Anda di halaman 1dari 40

Asuhan keperawatan pada anak

dengan Difteri

Ns. Ria setia Sari, S,Kep,M.Kep


Difteri adalah penyakit
menular yang
disebabkan oleh
bakteri Corynebacterium
Penyebab Difteri
Difteri disebabkan oleh bakteri
Corynebacterium diphtheriae.
Bakteri tersebut menghasilkan
toksin/racun yang menyerang
selaput lebdir, sistem pernapasan
dan kulit
Gejala-gejala dari penyakit ini

• Tenggorokan dilapisi selaput tebal


berwarna abu-abu
• Radang tenggorokan dan serak
• Pembengkakan kelenjar getah bening
pada leher
• Masalah pernapasan dan saat menelan
• Cairan pada hidung
• Demam dan menggigil
• Batuk yang keras
• Perasaan tidak nyaman
• Perubahan pada penglihatan
• Bicara yang melantur
• Tanda-tanda shock, seperti kulit yang
pucat dan dingin, berkeringat dan jantung
berdebar cepat.
Ada sejumlah cara penularan yang
perlu diwaspadai :
• Terhirup percikan ludah penderita di udara
saat penderita bersin atau batuk.
• Barang-barang yang sudah terkontaminasi
oleh bakteri, contohnya mainan atau handuk.
• Sentuhan langsung pada luka (ulkus) akibat
difteri di kulit penderita. Penularan ini
umumnya terjadi pada penderita yang tinggal
di lingkungan yang padat penduduk dan
kebersihannya tidak terjaga.
6 cara menghindari penularanya
1. Memperoleh vaksin untuk imunisasi difteri
2. Mengindari kontak langsung dengan penderita difteri
3. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar,
termasuk mencuci tangan sebelum makan
4. Menjaga stamina tubuh dengan makan-makanan yang
bergizi
5. Melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur
6. Segera memeriksakan ke unit pelayanan kesehatan
terdekat bila mempunyai keluahan sakit saat menelan
komplikasi yang
berpotensi
mengancam jiwa.
Masalah pernapasan.
Sel-sel yang mati akibat toksin yang
diproduksi bakteri difteri akan membentuk
membran abu-abu yang dapat menghambat
pernapasan. Partikel-partikel membran juga
dapat luruh dan masuk ke paru-paru. Hal ini
berpotensi memicu reaksi peradangan pada
paru-paru sehingga fungsinya akan
menurun secara drastis dan menyebabkan
gagal napas.
Kerusakan jantung.
Selain paru-paru, toksin difteri berpotensi
masuk ke jantung dan menyebabkan
peradangan otot jantung atau miokarditis.
Komplikasi ini dapat menyebabkan
masalah, seperti detak jantung yang tidak
teratur, gagal jantung, dan kematian
mendadak.
Kerusakan saraf.
Toksin dapat menyebabkan penderita
mengalami masalah sulit menelan,
masalah saluran kemih, paralisis atau
kelumpuhan pada diafragma, serta
pembengkakan saraf tangan dan kaki.
Paralisis pada diafragma akan membuat
pasien tidak bisa bernapas sehingga
membutuhkan alat bantu pernapasan atau
respirator. Paralisis diagfragma dapat
terjadi secara tiba-tiba pada awal muncul
gejala atau berminggu-minggu setelah
infeksi sembuh. Karena itu, penderita
difteri anak-anak yang mengalami
komplikasi umumnya dianjurkan untuk
tetap di rumah sakit hingga 1,5 bulan.
Difteri hipertoksik. Komplikasi ini adalah
bentuk difteria yang sangat parah. Selain
gejala yang sama dengan difteri biasa,
difteri hipertoksik akan memicu
pendarahan yang parah dan gagal ginjal.
Pencegahan Difteri dengan
Vaksinasi
• Langkah pencegahan paling efektif untuk penyakit
ini adalah dengan vaksin. Pencegahan difteri
tergabung dalam vaksin DPT. Vaksin ini meliputi
difteri, tetanus, dan pertusis atau batuk rejan.
• Pemberian vaksin ini dilakukan 5 kali pada saat
anak berusia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, satu
setengah tahun, dan lima tahun. Selanjutnya
dapat diberikan booster dengan vaksin sejenis
