1. ANALISIS KASUS
Kerangka Berpikir
Data Tambahan
Anamnesis
1. Riwayat penyakit sekarang:
- Apakah ada kondisi yang mencetuskan atau memperberat batuk dan
sesak? Apakah gejala muncul setelah bepergian keluar atau saat
stress?
- Intensitas asma stabil: Seberapa sering muncul batuk dan sesak?
Apakah mengganggu aktivitas? Apakah beratnya gejala berbeda -
beda setiap gejala muncul?
- Derajat kendali: Berapa kali muncul gejala siang hari? Apakah ada
terbangun di malam hari? Apakah aktivitas menjadi terbatas? Apakah
ada penggunaan obat pereda?
- Apakah terdapat demam? Bagaimana pola demam?
- Apakah terdapat penurunan berat badan, keringat dingin setiap tidur?
Apakah ada keluarga dan tetangga dengan tuberkulosis?
- Apakah terdapat nyeri di ulu hati, apakah sesak membaik saat makan?
Apakah terdapat rasa pahit di mulut?
2. Riwayat penyakit dahulu:
- Bagaimanakah manifestasi dari alergi debu yang dimiliki
pasien?
- Apakah sering bersin di pagi hari yang menghilang di
siang-malam hari (Rinitis alergi), alergi makanan/susu sapi saat
balita/ruam popok (Alergi makanan), ruam - ruam di kulit?
(Dermatitis atopi)
- Apakah pernah dibawa ke UGD karena sesak napas atau reaksi
alergi berat sebelumnya?
- Apakah terdapat penyakit jantung bawaan? Apakah saat
aktivitas pasien jongkok lebih baik, menyusu terbata-bata, atau
ada biru-biru
Pemeriksaan fisik
- Tekanan darah
- Pemeriksaan tanda peningkatan WoB
- Penggunaan napas cuping hidung
- Retraksi otot interkosta
Pemeriksaan Penunjang
Check Do
Signs and symptoms Sesak napas yang memberat sejak 3 jam yang lalu,
takipnea, takikardia, mengi ekspirasi seluruh lapang
paru
Past medical history Riwayat asma tidak ada, riwayat alergi debu
Events leading to Sesak napas sejak 3 hari lalu, batuk berdahak sejak 3
presentation bulan lalu
Pemeriksaan Penunjang Spirometri, tes cukit kulit, IgE total dan spesifik
b. Keluarga
i. Specific: Hipertensi ayah dan ibu terkontrol, asma ayah dan
kakak terkontrol
ii. Measurable: Target tekanan darah <130/80 (INASH 2019), ACT
25 (terkontrol penuh)
iii. Achievable: Mengikuti alur tatalaksana hipertensi INASH 2019
dan tatalaksana asma GINA 2021
iv. Reliable: Hipertensi terkontrol dapat mencegah terjadinya
komplikasi kesehatan lainnya, asma terkontrol membuat pasien
hidup lebih nyaman,terdapat klinik dekat rumah, program
preventif puskesmas, BPJS
v. Time: Kontrol TD dalam 3 bulan, evaluasi ulang 2-4 minggu
setelah inisiasi pengobatan asma
4. FOLLOW UP
Jangka pendek
1. Pasien :
i. Pantau perbaikan gejala setelah pemberian SABA setiap 20
menit dalam 1 jam
ii. Rencanakan evaluasi spirometri setelah pasien stabil
iii. Follow-up dalam 2-7 hari setelah eksaserbasi
Jangka panjang:
2. Pasien:
Pulang:
5. INTEGRASI/KERJASAMA/KOLABORASI
a. Pasien
Faktor Pendukung
- Derajat eksaserbasi ringan-sedang
- ASI eksklusif selama 2 tahun
- Riwayat perkembangan normal, anak aktif bergaul dan berprestasi
Faktor penghambat
- Alergi debu dan dingin
- Imunisasi tidak lengkap
- Riwayat batuk berdahak 3 bulan, tidak respons pengobatan
- Kegiatan akademis dan non akademis padat
- Riwayat asma sering kambuh ketika kecil
- Pasien jarang menggunakan masker ketika naik ojek
Faktor penghambat
- Ayah asma
- Pemukiman padat penduduk
c. Dokter umum
i. Promosi kesehatan, penegakan diagnosis, tatalaksana
kegawatdaruratan awal
d. Dokter Spesialis
i. Penatalaksanaan lanjutan
6. PROGRAM KESEHATAN
Usulan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Pada kasusasma, upaya yang dapat dilakukan dokter di FKTP antara lain
adalah melakukan melakukan diagnosis dan manajemen asma dengan tepat,
melakukan rujukan dengan tepat, melakukan edukasi terkait asma dan
komorbiditasnya pada keluarga pasien
Peran FKTP
Kompetensi asma eksaserbasi ringan-sedang menurut SKDI adalah
kompetensi 4, sehingga manajemennya dapat dilakukan oleh dokter umum di
FKTP sampai tuntas. Pengobatannya juga cukup sesuai gejala pasien,
sehingga dapat diberikan obat-obatan yang tersedia di FKTP. Jika terjadi
komplikasi, FKTP berperan untuk menangani gawat darurat pasien lalu
merujuknya saat pasien sudah stabil.