1. Vaksinasi
Perlindungan terhadap varicella hingga 71 – 100%
lebih efektif pada anak setelah > 1 tahun.
< 13 tahun dosis tunggal
> 13 Tahun dua dosis yang diberikan dengan
interval waktu 4 – 8 minggu.
Etiologi:
Virus Varisela-Zoster
Penularan secara aerogen
Patogenesis
Jika virus tidak hilang
saat viremia
menjadi laten dan
diam untuk beberapa
waktu di ganglion
sensoris dorsalis.
Antigen spesifik
Limfosit T penyebab
utama virus menjadi
laten.
Immunosupresi Sel T
limfosit mekanisme
reaktivasi virus dan
rekurensi sehingga
virus bermanifestasi
sebagai herpes zoster
•Entry through upper respiratory tract
•10–21 day incubation
•Travels to regional lymph nodes, liver and spleen (primary viraemia)
•Travels to skin/mucous membranes: vesicular rash (secondary viraemia)
•Replication in epidermal cells, entry into nerve endings and transport to dorsal root ganglia
(DRG) where it establishes latency in sensory neurones
•Reactivation in DRG → infection of nerves and dermatome → herpes zoster
Gejala Klinis
Istirahat
analgetik
Bedak salisil 2%.
Bila terjadi infeksi sekunder dapat diberikan antibiotik
lokal misalnya salep kloramfenikol 2%.
Bila erosi diberikan kompres terbuka, sedangkan jika
ada ulserasi dapat diberikan salep antibiotik.
Untuk neuralgia pasca herpetik, obat yang
direkomendasikan di antaranya gabapentin dosisnya
1.800 mg – 2.400 mg per hari.
Sindrom Ramsay Hunt diberikan prednison dengan
dosis 3 x 20 mg sehari, sebaiknya digabung dengan
antiviral.
Konsultasi
Prognosis
Umumnya baik
Pencegahan
Vaksin herpes zoster
Vaksin ini merupakan imunisasi aktif untuk
meningkatkan resistensi infeksi.