(Tdap/Td) pada usia 10 tahun dan 18 tahun.
Vaksin Td dapat diulangi setiap 10 tahun untuk
memberikan perlindungan yang optimal.
Perawatan
dirumah sakit
PENGKAJIAN
Pengkajian
1. Biodata
a. Umur : Biasanya terjadi pada anak-anak umur 2-
10 tahun dan jarang ditemukan pada
bayi berumur dibawah 6 bulan dari pada orang
dewasa diatas 15 tahun
b. Suku bangsa : Dapat terjadi diseluruh dunia
terutama di negara-negara miskin
c. Tempat tinggal : Biasanya terjadi pada penduduk
di tempat-tempat pemukiman yang rapat-rapat,
higine dan sanitasi jelek dan fasilitas kesehatan
yang kurang.
2. Keluhan Utama : Sesak napas disertai
dengan nyeri menelan.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang : Klien
mengalami sesak napas disertai dengan
nyeri menelan demam ,lesu, pucat, sakit
kepala, anoreksia.
4. Riwayat Kesehatan Dahulu : Klien
mengalami peradangan kronis pada tonsil,
sinus, faring, laring, dan saluran nafas atas
dan mengalami pilek dengan sekret
bercampur darah
5. Riwayat Penyakit Keluarga : Adanya keluarga
yang mengalami difteri
6. Pola Fungsi Kesehatan
a. Pola nutrisi dan metabolisme :Jumlah asupan
nutrisi kurang disebabkan oleh anoraksia
b. Pola aktivitas : Klien mengalami gangguan
aktivitas karena malaise dan demam
c. Pola istirahat dan tidur : Klien mengalami sesak
nafas sehingga mengganggu istirahat dan tidur.
d. Pola eliminasi : Klien mengalami penurunan
jumlah urin dan feses karena jumlah asupan
nutrisi kurang disebabkan oleh anoreksia .
Pemeriksaan fisik
B1 : Breating
Adanya pembengkakan kelenjer limfe (Bull’s
neck), timbul peradangan pada laring/trakea,
suara serak, stridor, sesak napas.
B2 : Blood
Adanya degenerasi fatty infiltrate dan nekrosis
pada jantung menimbulkan miokarditis dengan
tanda irama derap, bunyi jantung melemah atau
meredup, kadang-kadang ditemukan tanda-tanda
payah jantung.
B3 : Brain : Gangguan system motorik
menyebabkan paralise.
B4 : Bladder : Tidak ada kelainan.
B5 : Bowel : Nyeri tenggorokan, sakit saat
menelan, anoreksia, tampak kurus, BB
cenderung menurun, pucat.
B6 : Bone : Bedrest.
Diagnosa
keperawatan
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan
dengan penumpukan sekret dan edema
kelenjer limfe, laring dan trakea.
2. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi
pada tonsil dan faring.
3. Hipertermi berhubungan dengan proses
masuknya kuman dalam tubuh.
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia.
5. Anxietas orang tua
Intervensi
keperawatan
N MASALAH NOC NIC
O KEPERAWATAN
1. Domain 4 : Setelah dilakukan tindakan Domain 2 : fisiologi kompleks
aktifitas / istirahat manajmen jalan nafas Kelas K : manajemen
Kelas 4 : respon selama 16-30 menit, terapi pernafasan
ksrdiovaskuler/pu oksigen dan monitoring 3140 manajemen jalan nafas
lmonal tanda-tanda vital diharapkan -Buka jalan nafas , gunakan
Diagnosa ketidakefektifan pola nafas teknik chin lift
keperawatan teratasi dengan kriteria hasil -Posisikan pasien untuk
Ketidakefektifan Domain 2 : kesehatan maxsimalkan ventilasi
pola nafas fisiologi -Identifikasi pasien perlunya
(00032) Kelas E : kardiopumonary pemasangan alat bantu nafas
0410 status pernafasan buatan
Tujuan -Auskultasi suara nafas, catat
-041004 frekuensi jika terdapat suara nafas
pernafasan (1-3) tambahan
-041005 irama pernafsan ( 1- -Monitor respirasi dan status o2
3) - lakukan fisioterapi dada jika
perlu
-Pertahankan jalan nafas yang
paten
N MASALAH NOC NIC
O KEPERAWATAN
2. Domain 12 : Stelah dilakukan tindakan Domain 1 : Fisisologi dasar
kenyamanan keperawatan manajemen Kelas E : Peningkatan
