulit ketiak, lipat
paha, intergluteal, lipat payudara, sela jari, glans penis, dan
umbilikus berupa bercak berbatas tegas, bersisik, basah,
eritematosa. Dikelilingi ileh satelit berupa vesikel-vesikel dan
pustul-pustul kecil atau bula
Kandidosis perianal: Lesi berupa maserasi seperti dermatofit
tipe basah
Kandidosis kutis generalisata: Lesi terdapat pada glabrous skin.
Sering disertai glossitis, stomatitis, paronikia
Pemeriksaan: KOH (selragi, blastospora, hifa semu), kultur
di agar Sabouraud
Pengobatan: hindari faktor predisposisi, antifungal
(gentian violet 0,5-1%, nistatin, amfoterisin B, grup azole)
Djuanda A. Ilmu penyakit kulit dan kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI; 2007.
Morfologi koloni C.
albicans pada medium
padat agar Sabouraud
Dekstrosa
Bulat dengan
permukaan sedikit
cembung, halus, licin
Warna koloni putih
kekuningan dan berbau
asam seperti aroma
tape.
Pitiriasis rosea
• Dermatitis eritroskuamosa yang disebabkan
oleh infeksi virus (self-limiting disease)
• Bentuk klinis:
– Dimulai dengan lesi inisial berbentuk eritema
berskuama halus dengan kolaret (herald patch)
– Disusul dengan lesi yang lebih kecil di badan, paha
dan lengan atas, tersusun sesuai lipatan kulit
(inverted christmas tree appearance)
• Pengobatan: simtomatik
Djuanda A. Ilmu penyakit kulit dan kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI; 2007.
Herald patch
Kusta/morbus Hansen
• Penyakit infeksi kronik akibat infeksi
Mycobacterium leprae
• Gejala klinis:
Djuanda A. Ilmu penyakit kulit dan kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI; 2007.
Tuberculoid
Few well-defined hypopigmented Lepromatous
hypesthetic macules with raised edges Skin-colored or slightly
and varying in size from a few
millimeters to very large lesions erythematous papules/nodules.
covering the entire trunk. Lesions enlarge; new lesions occur
Erythematous or purple border and and coalesce. Later: symmetrically
hypopigmented center. Sharply distributed nodules, raised
defined, raised; often annular; enlarge plaques, diffuse dermal infiltrate,
peripherally. Central area becomes which on face results in loss of hair
atrophic/depressed. (lateral eyebrows and eyelashes)
Advanced lesions are anesthetic, and leonine facies (lion's face).
devoid of skin appendages (sweat Bilaterally symmetric involving
glands, hair follicles). test pinprick,
temperature, vibration earlobes, face, arms, and buttocks,
Any site including the face. or less frequently the trunk and
May be a thickened nerve on the edge lower extremities.
of the lesion; large peripheral nerve More extensive nerve involvement
enlargement frequent (ulnar).
Wolff K. Fitzpatrick’s color atlas & synopsis of clinical dermatology, 5th ed. McGraw-Hill; 2007.
