Anda di halaman 1dari 58

imunisasi

MEI NENI SITARESMI


Bag IKA FK UGM-RS DR Sardjito
Nama : Mei Neni Sitaresmi

Pekerjaan: : Bagian Ilmu Kesehatan Anak,


FK UGM - RSUP DR. Sardjito
Email : msitaresmi@yahoo.com
Pendidikan :
S1/ dokter: FK UGM, Yogyakarta (1990)
Spesialis : FK UGM, Yogyakarta (2002)
Konsultan : Tumbuh Kembang Anak-Pedsos (2008)
PhD : Vrije Universiteit, Amsterdam (2009)
Organisasi :
Pengurus IDAI Cabang Yogya (2008-2011)
Anggota UKK Tumbuh Kembang Anak-Pedsos, IDAI
(2008-2011)
KOMDA KIPI Yogyakarta
• Adi, 10 bulan datang ke UGD dengan
keluhan sesak nafas
• 6 HRSM demam, batuk pilek  sesak
nafas, gelisah
• Riwayat imunisasi campak (-)
• Px: lemah, gelisah, sesak, RR 79 x/mt
• Tarikan dinding dada, paru: krepitasi
• Rash eritema seluruh tubuh
• Dx?, apakah bisa dicegah? Komplikasi??
imunisasi
• Pemberian antigen (vaksin: bakteri/ virus hidup,
dilemahkan, komponen bakteri/virus) sehingga
tubuh akan membentuk antibodi spesifik
terhadap antigen tersebut

• Seperti infeksi alamiah, mampu membentuk


antibodi (imunogenitas), tetapi tanpa (sedikit)
gejala, efek samping (reaktogenitas)
Tujuan :
• Individu (antara): mencegah suatu penyakit tertentu/
mengurangi beratnya penyakit pada seseorang

• Global/ komunitas (final) : mengubah pola epidemiologi


– Eliminasi : tetanus neonatorum
– Reduksi : campak
– Eradikasi: cacar, polio
 herd immunity:
• Cakupan yang tinggi  mengurangi transmisi
• Eradikasi: cakupan yang tinggi pada saat
bersamaan  memutus transmisi; host nya hanya
manusia
Jenis-jenis Vaksin
Vaksin Bakteri Vaksin Virus

•Campak
• BCG • Parotitis
Vaksin • OPV
• Rubela
Hidup • Yellow
• Varisela
Fever

• Difteria • Meningo • Influenza


Vaksin • Tetanus • Pneumo • IPV
Inaktif • Pertusis • Hib • Rabies
• Kolera • Typhoid Vi • Hepatitis B
• Hepatitis A
Schedule by MoH
• BCG =0-12 bulan
• Hep B (uniject)= 0-7 hari
• DPT-Hep B= 2,3,4 bulan
• OPV= 0,2,3,4
• IPV*= 2,3,4 and 9 bulan (DIY)
• Campak= 9 bulan
• Boster= BIAS (bulan imunisasi anak
sekolah) SD (campak dan DT)
Jadwal imunisasi KEMENKES
• Hep B (uniject)= 0 (sd 7 hari)
• BCG =0
• DPT-Hep B= 2,3,4 bulan
• OPV= 0,2,3,4
• IPV*= 2,3,4 and 9 bulan (DIY)
• Campak= 9 bulan
• Boster= BIAS (bulan imunisasi anak
sekolah) SD (campak dan DT)
Hepatitis B
•Vaksin rekombinan DNA
• dosis 1 segera setelah lahir (12 jam)
•bila ibu HBsAg (+)  risiko penularan (40%)
•semakin muda terkena hepatitis B semakin besar
risiko sirhosis (95%), Ca hepatoseluler (40%)
•Combinasi dengan DPT-Hep: 2, 3, 4 bulan
•intra muskuler, paha atas antero lateral
•Bayi dari ibu HBs Ag (+): vaksinasi hep B & imunoglobulin
(HBIG) , tempat suntikan berbeda, segera (12 jam setelah
lahir)
•Efektifitas: durasi proteksi setalah 3 dosis: 15 – 20 th
Efektif: > 95 % mencegah infeksi kronis
•Efek samping:3-20 %, lokal: sakit, sistemik
BCG
• Vaksin hidup yang dilemahkan (M. Bovis):
– Tidak boleh pada pasien penurunan kekebalan
– Mudah rusak , 3 jam setelah dilarutkan rusak
• Indonesia daerah endemis  Segera setelah
lahir, usia > 3 bulan : PPD test
• 1 kali, 0,05 ml, intra kutan
• Proteksi meragukan?
– 42 % (50-78%) mencegah TBC primer
– 70 % TB berat mempunyai parut
  ditunggu vaksin yang lebih poten
• Efek samping: 1-2 %, limfadenitis regional
Vaksin BCG
• Setelah dilarutkan, dlm suhu 2 – 8ºC
(bukan freezer), hanya boleh 3 jam
• Kering : simpan dlm suhu 2 – 8ºC, lebih
baik dalam freezer,
• Jangan kena sinar matahari
• Dosis : 0.05 ml intrakutan, deltoid kanan

Buku Imunisasi di Indonesia 2001, hal 80


Vademecum Biofarma, 2002
POLIO: 2 jenis

•oral polio vaccine (OPV):