Kelas 2 : nyeri selamalebih dari 1 jam kenyamanan fisik
kenyamanan fisik diharapakan nyeri akut dapat 1400 : manajemen nyeri
Masalah teratasi dengan kriteria hasil : -Lakukan pengakajian nyeri
keperawatan Domain 5 : pemahaman secara komprenhensif termasuk
nyeri akut lingkungan lokasi, karakteristik, durasi dan
(00132) Kelas V : status gejala faktor presipitasi
2102 : level nyeri -Anjurkan untuk istirahat yang
-Tujuan : cukup
-- 210201 : melaporkan skala -Anjurkan teknik nafas dalam
nyeri -Kolaborasi : obat nyeri yang
1605 : kontrol nyeri optimal dengan analgetik
-160503 : melakukan langkah
pencegahan -6482 : manajemen kenyaman
-- 160509 : mengetahui lingkungan
gejala nyeri -- atur posisi senyaman
-160511 : kendala nyeri mungkin
- Ciptakan lingkungan yang
tenang dan nyaman
N MASALAH NOC NIC
O KEPERAWATAN
3. Domain 11 : -Setelah dilakukan tindakan Domain 2 : fisiologi komplek
keamanan pengaturan suhu selama 31-45 Kelas M : termoregulasi
perlindungan menit diharapkan hipertemi 3900 pengaturan suhu
Kelas 6 : dapat teratasi dengan kriteria -Monitor suhu paling tidak
termoregulasi hasil : setiap 2 jam, sesuai
dx. Kep : Domain II : kesehatan fisiologis kebutuhan
Hipertermi Kelas 1 : regulasi metabolik -Monitor suhu dan warna kulit
(00007) 0800 termoregulasi -- monitor dan laporkan
Tujuan adanya tanda dan gejala dari
-080020 penurunan suhu tubuh hipotermia dan hipertemia
(1-4) -Sesuaikan suhu lingkungan
-080019 hipertermia (1-4) untuk kebutuhan pasien
-08003 sakit kepala (1-4) -Monitor tekanan darah, nadi
-08007 perubahan warna kulit dan respirasi
(1-4) -Tingkatkan intake cairan dan
nutrisi adekuat
-.Berikan kompres dengan air
hangat pada daerah dahi,
axila, lipatan paha.
N MASALAH NOC NIC
O KEPERAWATAN
4. Domain 2 : nutrisi -Setelah dilakukan tindakan Domain 1 : fisiologi dasar
Kelas 1 : ingesti manajemn nutrisi dan Kelas D : dukungan nutrisi
Diganosa manjemen gangguan makan 1100 manajemen nutrisi
keperawatan : selama 31-45 menit -Tentukan status gizi pasien
Ketidak diharapkan masalah dan kemampuan psien untuk
seimbang nutris ketidakseimbangan nutrisi memenuhi kebutuhan gizi
kurang dari kurang dari kebutuhan tubuh -Identifikasi adanya alergi atau
kebutuhan tubuh teratasi dengan kriteria hasil : toleransi makanan yang dimiliki
Domain II : kesehtan fisiologis pasien
Kelas K : pencernaan & - Anjurkan makan dalam
nuturisi porsi kecil disertai dengan
1004 status nutrisi makanan lunak/lembek.
Tujuan 1030 manajemen ganguan
Tujuan makanan
-100401 asupan gizi (1-4) -Anjurkan kebersihan oral
-- 100402 asupan makanan ( sebelum makan.
1-4) -. Monitor asupan kalori
-100408 asupan caiiran ( 1-4) makanan harian
-100403 energi (1-4) -Monitor perilaku klien yang
berhubungan dengan pola
makan
N MASALAH NOC NIC
O KEPERAWATA
N
5. Domain 9 : Setelah dilakukan tindakan Domaian 3 :perilaku
toleransi stress terjadi pengurangan Kelas T : promosi kenyamanan
Kelas 2 : kecemasan selama 31-45 menit psikologis
respon koping diharapakan anxietas teratasi 5828 pengurangan kecemasan
Anxietas sebagian dengan kriteria hasil : -Gunakan pendekatan yang
(00146) domaian 3 : kesehatan menenangkan
psikososial -Bantu orang tua pasien
Kelas M : kesejahteraan mengintifikasi kecemasan
psikososila -Ajarkan teknik relaksasi nafas
1211 : level anxietas dalam
121101: kegelisahan (2-4) -Dukung oarang tua pasien
121105 : gelisah (2-4) untuk mengidentifikasi
121107 : ketegangan wajah (2- mekanisme pertahanan yang
4) sesuai
SEKIAN DAN TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai