Anda di halaman 1dari 173

Tradition of Excellence

Anatomi dan Fisiologi Tonsil


Nama : Nur Diana
NIM : 172310101037
Kelas : A-2017
Tradition of Excellence
Tradition of Excellence
Tonsil merupakan bagian dari jaringan limfoid yang melingkari
faring dan dikenal sebagai cincin waldeyer. Tonsilitis adalah
peradangan pada tonsil palatina yang disebabkan oleh
mikroorganisme (virus, bakteri, dan jamur) (Amin, 2017).

Tonsil merupakan kumpulan jaringan limfoid yang banyak


mengandung limfosit dan pertahanan terhadap infeksi. Tonsil
berbentuk oval dengan panjang 2-5 cm, masing-masing tonsil
mempunyai 10-30 kriptus (Wijayanto, 2017).
Tonsil terdiri dari jaringan limfoid yang dilapisiTradition
oleh of Excellence

epitel respiratori. Cincin Waldeyer merupakan jaringan


limfoid yang membentuk lingkaran di faring.

Tonsil terdiri dari :


a. Tonsil Palatina
b. Tonsil Faringeal (Adenoid)
c. Tonsil Lingual
d. Tonsil Tubal (Siregar, 2013).
Tradition of Excellence
a. Tonsil Palatina
Tonsil palatina adalah suatu massa jaringan limfoid yang
terletak di dalam fosa tonsil pada kedua sudut orofaring, dan
dibatasi oleh pilar anterior (otot palatoglosus) dan pilar
posterior (otot palatofaringeus). Permukaan tonsil palatina
ditutupi epitel berlapis gepeng yang juga melapisi invaginasi
atau kripti tonsila (Siregar, 2013).
Tonsil palatina merupakan sepasang massa jaringan lunak
Tradition of Excellence
dibagian belakang faring. Terdapat satu buah tonsil palatina
disetiap sisi yang merupakan jaringan limfoid dilapisi epitel
respirasi dan membentuk kripta/kriptus.

Tonsil palatina juga merupakan tonsil yang menghasilkan


limfosit dan aktif mensistesis immunoglobin saat terjadinya
infeksi di tubuh (Amin, 2017).
Tradition of Excellence

Tonsila palatina merupakan jaringan limfoepitel yang berperan


penting sebagai sistem pertahanan tubuh (spesifik atau non
spesifik) , terutama terhadap protein asing yang masuk ke
saluran makanan atau ke saluran nafas (Wijayanto, 2017).
b. Tonsil Faringeal (Adenoid)
Tradition of Excellence

Adenoid merupakan masa limfoid yang berlobus dan terdiri dari


jaringan limfoid yang sama dengan yang terdapat pada tonsil. Lobus
atau segmen tersebut tersusun teratur seperti suatu segmen terpisah
dari sebuah ceruk dengan celah atau kantong diantaranya. Lobus ini
tersusun mengelilingi daerah yang lebih rendah di bagian tengah,
dikenal sebagai bursa faringeus. Adenoid tidak mempunyai kriptus
(Siregar, 2013).
c. Tonsil Lingual
Tradition of Excellence
Tonsil lingual terletak di dasar lidah dan dibagi menjadi dua oleh
ligamentum glosoepiglotika. Di garis tengah, di sebelah anterior massa
ini terdapat foramen sekum pada apeks, yaitu sudut yang terbentuk
oleh papilla sirkumvalata (Siregar, 2013). Tonsil lingualis mempunyai
kripta kecil yang tidak bercabang dibandingkan dengan tonsil palatina
(Wijayanto, 2017). Tonsil lingual terletak di dasar lidah dan
merupakan epitel yang berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk (Amin,
2017)
Tradition of Excellence

d. . Tonsil Tubal

Tonsil tubal dibatasi oleh otot-otot orofaring, yaitu batas


anterior adalah otot palatoglosus, batas posterior adalah otot
palatofaringeus dan batas lateral atau dinding luarnya adalah
otot konstriktor faring superior (Siregar, 2013).
Kesimpulan Tradition of Excellence
Tradition of Excellence
Tonsil terdiri dari 4 jenis yaitu tonsil palatina, tonsil faringeal
(Adenoid), tonsil lingual dan tonsil tubal.
a. Tonsil palatina
Tonsil palatina adalah suatu massa jaringan limfoid yang terletak di
dalam fosa tonsil pada kedua sudut orofaring, dan dibatasi oleh pilar
anterior (otot palatoglosus) dan pilar posterior (otot palatofaringeus).
Permukaan tonsil palatina ditutupi epitel berlapis gepeng yang juga
melapisi invaginasi atau kripti tonsila.
b. Tonsil faringeal
Adenoid merupakan masa limfoid yang berlobus dan terdiri dari
jaringan limfoid yang sama dengan yang terdapat pada tonsil.
Tradition of Excellence
c. Tonsil Lingual
Tonsil lingual terletak di dasar lidah dan dibagi menjadi dua
oleh ligamentum glosoepiglotika.
d. Tonsil Tubal
Tonsil tubal dibatasi oleh otot-otot orofaring, yaitu batas
anterior adalah otot palatoglosus, batas posterior adalah otot
palatofaringeus dan batas lateral atau dinding luarnya adalah
otot konstriktor faring superior.
Daftar Pustaka
Tradition of Excellence

Amin, A.A. 2017. Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Angka Kejadian


Tonsilitis Pada Siswa Sd Inpres Maccini Sombala Tahun 2017.
Makassar. http://digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/Digital
Collection/OTNmMjE3ZjFmYmEzYzU2YWY1ZDg3O
WUxNjQ5NTgyNTkwNjIyZTcwYQ%3D%3D.pdf
Wijayanto, N.Y. 2017. BAB II Tinjauan Pustaka.
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/11772/6.%25
20BAB%2520II.pdf
Siregar & Friska P.J. 2013. Prevalensi Tonsilitis Akut pada Siswa yang
Absen di SMA Negeri 4 Medan Bulan Juli 2011 - Juli 2012.
Medan. http://repository.usu.ac.id/handle/123456 789/37533
Tradition of Excellence

Anatomi dan Fisiologi Tonsil


Nama : Annisa Kusuma W
NIM : 172310101035
Kelas : A-2017
Tradition of Excellence

Gambar 1.1 Struktur Pada Tonsil


https://www.deherba.com/adenoid-atau-pharyngeal-tonsil.html
Terdapat tiga macam tonsil yang membentuk lingkaran yang disebut
cincin Waldeyer. Tradition of Excellence

1. Tonsila Palatina merupakan jaringan limfoepitel yang berperan


sebagai sistem pertahanan tubuh terhadap protein asing yang
masuk ke saluran makanan atau masuk ke saluran nafas (virus,
bakteri, dan antigen makanan). Biasanya terletak di fossa
tonsilaris di kedua sudut orofaring dan merupakan salah satu
bagian dari cincin Waldeyer (Gusti, 2017).
2. Tonsil Faringeal dalam kapsulnya terletak pada mukosa dinding
lateral rongga mulut. Di depan tonsil, arkus faring anterior
disusun oleh otot palatoglosus, dan dibelakang dari arkus faring
posterior disusun oleh otot palatofaringeus (Gusti, 2017).
3. Tonsil Lingual terletak di dasar lidah dan dibagi menjadi dua
oleh ligamentum glosoepiglotica. Di garis tengah, di sebelah
Tradition of Excellence
anterior massa, terdapat foramen sekum pada apeks, yaitu sudut
yang terbentuk oleh papilla sirkum valata. Tempat ini
kadangkadang menunjukkan penjalaran duktus tiroglossus dan
secara klinik merupakan tempat penting bila ada massa tiroid
lingual (lingual thyroid) dan kista duktus tiroglosus (Gusti,
2017).

Gusti, I A.H.S. 2017. Tonsilitis Kronis Eksaserbasi Akut. Bali: Universitas


Udayana.https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/ce84a52f23a3735f4ce7b202a8877d
93.pdf.
Tradition of Excellence

Gambar 1.2. Anatomi Tonsil


downloads.hindawi.com/journals/jir/2011/472460.pdf
Antara rongga hidung dan faring terdapat tonsila pharyngea
(tonsil nasofaring atau adenoid) dan tonsila tubaria atau Tradition
(tonsilof Excellence
tuba). Secara histologis tonsila tuba muncul dengan epitel
bersilia pada pernapasan dan lipatan epitel tetapi tidak
memiliki crypts tonsillar.
Pintu masuk pada bagian rongga mulut ke faring di kedua
sisinya terbentuk relung, sinus tonsil dengan tonsila palatinae
(Tonsila palatina). Pada bagiann ini terdapat ventral
palatoglossal dan arcus palatopharyngeal berotot dorsal yang
menghubungkan langit-langit lunak dengan dasar lateral lidah
dan dinding lateral faring yang berperan penting dalam
Di lingkungan terdekat, terdapat pangkal lidah berisi Tonsila lingual
yang memanjang ke bagian ventral dari epiglotis. Berbeda dengan Tradition of Excellence
Tonsila adenoid di nasofaring, Tonsila palatine dan lingual memiliki
epitel bertingkat yang tidak berkeratin yang beradaptasi dengan
kebutuhan biomekanik dari faring oral tempat makanan dilewatkan.
Sementara crypts tumbuhdengan kompleks dalam tonsila
palatine, crypts dari tonsila lingual lebih datar dan letaknya
berdekatam dengan ujung saluran kelenjar lendir. Selanjutnya dalam
penyebaran jaringan limfatik di faring, lateral pita faring mengandung
folikel limfatik. Semua situs limfatik di faring ini membentuk satu
kesatuan sebuah cincin, 'cincin Waldeyer' di pintu masuk saluran
aerodigestif bagian atas (Chaker, 2016)

Chaker, Adam. 2016. Anatomy and Microanatomy of Tonsils. Germany: Department of


Otolaryngology and Center of Allergy and Environment.
downloads.hindawi.com/journals/jir/2011/472460.pdf
Terdapat 4 jenis tonsils disusun menjadi sebuah cincin di
sekitar faring (orofaring dan nasofaring). Tradition of Excellence

Tonsila Palatina
Tonsila Lingual

Terletak di antara Tonsila Lingual terletak di bagian


lengkungan palatoglosus paling bawah dari dasar lidah.
anterior dan lengkung Tonsila lingual ditutupi oleh epitel
palatofaring posterior. Pada skuamosa bertingkat yang
bagian lateral Tonsil ini
melekat ke dinding oleh invaginates untuk membentuk
kapsul fibrosa, dan ditutupi crypt tunggal.
dalam epitel skuamosa
bertingkat di sisi faring.
Tonsil Faringeal Tradition of Excellence

Tonsil Tube Terletak di bagian superior


nasofaring dan melekat pada
periosteum tulang sphenoid oleh
Amandel yang terletak tepat di jaringan ikat. Kapsul penutup
belakang pembukaan tuba lebih tipis dibandingkan dengan
Eustachius (torus tubaris) di amandel palatina dan kelenjar
nasofaring. gondok tidak memiliki crypts.

Bengochea, Kim. 2019. Tonsils. Denver: Regis University.


https://www.kenhub.com/en/library/anatomy/tonsils.
Kesimpulan Tradition of Excellence
Terdapat 4 jenis tonsils disusun menjadi sebuah cincin di sekitar faring (orofaring dan
nasofaring), yang dikenal sebagai cincin jaringan limfoid Waldeyer.
•Tonsil Palatina, yaitu terletak di antara lengkungan palatoglosus anterior dan lengkung palatofaring
posterior (Bengochea, 2019). Berfungsi sebagai sistem pertahanan tubuh terhadap protein asing yang
masuk ke saluran makanan atau masuk ke saluran nafas (virus, bakteri, dan antigen makanan) (Gusti,
2017)
•Tonsil Faringeal, yaitu terletak di antara rongga hidung dan faring (Chaker, 2016). Pada bagian
superior nasofaring dan melekat pada periosteum tulang sphenoid oleh jaringan ikat (Bengochea,
2019). Dan terletak di depan tonsil, arkus faring anterior disusun oleh otot palatoglosus, dan
dibelakang dari arkus faring posterior disusun oleh otot palatofaringeus (Gusti, 2017).
•Tonsil Tube, yaitu Tonsil yang terletak tepat di belakang pembukaan tuba Eustachius (torus tubaris)
di nasofaring (Bengochea, 2019).
•Tonsil Lingual, yaitu terletak di dasar lidah dan dibagi menjadi dua oleh ligamentum glosoepiglotica
(Gusti, 2017). Pasokan saraf berasal dari cabang tonsil dari saraf glossopharyngeal (saraf kranial IX)
(Bengochea, 2019).
DAFTAR PUSTAKA Tradition of Excellence

Bengochea, Kim. 2019. Tonsils. Denver: Regis University.


https://www.kenhub.com/en/library/anatomy/tonsils.
Chaker, Adam. 2016. Anatomy and Microanatomy of Tonsils. Germany:
Department of Otolaryngology and Center of Allergy and Environment.
downloads.hindawi.com/journals/jir/2011/472460.pdf
Gusti, I A.H.S. 2017. Tonsilitis Kronis Eksaserbasi Akut. Bali: Universitas
Udayana.https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/ce84a52f
23a3735f4ce7b202a8877d93.pdf.
Tradition of Excellence

DEFINISI TONSILITIS
Nama : Fauzatul Walidanik
NIM : 172310101045
Kelas : A-2017
Definisi Tonsilitis Tradition of Excellence

Tonsilitis atau amandel adalah peradangan pada


tonsil yang biasanya disebabkan oleh adanya
mikroorganisme berupa virus, bakteri, dan jamur yang
masuk. Tonsilitis umumnya sering terjadi pada anak-
anak usia 5-10 tahun dan dewasa usia diatas 45 tahun
, setelah melewati masa remaja tonsilitis tersebut akan
jarang terjadi karena setelah pubertas tonsil yang
berfungsi sebagai sistem imun akan berkurang
(Shalihat dkk., 2013).
Tradition of Excellence
Tonsilitis adalah suatu peradangan yang terjadi pada bagian tonsil
atau disebut dengan amandel yang menyebabkan terasa sakit pada
tenggorokan dan sulit untuk menelan makanan. Tonsilitis ini disebabkan
oleh berbagai faktor seperti infeksi bakteri streptokokkus. Untuk
mengetahui ada tidaknya tonsilitis dapat dilihat dengan terjadinya
perubahan warna (kemerahan) pada daerah tonsil dan sekitarnya (Made
dkk., 2015).
Tradition of Excellence

Tonsilitis adalah suatu penyakit yang mengakibatkan


peradangan pada bagian tonsil yang akibatkan oleh infeksi
terutama infeksi bakteri streptokokkus. Tonsilitis umumnya
terjadi pada anak-anak yang menyebabkan tenggorokan terasa
sakit dan tidak nyaman. (Raj dkk., 2015).
Kesimpulan Tradition of Excellence

Jadi, tonsilitis merupakan suatu penyakit peradangan


yang sangat mengganggu terutama pada bagian
tenggorokan. Hal ini disebabkan oleh adanya
mikroorganisme berupa virus, bakteri, dan jamur yang
masuk ke dalam tenggorokan sehingga bisa menimbulkan
infeksi seperti infeksi bakteri streptokokkus. Tonsilitis
umumnya terjadi pada anak-anak usia 5-10 tahun. Dan
tonsilitis ini menyebabkan nyeri pada tenggorokan, sulit
atau nyeri saat menelan, perubahan suara, dan kekakuan
pada leher.
Daftar Pustaka
Tradition of Excellence
Made, S., L. Prasetya, A. Rizal, dan I. N. A. Ramatryana. 2015. Simulasi
deteksi tonsilitis mengunakan pengolahan citra digital berdasarkan
warna dan luasan pada tonsil. 4(1):45–49.
Raj, G. R. A., U. Shailaja, P. Debnath, S. Banerjee, dan P. N. Rao. 2015.
Journal of traditional and complementary medicine exploratory
studies on the therapeutic effects of kumarabharana rasa in the
management of chronic tonsillitis among children at a tertiary care
hospital of karnataka. Journal of Traditional Chinese Medical
Sciences. (2014):1–5.
Shalihat, A. O dan L. Irawati. 2013. Artikel penelitian hubungan jenis
kelamin dan perlakuan penatalaksanaan dengan ukuran tonsil
pada penderita tonsilitis kronis di bagian tht-kl rsup dr . m . djamil.
4(3):786–794.
Tradition of Excellence

DEFINISI TONSILITIS
Nama : Latifah Nur Jannah
NIM : 172310101028
Kelas : A-2017
Definisi Tonsilitis Tradition of Excellence

Tonsilitis merupakan penyakit yang kebanyakan


terjadi pada anak – anak. Tonsilitis sendiri yaitu
penyakit menginfeksi tenggorokan yang biasanya
menyerang atau kambuh lebih dari lima kali dalam
setahun. Infeksi tersebut terjadi karena adanya virus
atau bakteri yang menyerang tonsil sehingga
membuat tonsil tidak dapat bekerja secara normal
(Alotaibi, 2017).
Definisi tonsilitis lainnya menjelaskan bahwa penyakit ini
merupakan penyakit peradangan pada faring. Penyakit ini
Tradition of Excellence
disebabkan karena infeksi virus atau bakteri group A beta-
hemolytic Streptococcus pyogenes (GABHS). Kebanyakan
tonsilitis menyerang anak – anak dan juga remaja daripada
orang dewasa (Alasmari dkk., 2017).
Tonsilitis adalah penyakit yang paling umum yang
disebabkan oleh infeksi patogen yang menyerang tonsil
manusia. Tonsilitis lebih sering terjadi pada anak – anak dengan
rentang usia antara 5 – 15 tahun. Tonsilitis merupakan penyakit
yang disebabkan kebanyakan oleh khususnya bakteri grup A
beta streptokokus hemolitik (GABHS) (Article dan Pambuk,
2018).
Kesimpulan Tradition of Excellence

Tonsilitis merupakan penyakit yang disebabkan


oleh virus maupun bakteri grup A beta streptokokus
hemolitik (GABHS) yang menyerang tonsil manusia.
Kebanyakan penyakit tersebut menyerang anak-anak
hingga dewasa dengan rentang usia 5-15 tahun.
Daftar Pustaka Tradition of Excellence

Alasmari, N. S. H., R. O. M. Bamashmous, R. Mohammed, A.


