Gagal Ginjal Akut
Gagal Ginjal Akut
DISUSUN OLEH :
1. DINI NURCHASANAH 12040014
2. ISLAHIYAH 12040031
3. LUSIANTI SUPRIHATIN 12040033
4. NURJUNAIDA ANGGRAINI 12040039
5. R.A. ROBIAH AL-ADAWIYA 12040042
6. EKA AYU PRAHASTIWI 12040056
7. SITI SOLEHA 12040064
Pemeriksaan Laboratorium:
Furosemid
Edema jantung, ginjal, & hati. Edema perifer karena obstruksi mekanis atau
insufisiensi vena & hipertensi. Amp Terapi tambahan pd edema pulmonari akut.
Digunakan jika ingin terjadi diuresis lebih cepat & tidak mungkin diberi oral.
Lanjutan
Ondansentron
Penanggulangan mual dan muntah karena kemoterapi dan radioterapi serta
operasi.Dosis:Pencegahan mual dan muntah pasca bedah:4 mg/i.m. sebagai dosis
tunggal atau injeksi i.v. secara perlahan.Pencegahan mual dan muntah karena
kemoterapi.
Omeprazol
Pengobatan jangka pendek tukak duodenal dan yang tidak responsif terhadap
obat-obat antagonis reseptor H2.Pengobatan jangka pendek tukak
lambung.Pengobatan refluks esofagitis erosif / ulseratif yang telah didiagnosa melalui
endoskopi.Pengobatan jangka lama pada sindroma Zollinger Ellison.
Levofloxacin
Levofloxacin merupakan obat golongan antibiotik quinolone. Obat ini digunakan
untuk mengobati infeksi bakteri sepertiinfeksi saluran kemih, pneumonia, sinusitis,
infeksi kulit, jaringan lunak, dan infeksi prostat. Levofloxacin bekerja dengan cara
menghambat duplikasi DNA bakteri sehingga mencegah perkembangannya.
Fenofibrate
Hiperkolesterolemia (tipe IIa), hiperlipidemia campuran (tipe IIb & III), & hipertrigliseridemia
endogen (tipe IV)
Vip albumin
Meningkatkan kadar Albumin dan Daya Tahan Tubuh.Mempercepat proses penyembuhan Pasca
Operasi.Mempercepat penyembuhan Luka Dalam / Luka Luar.Membantu proses penyembuhan pada
penyakiti
Kalsium glukonas
diberikan untuk terapi hipokalsemi dan hiperkalemi.
CEFOPERAZONE-SULBACTAM
merupakan kombinasi cefoperazone sodium dan sulbactam sodium, yang tersedia dalam bentuk
sediaan serbuk kering untuk direkonstitusi dengan perbandingan sulbactam/cefoperazone bebas 1:1.
Cefoperazone sodium merupakan antibiotik sefalosporin semisintetik dengan spektrum luas yang
hanya untuk penggunaan parenteral. Sulbactam sodium merupakan turunan dari inti penicillin
Metilprednisolon
merupakan kortikosteroid dengan kerja intermediate yang termasuk kategori adrenokortikoid,
antiinflamasi dan imunosupresan.
Kalitake
Pengobatan hiperkamia pada pasien gagal ginjal akut
Kasus 2
Nama : ny. X
Jenis Kelamin : Wanita
Usia : 68 tahun
Anamnesis : datang ke rumah sakit dengan keluhan panas sejak 2 hari sebelum masuk RS,
disertai batuk-batuk. Riwayat hipertensi (+), riwayat CVD non hemoragik tahun 2008
Tanggal 21-3-2010
Kesadaran : kompos mentis
TD : 170/110
Nadi : 110 x/menit
Suhu : 36°C
RR : 24/mnt
Jantung, BJ I-II murni, murmur (-), gallop (-).
Paru : ronkhi basah kasar (+), slym (+).
Abdomen supel, tanda-tanda akut (-).
Hasil pemeriksaan laboratorium
Tanggal 25-3-2010
Keadaan umum sakit berat, sopor , kejang (-). TD: 100-150/60-90 mmHg, Nd: 100-125 x/menit.
Na: 137. K: 3,6. Cl : 101. Ca: 8,9. GDS: 153. Apache II skor : 22. PDR: 42,4%. Masalah: Sepsis
cenderung perburukan ( KVS labil, diuresis minimal).
Terapi yang diberikan adalah MetilPrednisolon 4x50 mg, Nasetilsistein 1x1200 mg, Ca glukonas
1x1 gr, terapi lain diteruskan. Imbang cairan. Masukan : 2800 cc, Urin : 140 cc, NGT: 280 cc, IWL:
700, Imbang: +1680.
Tanggal 26-3-2010
Keadaan umum sakit berat, kontak (+). TD: 145/70. Nd: 105. Na: 136. K: 3,10. Cl: 99. Albumin:
3,2. GDS: 153. Ureum: 153 Kreatinin: 4,9.
Masalah yang didapatkan adalah Hipokalemia, Ureum dan Kreatin tinggi. Terapi sebelumnya
diteruskan, Dobutamin titrasi turun, norepinefrin stop. Koreksi KCl, HD ulang, Ektubasi pasca
dialisis. Imbang cairan. Masukan : 2300 cc, diuresis : 150 cc, NGT: 200 cc, UF: 1500 cc, IWL: 600.
Imbang cairan :
Tanggal 27-3-2010
Keadaan umum sakit berat, apatis. TD 140160/90-100 mmHg, Nd: 80-100x/mnt.
Na: 135. K: 3,1. Cl: 104. Ca: 7,3. Mg: 2,2. Hb: 11,2. Ht: 36. Tr: 214000. L:14740. GDS: 129.
Kultur darah, sputum, liquor tidak ada pertumbuhan. Imbang cairan masukan : 2100 cc, urin: 220
cc, NGT: 200 cc, IWL: 600 cc. Imbang cairan : +1080 cc.
Masalah yang didapatkan adalah Kesadaran (apatis), Gagal ginjal (Diuresis :220 cc/24 jam),
Hipokalemia.
Terapi yang diberikan adalah Dobutamin titrasi, Nutrisi: Nefrisol 4x 250 cc ditambah Nutren
2x300 cc, Terapi lain diteruskan, Koreksi KCl, Furosemid 3x20 mg.
Tanggal 28-3-2010
Keadaan umum sakit berat, apatis. TD140-150/90100 mmHg, Nd: 80-105x/mnt, Sh: 36-37ºC,
Paru: ronkhi (-), slym berkurang.
Na: 136. K: 3,76. Cl: 100. GDS: 160. Ureum: 150, kreatinin: 5. Diuresis : 120 cc/24 jam. Hasil
ekokardiografi : Dilatasi LV, Mitral regurgitasi ringan, Hipokinetik anterior wall, LV fungsi jelek ( EF:
36 %), Kesan: CHF ec CAD + HHD (Hypertensi Heart Disease) dengan LV fungsi jelek. Masalah yang
didapatkan adalah Kesadaran (apatis), Gagal ginjal, HHD dengan LV fungsi jelek.
Terapi yang diberikan adalah Isosorbid 5 mononitrat 1x0,5 tablet ( 30 mg), Terapi lain
diteruskan, HD, Pindah IMC pasca HD. Imbang cairan: masukan : 2300 cc, urin: 120 cc, IWL : 600
cc, UF: 2500 cc. Imbang : - 920 cc. Apache II skor : 18. PDR: 29,1 %.
Pada saat penderita masuk rumah sakit, fungsi ginjal masih baik
dengan ureum: 39, kreatinin: 1,2. Namun, setelah terjadi syok
sepsis terjadi gagal ginjal akut dengan kadar kreatinin 4,4 (RIFLE
class Failure). dimana terdapat 2 kriteria yaitu kriteria laju filtrasi
glomerulus dan keluaran urin. 8,9 Pasien yang mengalami
gangguan ginjal akut, perlu dievaluasi kembali untuk mencari
penyebab gangguan ginjal tersebut. Pada penderita ini kurang
dilakukan ekplorasi ataupun pemantauan terhadap hal-hal yang
menyebabkan terjadi hipoperfusi.
Kesimpulan kasus 2
Beberapa hal yang perlu dimonitoring dan dievaluasi setelah dilakukan intervensi
:
kadar ureum
kadar creatinin
Kadar kalium
Kadar Hb
Pola makan pasien
Manifestasi Klinis :
Perubahan haluaran urine (haluaran urin sedikit, mengandung darah dan
gravitasinya rendah (1,010) sedangkan nilai normalnya adalah 1,015-1,025)
Peningkatan BUN, creatinin
Kelebihan volume cairan
Oedem anasarka
Hiperkalemia
Serum calsium menurun, phospat meningkat
Asidosis metabolik
Anemia
Letargi
Mual persisten, muntah dan diare
Nafas berbau urea
Manifestasi sistem syaraf pusat mencakup rasa lemah, sakit kepala, kedutan
otot dan kejang.
Penatalaksanaan
1. Dialisis
2. Penanganan hiperkalemia
3. Mempertahankan keseimbangan cairan
Kesimpulan
Keberhasilan pengobatan pasien kritis dengan risiko
kematian tinggi adalah dengan mengenali secara dini dan
pengobatan yang tepat. Intervensi pengobatan dini akan
menurunkan angka kema! an. Kunci utama intervensi adalah
pada masa ”The golden hour”, pengobatan agresif akan
meningkatkan angka keberhasilan penyembuhan pada
pasien sakit kritis.
Diagnosis sepsis, tidak seperti penyakit lain yang jelas
tanda dan gejala serta dapat dilakukan resusitasi segera,
sulit untuk menegakan diagnosis. Kriteria sepsis berat
berupa tanda SIRS (takikardia, takipnea, demam,
peningkatan jumlah leukosit atau peningkatan sel muda) dan
dugaan sumber infeksi serta dugaan gangguan fungsi paling
tidak satu organ.
TERIMAKASIH