Groundsill

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 7

TEKNIK SUNGAI

AMBANG (GROUNDSILL)

DISUSUN OLEH:

PREDI FRANDANA (F1A014109)


PRILIA ESADIANTI A (F1A014110)
RAKADITYA NUGROHO (F1A014113)
Pengertian Groundsill (Ambang)
Bangunan ini direncanakan berupa ambang atau lantai dan
berfungsi untuk mengendalikan ketinggian dan kemiringan dasar sungai,
agar dapat mengurangi atau menghentikan degradasi sungai.
Bangunan ini juga dibangun untuk menjaga agar dasar sungai
tidak turun terlalu berlebihan.
Tipe dan Bentuk Ambang Groundsill
Agar tidak terjadi gerusan yang berlebihan di bagian hilir ambang, maka desain
ambang hendaknya tidak terlalu tinggi, akan tetapi jika ambang terlalu rendah,
pengamanan dasar sungai akan tidak terlalu efektif terutama saat banjir. Terdapat dua
buah tipe umum ambang, yaitu:
■ Ambang datar (bed gindle work)
Bangunan ini hampir tidak mempunyai terjunan dan elevasi mercunya hampir
sarna dengan permukaan dasar sungai, dan berfungsi menjaga agar permukaan dasar
sungai tidak turun lagi.
■ Ambang pelimpah (head work)
Bangunan ini mempunyai terjunan, hingga elevasi permukaan dasar sungai di
sebelah hilimya dan tujuannya adalah untuk lebih melandaikan kemiringan dasar
sungai.
Ambang pelimpah hendaknya direncanakan agar secar hidrolis dapat
berfungsi dengan baik, antara lain denahnya ditempatkan sedemikian rupa sehingga
tegak lurus dengan arah sungai, khususnya saat banjir.
Ambang pelimpah hendaknya direncanakan agar secar hidrolis dapat
berfungsi dengan baik, antara lain denahnya ditempatkan sedemikian rupa
sehingga tegak lurus dengan arah sungai, khususnya saat banjir.

Pada gambar, terdapat 4 jenis ambang, tetapi yang sering


dibangun adalah tipe tegak lurus (a) karena murah dan mudah
pelaksanaannya, adapun tipe diagonal (d) jarang digunakan karena
ambang menjadi lebih panjang dan limpasan air terpusat di tengah
ambang, selain itu biaya pengerjaan juga lebih mahal.
Hal - hal yang Perlu Diperhatikan untuk Keamanan Ambang
a) Gejala piping
Apabila ambang di bangun di atas lapisan tanah permeabel, air rembesan
mengalir melalui lapisan tanah pondasi. Hal tersebut disebabkan terjadinya tinggi
tekanan oleh perbedaan elevasi muka air sungai di sebelah hulu dan di sebelah hilir
ambang. Apabila kecepatan alir air rembesan tersebut cukup besar, hingga melampaui
kecepatankritis untuk lapisan tanah pondasi tersebut, maka akan terjadi piping, yaitu
butiran-butiran halus yang membentuk lapisan tanah pondasi mulai bergerak dan
hanyut bersama aliran air rembesan dan terjadilah rongga-rongga pada lapisan yang
semakin lama menjadi semakin bertambah besar yang menyebabkan ambang turun
atau runtuh.
b) Pasir Apung
Gejala pasir apung (Quick sand) dapat terjadi apabila dalam lapisan pasir
terdapat aliran air rembesan dengan lintasan vertical ke arah atas, sehingga berat
efektif butiran pasir dapat diimbangi dengan tekanan angkat yang terdapat pada aliran
air rembesan dan hilangnya daya kontak antara butiran pasir tersebut, hingga butiran
pasir seolah-olah melayang di dalam aliran tersebut.
c) Kecepatan Air Rembesan

d) Tekanan Angkat
Tekanan angkat (up lift) yang disebabkan oleh perbedaan elevasi muka
air di sebelah hulu dan di sebelah hilir ambang akan bekerja pada alas ambang
tersebut. Akan tetapi untuk ambang yang rendah, perbedaan elevasi muka air
di hulu.

e) Stabilitas Dinamik Tubuh Ambang


Tubuh ambang haruslah senantiasa dalam keadaan aman terhadap
guling (over turning) dan gelincir (sliding).

Anda mungkin juga menyukai