Alshuwaykan, M. Ali, M. Alahmari, R. M. Almubarak, A. A.
Mohammed, S. A. Alqarni, A. S. Alhadlag, dan F. A. A. Alotaibi.
2017. Causes and treatment of tonsillitis. 69(October):2975–
2980.
Alotaibi, A. D. 2017. Tonsillitis in children diagnosis and treatment
measures. 3389:208–215.
Article, R. dan C. I. A. Pambuk. 2018. Acute tonsillitis in children :
causes and types. 2(10):25–28.
Tradition of Excellence

ETIOLOGI TONSILITIS
Nama : Imelda Desya Hajar Anggraini
NIM : 172310101017
Kelas : A-2017
Etiologi Tonsillitis
Tradition of Excellence
Tonsillitis merupakan peradagang yang terjadi akibat respon berupa rangsangan
fisik, kimiawi maupun immunologi. Tonsillitis dapat bersifat akut atau kronis.
Bentuk akut yang tidak parah biasanya berlangsung sekitar 4 -6 hari, dan
umumnya menyerang anak-anak pada usia 5 sampai 10 tahun (Manurung,2016).
Penyebab tonsilitis adalah infeksi bakteri streptococcus atau infeksi virus.Tonsil
berfungsi untuk membantu menyerang bakteri dan mikroorganisme lainnya
sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi. Tonsil bisa dikalahkan oleh
bakteri maupun virus, sehingga tonsil akan membengkak dan semakin meradang
(Manurung,2016). Jaringan tonsil adalah komponen jaringan limfoid, dengan
kemiripan dengan jaringan limfoid terkait mukosa lambung; oleh karena itu,
semakin banyak peneliti yang baru-baru ini menyelidiki prevalensi dan peran H
pylori bakteridalam pengembangan penyakit amandel (Siupsinskiene et
al,2016).
Hal-hal yang dapat memicu peradangan pada tonsil adalah
seringnya kuman masuk kedalam mulut biasanya bersama makanan atau
minuman. Menurut data Departemen Kesehatan RI, penyakit infeksi masih Tradition of Excellence
merupakan masalah utama di bidang kesehatan. Disamping itu dari hasil
observasi dan wawancara pada lima orang remaja, diketahui bahwa remaja
putri akper Imelda medan memiliki kebiasaan makan yang berminyak,
pedas, dan sering mengkonsumsi air minum yang dingin, dalam hal
tersebut bisa dilihat dari pola makan mahasiswa yang kurang sehat
(Manurung,2016).
Lesi hipertrofik dapat mengarah ke peningkatan volume tonsil
mengakibatkan berkurangnya potensi saluran udara bagian atas, sedangkan
peradangan aktif yang dapat menyebabkan reaksi lokal dan reaksi sistemik.
Sementara itu terapi antibiotik dianggap sebagai satu-satunya pilihan
pengobatan standar untuk tonsilitis rekuren, dalam beberapa kasus
pengangkatan amandel, dan tonsilektomi. Identifikasi etiologi tonsilitis
seringkali sulit karena perbedaan komposisi flora bakteri pada permukaan
tonsil dan inti (Katkowaka et al, 2016).
Flora inti tonsil perlu diperiksa untuk mengidentifikasi faktor etiologi
sebenarnya dari peradangan; ini, bagaimanapun, adalah mungkin tidak lebih awal
dari setelah tonsilektomi. Studi sebelumnya menunjukkan bahwa ​Staphylococus Tradition of Excellence
aureus umumnya diisolasi dari tenggorokan dan tonsil palatine. Namun, peran
patogen ini dalam etiologi peradangan jalan nafas masih belum jelas. Pemeriksaan
obyektif dari masalah yang dimaksud juga rumit karena pengangkutanrelatif sering ​S.
aus yang di rongga hidung dan tenggorokan. Meskipun ​S. aureus adalah faktor
etiologi yang mapan dari banyak infeksi, termasuk furunkel, abses, osteomielitis, dan
sepsis, keterlibatan patogen ini dalam etiologi tonsilitis (Siupsinskiene et al,2016)
Studi sebelumnya menunjukkan bahwa Staphylococus aureus umumnya
diisolasi dari tenggorokan dan tonsil palatine. Staphylococus aureus yang di rongga
hidung dan tenggorokan adalah faktor etiologi yang sering dari banyak infeksi,
termasuk furunkel, abses, osteomielitis, dan sepsis, keterlibatan patogen juga
merupakan etiologi tonsilitis (Katkowaka et al, 2016). Struktur unik amandel
palatina, yang berbeda dari komponen lain yaitu dari cincin tonsil Waldeyer
(Siupsinskiene et al,2016).
Tradition of Excellence

H pylori dalam jaringan tonsil dapat mengaktifkan proses inflamasi


dalam amandel yang bertanggung jawab untuk infeksi ulang
lambung, dan berfungsi sebagai faktor etiopatogenetik untuk
tonsilitis kronis dan hiperplasia tonsil. Dampak infeksi H pylori ini
ada beberapa peneliti telah menunjukkan bahwa H pylori memiliki
peran dalam infeksi jaringan tonsil lainnya tetapi belum menemukan
hubungan apapun antara H pylori kolonisasicdan tonsilitis kronis
(Katkowaka et al, 2016).
Daftar Pustaka Tradition of Excellence

Manurung, R. 2016. Gambaran Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan


Pencegahan Tonsilitis Pada Remaja Putri Di Akper Imelda Medan.
Jurnal Ilmiah Keperawatan. 2(1): 28-31.
Katkowska, M., K. Garbaczi, dan J. Stromkowski. 2016. Staphylococcus
aureus isolated from tonsillectomized adult patients with
recurrent tonsillitis. Acta pathologica microbiologica et
immunologica scandinavica. 125(1): 46-51.
Siupsinskiene, N., I. Katutiene. V. Jonikiene., D. Janciauskas, dan
S.Vaitkus. Helicobacter pylori in the tonsillar tissue: a possible
association with chronic tonsillitis and laryngopharyngeal reflux.
The Journal of Laryngology & Otology. 131(6): 549-556.
Tradition of Excellence

ETIOLOGI TONSILITIS
Nama : Dina Setia Indah Sari
NIM : 172310101008
Kelas : A-2017
Tradition of Excellence
Tonsilitis adalah diagnosisi klinis yang sering terjadi pada fairngitis.
Hal tersebut dikarenakan jaringan limfoid yang melipah. Tonsillitis
bisa disebut juga infeksi amandel. Meskipun prevalensinya tinggi,
penyebab dari tonsillitis tetap tidak jelas,. Namun ada yang
beranggapan bahwa tonsilitis terdiri dari terialflora yag
menyebabkan amandel meradang. Terjadinya peradangan
disebabkan dari banyak bakteri aerob dan anaerob yang pathogen
berasal dari streptokokus. Tosnilitis ini kerap menyerang dikalangan
anak-anak hingga remaja dan dapat berukang 3-4 kali pertahun
(Marilyn J. Hockenberry, 2014; Yılmaz dan Bilgic, 2015; Chang
dkk., 2017).
Daftar Pustaka
Tradition of Excellence
Chang, L., C. Lai, dan C. Chen. 2017. ScienceDirect recent trends in
prescribing antibiotics for acute tonsillitis in pediatric ambulatory care in
taiwan , 2000 e 2009 : a nationwide population-based study. Journal of
Microbiology, Immunology and Infection. 50(4):500–506.
Marilyn J. Hockenberry, D. W. 2014. Wong’s Nursing Care of Infants and
Childern. Edisi 10. Canada: Elsevier Mosby.
Yılmaz, T. dan E. Bilgic. 2015. International journal of pediatric
otorhinolaryngology apoptosis in chronic tonsillitis and tonsillar
hypertrophy. Pediatric Otorhinolaryngology. 79:191–195.
Tradition of Excellence

Faktor Resiko Tonsilitis


Nama : Lovina Oktrivia Ivanik
NIM : 172310101022
Kelas : A-2017
Faktor resiko Tonsilitis
Tradition of Excellence
Tonsilitis merupakan peradangan pada amandel disebabkan oleh
virus atau bakteri (State dan Uba, 2016). Menurut (Bartlett dkk.,
2018) Tonsilitis akut merupakan inflamasi radang amandel
khususnya pada bagian spektrum faringitis yang awalnya hanya
terinfeksi kemudian menjadi inflamasi. Dalam 50-80% kasus,
patogen penyebabnya adalah virus, misalnya virus Epstein-Barr
(EBV), herpes simpleks, influenza dan rhinovirus. Bakteri, yang
paling umum menjadi Grup A beta-hemolitik streptokokus (GAS),
menyebabkan 5-36% kasus bakteri yang dapat menginfeksi tonsil
dan faring termasuk Haemophilus influenzae, Streptococcus
pneumoniae dan Neisseria.
Tradition of Excellence
Dari Survei Epidemiologi Tonsilitis yang dilakukan pada anak-anak di
Awka Metropolis dengan menggunakan sampel dari 3 Rumah Sakit
sejumlah total 37 anak umur 5 tahun mengalami tonsilitis disebabkan oleh
Streptococcus pyogenes. Streptococcus pyogenes (kelompok streptokokus)
adalah Gram-positif,yang dapat menyebabkan beberapa infeksi yang paling
umum pada manusia. Adapun Penyebab paling umum adalah infeksi virus
misalnya adenovirus, rhinovirus, influenza, coronavirus, dan respiratory
syncytial virus , dan ada juga penyebab paling umum kedua adalah infeksi
bakteri yang dominan adalah Grup A β-hemolitik Streptococcus (GABHS),
Staphylococcus aureus ( termasuk methicillin resistant adalah Grup A β-
hemolitik Streptococcus (GABHS), yang menyebabkan radang
tenggorokan (State dan Uba, 2016).
Tradition of Excellence

Dari Jurnal lain mengungkapkan bahwa mayoritas tonsillitis


disebabkan oleh bakteri beta-emolitik dan streptococcus, ada juga
yang disebabkan oleh virus yang paling umum adalah EBV (Epstein-
Bar Virus), CMV, epatitis A, Rubella dan toksoplasmosis. (Alotaibi,
2017). Dari jurnal lain mengungkapkan bawa Tonsilitis paling sering
terjadi pada anak-anak. Dibawah usia 2 taun. Tonsilitis disebabkan
oleh spesies Streptococcus biasanya terjadi pada anak-anak berusia
5-15 tahun, Abses peritonsillar (PTA) biasanya terjadi pada remaja
atau dewasa muda. (Alasmari dkk., 2017)
Daftar Pustaka Tradition of Excellence

Alasmari, N. S. H., R. O. M. Bamashmous, R. Mohammed, A. Alshuwaykan,


M. Ali, M. Alahmari, R. M. Almubarak, A. A. Mohammed, S. A.
Alqarni, A. S. Alhadlag, dan F. A. A. Alotaibi. 2017. Causes and
treatment of tonsillitis. 69(October):2975–2980.
Alotaibi, A. D. 2017. Tonsillitis in children diagnosis and treatment measures.
3389
Bartlett, A., S. Bola, S. Lt, dan C. R. Williams. 2018. Acute tonsillitis and its
complications : an overview. (October)
State, A. dan B. O. Uba. 2016. Epidemiological survey of tonsillitis caused by
streptococcuspyogenesamong children in awka metropolis ( a case
study of hospitals in awka community , epidemiological survey of
tonsillitis caused by streptococcuspyogenes among children in awka
metropolis ( a case study of hospitals in awka community , anambra state
). (May)
Tradition of Excellence

Faktor Resiko Tonsilitis


Nama : Yuni Puji Lestari
NIM : 172310101036
Kelas : A-2017
Faktor Resiko Tontilitas Tradition of Excellence
Tonsilitis faring atau radang tenggorokan adalah salah satu infeksi
saluran pernapasan atas yang paling umum dan Grup A streptococcus
Tradition of Excellence
adalah patogen bakteri terpenting yang menjadi penyebabnya
(Haapasalo dkk., 2018). Tonsilitis faring adalah penyakit umum yang
ditandai dengan peradangan posterior faring dan amandel. Ini dapat
disebabkan oleh beberapa spesies bakteri dan virus. Sebagian besar
kasus radang tenggorokan adalah hasil dari faringitis akut. Tonsilitis
terjadi ketika infeksi mendapat lebih serius, dan amandel menjadi
menyakitkan dan meradang. Mayoritas tonsilitis disebabkan oleh virus
(seperti Adenovirus, virus Influenza, virus Parainfluenza, Respiratory
Syncytial Virus, dll) yang dapat mempengaruhi saluran pernafasan
bagian atas, termasuk virus yang menyebabkan mononucleosis menular
(virus Epstein- Barr). Tonsilitis juga dapat disebabkan oleh infeksi
bakteri (seperti spesies Streptococcus, spesies Staphylococcus).
Tonsilitis akut yang disebabkan oleh Epstein - Barr virus dapat
menyebabkan infeksi mononucleosis. Hal ini juga disebut 'penyakit
Tradition of Excellence
berciuman' karena penyebarannya melalui air liur dan sering
mempengaruhi remaja dan dewasa muda. Hal ini ditandai dengan:
a. sakit tenggorokan
b. Demam
c. kelenjar getah bening leher yang membesar
d. pembesaran tonsil dan kelelahan
e. manifestasi klinis lainnya adalah splenomegali (pembesaran
limpa), hepatomegali dan hepatitis (pembesaran hati dan radang
hati) dan trombosit rendah serta jumlah darah putih.
Tonsillitis Kronis adalah peradangan tonsil yang menetap sebagai akibat
infeksi akut atau subklinis yang berulang. Ukuran tonsil membesar akibat
Tradition of Excellence
hiperplasia parenkim atau degenerasi fibrionoid dengan obstruksi kripta
tonsil, namun dapat juga ditemukan tonsil yang relative kecil akibat
pembentukan sikatrik yang kronis. Tonsillitis kronis dapat disebabkan oleh
serangan ulang dari tonsilitis akut yang mengakibatkan kerusakan
permanen pada tonsil,atau kerusakan ini dapat terjadi bila fase resolusi
tidak sempurna (Ramadhan dkk., 2017). Faktor resiko yang kemungkinan
besar dilakukan untuk anak-anak di Amerika ialah menentukan faktor
risiko kebersihan mulut, paparan asap rokok, dan riwayat A terhadap
kejadian tonsilitis kronis Sementara itu, Oral Hygien bukan merupakan
faktor risiko yang signifikan dari tonsilitis kronis. Disarankan untuk
penyebaran informasi kepada publik, terutama untuk anak-anak tentang
kebersihan kesehatan, paparan asap dan riwayat ISPA yang mempengaruhi
kejadian tonsilitis kronis.
Daftar Pustaka Tradition of Excellence
https://www.singhealth.com.sg/patient-care/conditions-
treatments/acute-pharyngitis-tonsillitis/causes-risk-factors
Haapasalo, K., Lotta L. E. Koskinen., Suvilehto, J., Jousilahti, P., Wolin,
A., Suomela, S., Trembath, R., Barker, J., Vuopio, J., Kere, J.,
Sakari, T., Jokiranta, Saavalainena, P. 2018. The psoriasis risk
allele HLA-Cw0602 shows evidence of association with chronic or
recurrent streptococcal tonsillitis. 10(Juli): 1128
Ramadhan, F., Sahrudin., Ibrahim, K. 2017. Faktor Risiko Kejadian
Tonsilitis Kronis Padaanak Usia 5-11 Tahun Di Wilayah Kerja
Puskesmaspuuwatu Kota Kendari. Jimkesmas. 2(6): 1-8
Tradition of Excellence