Tipe Lesi Batas Permukaan BTA Lepromin
I Makula Jelas Halus agak - +
hipopigmentasi berkilat,
anestesi
TT Makula eritematosa Jelas Kering - + kuat
bulat/lonjong, bagian bersisik,
tengah sembuh anestesi
BT Makula eritematosa Jelas Kering +/- + lemah
tidak teratur, mula- bersisik,
mula ada tanda anestesi
kontraktur
BB Plakat, dome-shaped, Agak Agak kasar, + -
punched-out jelas agak berkilat
BL Makula infiltrat merah Agak Halus + -
jelas berkilat
LL Makula infiltrat difus Tidak Halus + kuat -
berupa nodus simetri, jelas berkilat
saraf terasa sakit
Pausibasilar Multibasilar
Lesi kulit •1-5 lesi •>5 lesi
(makula datar, papul •Hipopigmentasi/eritema •Distribusi lebih simetris
meninggi, nodus) •Distribusi tidak simetris •Hilangnya sensasi kurang
•Hilangnya sensasi yang jelas
jelas
Kerusakan saraf Hanya satu cabang saraf Banyak cabang saraf
(menyebabkan hilangnya
sensasi/kelemahan otot
yang dipersarafi)
• Pemeriksaan
– Bakterioskopik: Ziehl-Neelsen
– Histopatologik: sel datia Langhans, atau sel Virchow
– Serologik: MLPA, ELISA, ML dipstick
Pemeriksaan sensibilitas
• Jarum → nyeri
• Kapas → raba
• Rasa suhu bila belum jelas
– Dengan tabung reaksi panas dan dingin
Reaksi Leprosy
• Terjadi akibat perubahan respon imun tubuh
menghadapi M. Lepra
• Dapat terjadi kapan saja sebelum, selama,
ataupun sesudah pengobatan
• 2 jenis reaksi leprosy:
– Reaksi tipe 1 / Reversal
– Reaksi tipe 2 / ENL (Erythrema Nodusum
Leprosum)
Reaksi Reversal
• Akibat peningkatan
sistem imun melawan
basil lepra
• Gejala klinik:
– Kondisi cukup baik
– Sebagian/semua lesi
bertambah aktif atau
muncul lesi baru
– Bisa terjadi neuritis akut
Reaksi ENL
• Terjadi pada pasien
dengan jumlah basil
banyak. Muncul pada tipe
lepromatosa
• Akibat jumlah basil yang
banyak terbunuh
melepaskan antigen
reaksi alergi gejala
dapat general
• Lesi seperti eritema
nodusum merah,
keras, nyeri, nodul kutan
dan subkutan
Fenomena Lucio
• Reaksi sangat berat pada tipe lepromatosa
non nodular difus
• Nekrosis epidermal iskemik dengan nekrosis
pembuluh darah superfisial, edema, dan
proliferasi endotel pembuluh darah dalam
Pitiriasis versikolor
Penyakit jamur superfisial yang kronik disebabkan
Malassezia furfur
Gejala:
Bercak berskuama halus yang berwarna putih sampai coklat
hitam, meliputi badan, ketiak, lipat paha, lengan, tungkai atas,
leher, muka, kulit kepala yang berambut
Asimtomatik – gatal ringan, berfluoresensi
Pemeriksaan: lampu Wood (kuning keemasan), KOH 20%
(hifa pendek, spora bulat: meatball & spaghetti
appearance)
Obat: selenium sulfida (shampoo), azole, sulfur presipitat
Jika sulit disembuhkan atau generalisata, dapat diberikan
ketokonazol 1x200mg selama 10 hari
Djuanda A. Ilmu penyakit kulit dan kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI; 2007.
Impetigo
Impetigo Krustosa Impetigo Bulosa
• Streptococcus B hemolyticus • Staphylococcus aureus
• Eritema dan vesikel yang • Eritema, bula, bula hipopion
cepat memecah, tampak di ketiak, dada, punggung
krusta tebal berwarna • Tatalaksana: Vesikel/bula
kuning seperti madu, dengan dipecahakn dan diberi
erosi di bawahnya. Predileksi antibiotik topikal (bila lesi
di muka sedikit), atau antibiotik
• Tatalaksana: Antibiotik sistemik (bila lesi banyak)
topikal (bila lesi sedikit) atau
antibiotik oral (bila lesi
banyak)
Filariasis
Penyakit yang disebabkan cacing Filariidae, dibagi menjadi 3
berdasarkan habitat cacing dewasa di hospes:
Kutaneus: Loa loa, Onchocerca volvulus, Mansonella streptocerca
Limfatik: Wuchereria bancroftii, Brugia malayi, Brugia timori
Kavitas tubuh: Mansonella perstans, Mansonella ozzardi
Fase gejala filariasis limfatik:
Mikrofilaremia asimtomatik
Adenolimfangitis akut: limfadenopati yang nyeri, limfangitis
retrograde, demam, tropical pulmonary eosinophilia (batuk, mengi,
anoreksia, malaise, sesak)
Limfedema ireversibel kronik
Grading limfedema (WHO, 1992):
Grade 1 - Pitting edema reversible with limb elevation
Grade 2 - Nonpitting edema irreversible with limb elevation
Grade 3 - Severe swelling with sclerosis and skin changes
Perbandingan panjang:lebar
kepala 2:1
Brugia malayi
Inti tidak teratur
Inti di ekor 2-5 buah
Perbandingan panjang:lebar
Brugia timori kepala 3:1
Inti tidak teratur
Inti di ekor 5-8 buah
Schistosoma
Penyakit : skistosomiasis= bilharziasis
Morfologi dan Daur Hidup
Hidup in copula di dalam pembuluh darah vena-vena
usus, vesikalis dan prostatika.
Di bagian ventral cacing jantan terdapat canalis
gynaecophorus, tempat cacing betina.
Telur tidak mempunyai operkulum dan berisi
mirasidium, mempunyai duri dan letaknya tergantung
spesies.
Telur dapat menembus keluar dari pembuluh darah,
bermigrasi di jaringan dan akhirnya masuk ke lumen
usus atau kandung kencing
Telur menetas di dalam air mengeluarkan mirasidium
Schistosoma japonicum
TELUR
BENTUK : BULAT AGAK LONJONG DNG
TONJOLAN DI BAGIAN
LATERAL DEKAT KUTUB
UKURAN : 100 x 65 µm
TELUR BERISI EMBRIO
TANPA OPERKULUM
SERKARIA
Schistosoma sp
EKOR BERCABANG
Gejala klinis
– Efek patologis tergantung jumlah telur yang
dikeluarkan dan jumlah cacing .
– Keluhan : demam, malaise, berat badan
menurun
– Pada infeksi berat → Sindroma disentri
– Hepatomegali timbul lebih dini disusul
splenomegali; terjadi 6-8 bulan setelah infeksi.
Infeksi cacing tambang
Disebabkan Ancylostoma
duodenale & Necator
americanus
Gejala:
Pruritus lokal pada tempat
yang mengalami invasi
Nyeri abdomen, diare,
muntah
Anemia defisiensi besi
Infeksi berat menyebabkan
pneumonitis (Loefflerlike
syndrome)
Ascaris Mebendazole,
lumbricoides pirantel pamoat
Trichuris Mebendazole,
trichiura albendazole
Brooks GF. Jawetz, Melnick & Adelberg’s medical microbiology, 23rd ed. McGraw-Hill; 2004.
Cutaneous larva migrans (creeping
eruption)
Peradangan berbentuk linear,
berkelok-kelok, menimbul dan
progresif
Penyebab: Ancylostoma
braziliense dan Ancylostoma
caninum
Larva masuk kulit, menimbulkan
rasa gatal dan panas, diikuti lesi
linear berkelok-kelok, menimbul,
serpiginosa membentuk
terowongan
Gatal hebat pada malam hari
Pengobatan: tiabendazole,
albendazole, cryotherapy, kloretil
Djuanda A. Ilmu penyakit kulit dan kelamin, 5th ed. Balai Penerbit FKUI; 2007.
Fascioliasis
Human fascioliasis is usually recognized as an
infection of the bile ducts and liver, but infection
in other parts of the body can occur.
In the early (acute) phase, symptoms can occur
as a result of the parasite's migration from the
intestine to and through the liver.
Symptoms can include gastrointestinal problems
such as nausea, vomiting, and abdominal
pain/tenderness. Fever, rash, and difficulty
breathing may occur.
Fasciola Hepatica life cycle
Microscopy
Day 4
Day 6
Day 6
Day 10
Center for Food Security and Public Health,
Iowa State University, 2011
The Organism
• Bacillus anthracis
• Large, gram-positive, non-
motile rod
• Two forms
– Vegetative, spore
• Over 1,200 strains
• Nearly worldwide distribution
Pemphigus Foliceus
Cicatricial Pemphigoid
Paraneoplastic Pemphigus e.c
Castleman tumor
Cleared when the tumor removed
Balantidiasis
Balantidium coli
~70 x 45 m ~55 m
(up to 200 m)
• Most people who are infected with
Balantidium coli remain asymptomatic. An
infected individual may have cysts or
trophozoites in their feces, but be free of any
other symptoms or complaints
• Common symptoms of Balantidiasis include
chronic diarrhea, occasional dysentery
(diarrhea with passage of blood or mucus),
nausea, foul breath, colitis, abdominal pain
Amoebiasis
Immature Entamoeba histolytica Trophozoites of Entamoeba histolytica with
cyst (mature cysts have 4 nuclei) ingested erythrocytes
METRONIDAZOLE
Mixed amoebicide.
Drug of choice for intestinal &
extraintestinal amoebiasis.
Acts on trophozoites.
Has no effect on cysts.
Nitro group of metronidazole is reduced by
protozoan leading to cytotoxic reduced product
that binds to DNA and proteins resulting into
parasite death.
Malaria
Definitive host (final h.) is a host in which a
parasite attains sexual maturity; harbours the
adult or sexually mature parasite (where the
sexual reproductive cycle take place).
Intermediate host harbours the immature or
asexual stages of the parasite.
Reservoir host an animal that harbours the same
species of parasites as man and constitute a
source of infection to him.
Vector is an arthropod that carriers a parasite to
its host
• Malaria
– Human: asexual stage (intermediate host)
– Anopheles mosquito : sexual reproduction
(definitive host)
Karsinoma Sel Basal
• Disebut juga basalioma, epitelioma sel basal, ulkus rodens
• Jenis kanker kulit yang paling sering ditemukan
• Bersifat invasif, merusak jaringan sekitar, dapat sampai ke
tulang, namun jarang metastasis
• Gambaran klinis bermacam-macam:
– KSB nodular: Papul/nodus berkilat seperti lilin dengan
telangiektasis di atasnya. Sering berkembang menjadi ulkus
dengan tepi papul/nodus berkilat (pearly border)
– KSB morfea: Bercak indurasi, hipotrofi, seperti jaringan parut
– KSB superfisial: Bercak eritematosa, erosif, disertai skuama dan
krusta
Karsinoma Sel Skuamosa
• Disebut juga karsinoma sel prickle, karsinoma
epidermoid
• Neoplasma sel keratinosit, tumbuh cepat dan
mudah bermetastasis
• Gambaran klinis:
– Benjolan atau luka yang tidak sembuh-sembuh
– Papul keras-kenyal, sewarna kulit atau eritematosa
– Dapat berbentuk ulkus, nodus atau papul
keratotik yang tebal
Melanoma Maligna
• Kanker dari sel melanosit
• Faktor: Iritasi yang berulang pada tahi lalat
• Gambaran klinis:
– Bercak, benjolan, luka berwarna merah, abu-abu,
kehitaman, atau kebiruan
– Tidak nyeri dan makin membesar
– Perubahan warna, ukuran, bentuk pada tahi lalat.
Kadang terasa gatal dan berdarah bila digaruk
Keratosis Aktinik
• Disebut juga solar keratosis
• Lesi prekanker, dapat berkembang menjadi
karsinoma sel skuamosa
• Tampak seperti bagian kering, terasa kasar,
kadang bersisik
• Muncul di tempat yang terekspos matahari,
seperti leher, tangan, kepala
Miliaria Kristalina dan Profunda
MILIARIA KRISTALINA MILIARIA PROFUNDA
• Sumbatan di stratum • Sumbatan di batas
korneum dermis-epidermis
• Bentuk berupa vesikel • Papul warna kulit, tidak
bergerombol tanpa tanda gatal
radang, tidak ada keluhan • Tata laksana: Losio
• Tidak perlu pengobatan calamin dengan atau
tanpa mentol 0,25%