Prevalensi dan Epidiomology


Tonsilitis
Nama : Intan Rahmawati
NIM : 172310101001
Kelas : A-2017
“Tonsillitis akut sering dialami anak usia 5-15 tahun.
Prevalensi tonsillitis akibat bakteri streptokokus beta-hemolitik
Tradition of Excellence
kelompok A (GAHBS) dengan sakit tenggorokan sebanyak 15-30%
pada anak-anak dan 5-15% pada orang dewasa. Tonsillitis akut
sering terlihat saat musim dingin dan awal musim semi di daerah
iklim sedang . Meskipun begitu, tonsillitis dapat terjadi kapan saja
sepanjang tahun.” (Epocrates, 2018).
“Tonsillitis sering dialami anak-anak namun jarang terjadi
pada anak usia di bawah 2 tahun. Tonsillitis akibat bakteri
Streptokokus biasa terjadi pada anak usia 5-15 tahun sedangkan
tonsillitis akibat virus sering terjadi pada anak yang lebih kecil
karena daya tahan tubuh masih lemah. Di sebuah penelitian,
prevalensi tonsillitis akibat streptokokus sebanyak 15,9%. Menurut
Herzon et all, anak dengan jenis kelamin perempuan lebih
terpengaruh daripada anak laki-laki.
Klug menemukan Fusobacterium necrophroum yang lebih tinggi
daripada Streptokokus pada pasien usia 15-24 tahun dengan
Tradition of Excellence
peritonsillar abscess (PTA). Meski begitu, frekuensi Streptokokus
lebih tinggi dari Fusobacterium necrophorum pada anak usia 0-9
tahun dan orang dewasa 30-39 tahun. PTA akibat Streptokokus lebih
sering ditemukan di musim dingin dan Fusobacterium necrophorum
lebih sering ditemukan di musim panas”. (Alasmari dkk., 2017).
“Data tonsillitis kronis ditunjukan di berbagai negara, yaitu di
Islamabad, Pakistan pada tahun 1998-2007 terdapat 15,067 kasus
atau prevalensi sebesar 22%. Prevalensi tonsillitis di Amerika
Serikat sebesar 1,59%. Berdasarkan data Departemen Kesehatan RI,
angka kejadian tonsillitis di Indonesia sekitar 23%. Menurut data
epidemiologi penyakit THT di tujuh provinsi Indonesia pada
September 2012 menunjukan prevalensi tonsillitis kronik tertinggi
setelah nasofaring akut sebesar 3,8%.” (Ramadhan dkk., 2017).
Menurut penelitian Khan et al di RS Khyber Peshawar
Pakistan selama April 2011-Mei 2012 mendapatkan hasil Tradition8.980of Excellence
orang menderita tonsillitis kronis (27,37%) dari 32.800 sampel.
Tonsillitis kronis menjadi urutan teratas dari insiden penyakit THT
lainnya. Menurut penelitian Kishve di pedesaan India, tonsillitis
kronis mayoritas terjad pada anak perempuan (51,72%), kelompok
usia 5-14 tahun (66,3 %), berasal dari status sosial ekonomi rendah
(61,2%), dan memiliki ibu yang buta huruf (70,8%). Penelitian
Sapitri di RSUD Mattaher, dari 30 sampel didapatkan hasil usia 5-14
(50%), jenis kelamin perempuan (56,7%), dan mengeluh nyeri saat
menelan (100%). Data dari RSUD Raden Mattaher Jambi
menujukan tonsillitis kronis tahun 2010 berjumlah 978 dari 1.365
kunjungan dan tahun 2011 789 dari 1.144 kunjungan”. (Fakh dkk.,
2016).
Ringkasan
Tradition of Excellence
Tonsillitis akut sering dijumpai pada anak 5-15 tahun
dengan penyebab bakteri Streptokokus. Sedangkan tonsillitis
akibat virus cenderung menyerang anak usia lebih kecil
(Alasmari dkk., 2017). Prevalensi tonsillitis bakteri
streptokokus beta-hemolitik kelompok A (GAHBS) dengan
sakit tenggorokan sebanyak 15-30% pada anak-anak dan 5-
15% pada orang dewasa (Epocrates, 2018). Tonsillitis dapat
terjadi kapan saja dan banyak ditemui saat musim dingin dan
awal musim semi (Alasmari dkk., 2017). Angka kejadian
tonsillitis dari Departemen Kesehatan RI sebesar 23%
(Ramadhan dkk., 2017).
Khan et al di RS Khyber Peshawar Pakistan, April 2011-Mei
Tradition of Excellence
2012, ada 8.980 orang menderita tonsillitis kronis (27,37%)
dari 32.800 sampel (Fakh dkk., 2016). Menurut data
epidemiologi penyakit THT, prevalensi tonsillitis kronis di
tujuh provinsi Indonesia pada September 2012 sebesar 3,8%
(Ramadhan dkk., 2017). Menurut Kishve di desa India,
tonsillitis kronis mayoritas pada anak perempuan (51,72%),
kelompok usia 5-14 tahun (66,3 %), berasal dari status sosial
ekonomi rendah (61,2%), dan memiliki ibu yang buta huruf
(70,8%)(Fakh dkk., 2016).
Daftar Pustaka
Tradition of Excellence
Alasmari, N. S. H., R. O. M. Bamashmous, R. M. A. Alshuwaykan, M. A. M.
Alahmari, R. M. Almubarak, A. A. M. Alshahrani, S. A. Alqarni, A. S.
Alhadlag, F. A. Alotaibi, A. S. A. Alassiri, A. A. H. Almaji, dan S. O. R.
Alamri. 2017. Causes and treatment of tonsillitis. The Egyptian
Journal of Hospital Medicine. 69 (8) : 2975-2980.
Epocrates.Tonsillitis. https://online.epocrates.com/diseases/59811/Tonsillitis/Key-
Highlight. [Diakses pada 4 Maret 2019].
Fakh, I. M., Novialdi, dan Elmatris. 2016. Karakteristik pasien tonsillitis kronis
pada naka di bagian THT-KL RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2013.
Jurnal Kesehatan Andalas. 5(2): 436-442.
Ramadhan, F., Sahrudin, dan K. Ibrahim. 2017. Analisis faktor risiko kejadian
tonsillitis pada anak usia 5-11 tahun di wilayah kerja puskesmas
puuwatu kota kendari tahunn 2017. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan
Masyarakat. 2(6): 1-8.
Tradition of Excellence

Prevalensi dan Epidiomology


Tonsilitis
Nama : Ayu Prisilia Fatimah
NIM : 172310101011
Kelas : A-2017
“Tonsilitis paling sering terjadi pada anak-anak; Namun, kondisi ini
jarang terjadi pada anak di bawah 2 tahun. Tonsilitis yang
Tradition of Excellence
disebabkan oleh spesies Streptococcus biasanya terjadi pada anak-
anak berusia 5-15 tahun, sedangkan tonsilitis virus lebih sering
terjadi pada anak-anak yang lebih muda”. (Medscape, 2018)

Klug (2014) menemukan “variasi musiman dan / atau usia


berdasarkan kejadian dan penyebab PTA. Di antara kesimpulannya,
ia melaporkan bahwa kejadian PTA meningkat selama masa kanak-
kanak, memuncak pada remaja dan kemudian secara bertahap jatuh
hingga usia tua. Dia juga menemukan bahwa sampai usia 14 tahun,
anak perempuan lebih banyak terpengaruh daripada anak laki-laki,
tetapi kondisi itu kemudian lebih sering terjadi pada pria daripada
wanita.”
Tradition of Excellence
“Dalam sebuah penelitian, prevalensi tonsilitis rekuren seumur
hidup digambarkan sebagai 11,7% ( 95% cl, 11,0% - 12,3%
dengan dominan perempuan.”(Bakar et all. 2018 : 331)

“Terjadinya tonsilitis akut mengenai distribusi populasi


ditemukan berbeda-beda. Di antara usia yang dilaporkan
kelompok, kasus tonsilitis maksimum diamati pada praremaja
pada kelompok umur (6-12 tahun) dengan 61% diikuti oleh
kelompok remaja (12-18 tahun) 20%, anak-anak (4-5 tahun)
10%.
Pengamatan serupa dilaporkan oleh (Middleton et al.) untuk
kelompok usia 6-12 tahun. Distribusi tonsilitis lebih banyak pada
Tradition of Excellence
pasien pria (55%) dibandingkan dengan pasien wanita (45%)
mungkin karena beberapa pasien yang dirawat lebih dari pasien
wanita.

Adapun terkait kondisi sosial ekonomi, 61% kasus diamati pada


kelompok berpenghasilan rendah, 35% pada kelompok
berpenghasilan menengah dan kejadian terendah 4% pada kelompok
berpenghasilan tinggi. Kasus paling tinggi yang dilaporkan untuk
kelompok berpendapatan rendah mungkin disebabkan oleh
kemiskinan mereka, gizi buruk, kondisi tidak higienis, buta huruf
dan perawatan medis yang tidak tepat.
Tradition of Excellence

Insiden penyakit sekitar pekerjaan yang berbeda, tercatat


bahwa 70% dari pasien, kasus maksimum milik kelompok
mahasiswa, 15% ibu rumah tangga, 8% pekerja dan 4% anak-
anak prasekolah. Alasannya seperti itu Kejadian yang tinggi
pada anak-anak sekolah mungkin disebabkan oleh imunitas
yang rendah di anak-anak, infeksi silang karena ruang kelas
yang penuh sesak dan ventilasi ruang kelas yang buruk.”
(Bukhari et all, 2019)
Ringkasan
Tradition of Excellence
Tonsilitis paling sering terjadi pada anak dengan usia diatas 2 tahun
dengan Mayoritas penderita adalah anak – anak dengan usia 5 tahun
hingga pada remaja berumur 15 tahun (Bakar et all, 2017) Penilitian
lain yang dilakuan oleh Bukhari, et all. (2019) menujukkan 61%
anak usia 6 – 12 tahun rentan terkena tongsilitis karena dipengaruhi
oleh lingkungan dan kodisi sosial ekonomi. Kemungkinan hal ini
disebabkan karena kemiskinan, gizi buruk, lingkungan dengan
kondisi yang tidak higienis, buta huruf dan perawatan medis yang
tidak tepat. Studi yang dilakukan oleh Bakar et all (2017)
menunjukkan wanita lebih beresiko terkena tonsilitis dengan
prevalensi sebesar 11,7%.
Daftar Pustaka
Tradition of Excellence
Bakar, A. M., J. McKimm., S. Z. Haque, M. A. Azim, Majumder, dan M. Haque.
2018. Chronic tonsillitis and biofilms : a brief overview of treatment
modalities. Journal of Inflamation Research . V 11 : 329 – 337
Bukhari, Q. H. M. H. Madloul, B. I. Alorinan, N. K. Albarrak, W. H. Alotaini, dan
S. A. M. El-Sayed. 2019. Prevalence Study Of Acute Tonsilitis Among
Paediatrics Age Group. Geneal Practioner in The Ministry of Health Saudi
Arabia
Klug, T. E. 2014. Incidence and Microbuology of Peritonsillar Abscesses: the
influence of season, age, and Gende. Eur J Microbiol Infect Dis. 131 (5) :
383
Shah., K. U. 2018. Tonsilitis and Peritonsiliar Abcess.
https://emedicine.medscape.com/article/871977-overview#a5. [diakses
pada 04 Maret 2019]
Tradition of Excellence

Patofisiologi Tonsilitis
Nama : Nova Dwi Saputri
NIM : 172310101051
Kelas : A-2017
1. Web Kesehatan
Recurrent Tonsillitis atau Tonsilitis akut Tradition of Excellence

Flora polimikroba terdiri dari bakteri aerob dan anaerob yang diamati
pada kultur tonsil dalam kasus faringitis akut. Anak-anak dengan tonsilitis
GABHS memiliki populasi bakteri yang berbeda dengan anak-anak yang
tidak memiliki banyak infeksi. Streptococcus pneumonia, Staphyloccus
aureus, dan Haemophilus influenza merupakan bakteri yang paling umum
ditemukan pada tonsilitis akut, serta bakteri fragilis merupakan bakteri
anaerob yang paling umum ditemukan dalam tonsillitis akut. Mikrobiologi
tonsillitis pada anak-anak dan dewasa menunjukkan lebih banyak bakteri,
dengan tingkat pemulihan spesies Prevotella, spesies Porphyromonas, dan
B fragilis yang lebih tinggi, sedangkan pada anak-anak lebih menunjukkan
banyak GABHS. Serta pada orang dewasa lebih banyak menghasilkan
beta-laktamase (Shah, 2018).
Chronic Tonsillitis atau Tonsillitis Kronis
Spesies Streptokokus alfa dan beta-hemolitik, S Aureus, H Influenza,
Tradition of Excellence
dan Spesies Bacteroides merupakan bakteri polimikroba pada kasus
tonsillitis kronis. Bakteri aerobic dan jumlah absolut B dan limfosit T, H
Influenzae merupakan bakteri yang sering ditemukan dalam tonsil dan
adenoid hipertrofik. Resistensi penisilin atau produksi beta-laktamase
mikrobiologi amandel yang dihilangkan dari pasien dengan faringitis
GABHS akut belum terbukti berbeda secara signifikan dari pasien hipertrofi
tonsil. Distribusi sel dendritic dan sel penyaji antigen diubah selama
penyakit dengan lebih sedikit sel dendritic pada epitel yang permukaannya
lebih banyak di daerah crypts dan ekstrafollicular. Imunologis dapat
menunjukkan perbedaan antara tonsillitis akut dan kronis. Anak-anak
sering mengalami tonsilitis akut, sedangkan pada orang dewasa lebih sering
mengalami tonsilitis kronis. Paparan radiasi dapat berhubungan dengan
perkembangan tonsillitis kronis (Shah, 2018).
2. Jurnal
Recurrent Tonsillitis atau Tonsilitis akut Tradition of Excellence

Bakteri aerob dan anaerob merupakan floramikroba pada kasus


faringitis akut. Mikrobiologi tonsillitis memiliki banyak bakteri dengan
tingkat pemulihan spesies Prevotella, spesies Porphyromonas, dan B
fragilis yang lebih tinggi, sedangkan pada anak-anak lebih menunjukkan
banyak GABHS. Serta pada orang dewasa lebih banyak menghasilkan
beta-laktamase. Streptococcus pneumonia, Staphyloccus aureus, dan
Haemophilus influenza merupakan bakteri yang paling umum ditemukan
pada tonsilitis akut, serta bakteri fragilis merupakan bakteri anaerob yang
paling umum ditemukan dalam tonsillitis akut (Alasmari, 2017).
Chronic Tonsillitis atau Tonsillitis Kronis
Bakteri polimikroba pada kasus tonsillitis kronis adalah Streptokokus
Tradition of Excellence
alfa dan beta-hemolitik, S Aureus, H Influenza, dan Spesies Bacteroides
merupakan bakteri polimikroba pada kasus tonsillitis kronis. Bakteri aerobic
dan jumlah absolut B dan limfosit T, H Influenzae merupakan bakteri yang
sering ditemukan dalam tonsil dan adenoid hipertrofik. Resistensi penisilin
atau produksi beta-laktamase mikrobiologi amandel yang dihilangkan dari
pasien dengan faringitis GABHS akut belum terbukti berbeda secara
signifikan dari pasien hipertrofi tonsil. Distribusi sel dendritic dan sel
penyaji antigen diubah selama penyakit dengan lebih sedikit sel dendritic
pada epitel yang permukaannya lebih banyak di daerah crypts dan
ekstrafollicular. Imunologis dapat menunjukkan perbedaan antara tonsilitis
akut dan kronis. Anak-anak sering mengalami tonsilitas akut, sedangkan
pada orang dewasa lebih sering mengalami tonsillitis kronis (Alasmari,
2017).
3. Buku
Tradition of Excellence
Infeksi yang terjadi pada tonsils dikarenakan oleh streptococci,
atau . H Influenzae dan berbeda dari faringitis, bagaimanapun gejalanya
terlihat sama. Tonsillitis akut akan muncul secara akut, terlebih kepada
orang yang resisten renda teradap infeksi ( Kumagai, 2013).
Kesimpulan
Tradition of Excellence
Recurrent Tonsillitis atau Tonsilitis akut
polimikroba terdiri dari bakteri aerob dan anaerob pada kultur
tonsil dalam kasus faringitis akut. Streptococcus pneumonia,
Staphyloccus aureus, dan Haemophilus influenza merupakan bakteri
yang paling umum ditemukan pada tonsilitis akut, serta bakteri fragilis
merupakan bakteri anaerob yang paling umum ditemukan dalam
tonsillitis akut. Mikrobiologi tonsillitis pada anak-anak dan dewasa
menunjukkan lebih banyak bakteri, dengan tingkat pemulihan spesies
Prevotella, spesies Porphyromonas, dan B fragilis yang lebih tinggi,
sedangkan pada anak-anak lebih menunjukkan banyak GABHS. Serta
pada orang dewasa lebih banyak menghasilkan beta-laktamase .
Chronic Tonsillitis atau Tonsillitis Kronis
Spesies Streptokokus alfa dan beta-hemolitik, S Aureus, H
Tradition of Excellence
Influenza, dan Spesies Bacteroides merupakan bakteri polimikroba pada
kasus tonsillitis kronis. Bakteri aerobic dan jumlah absolut B dan limfosit
T, H Influenzae merupakan bakteri yang sering ditemukan dalam tonsil
dan adenoid hipertrofik. Resistensi penisilin atau produksi beta-laktamase
mikrobiologi amandel yang dihilangkan dari pasien dengan faringitis
GABHS akut belum terbukti berbeda secara signifikan dari pasien
hipertrofi tonsil. Distribusi sel dendritic dan sel penyaji antigen diubah
selama penyakit dengan lebih sedikit sel dendritic pada epitel yang
permukaannya lebih banyak di daerah crypts dan ekstrafollicular.
Imunologis dapat menunjukkan perbedaan antara tonsillitis akut dan
kronis. Anak-anak sering mengalami tonsilitis akut, sedangkan pada orang
dewasa lebih sering mengalami tonsilitis kronis. Paparan radiasi dapat
berhubungan dengan perkembangan tonsillitis kronis.
Daftar Pustaka
Tradition of Excellence

Shah, U. K. 2018. Tonsillitis and Peritonsillar Abscess.


https://emedicine.medscape.com/article/871977-overview#a5
[Diakses pada 5 Maret 2019]
Alasmari, N. S. H., R. O. M. Bamashmous, dan R. M. A. Alshuwaykan.
2017. Causes and Treatment of Tonsillitis. The Egyptian Journal of
Hospital Medicine. 69 (8):2975-2980.
Dewit, S. C. dan Kumagai C. K. 2013. Medical Surgical Nursing Concepts
and Practice. Texas: Elsvier.
Tradition of Excellence

Patofisiologi Tonsilitis
Nama : Rachmatika Widyatama Khairunnisa
NIM : 172310101053
Kelas : A-2017
Tonsilitis merupakan infeksi faring yang biasa terjadi
Tradition of Excellence
pada remaja dan anak-anak (Blair, 2015). Beberapa kasus dari
tonsilitis disebabkan oleh bermacam-macam virus, tetapi
bakteri biasanya juga menyebabkan tonsilitis (Mayo Clinic,
2018). Patofisiologi dari tonsilitis memiliki beberapa kesamaan
dengan faringitis. Tonsilitis biasanya ada pada permukaan
mukosa oropharyngeal yang mengalami inflamasi dan
terinfeksi oleh bakteri atau inflamasi kedua yang terjadi pada
sekresi nasal pada nasofaring. Umumnya, tonsilitis lebih sering
terjadi daripada bakteri yang ada pada faringitis (Li, 2018).
Tonsillitis merupakan massa dari jaringan limfooidTradition
yangof Excellence
berada pada setiap sisi dari orofaring. Tonsil memiliki fungsi
untuk menyaring penyakit dan mikroorganisme yang masuk
pada tubuh melalui mulut. Tonsillitis terjadi ketika tonsil itu
terinfeksi oleh bakteri dan virus. Tonsillitis yang parah
biasanya terjadi pada anak-anak. Bakteri yang menyerang
tonsil salah satunya yaitu Streptococcus, Staphylococcus
aureus, haemophilus influenzae, dan Pnemococcus (William
dan Hopper, 2015)
Daftar Pustaka Tradition of Excellence

Blair, A.B., Robert B., Regirald B. 2015. Unifying Theory of Tonsillitis,


Intratonsillar Abscess and Peritonsillar Abscess. American Journal of
Otolaryngology Head and Neck Medicine and Surgery.
Li, M.J., Michaek K. 2018. Infection of Neck. Emergency Medicine. 37:
95-107.
Mayo Clinis. 2018. Tonsillitis – Symptoms and Causes.
https://www.mayoclinic.org/diseases-
conditions/tonsillitis/symptoms-causes/syc-20378479 [Diakses
pada 4 Maret 2019]
William, L.S., Paula D.H. 2015. Understnding Medical Surgical Nursing.
Philadelphia: F.A. Davis Company.
Tradition of Excellence

Patofisiologi Tonsilitis
Nama : Geldine Raudina Freshta Delendra
NIM : 172310101049
Kelas : A-2017
Tonsilitis adalah peradangan dan infeksi pada amandel
dan jaringan limfatik yang terletak di setiap sisi tenggorokan. Tradition of Excellence
Amandel adalah jaringan limfatik berbentuk seperti lembah
kecil (crypts) di permukaannya. Amandel menyaring organisme
dan melindungi saluran pernapasan dari infeksi (Workman,
2013).
Tonsilitis merupakan infeksi menular melalui udara yang
dapat terjadi pada semua kelompok umur tetapi lebih jarang
terjadi pada orang dewasa. penyakit ini biasanya berlangsung 7
hingga 10 hari dan seringkali disebabkan oleh bakteri
streptococus. Virus juga menyebabkan tonsilitis. tonsilitis
kronis dapat terjadi akibat infeksi akut yang tidak terselesaikan
atau infeksi berulang (Workman, 2013).
Tonsillitis kronis dapat disebabkan oleh serangan ulang dari tonsilitis akut yang
mengakibatkan kerusakan permanen pada tonsil, atau kerusakan ini dapat Tradition of Excellence
terjadi bila fase resolusi tidak sempurna. Jenis kuman pada tonsilitis kronis
adalah streptococcus β hemolyticus grup A (SBHGA). Selain itu terdapat
streptococcus pyogenes, streptococcus grup B, C, adenovirus, Epstein barr,
bahkan virus herpes. Beberapa penelitian terbaru menunjukan bahwa terdapat
hubungan antara infeksi pada rongga toraks dengan hygiene mulut yang jelek.
Penjagaan hygiene mulut sangat penting dan perlu di jadikan sebagai satu
rutinitas kebersihan secara general pada seseorang. Selain itu, menurut sebuah
penelitian menemukan bahwatonsilitis pada anak disebabkan karena anak sering
menderita ISPA dan memiliki riwayat ISPA yang tidak di terapi secaara adekuat.
Dan juga penyebab tonsilitis kronik lainnya adalah serangan ISPA yang
berulang salah satu faktor resiko tersebut diakibatkan karena pencemaran,
kualitas udara di dalam ruangan maupun di luar ruangan. Sumber pencemaran
di dalam ruangan antara lain asap rokok, asap obat nyamuk, asap pembakaran
dapur. Sedangkan pencemaran di luar ruangan disebabkan oleh debu jalanan,
asap kendaraan bermotor dan pabrik
Tonsillitis Akut
Pada tonsillitis akut dapat dikatakan sakit tenggorokan akut yangTradition of Excellence
disebabkan oleh bakteri atau virus dengan odynophagia. Kondisi ini
biasanya ditandai dengan pembengkakan, kemerahan, demam lebih dari
38,3ºC, dan flu.
Tonsilitis berulang
Pada tonsillitis berulang menunjukkan kekambuhan dari tonsilitis akut.
Jenis radang amandel didefinisikan jika episode tonsilitis dalam satu tahun
dibuktikan dalam tujuh kultur bakteri, atau lima dalam dua tahun berurutan
atau tiga dalam tiga tahun berulang. Dalam kondisi seperti itu, jeda
antibiotik mengarah ke pertarungan lain dari infeksi bakteri dalam
beberapa minggu, sehingga memicu untuk kembali lagi. Di sisi lain
tonsilitis berulang dapat disebabkan oleh beberapa organisme bakteri
beragam dan beberapa minggu setelah penghentian pengobatan antibiotic.
Tergantung pada tingkat kekambuhan dan tingkat keparahan episode
tersebut, ada petunjuk untuk tonsilektomi.
Tonsilitis kronis
Jenis ini dikaitkan dengan sakit tenggorokan kronis, di mana infeksi menyebabkan tonsilitis
berulang. Tipe ini biasanya berhubungan dengan bau mulut dan nodus serviks tender persisten. Tradition of Excellence
Tonsilitis kronis menggambarkan lesi yang paling umum yang terkandung oleh patologi inflamasi
faring dengan beberapa komplikasi baik lokal-regional dan pada jarak (glomerulonefritis, rematik
sendi, endokarditis, enteritis, dll). Tonsilitis kronis dapat juga menjadi lokasi beberapa infeksi
spesifik seperti TBC dan sifilis. Tonsilitis kronis biasanya menggambarkan tonsilitis fokal, tonsilitis
kriptik kriptik hipertrofi atau skleroatrofik sebagai tipe berulang, dan tonsilitis hipertrofik tipe lunak
pada anak-anak dan tipe keras pada orang dewasa. Dalam sebagian besar kasus tonsilitis kronis,
bentuk hipertrofik terjadi pada orang dewasa dan anak yang lebih tua, amandel mengalami hipertrofi,
tersumbat, dengan berkurangnya fleksibilitas dalam ruang amigdalian dengan kriptus jelas yang
menghapuskan caseum spontan, tetapi juga ketika mereka dipaksa oleh spatula. pada tiang anterior.

Peritonsillar Abses (PTA) atau Quinsy


Ini adalah tonsilitis akut dengan pembentukan abses, biasanya di satu sisi. Ruang intratonsillar,
paraperitonsillar atau retrotonsillar dapat dikaitkan dengan pembentukan abses. Ketika tonsilitis akut
dibiarkan tidak diobati, infeksi bakteri biasanya menyebabkan abses peritonsillar, yang berkembang
lateral ke daerah tonsil. Area abses peritonsillar tampak dengan abses yang jelas atau zona yang
bengkak dengan akumulasi nanah. Staphylococci, Streptococci, Haemophilus dan Fusobacterium
necrophorum adalah patogen yang paling umum yang bertanggung jawab atas abses peritonsillar.
Tidak ada virus yang terlibat. Kualitas suara yang berubah, kegelisahan pembukaan mulut, napas
kasar, demam dan sakit tenggorokan yang parah adalah gejala utama.
Ringkasan
Tradition of Excellence
Tonsilitis merupakan peradangan dan infeksi pada amandel dan jaringan limfatik yang terletak di
setiap sisi tenggorokan. Tonsilitis merupakan infeksi menular melalui udara yang dapat terjadi pada
semua kelompok umur disebabkan oleh bakteri Streptococus. Ada beberapa jenis tonsillitis,
diantaranya sebagai berikut :
Tonsillitis Akut
Tonsillitis akut biasanya sering disebut dengan sakit tenggorokan akut. Tonsillitis akut ini
disebabkan oleh bakteri atau virus dengan odynophagia. Gejala yang sering muncul biasanya
ditandai dengan pembengkakan dan kemerahan pada amandel, demam lebih dari 38,3ºC, dan flu
Tonsilitis Berulang
Tonsilitis berulang merupakan kekambuhan yang terjadi pada tonsillitis akut. Tonsilitis Berulang
dapat timbul lagi karena beberapa organisme bakteri yang beragam dan jeda antibiotic atau
penghentian antibiotic setelah beberapa minggu pengobatan.
Tonsilitis Kronis
Jenis ini dikaitkan dengan sakit tenggorokan kronis, infeksi pada tonsilitis kronis juga dapat
menyebabkan tonsilitis berulang. Tonsillitis kronis merupakan kerusakan permanen pada tonsil, atau
kerusakan ini dapat terjadi bila fase resolusi tidak sempurna. Jenis kuman pada tonsilitis kronis
adalah streptococcus β hemolyticus grup A (SBHGA). Selain itu terdapat streptococcus pyogenes,
streptococcus grup B, C, adenovirus, Epstein barr, bahkan virus herpes.
Peritonsillar Abses (Pta) atau Quinsy Tradition of Excellence

Pada peritonsillar abses (Pta) atau quinsy merupakan tonsillitis akut


dengan pertumbuhan atau pembentukkan abses di salah satu sisi. Hal ini
terjadi karena tonsillitis akut yang tidak diberi pengobatan, maka terjadi
infeksi bakteri yang abses peritonsillar dan berkembang kearah lateral
menuju daerah tonsil. Staphylococci, Streptococci, Haemophilus dan
Fusobacterium necrophorum adalah patogen yang paling umum yang
bertanggung jawab atas abses peritonsillar. Dalam hal ini, selain terjadi
abses pada tonsil dapat terjadi perubahan kualitas suara, tidak nyaman
dalam membuka mulut, napas terasa berasa berat, demam, dan sakit
tenggorokan yang parah.
Daftar Pustaka Tradition of Excellence

Alotaibi, A. D. 2017. Tonsillitis in Children Diagnosis and Treatment


Measures. SJM. 2(8) : 208-215
Ignatavicius, D. D. dan M. L. Workman. 2013. Medical-Sugical Nursing,
Patient-Centered CollaBorative Care. Edisi delapan. Canada :
Elsevier.
Ramadhan, F., Sahrudin., dan K, Ibrahim. 2017. Analisis Faktor Resiko
Kejadian Tonsilitis Kronis Pada Anak Usia 5-11 Tahun Di Wilayah
Kerja Puskesmas Puuwatu Kota Kendari Tahun 2017. Jimkesmas.
2(6) : 1-8
Tradition of Excellence

Manifestasi KlinisTonsilitis
Nama : Chintya Lucyana Putri
NIM : 172310101014
Kelas : A-2017
Menurut Popovych, dkk (2019 ) Tonsilitis akut dapat
Tradition of Excellence
didefinisikan sebagai timbulnya gejala klinis yang khas. Yang
termasuk gejala klinis yang khas yaitu sakit tenggorokkan
dengan atau tanpa kesulitan menelan, hipermia, pembesaran
amandel dengan potensi adanya plak, pembesaran kelenjar
getah bening serviks, dan demam. Tujuh puluh hingga 95%
tonsillitis akut disebabkan oleh infeksi virus. Pada 15 sampai
30 % tonsillitis akut di sebabkan oleh Bakteri Streptococcal
tonsillitis yang berkembang pada anak anak yang di sebabkan
oleh imunokompeten.
Menurut Ries, dkk (2013) Penyebab tonsillitis adalah virus,
tetapi bakteri dapat juga menyebabkan tonsillitis. Tonsillitis
Tradition of Excellence
disebabkan oleh bakteri streptococcus yang dapat menyebabkan
radang tenggorokkan. Gejala gejalanya yaitu sakit, sakit dan
kesulitan menelan, terkulai, demam, sakit kelenjar bengkak di
leher, dan amandel yang tampak bengkak dan merah. Dan ada
beberapa anak yang sulit bernafas.
Menurut Feries (2014) tanda dan gejala Tonsillitis akut
yaitu tenggorokkan kering, malaise, demam, kepenuhan
tenggorokkan, odynophagia, disfagia, otalgia, sakit kepala, nyeri
tungkai dan punggung, adenopati serviks, dan menggigil.
Pemeriksaan mengungkapkan adnya lidah kering, eritematosa,
pembesaran amandel, dan bercak putih kekuningan pada
amandel.
Daftar Pustaka
Tradition of Excellence
Ferri’s. 2014. Ferri’s Clinical Advisor 2014: 5 Books in 1. Philadelphia.
Mobys, an imprint of Elsevier Inc.
Popovych, V., I. Koshel, A. Maliofiichuk, L. Pyletska, A. O. Filippova, dan
R. Orlovsaka. 2019. A randomized, Open label, Multicenter,
Comparative Study of The Therapeutic Efficacy, Safety and
Tolerability of BNO 1030 Extract,Containing Marshmallow Root,
Chamomile Flowers ,Horsetail Herb, Walnutleaves,Yarrow Herb,
Oak Bark, Dandelion Herb in The Treatment of Acuten OnBacterial
Tonsillitis in Children Aged 6 to 18 Years. Am J Otolaryngol. 40:
265 273.
Reis, L. G. V., E. C. D. S. Almeida, J. C. da Silva, dkk. 2013. Tonsillar
Hyperplasia and Recurrent Tonsillitis: Clinical-Histological
Correlation. Journal of Otorhinolaryngology. 79(5) : 603 608.
Tradition of Excellence

Manifestasi KlinisTonsilitis
Nama : Sinditya Faiqotun Nikmah
NIM : 172310101015
Kelas : A-2017
Menurut Katsademas dan Langille (2019), manifestasi klinis
Tradition of Excellence
atau gejala tonsilitis disebabkan oleh peradangan, mengalami
kesulitan makan dan menelan karena pembengkakan dan rasa
sakit. Jika tonsillitis (amandel) sangat besar akan mengalami
masalah pernapasan karena obstruksi jalan napas, sehingga
nafas menjadi bau. Nada bicara yang teredam dan sengau jika
kelenjar gondok membesar. Tonsilitis non bakteri termasuk
penyakit ringan dan bisa sembuh dengan sendirinya, hal ini
ditandai dengan demam ringan, sakit kepala ringan, sakit
tenggorokan, suara serak dan batuk. Tonsilitis bakteri ditandai
dengan timbulnya demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot dan
muntah.
Menurut Ferri, (2016) gejala tonsilitis yaitu timbulnya demam akut,
sakit kepala, nyeri leher, sakit tenggorokan, otalgia, lidah merah
Tradition of Excellence
dengan pembesaran papilla, dan adenitis serviks anterior yang
lunak. Abses peritonsillar (akumulasi nanah antara amandel dan
kapsulnya) adalah komplikasi paling umum dari tonsilitis akut.
Tanda-tanda klinis termasuk deformasi posterior faring,
perpindahan medial uvula, trismus, dan suara terendam.

Gejala tonsilitis menurut Prasetya, dkk (2018) tonsil menjadi


bengkak, merah, melunak, dan memiliki bintik-bintik putih di
permukaannya. Tonsilitis dapat menyebabkan mengalami kesulitan
menelan, serta apneu obstruksi saat tidur dengan hipoksia ringan
sampai berat.
Ringkasan Tradition of Excellence

Sehingga manifestasi klinis atau gejala dari tonsilitis yaitu


tonsil bengkak, merah, melunak, ada bintik-bintik putih
dipermukaannya, sakit kepala, nyeri leher, sakit tenggorokan,
dan demam akut. Tonsilitis dapat menyebabkan kesulitan
menelan dan makan karena pembengkakan dan dapat
mengalami masalah pernapasan karena obstruksi jalan napas
serta nada bicara menjadi teredam dan sengau.
Daftar Pustaka Tradition of Excellence

Ferri, F. F. 2016. 2016 Ferri’s Clinical Advisor. Philadelphia: Elsevier.


Katsademas, K. dan M. Langille. 2019. Mosby’s Comprehensive Review
for the Canadian PN Exam. London: Elsevier.
Prasetya, G. Z., A. Candra, dan D. M. Kurniawati. 2018. Pengaruh
Suplemen Seng terhadap Kejadian Tonsilitas pada Balita. Journal
of Nutrition College 7(4): 186-194.
Tradition of Excellence

Komplikasi dan Klasifikasi


Nama : Ika Hesti Purwanti
NIM : 172310101050
Kelas : A-2017
Komplikasi
1. Peritonsillar abscess Tradition of Excellence
tonsilitis akut dengan pembentukan abses (perlukaan) pada jaringan
disekitarnya biasanya di satu sisi. Abses dapat terbentuk di ruang
intratonsillar, peritonsillar atau retrotonsillar. Patogen biasanya stafilokokus,
streptococci dan fusobacterium necrophorum. Berbeda dengan tonsilitis
akut, virus tidak berperan dalam abses (Stelter, 2014).
2. Obstruksi jalan nafas
Obstruksi jalan napas adalah komplikasi yang jarang terjadi dan
membutuhkan rujukan segera ke perawatan sekunder, tempat bedah
intervensi dapat dianggap sebagai keadaan darurat yaitu terjadinya edema
pada ronggar leher, langit-langit mulut, amandel dan terjadinya
peritonsillar abses atau dalam keadaan langka, misalnya infeksi EBV.
Umum gejalanya termasuk stridor, suara teredam, peningkatan kerja
bernafas dan takipnea (Walijee, 2017).
3. Glomerulonefritis pasca-streptokokus
Glomerulonefritis pasca-streptokokus adalah peradanganTradition of Excellence
gangguan ginjal yang dapat bermanifestasi 1-2 minggu setelahnya
infeksi tenggorokan streptokokus. Fitur umum termasuk urin gelap,
edema periorbital, malaise umum dan anoreksia (Walijee, 2017).
4. Demam rematik
Demam rematik jarang terjadi, tetapi serius, merupakan suatu
komplikasi sakit tenggorokan streptokokus yang tidak diobati atau
diobati sebagian. Gambaran klinis meliputi poliartritis yang
mempengaruhi yang lebih besar sendi, dan keterlibatan jantung yang
bermanifestasi sebagai dada rasa sakit, sesak napas dan murmur
baru; khas regurgitasi mitral. Kerusakan katup dapat bertahan lama
(Walijee, 2017).
Klasifikasi
Berdasarkan tingkat keakutan : Tradition of Excellence
1. Acute tonsillitis
a) Infeksi amandel yang parah mengacu pada tonsilitis virus atau bakteri dengan
odynophagia(nyeri telan), pembengkakan dan kemerahan pada amandel,
mungkin dengan eksudat tonsil, limfadenopati, dan demam (Barlett, 2015).
b) Acute superficial = tonsillitis yang terjadi pada bagian mukosa orofaring yang
sering disebabkan oleh virus
c) Acute follicular = infeksi amandel yang menyebar ke ruag bagian dalam dari
lokasi tonsil dengan adanya mukus
d) Acute membranous = tonsillitis follicular acute yang mana eksudat membentuk
lapisan diatas permukaan
e) Acute parenchymatous = seluruh bagian amandel tersumbat dan bengkak parah
akibat infeksi
f) Acute ulcerative = tonsillitis yang disertai pemborokan hebat
2. Reccurent tonsillitis
infeksi berulang, mengacu pada kekambuhan tonsilitis akut. Tradition
Namunof Excellence
berbeda dengan serangan tunggal tonsilitis akut, biasanya disebabkan oleh
berbagai bakteri patogen dan akan muncul lagi beberapa minggu setelah
penghentian terapi antibiotik tergantung pada frekuensi dan tingkat
keparahan. Streptococcus pneumoniae, Staphyloco ccus aureus, dan
Haemophilus influenzae dan Bacteroides fragilis merupakan bakteri yang
umum ditemukan dalam tonsilitis berulang (Alasmari, 2017).
3. Chronic tonsillitis
Infeksi amandel akut yang terjadi berulang sehingga membuat gejala
bertambah parah dalam jangka waktu lebih dari tiga bulan. Populasi bakteri
polimikroba pada sebagian besar kasus tonsilitis kronis adalah spesies
streptokokus alfa dan beta-hemolitik, H influenza, S aureus, dan spesies
Bacteroides. Pada tingkat ini pengangkatan dilakukan agar tidak
menimbulkan komplikasi yang lebih parah (Stelter, 2014)
Daftar Pustaka
Alasmari., N. S. H, R. O. M Bamashmous. 2017. Causes and Treatment of Tradition of Excellence
Tonsillitis. The Egyptian Journal of Hospital Medicine Vol. 69 (8), Page
2975-2980 doi: 10.12816/0042838
Bartlett,. A, S. Bola. 2015. Acute tonsillitis and its complications: an overview.
Journal Royal Naval Medical Service Vol 101.1
https://pdfs.semanticscholar.org/c129/17777890ff43e55feaca3679ea4efa
5fd1c7.pdf
Stelter,. K. 2014. Tonsillitis and sore throat in children. GMS Current Topics in
Otorhinolaryngology - Head and Neck Surgery Vol. 13, ISSN 1865-
1011
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4273168/
Walijee, H., Patel, C., Brahmabhatt, P., & Krishnan, M. (2017). Tonsillitis.
InnovAiT: Education and Inspiration for General Practice, 10(10), 577–
584. doi:10.1177/1755738017717752
Tradition of Excellence

Komplikasi dan Klasifikasi


Nama : Herninda Febrianti P
NIM : 172310101013
Kelas : A-2017
A. KOMPLIKASI TONSILITIS
Tradition of Excellence
Salah satu komplikasi yang paling serius dari tonsillitis (radang
amandel) adalah infeksi mendalam amandel yang dikenal sebagai
abses. Besar tonsillitis dapat merusak dan mengganggu jaringan
normal amandel. Orang yang mengalami amandel kronis akan
mengalami apnea tidur obstruktif. Hal ini terjadi ketika jalan napas
membengkak dan dapat menyebabkan seseorang tidak bisa tidur
dengan nyenyak, peradangan, infeksi yang buruk dan menyebar ke
area lain dalam tubuh. Jika seseorang tidak mengkonsumsi
antibiotik, sangat mungkin terjadi akan menyebabkan komplikasi.
Komplikasi tonsillitis (amandel) dapat digolongkan menjadi 2 Tradition
jenis of Excellence
yaitu suppurative dan non-suppurative.
1. Komplikasi Suppurative (Lokal) mencakup :
a. Peritonsillar selulitis atau abses yang menyebabkan risiko
pernapasan bersama, aspirasi nanah dari abses atau mati karena
keterlibatan pembuluh darah.
b. Paraparingeal abses, dapat bernapas bersama atau menyebabkan
pecahnya arteri karotid.
c. Retroparingeal abses umumnya pada anak-anak, dan tidak
ditemukan pada orang dewasa.
d. Suppurative limpadenitis serviks
Tradition of Excellence
e. Otitis media (Gangguan Telinga)
f. Mastoiditis
g. Akut rinosinusitis
h. Infeksi metastasis, misalnya abses otak, endocarditis, meningitis
atau hati abses.
i. Streptococcal toxic shock syndrome.
2. Komplikasi Non-Suppurative (General) mencakup:
a. Demam rematik
b. Cepat menjadi Glomerulonefritis pasca infeksi streptokokus.
B. Klasifikasi Tonsillitis
Tradition of Excellence

1. Radang Amandel Akut (Acute Tonsillitis)


Radang amandel akut atau dikenal sebagai amandel parah atau sakit
tenggorokan akut disebabkan oleh virus atau bakteri dengan odynophagia
yang ditandai dengan pembengkakan dan kemerahan pada amandelnya.
Amandel akut merupakan proses inflamasi jaringan tonsil dan umumnya
menular dengan perantara. Umumnya tidak perlu perawatan rumah sakit
tetapi bisa dengan mengkonsumsi antibiotic (Windfuhr et al., 2016).
Daftar Pustaka Tradition of Excellence

Marcin J., M., 2017. Tonsil Stones: What They Are and How to Get Rid
of Them. https://www.healthline.com/health/dental-and-oral-
health/tonsil-stones#contagious. (Diakses pada 4 Maret 2019)
https://www.moph.gov.qa/health-
strategies/Documents/pathways/Tonsillitis.pdf
Windfuhr P. J., Nicole T., Gregor S., Frank W., Reinhard B. 2016. Clinical
Practice Guideline: Tonsillitis II. Surgical Management. Eur Arch
Otorhinolaryngol 273: 989-1009.
2. Radang Amandel Berulang atau infeksi tenggorokan berulang (Recurring
Tonsillitis) Tradition of Excellence

Menimbulkan kekambuhan dari radang amandel akut atau tonsillitis akut.


Dalam kondisi seperti ini, jeda antibiotik menyebabkan serangan infeksi
bakteri lain dalam beberapa minggu, sehingga memicu untuk kembali lagi
menyerang tubuh (Windfuhr et al., 2016).
3. Radang Amandel Kronis (Chronic Tonsillitis)
Tonsilitis kronis merupakan penyakit yang paling sering terjadi dari semua
penyakit tenggorok yang berulang. Tonsilitis kronis umumnya terjadi akibat
komplikasi tonsilitis akut, terutama yang tidak mendapat terapi adekuat. Selain
pengobatan tonsilitis akut yang tidak adekuat, faktor predisposisi timbulnya
tonsilitis kronis lain adalah higien mulut yang buruk, kelelahan fisik dan
beberapa jenis makanan (Windfuhr et al., 2016).
Tradition of Excellence

Penatalaksanaan Bedah
Nama : Echi Agnes Claudia
NIM : 172310101055
Kelas : A-2017
Perawatan Tonsilitis dengan Cara Pembedahan
Tradition of Excellence

Perawatan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ialah


suatu proses, cara, perbuatan merawat, pemeliharaan, penyelenggaraan
khususnya pada orang sehat sakit.
Dengan perkembangnya teknologi bedah yang telah terjadi dalam
proses pembedahan khususnya pada tonsillectomy. Sedangkan data menurut
United States Demograpics ada peningkatan kejadian tonsillectomy dari
126/100.000 menjadi 153/100.000. usia rata-rata yang melakukan
tonsillectomy yakni 15,9 . puncak bimodal untuk tonsillectomy usia 5
sampai 8 serta antara usia 17 sampai 21 tahun. Terdapat indikasi yakni
kebanyakan terjadi pada wanita dengan tonsillitis kronis sebesar 65%
(Wetmore, 2017).
Salah satu penatalaksanaan bedah pada kasus tonsillitis yakni, dengan menggunakan
teknik dingin dibantu dengan Dissector Hurd, Pisau Fisher, serta jerat. Teknik Tradition of Excellence
tersebut telah diuji menimbulkan sakit namun tergantung pada jumlah kauter yang
diperlukan untuk mencapai hemostatis.
Teknik bedah pada kasus tonsillitis :

Teknik Dingin Mikrodebrider


Kauter Monopolar Pisau Bedah Harmonik
Kauter Bipolar Ablasi
Koblasi KTP/ Co2 Laser
Kelemahan dari teknik ini ialah memakan waktu lama menghabiskan darah serta
risiko tinggi pendarahan pada saat operasi lebih tinggi (Wetmore, 2017).
Tradition of Excellence
Sejak awal tahun 1980-an teknik tonsilektomi monopolar telah
menjadi teknik populer. Fungsi dari kauter monopolar ialah untuk
membentuk tonsil dari fossa antara tonsil serta otot faring sekitarnya.
Sedangkan kauter bipolar ialah apabila menggunakan gunting bisa
mengakibatkan cidera. Koblasi atau ablasi menggunakkan frekuensi
radio bipolar untuk memecah ikatan molekul. Coblator berfungsi untuk
mengecilkan jaringan. Koblasi bekerja pada suhu lebih rendah dari
kauter (70 C vs 400 C) menghasilkan nyeri pada saat operasi. Pisau
bedah harmonic ialah suatu perangkat yang memerlukan energy
ultrasonic untuk memotong jaringan, beroperasi pada suhu rendah (50-
100C). sementara menggunakkan laser, baik KTP maupun
karbondioksida menyebabkan pendarahan sehingga kurang efektif
(Wetmore, 2017).
Adapun cara pengobatan tonsillitis menurut Kumagai, 2014
yakni apabila tonsillitis akut dapat dilakukan dengan obat kumur Tradition of Excellence
tenggorokan dengan salin hangat serta oemeberian antibiotik khusus
seperti penisilin untuk menghancurkan patogen. Tidakan lainnya
seperti tindakan keperawatan istirahat di tempat tidur, manajemen
deman, serta diet cair itu untuk meminimalkan trauma pada jaringan.
Apabila sudah 24jam menggunakan antibiotik pasien tidak lagi
dianggap menular.
Jalur pembedahan digunakan untuk mengobati tonsillitis apabila
kambuh atau mengalami pembesaran amandel serta kelenjar gondok
sudah meghalangi saluran udara. Pemebedahan pun disetujui apabila
pasien memiliki lebih dari tujuh episode tonsillitis dalam kurung waktu
satu tahun stelah infeksi akut sembuh (Kumagai, 2014).
Manajemen Keperawatan
Tradition of Excellence
Pra Operasi
Perawatan pra operasi dilakukan apabila pasien rawat jalan dan operasi pada hari yang
sama juga. Dilakukan pengecekan laboratprium awal serta pendidikan pasien sebelum
pasien dirawat. Preapirasi fisik pasien juga melibatkan pemberian obat-obatan serta
diet selama 6 sampai 8 jam sebelum operasi dilakukan. Peningkatan suhu atau tanda-
tanda URI harus dipantau, sebab adanya kenaikan biasanya ditunda (Kumagai, 2014).
Pre operasi
Masa pemulihan bisa lebih cepat apabila perawat selalu waspada tanda-tanda
pendarahan. Tanda-tanda vital pun harus selalu di cek serta pasien sering diamati untuk
sering menelan. Kegelisahan menjadi petunjuk lain untuk pendarahan yang berlebih
an, bersin, batuk serta muntah dapat menyebabkan pendarahan. Edengan
memposisikan pasien semi fowler setelah pemulihan anestesi, diet pun bisa terdiri dari
menghidari minuman dingin, gelatin serta makanan kasar pun harus dihindari sampai
tenggorokkan benar-benar sembuh (Kumagai, 2014).
RINGKASAN
Tradition of Excellence
Deangan perkembangnya teknologi mendorong semua aspek mengalami perubahan dan
semakin canggih bahkan dalam dunia kesehatan pun selalu mengalami perkembangan setiap
masanya. Salah satunya yakni kasus-kasus tonsillitis yang semakin tahun angka penderitanya
mengalami kenaikan sehingga dibarengi oleh perkembangan cara penyembuhannya ada yang
dengan cara modern maupun tradisional.
Adapun cara modern yakni dengan proses pembedahan pada area sekitar tonsillitis, setiap
tahunnya pun banyak perkembang cara pembedahan mulai pada tahun 1980-an yang masih
menggunak teknik dingin yang menimbulkan nyeri hebat hingga pendarahan . disusul dengan
menggunakan obat kumur , diet pun berkembang sebagai sarana perawatan apbila tonsil mulai
kambuh kembali diharapkan untuk melakukan pembedahan selama ada rasa kambuh setelah terapi
dalam kurung waktu 1tahun.
Managemen perawatan pun semakin berkembang dari praoperasi sampai pre operasi pun
selalu diawasi . Dengan menggunakkan pengobatan antibiotik intraoperatif diberikan dengan
takaran 50 mg/kg ceftriaxone. Dengan terapi antibiotik yang dilanjutkan selama 10 hari pasca
operasi sebanyak 90 mg/kg amoksilin serta klayulanat. Pasien diharuskan menerima analgesik
kombinasi obat antiinflamasi nonsteroid sebanyak 1mg/kg diklofenak dengan parasetamol
15mb/kg diberikan setiap 8jam untuk mengontrol rasa nyeri.
Daftar Pustaka Tradition of Excellence

Hennawi.D.E.M.E., M.R.Ahmed,. 2016. Quality of Life After Tonsillectomy


Versus Azithromycin. Mesir : Interventional Medicine & Applied
Science. Vol 8 No 4
Kumagai. K. C,. 2014. Medical-Surgical Nursing Consepts & Pratice.
Texas : Elsevier
Wetmore. F. R,. 2017. Surgical Manafement of The Tonsillllectomy and
Adenoidectomy Patient. USA : World Journal of
Otorhinplaryngology-Head and Neck Surgery
Tradition of Excellence

Penatalaksanaan Bedah
Nama : Linda Winarti
NIM : 172310101040
Kelas : A-2017
1. Penatalaksanaan bedah pada tonsillitis yang disebut juga
tonsilektomi. tonsilektomi merupakan suatu tindakan Tradition of Excellence
manajemen bedah untuk mengangkat amandel atau tonsil.
Unsur lain dalam tonsilektomi lingual, tonsilektomi lingual
adalah pembedahan yang sangat efektif bagi anak-anak demgan
obstructive sleep apnea (OSA) yang disebabkan hipertrofi tonsil
lingual. Indikasi untuk OAS pada tonsilektomi lingual persistem
setelah adnotonsilektomi (pengangkatan amandel) disemua
kasus. Dalam pembedahan tonsilektomi lingual terdapat teknik
yang melibatkan pendekatan endoskopi atau robot transoral.
Perawatan pada pasien tonsilektomi biasanya dirawat di rumah
sakit semalam untuk observasi. Dan setelah pembedahan
dilakukan pemberian obat antibiotik dan obat penghilang rasa
sakit pasca operasi (Kun-Tai Kang, 2017).
Tradition of Excellence

2. Penatalaksanaan bedah pada tonsillitis dengan melakukan suatu


tindakan operasi pada amandel dan melakukan operasi karena
terdapat infeksi atau obstruksi. Sebagian besar pasien melakukan
tonsilektomi sebagai operasi yang rawat jalan. Dalam melakukan
operasi terdapat prosedur dalam anestesi ialah intravena induksi
dan anestesi topical saat dilakukan kanulasi intravena. Mask
laring merupakan operasi amandel yang paling disukai (F. Alm,
2017).
3. Penatalaksanaan bedah pada tonsillitis dengan pembedahan, terdapat
pilihan pembedahan yakni operasi tonsil intrakapsular, operasi tonsil
Tradition
ekstrasapsular dan tiga entitas yang berbeda: tonsiliti akut berulang, absesof Excellence
peritonsillar dan mononukleosis infeksius. Dalam pembedahan pembuluh
dengan kaliber yang lebih besar ditranseksi kapsul tonsil di bagian luar dan
ditutup bedah mikro tindakan dengan jahitan. Pasien hipertrofi dilakukan
teknik bedah dengan tujuan memperkeccil volume amandel tanpa
memaparkan kapsul ronsil. Prosedur bedah dalam mengurangi volume
amandel terdapat beberapa metode dengan menghapus sebagian amandel
palatine dan mengawetkan kapsul karena ekstrakapsul pembuluh dan ujung
saraf tidak terpapar. Klasifikasi prosedur bedah ialah tonsilotomi dan
tonsilektomi subtotal / parsiaL/ intracapsular. Tonsilotomi adalah transeksi
intratonsillar secara medial ke lengkungan palatine dan mempertahankan
tonsil yang terletak secara lateral sedangkan tonsilektomi subtotal adalah
reseksi dari jaringan tonsil dengan microdebrider dari medial ke lateral yang
bertujuan untuk mengurangi 90% dari amandel dan menyisihkan kapsul
(J.P. Windfuhr, 2017).
Kesimpulan
Tradition of Excellence
Penatalaksanaan bedah pada tonsillitis yakni tonsilektomi.
tonsilektomi merupakan suatu tindakan manajemen bedah untuk
mengangkat amandel atau tonsil. Dalam melakukan tindakan
operasi pada amandel karena terdapat infeksi atau obstruksi. Pilihan
pembedahan yakni operasi tonsil intrakapsular dan operasi tonsil
ekstrasapsular serta tiga entitas yang berbeda: episode abses
peritonsillar, berulang tonsilitiakut dan mononukleosis infeksius.
Unsur lain dalam tonsilektomi lingual, tonsilektomi lingual adalah
pembedahan bagi anak-anak yang sangat efektif dengan obstructive
sleep apnea (OSA) yang disebabkan hipertrofi tonsil lingual.
prosedur bedah dalam mengurangi volume amandel terdapat beberapa
metode dengan menghapus sebagian amandel palatine dan mengawetkan Tradition of Excellence
kapsul karena ekstrakapsul pembuluh dan ujung saraf tidak terpapar.
Klasifikasi prosedur bedah ialah tonsilotomi dan tonsilektomi subtotal /
parsial/ intracapsular. Tonsilotomi adalah transeksi intratonsillar secara
medial ke lengkungan palatine dan mempertahankan tonsil yang terletak
secara lateral sedangkan tonsilektomi parsial adalah reseksi dari jaringan
tonsil dengan microdebrider dari medial ke lateral untuk mengurangi
90% dari amandel dan menyisihkan kapsul. Dalam pembedahan
tonsilektomi terdapat teknik yang melibatkan pendekatan endoskopi atau
robot transoral. Perawatan pada pasien tonsilektomi biasanya dirawat di
rumah sakit semalam untuk observasi dan rawat jalan. Setelah
pembedahan dilakukan pemberian obat antibotik dan obat penghilang
rasa sakit pasca operasi.
Daftar Pustaka
Tradition of Excellence
Alm, F., M. Jaensson, S. Lundeberg, and E. Ericsson. 2017. Adherence to
Swedish guidelines for pain treatment in relation to pediatric tonsil
surgery: A survey of the multidisciplinary team. International
Journal Of Pedriatric Otorhinolaryngology. 101 : 123-131
Kang, Kun-Tai., P.J. Koltai., C.H. Lee, et al. 2107. Lingual Tonsillectomy
for Treatment of Pediatric Obstructive Sleep Apnea A Meta-analysis.
Jama Otolaryngology-Head & Neck Surgery. 143 (6) : 561-568.

Windfuhr, J.P., R. Berner, N. Toepfner, G. Steffen, F. Waldfahrer. 2017.


Clinical practice guideline: tonsillitis II. Surgical management. Eur
Arch Otorhinolaryngol. 273 : 989-1009
Tradition of Excellence

Penatalaksanaan Non Bedah


Nama : Dinda Angelina Hariyono
NIM : 172310101043
Kelas : A-2017
Menurut jurnal dari Banan M. Abbas, Nuha M.E. Agabna, dan Sayed
Tradition of Excellence
Halaly tahun 2018 dengan studi yang bertujuan untuk menilai keefektivitasan
serta keamanan analgesik yang digunakan untuk pengelolaan pasca nyeri saat
operasi bagi pasien yang menjalani tonsilektomi. Untuk mengurangi rasa
sakit saat operasi dapat digunakannya analgesik seperti OAINS dan
paracetamol.
Penelitian ini melibatkan 80 pasien yang dirawat di Rumah Sakit
Negara Khartoum. Sebagian besar pasien (51,3%) adalah anak sekolah yang
rata-rata berusia 6-12 tahun. Skala nyeri seseorang setelah dua jam menjalani
operasi sekitar 36,5% mengalami nyeri ringan, 40% mengalami nyeri sedang
dan 5% tidak mengalami nyeri. Mayoritas anak-anak yaitu 86,3% mengalami
rasa sakit dalam menelan setelah operasi.
Dalam penelitian ini seluruh pasien diberi non steroid anti
inflammatory drugs ( NSAID) dengan 70% menggunakan sirup ibuprofen
dengan terkecuali bagi pasien yang mengidap asma diberikan paracetamol.
Jika efek samping seperti mual, muntah dan pendarahan tidak terjadi maka
analgesik yang digunakan baik.
Tradition of Excellence
Pasien dengan nyeri akut diberi analgesik yang dibagi menjadi empat
kelas analgesik yaitu lokal anastesi, oploid, nonsteroidal anti inflammatory
drugs ( NSAID ) dan paracetamol. NSAID memiliki peran penting dalam
pengobatan dan pencegahan terhadap nyeri ringan atau sedang dikarenakan
memiliki efek analgesik yang lebih baik dibandingkan paracetamol. Namun,
jika NSAID dikombinasikan dengan acetaminophen paracetamol menghasilkan
analgesik yang lebih baik. Morfin tidak lebih efektif menghilangkan rasa sakit
dibandingkan dengan analgesik tersebut. Opioid oral seperti hidromofon dan
oxycodone juga dapat digunakan sebagai alternatif analgesik namun memiliki
batasan dalam periode setelah dilakukan operasi.
Berdasarkan penelitian anak-anak mengalami nyeri setelah 24 jam
dilakukannya operasi. Anak yang meminum obat dengan sediaan cair lebih
rendah mengalami skor nyeri dibandingkan dengan anak yang meminum obat
tablet.
Tradition of Excellence
Menurut studi dari Ifra Amjad Farooqi, Tayyaba Akram, dan Mariam Zaka
tahun 2017, tanda dan gejala yang dialami oleh pasien tonsillitis yaitu sakit
tenggorokan, demam, sakit kepala, kelelahan, pembesaran amandel, kesulitan
menelan, dan mendengkur. Obat yang digunakan untuk menghilangkan rasa
sakit dan demam yaitu paracetamol, nimesullde, kombinasi ibuprofen dengan
pseudoefedrin HCL. Obat untuk sakit tenggorokan yaitu dapat dengan
meminum air hangat yang dicampur garam, berkumur dengan aspirin. Jika
tonsillitis disebabkan oleh bakteri maka antibiotik yang digunakan penisilin (
amoksilin ) dan flourokwinolon antibiotik ( levofloksasin ). Antibiotik tidak
akan diresepkan bagi tonsillitis virus karena tidak efektif terhadap virus.
Berkumur dengan air garam dengan takaran setengah sendok teh garam untuk
secangkir air hangat dapat digunakan sebagai pengganti memakan permen
pelega tenggorokan yang mengandung efek dingin di mulut, anestesi, antiseptik,
orantiinflammatory. Kortikosteroid seperti deksametason atau prednison dapat
mengurangi inflamasi dan pembengkakan khususnya bagi pasien yang sulit
menelan dan bernafas.
Tradition of Excellence
Menurut studi dari Grace X. Tan, MD; David E. Tunkel, MD tahun 2017
menyatakan bahwa acetaminophen adalah obat yang umumnya diberikan kepada anak-
anak tonsilektomi. namun jika hanya mengkonsumsi obat tersebut kurang efektif dalam
mengontrol rasa sakit. Acetaminophen melalui intravena walaupun mahal namun telah
digunakan setelah tonsilektomi untuk menghindari oploid.
Kodein biasanya digunakan bersama acetaminophen digunakan untuk mengurangi rasa
sakit setelah tonsilektomi. Nonsteroid anti-Inflamasi Obat (NSAIDs) seperti ibuprofen
terbukti sangat efektif dalam mengurangi rasa sakit. Namun masih banyak dokter yang
meragukan dikarenakan dapat menyebabkan pendarahan. Studi menunjukkan tidak ada
perbedaan yang signifkan dalam tingkat pendarahan jika mengkonsumsi NSAID,
plasebo, dan oploid, termasuk dari hasil operasi. Selain menghilangkan nyeri, ibuprofen
juga dapat mengurangi rasa mual muntah pasca operasi, dan memudahkan dalam
bernafas. Ibuprofen dengan acetaminophen dapat menjadi analgesik yang baik. Steroid
berguna menghilangkan rasa sakit pasca operasi. Menggunakan akupuntur intraoperatif
akan membantu dalam mengontrol rasa sakit.
Pendidikan dari orang tua juga sangat penting dalam penghilang rasa sakit bagi anak
selain support, orang tua juga dapat memberi analgesik yang diresepkan dengan dosis
yang benar.
Ringkasan Tradition of Excellence
Dari hasil studi ketiga jurnal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penatalaksanaan
non bedah tonsillitis yakni ada berbagai macam obat dan analgesik yang dapat dikonsumsi
bagi pasien yang menderita tonsillitis khusunya yang akan atau sesudah tonsilektomi untuk
mengurangi rasa sakit yang dialami. Beberapa analgesik tersebut yaitu non steroid anti
inflammatory drugs ( NSAID), ibuprofen, paracetamol, opioid, steroid. NSAID berguna dalam
pengobatan dan pengurangan terhadap rasa nyeri ringan atau sedang dikarenakan memiliki
efek analgesik yang lebih baik dibandingkan paracetamol. Paracetamol digunakan untuk
menghilangkan rasa sakit dan demam akibat gejala yang dialami. Jika mengalami gejala sakit
tenggorokan yaitu dapat dilakukan dengan meminum air hangat yang dicampur garam dan
berkumur dengan aspirin.
Selain itu antibiotik juga dapat digunakan untuk menghilangkan bakteri yang
menyebabkan tonsillitis. Jika tonsillitis disebabkan oleh bakteri maka antibiotik yang
digunakan penisilin ( amoksilin ) dan flourokwinolon antibiotik ( levofloksasin ). Antibiotik
tidak akan diresepkan bagi tonsillitis virus karena tidak efektif terhadap virus. Kortikosteroid
seperti deksametason atau prednison dapat mengurangi inflamasi dan pembengkakan
khususnya bagi pasien yang sulit menelan dan bernafas.
Daftar Pustaka
Tradition of Excellence

Abbas, Banan M., Nuha M.E. Agabna, Sayed Halaly. 2018. Effectiveness
of Analgesia in Young Children Post Tonsillectomy- Case Study
Africa Hospital. World Journal of Pharmaceutical Research, 7,
1262-1269.
Farooqi,Ifra Amjad., Tayyaba Akram, Mariam Zaka. 2017. Incidence and
Empiric Use of Antibiotics Therapy for Tonsillitis in Children.
International Journal of Applied Research, 3(12), 323-327.
Tan, Grace X., MD; David E. Tunkel, MD. 2017. Control of Pain After
Tonsillectomy in Children a Review. JAMA Otolaryngology- Head
& Neck Surgery,143 (9).
Tradition of Excellence

Penatalaksanaan Non Bedah


Nama : Nigitha Novia Permatasari
NIM : 172310101023
Kelas : A-2017
Penatalaksanaan untuk tonsilitis terdiri dari beberapa cara yang
meliputi : Tradition of Excellence
• Medikamentosa
• Operatif
A. JURNAL 1
(Karakteristik Pasien Tonsilitis Kronis pada Anak di Bagian THT-
KL RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2013)
Terdapat 2 cara dalam penatalaksanaannya yaitu bisa dengan
cara operatif dan medikamentosa. Namun dibandingkan dengan cara
medikamentosa, non operatif atau non bedah cara operatif misalnya
dengan cara tonsilektomi lebih banyak dilakukan (Fakh, Novialdi,
Elmatris, 2016).
B. JURNAL 2
(Asymptomatic Group A Streptococcus carriage in childrenTradition
withof Excellence
recurrent tonsillitis and tonsillar hypertrophy)
Penyebab terjadinya penyakit tonsilitis antara lain karena
terpaparnya bakteri streptococcus. Untuk mengobati dengan cara non
operatif pada pasien tonsilitis atau mengurangi gejala yang
disebabkan oleh bakteri streptococcus dapat menggunakan antibiotik
tonsilitis yang disebut penisilin yang dapat mencegah gejala seperti
demam rematik, sisa non-supuratif , komplikasi supuratif terutama
abses peri-tonsil dan juga dapat mengurangi penularan ke orang lain
dan dapat mengurangi durasi penyakit (Pontin, Sanchez, Fransesco,
2016).
C. JURNAL 3
(Management of recurrent tonsillitis in children) Tradition of Excellence

Dalam penatalaksanaan non operatif atau non bedah pada pasien


tonsilitis dapat menggunakan penisilin long acting yang berguna untuk
mengurangi tonsilitis berulang yang dirasakan. Namun pemakain
dengan penisilin long acting memiliki kelemahan seperti reaksi
hipersensivitas, nyeri lokal yang cukup parah dan juga anafilaksis
sehingga Azithromycin (AZT) adalah Azalide, subkelas antibiotik
macrolide yang didistribusikan secara luas ke seluruh tubuh, mencapai
konsentrasi yang lebih tinggi dalam jaringan tonsil dengan tingkat terapi
yang memadai selama pengobatan namun efek samping minimal.
Dengan cara pemberian antibiotik inilah yang menjadi penatalaksanaan
non bedah atau pengobatan selain tindakan tonsilektomi ketika tidak
memenuhi kriteria untuk dilakukan tindakan tonsilektomi (Hennawi,
Geneld, Zaher dan Ahmed, 2017).
• MEDIKAMENTOSA
Medikamentosa merupakan penatalaksanaan yang ditujukan pada hygieneTradition
mulutof Excellence
tanpa dilakukannya proses pembedahan atau operatif misalnya dengan cara
(Sundariyati, 2017). :
a. Obat isap atau berkumur
b. Kripta tonsil dengan alat irigasi gigi atau oral
c. Pemberian antibiotik misalnya antibiotik penisilin yang dibagi menjadi 2 jenis
yaitu penisilin oral dan penisilin intramuskular. Penisilin intramuskular lebih
efektif mengurangi gejala demam rematik dan infeksi tenggorokan yang
diakibatkan oleh bakteri streptococcus (Hennawi, Geneld, Zaher dan Ahmed,
2017). Sedangkan golongan sefalosporin biasanya digunakan untuk anak-anak
dibawah usia 12 tahun karena lebih efektif terhadap stretococcus yang
merupakan bakteri penyebab dari tonsilitis akut pada anak-anak. Pengobatan
dengan antibiotik dapat mencegah gejala seperti demam rematik, komplikasi
supuratif terutama pada abses peri-tonsil dan juga mengurangi penularan dan
durasi penyakit (Pontin, Sanchez, Fransesco, 2016).
c. Golongan makrolida dapat digunakan jika terdapat alergi pada
antibiotik golongan penisilin tetapi golongan makrolida Tradition
lebihof Excellence
memiliki banyak efek samping yang ditimbulkan (Sundariyati,
2017).
d. Pengobatan tonsilitis dengan menggunakan obat antibiotik
disarankan untuk pasien dengan penyakit kardiovaskuler.
Pemberian antibiotik oral diberikan selama kurang lebih 10 hari,
namun apabila alergi terhadap antibiotik penisilin dapat diberikan
dengan antibiotik eritromisin dan klindamisin (Shishegar dan
Ashraf, 2014).
Daftar Pustaka
Tradition of Excellence
Fakh I.M, Novialdi, Elmatris, 2016. Karakteristik Pasien Tonsilitis
Kronis pada Anak di Bagian THT-KL RSUP Dr. M. Djamil
Padang Tahun 2013. Jurnal Kesehatan Andalas, 5(2) : 436-442.
Hennawi D.E.D, Salah Zaher, Mohamed. 2017. Management of
recurrent tonsillitis in children. American Journal of
Otolaryngology–Head and Neck Medicine and Surgery, 3(1) : 1-4.
Pontin I.P.O, Daniela, Renata. 2016. Asymptomatic Group A
Streptococcus carriage in children with recurrent tonsillitis and
tonsillar hypertrophy. International Journal of Pediatric
Otorhinolaryngology, 86(-) : 57-59.
Sundariyati, I. G. 2017. Tonsilitis Kronis Eksaserbasi Akut. Bali :
Universitas Udayana
Tradition of Excellence

Clinical History
Nama : Rifka Sabrianti Fajrin
NIM : 172310101021
Kelas : A-2017
A. Identitas klien
Contoh : Tradition of Excellence

Nama : An. X Tgl. Pemeriksaan : 4 Maret 2019


Umur : 4 tahun Alamat : Jember
Jenis Kelamin : Laki-laki
B. Keluhan
Contoh :
Keluhan utama : Sering demam, batuk dan pilek
Keluhan Tambahan :
Rasa mengganjal di tenggorokan
Mendengkur saat tidur
C. Riwayat penyakit sekarang
Tradition of Excellence
Contoh :
• Pasien diantar oleh orang tuanya dengan keluhan sering demam,
batuk dan
• pilek. Keluhan hilang timbul sejak 2 tahun sebelum masuk rumah
sakit. Keluhan
• timbul sebanyak 1 bulan sekali. Tenggorokan sering terasa sakit
disertai dengan rasa
• mengganjal. Nafsu makan anak berkurang. Apabila makan,
anak sering
• memuntahkan makanannya dan sering mendengkur bila tidur.
D. Riwayat kesehatan masa lalu
• Anak sering mengalami demam, batuk dan pilek, anak dibawa berobat ke
Tradition of Excellence
Klinik
Contoh :
• Anak sering mengalami demam, batuk dan pilek, anak dibawa berobat ke
Klinik dan diberitahu bahwa terdapat amandel yang besar. Hampir tiap
bulan pasien
• mengalami keluhan tersebut dalam 2 tahun terakhir.
• Riwayat ssma, TB, dan tiroid disangkal
D. Riwayat kesehatan keluarga
Contoh :
• Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan serupa
• Riwayat DM, Hipertensi, Asma, TB dan tidak mempunyai alergi
Daftar Pustaka Tradition of Excellence

Lester, A.C. 2010. Manual Of Surgical Phatolog. Philadelpia. Elsevier.


Maizlin, N.N & S. Somers. 2019. The Role of Clinical History
Collected by Diagnostic Imaging Staff in Interpreting of
Imaging Examination. Journal of Medical Imaging and
Radiation Sciences. 50: 31-35.
Tradition of Excellence

Pengkajian Pola Fungsional Gordon


Pasien Tonsilitis
Nama : Iis Safira Ariviana
NIM : 172310101009
Kelas : A-2017
NO Pola Gordon Komponen Pengkajian
1 Pola persepsi dan pemeliharaan Perawat harus melakukan anamnesis kepada pasien tentang persepsi sehat-sakit, pengetahuan
status kesehatan pasien saat ini, perilaku untuk mengatasi kesehatan dan polaTradition of Excellence
pemeliharaan
kesehatan kesehatan. Pada pasien tonsilitis, adanya tanda dan gejala yang menyebabkan pasien mencari
pertolongan kesehatan seperti : demam, leher sakit, kelenjar getah bening teraba di leher,
amandel bengkak, mual, muntah, eritema atau pustula di tenggorokan, bau mulut dan
kelemahan hebat.
2 Pola nutrisi dan metabolisme Perawat mengkaji mengenai Kebiasaan jumlah makanan dan kudapan, Jenis dan jumlah
(makanan dan minuman), Pola makan 3 hari terakhir atau 24 jam terakhir, porsi yang dihabiskan,
nafsu makan, Pola nutrisi pasien dengan tonsilitis terganggu dikarenakan Anoreksia, mual,
muntah, BB menurun karena intake kurang, nyeri untuk menelan, nafas berbau, ociale mukosa
kering sehingga pasien mengalami resiko perubahan nutrisi

3 Pola eliminasi Pada pasien tonsilitis mengalami gangguan seperti warna urin kunin pekat dan ureum
meningkat.
4 Pola aktivitas dan latihan Pasien tonsilitis mengalami fatique (kelelahan) dan kelemahan Hal ini dikarenakan pasien
mengalami perubahan nutrisi yang menyebabkan kelemahan. Perubahan pola nutrisi juga
dapat mempengaruhiaktivitasnya.
5 Pola tidur dan istirahat Pasien tonsilitis sering mengalami gelisah, tidur sering terganggu di karena nyeri pada
tenggorokan.
6 Pola Kognitif dan Pasien yang menderita tonsilitis dapat mengalami berkurangnya
konseptual pendengaran, menyempitnya perhatian, kemampuan berfikir abstrak Tradition of Excellence
menurun, kehilangan perhatian untuk lingkungan, dan sakit kepala.

7 Pola persepsi diri Adanya perubahan fungsi dan struktur tubuh akan menyebabkan penderita
tonsilitis mengalami gangguan pada gambaran diri. Penurunan harga diri,
perubahan konsep diri dan body image, menurunnya harga diri, menurunnya
tingkat kemandirian dan perawatan diri.

8 Pola peran dan hubungan Perawat mengkaji peran pasien dalam keluarga, pekerjaan dan sosial,
kepuasan peran pasien, pengaruh status kesehatan terhadap peran,
pentingnya keluarga, pengambil keputusan dalam keluarga, orang-orang
terdekat pasien, pola hubungan orang tua dan anak. Pasien tonsilitis yang
cenderung adalah anak-anak tidak dapat pergi ke sekolah, menurunnya
aktivitas dan kontal sosial.
9 Pola seksualitas dan Perawat mengkaji apakah selama sakit terdapat gangguan atau tidak
reproduksi yang berhubungan dengan reproduksi. Tradition of Excellence
10 Pola toleransi coping- Perawat perlu mengkaji adalah Sifat pencetus stress yang dirasakan baru-
stress baru ini, Tingkat stress yang dirasakan, Gambaran respons umum dan
khusus terhadap stress, Strategi mengatasi stress yang biasa digunakan dan
keefektifannya, Strategi koping yang biasa digunakan, Pengetahuan dan
penggunaan teknik manajemen stress, Hubungan antara manajemen stress
dengan keluarga. Pada pasien tonsilitis Keluarga perlu untuk memberikan
dukungan dan semangat sembuh bagi pasien tonsilitis.

11 Pola tata nilai dan Keluarga selalu optimis dan berdoa agar penyakit pada pasien tonsilitis
kepercayaan dapat sembuh dengan cepat.
Daftar Pustaka
Tradition of Excellence
Alasmari,Nuha Saad H., Ryan Omar M Bamashmous, Rakan Mohammed Ahmed Alshuwaykan, Majed
Ali Mohammed Alahmari, Rawan Mahdi Almubarak, Amjad Awdah Mohammed
Alshahrani, Saad Ahmed Alqarni, Abdulrahman Saleh Alhadlag, Faisal Ali A Alotaibi,
Abdulaziz Suleman Abdulaziz Alassiri, Ahmed Abdu Hassan Alnaji, Saleem Othman Rafi
Alamri.2017.Causes and Treatment of Tonsillitis.The Egyptian Journal of Hospital
Medicine.69(8)
Brown, Diane., Helen Edwards, Lesley Seaton, Thomas Buckley.2017.Lewis's Medical-Surgical
Nursing: Assessment and Management of Clinical Problems 4th edition.Australia:Elsevier
Crisp,Jackie.,Catherine Taylor,Clint Douglas,Geraldine Rebeiro.2013.Potter and Perry’s Fundamental of
Nursing 4th edition.Australia:Elsevier
https://www.nrsng.com/care-plan/tonsillitis/#objective-data [Diakses pada tanggal 4 Maret 2019
pukul 16.23 WIB]
https://www.seattlechildrens.org/conditions/a-z/strep-throat-infection/ [Diakses pada tanggal 4
Maret 2019 pukul 19.34 WIB]
Sharon L. Lewis, Linda Bucher, Margaret M. Heitkemper, Shannon Ruff Dirksen.2014. Medical-
Surgical Nursing - E-Book: Assessment and Management of Clinical Problems, Single
Volume.Australia:Elsevier
Tradition of Excellence

Pemeriksaan Fisik Pada kasus


Tonsilitis

Nama : Rista Dwi Pratiwi


NIM : 172310101024
Kelas : A-2017
Keadaan umum : kondisi pasien secara umum, keletihan, penambahan atau
penurunan berat badan, mengigil, kemampuan umum menjalankan aktivitas,
Tradition of Excellence
dll.

Pemeriksaan fisik dilakukan untuk menentukan tingkat kesusahan terkait


jalan napas dan jalan untuk menelan. Pemeriksaan faring dengan cara.
Pemeriksaan dilakukan dengan cara membuka mulut, kemudian diperiksa
penuh dari mukosa mulut, gigi, dan saluran saliva. Kemudian lakukan
pemeriksaan dengan menekan lidah secara lembut dengan spatel lidah.
Perhatikan struktur anterior dan posterior, tonsil, dinding dorsal faring.
Kemudian perhatikan dan deskripsikan kelainan-kelainan yang tampak,
dengan menggunakan sarung tangan, lakukan palpasi pada daerah mukosa
bukal, dasar lidah dan daerah palatum untuk menilai adanya kelainan-
kelainan dalam rongga mulut ( Shah, K.U. 2018 Tonsillitis and Peritonsillar
Abscess Clinical. Emedicine.
Pemeriksaan rongga mulut pada penderita tonsilitis, persiapan pasien
buka leber-lebar mulut pasien (gunakan pen tourch atau otoscope
Tradition ofjika
Excellence
diperlukan). Kemudian periksa pada permukaan lidah dan langit-
langit, gunakan spatel lidah untuk memungkinkan pergerakan isi
rongga mulut. Periksa uvula serta langit-langit lunak. Periksa area
bukal dan sulkus gingivolabial (gingivobuccal. Periksa dinding lateral
superior, dan inferior. Anjurkan pasien untuk menjalurkan lidah
mereka ke atas, kemudian periksa dasar mulut (gunakan penekan
lidah jika diperlukan) gunakan penekan lidah untuk menggerakan
lidah kebawah periksa uvula, jaringan tonsil, lipatan palatal, dan
dinding faring posterior. Setelah selesai kemudian dilanjutkan dengan
pemeriksaan nosoendoskop fleksibel (untuk memeriksa nosofaring
dan laring).
Tradition of Excellence

http://teachmesurgery.com/examinations/ent/mouth/#Completing_th
e_Examination
1. Pemeriksaan Head to toe Tradition of Excellence
1. Kepala
Inspeksi : kepala simetris, bentuknya normal
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba benjolan abnormal pada kepala
2. Mata
Inspeksi : tidak terdapat kantung mata, tampak secara normal
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba benjolan abnormal pada kedua
mata.
3. Telinga
Inspeksi : telinga simetris,
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak teraba benjolan abnormal, tidak teraba
benjolan abnormal pada kedua telinga
4. Hidung
Inspeksi : hidung simetris
5. Mulut Tradition of Excellence

Inspeksi: mukusa mulut kering, bibir pecah-pecah, warna sedikit kemerahan. Gerakan
lidah normal
6. Leher
Ispeksi: pada leher terdapat pembengkakan dan terasa hangat, terdapat gangguan menelan.
Palpasi : Teraba adanya benjolan
7. Dada
a. Paru-paru:
Inspeksi : Bentuk dada simetris, tidak terdapat otot bantu pernapasan
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, vocal fremitus simetris, pergerakan dan getaran
simetris kiri dan kanan
Perkusi : Sonor
b. Jantung :
Tradition of Excellence
Inspeksi : Dada simetris, tidak tampak jejas, ictus cordis nampak
Palpasi : Tidak teraba benjolan atau massa
Perkusi : Pekak, batas kiri jantung pada ICS 4,5, dan 8
Auskultasi : Suara jantung S1 S2
8. Abdomen
Inspeksi : perut terlihat cembung, tidak asites, tidak ada lesi
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Tympani
Daftar Pustaka Tradition of Excellence

Talley, N.J. O’connor, S. 2014. Clinical Examination: a Systematic Guide


to Physical (Edition 7). Australia : ELSIVIER. ( Diakses pada 5
Maret 2019.
https://books.google.co.id/books?id=a97QAgAAQBAJ&pg=PA192
&dq=physical+examination+of+the+mouth&hl=id&sa=X&ved=0a
hUKEwjZxvCQ4OngAhVw4HMBHSJfDWMQ6AEIVDAG#v=one
pag
e&q=physical%20examination%20of%20the%20mouth&f=false)
Tradition of Excellence

DIAGNOSA, CNP, dan SAK


Nama anggota:
Chilyah Faiqotun Nuriyah 172310101004
Riyan Juwita Ismaiyah 172310101031
Fathimah Syahidyah E.S 172310101041
Kelas : A-2017
Diagnosa keperawatan pada pasien tonsilitis:
1. Nyeri akut berhubungan dengan keluhan nyeri dan perubahan Traditionselera
of Excellence
makan ditandai dengan ekspresi wajah tampak meringis.
2. Ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini ditandai
dengan gelisah, tampak waspada dan khawatir tentang perubahan dalam
peristiwa hidup.
3. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan benda asing
dalam jalan napas ditandai dengan ortopnea dan perubahan pola napas.
4. Gangguan menelan berhubungan dengan masalah perilaku makan ditandai
dengan kesulitan menelan, batuk, dan bau napas.
5. Nutrisi berhubungan dengan asupan makanan berkurang ditandai dengan
ketidakmampuan mencerna makanan, kurang napsu makan dan
kelemahan otot untuk menelan.
Intervensi Keperawatan :
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Tradition of Excellence

1 (00132) Tujuan : Setelah a. Pengkajian nyeri komprehensif yang


Nyeri akut dilakukan tindakan meliputi karakteristik, durasi, frekuensi,
berhubungan dengan keperawatan selama 1x24 kualitas, intensitas nyeri dan factor pencetus.
keluhan nyeri dan jam diharapkan nyeri b. Observasi adanya tanda-tanda nonverbal
perubahan selera berkurang. adanya ketidaknyamanan.
makan ditandai Kriteria hasil (KH): c. Gunakan komunikasi terapeutik untuk
dengan ekspresi 1.Ketidaknyamanan dari mengetahui pengalaman nyeri.
wajah tampak skala 1 yaitu berat d. Berikan informasi mengenai nyeri,seoerti
meringis. ditingkatkan menjadi penyebab, durasi, serta antisipasi dari
skala 4 yaitu ringan. ketidaknyamanan.
2. Kehilangan napsu e. Kurangi faktor-faktor yang dapat
makan dari skala 1 yaitu menyebabkan dan meningkatkan nyeri
berat. ditingkatkan
menjadi skala 4 yaitu
ringan
6. Ajarkan prinsip-prinsip manajemen
nyeri.
7. Ajarkan penggunaan Tradition
teknikof Excellence
non
farmakologi.
8. Ajarkan metode farmakologi untuk
menurunkan nyeri.
9. Monitori kepuasan pasien terhadap
manajemen nyeri.
2 (00146) Tujuan : Setelah dilakukan a. Identifikasikan orang-orang terdekat klien
Ansietas tindakan keperawatan yang bisa membantu klien.
berhubungan dengan selama 1x24 jam b. Kurangi stimuli yang menciptakan
ancaman pada status diharapkan mengurangi perasaan takut atau cemas.
terkini ditandai ansietas. c. Instruksi klien untuk menggerakan
dengan gelisah, Kriteria Hasil (KH): metode mengurangi kecemasan (distraksi,
tampak waspada dan 1. Mengurangi penyebab mendengarkan musik yang lembut).
khawatir tentang kecemasan dari skala 4
perubahan dalam yaitu sering dilakukan
peristiwa hidup. diturunkan menjadi skala 2
yaitu jarang dilakukan,
2. Menggunakan teknik relaksasi
untuk mengurangi kecemasan
dari skala 2 yaitu jarang
dilakukan ditingkatkan menjadi Tradition of Excellence
skala 4 yait sering dilakukan

3 (00031) Tujuan : Setelah dilakukan 1.Posisikan untuk meminimakan upaya


Ketidakefektifan tindakan keperawatan selama 1x24 bernapas (misalnya memberi overbed
bersihan jalan napas jam diharapkan dapat table untuk bersandar).
berhubungan dengan mempertahankan bersihan jalan 2. Pertahankan kepatenan jalan napas.
benda asing dalam napas. 3. Monitor pernapasan dan oksigen.
jalan napas ditandai Kriteria Hasil (KH): 4.Ajarkan teknik pernapasan dengan
dengan ortopnea dan 1. Irama pernapasan dari skala 1 mengerucutkan bibir dengan tepat
perubahan pola napas. yaitu deviasi berat dari kisaran
normal ditingkatkan ke skala 3
yaitu deviasi sedang dari kisaran
normal.
2. Orthopnea dari skala 1 yaitu sangat
berat ditingkatkan ke skala 4 yaitu Tradition of Excellence
ringan.

4. (00103) Tujuan : Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor kemampuan pasien


Gangguan menelan keperawatan selama 1x24 jam untuk menelan.
berhubungan dengan diharapkan dapat mengurangi 2. Identifikasi diet yang
masalah perilaku gangguan status menelan. disarankan.
makan ditandai Kriteria Hasil (KH) : 3. Pastikan posisi pasien yang
dengan kesulitan 1. Batuk dari skala 3 yaitu sedang tepat untuk memfasilitasi
menelan, batuk, dan ditingkatkan ke skala 4 yaitu ringan. mengunyah dan menelan.
bau napas 2. Peningkatan usaha menelan dari 4. Makanan disajikan dengan
skala 2 yaitu cukup berat ditingkatkan tepat dalam nampan sesuai
ke skala 4 yaitu ringan. kebutuhan.
3. . Tidak nyaman dengan menelan 5. Berikan makanan dengan
dari skala 2 yaitu cukup berat suhu yang paling sesuai.
ditingkatkan ke skala 4 yaitu ringan
5. (00002) Tujuan : Setelah dilakukan Tradition of Excellence
a. Sediakan alat bantu sesuai
tindakan keperawatan selama kebutuhan.
Nutrisi berhubungan 1x24 jam diharapkan b. Instruksikan pasien untuk
dengan asupan meningkatkan kebutuhan nutrisi. membuka dan menutup mulut terkait
makanan berkurang Kriteria Hasil (KH) : dengan persiapan memanipulasi
ditandai dengan 1. Peningkatan usaha menelan makanan.
ketidakmampuan dari skala 1 yaitu berat c. Bantu pasien untuk menempatkan
mencerna makanan, ditingkatkan ke 4 yaitu ringan. makanan ditempat yang tidak sakit.
kurang napsu makan 2. Tidak nyaman dengan menelan d. Monitor konsistensi makanan.
dan kelemahan otot dari skala 1 yaitu berat
untuk menelan. ditingkatkan menjadi skala 4 yaitu
ringan.
Implementasi Keperawatan :
Tradition of Excellence
Diagnosa Waktu Implementasi Paraf
(00132) 5/03/2019 Ns ferrt
Nyeri akut 09.10 a. Mengkajian nyeri komprehensif yang meliputi karakteristik,
berhubungan durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri dan factor pencetus.
dengan keluhan
nyeri dan 09.13 b. Observasi adanya tanda-tanda nonverbal adanya
perubahan selera ketidaknyamanan.
makan ditandai
dengan ekspresi 09.18 c. Gunakan komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman
wajah tampak nyeri.
meringis.
09.23 d. Berikan informasi mengenai nyeri,seperti penyebab, durasi, serta
antisipasi dari ketidaknyamanan.

09.33 e. Kurangi faktor-faktor yang dapat menyebabkan dan


meningkatkan nyeri
09.38 f. Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri.

09.43 g. Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi. Tradition of Excellence


09.48 h. Ajarkan metode farmakologi untuk menurunkan nyeri.

09.53 i. Monitori kepuasan pasien terhadap manajemen nyeri.

(00146) 5/03/2019 Ns. Ferry


Ansietas 14.00 a. Identifikasikan orang-orang terdekat klien yang bisa membantu
berhubungan klien.
dengan ancaman
pada status terkini 14.05 b. Kurangi stimuli yang menciptakan perasaan takut atau cemas.
ditandai dengan
gelisah, tampak 14.10 c. Instruksi klien untuk menggerakan metode mengurangi
waspada dan kecemasan (distraksi, mendengarkan musik yang lembut).
khawatir tentang
perubahan dalam
peristiwa hidup.
(00031) 5/03/2019 Ns
Ketidakefektifan bersihan 19.00 a. Posisikan untuk meminimakan upaya bernapas Ferry
jalan napas berhubungan (misalnya memberi overbed table untuk bersandar). Tradition of Excellence
dengan benda asing dalam
jalan napas ditandai 19.10 b. Pertahankan kepatenan jalan napas.
dengan ortopnea dan 19.15 c. Monitor pernapasan dan oksigen.
perubahan pola napas. 19.20 d. Ajarkan teknik pernapasan dengan mengerucutkan
bibir dengan tepat.

(00103) 6/03/2019
Gangguan menelan 07.30 a. Monitor kemampuan pasien untuk menelan.
berhubungan dengan 07.40 b. Identifikasi diet yang disarankan.
masalah perilaku makan 07.45 c. Pastikan posisi pasien yang tepat untuk memfasilitasi
ditandai dengan kesulitan mengunyah dan menelan.
menelan, batuk, dan bau 07.50 d. Makanan disajikan dengan tepat dalam nampan sesuai
napas. kebutuhan.
07.55 e. Berikan makanan dengan suhu yang paling sesuai.
Tradition of Excellence
(00002) 6/03/2019
14.00 a. Sediakan alat bantu sesuai kebutuhan.
Nutrisi berhubungan dengan 14.10 b. Instruksikan pasien untuk membuka dan
asupan makanan berkurang menutup mulut terkait dengan persiapan
ditandai dengan memanipulasi makanan.
ketidakmampuan mencerna 14.25 c. Bantu pasien untuk menempatkan
makanan, kurang napsu makan makanan ditempat yang tidak sakit.
dan kelemahan otot untuk 14.30 d. Monitor konsistensi makanan.
menelan.
Evaluasi Keperawatan :
Waktu Evaluasi Paraf
Tradition of Excellence
6/03/2019 S: Ns Riyan
Klien mengatakan sudah tidak merasa cemas, nyeri berkurang, dan pola napas mulai
kembali normal.
O:
RR 80x/menit
Tidak nampak meringis
A:
Masalah teratasi.
P:
Hentikan intervensi
7/03/2019 S:
Klien mengatakan gangguan saat menelan berkurang dan nafsu makan kembali normal.
O:
Klien menghabiskan makanan yang disediakan
A:
Masalah teratasi.
P:
Hentikan Intervensi.
Daftar Pustaka
Tradition of Excellence

Bulechek, M gloria, Howark K Butcher, Joanne M Dochterman, Cheryl


M Wagner. (2016) . Nursing Interventions Classification (NIC)
edisi keenam. Singapura : Elsevier Inc.
Moorhead, S., Johnson, M., Dkk. (2016). Nursing Outcomes
Classification (NOC) Edisi Kelima. Singapura: Elsevier Inc.
Nanda. 2018. Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2018-2020
Edisi 11 Editor T Heather Herdman, Shigemi Kamitsuru. Jakarta:
EGC.

Anda mungkin juga menyukai