• vaksin hidup dilemahkan, diteteskan, 2 tetes
• dasar: 4 kali: 0,2,3,4, (ulangan: 1 ½, 5 tahun)
•Mudah, murah, efektif untuk eradikasi polio
•Pembentukan IgG dan IgAs (usus  menghambat
berkembang biak virus polio liar)
•Efek samping (KIPI): paralisis/ vaccine-associated
paralytic poliomyelitis (VAAP); 1/ 750.000 (polio 1) , 1/
2.5 juta vaksin
•Inactive polio Vaccine (IVP):
• vaksin mati, injeksi im, 4 dosis
•Efek samping paralitik (-), pasien gangguan kekebalan
•Tidak membentuk IgAs  tidak bisa untuk eradikasi polio
Vaksin Polio Oral (OPV)
• Virus hidup, dilemahkan
– Virus poliomielitis tipe 1, 2, 3 strain Sabin
• Penyimpanan (sebelum dibuka):
– dalam suhu - 20ºC potensi sampai 2 thn
– dlm suhu 2 – 8ºC potensi sampai 6 bulan
• Setelah dibuka simpan dlm suhu 2 – 8ºC
– potensi hanya sampai 7 hari
• Tidak beku, ada sorbitol
• Sedang diare : boleh divaksin, 4 minggu
kemudian beri 1 dosis sebagai dosis tambahan
Eradikasi polio
 pemutusan penularan virus polio liar

• Imunisasi rutin, OPV


• PIN (pekan imunisasi nasional), outbreak
respons, mopping up, backlog fighting
•Survailance AFP (acut flaccid paralysis):
•Lumpuh layu
•Mendadak ( < 14 hari)
• tidak ada trauma
•< 15 tahun.
DPT
• mengandung:
– Toksoid dipteri & tetanus, bakteri (whole cell/ aselullar
pertusis
– Adjuvant: meningkatkan potensi  suntikan intra
muskuler dalam (mencegah pembengkaan)
• 2, 3, 4 bulan
• Boster 1 ½ th, BIAS (bulan imunisasi anak sekolah:
DT/ TT
• 2 jenis:
– DPwT: pertusis whole cell , efek samping lebih sering
(demam, rewel )
– DPaT: aseluler: efek samping lebih sedikit, mahal
Reactogenicity and efek samping DPT

• Lokal:
– erythema, swelling, induration
– Ringan, sembuh tanpa terapi
– Penyuntikan kurang dalam, dingin
• Sistemik: demam, flu-like symptoms
• efek samping berat:
– Suhu  40.50C
– Syok
– Nangis terus 3 jam
– Kejang (dalam 3 hari setelah vaksinasi)
 kontra indikasi vaksinasi berikutnya
DPT
• Difteria dan tetanus : toksoid dimurnikan
• Pertusis : bakteri mati, teradsorbsi dlm Al fosfat
• Tiap 1ml :40 Lf toksoid difteria, 24 OU pertusis,
15 Lf toksoid tetanus, Al fosfat 3 mg, thimerosal
0,1 mg.
• Simpan dan transportasi dalam 2 – 8ºC, jangan
dalam freezer
• Kocok sampai homogen, bila ada gumpalan
atau endapan jangan digunakan
Vaksinasi anti Tetanus
(DPT, TT)
• Tujuan
– Eliminasi tetanus neonatorum
– Cegah tetanus
• Target imunisasi tetanus : > 5 kali
– 3 dosis saat bayi + 2 dosis toksoid dewasa
– dosis ke-4 (18 – 24 bl) kekebalan > 5 th
– Dosis ke-5 (masuk SD) kekebalan > 10 th
– Dosis ke-6 (keluar SD, TD atau dT)
kekebalan > 20 th
Uji Kocok (Shake Test)
Vaksin tidak pernah beku Vaksin pernah beku

Setelah dikocok

Setelah 15 menit

Setelah 30 menit

Setelah 60 menit
Boleh digunakan Jangan digunakan
Measles (campak)
•Virus hidup dilemahkan
• 9 bulan, bila ada wabah 6 bulan (harus di ulang 9/12 bln)
• ulangan :
•MMR: 6 bulan setelah campak
•BIAS: klas 1 SD, 29 % usia 5-7 thn pernah menderita
campak meskipun sudah imunisasi
•Subkutan, intra muskuler
•Kontra indikasi: demam, penyakit sedang/ berat, ibu hamil,
penderita dgn gangguan sistem imun, habis transfusi
Immunogenicity, Efficacy, Reactogenicity
vaksin campak

•95-98%: setelah dosis 1


99%: setelah boster
•Durasi: seumur hidup (setelah ulangan)
•Reactogenicity and complications:
5-15% fever; 5% rash
Vaksin Campak
• Virus hidup dilemahkan, jangan kena sinar
matahari
• Vaksin kering : simpan < 0º C atau < 8ºC,
lebih baik minus 20 º C. Pelarut tidak boleh
beku.
• Setelah dilarutkan, dlm suhu 2 – 8ºC
maksimum 8 jam
• Tiap 0,5 ml mengandung
– 1000 u virus strain CAM 70
– 100 mcg kanamisin, 30 mg eritromisin
• Dosis 0,5 ml, subkutan, di deltoid lengan
atas
Prosedur pemberian vaksin
• Penjelasan : tujuan, kemungkinan efek
samping
• KIPI sebelumnya?
• Cari kontraindikasi : meminimalkan efek
samping : Cek list, antisipasi dan siapkan
alat resusitasi
• Lihat jadwal, catch up vaccination, jadwal
selanjutnya
• Tehnik yang benar:
– dosis, tempat suntikan
– tindakan aseptik
– rantai dingin
• Pencatatan dan pelaporan : termasuk KIPI
Kontraindikasi/precautions (umum)
• Permanen :
– Reaksi berat setelah vaksinasi sebelumnya
DPT : essefalopati, syok, menangis terus
menerus 3 jam suhu > 40,5 C dalam 48 jam
kejang dalam 3 hari, SGB dalam 6 minggu
• temporer:
– Vaksin hidup: kehamilan, pend. Imunodefisiensi,
setelah transfusi/ terapi imunoglobulin
– Menderita penyakit berat/ sedang
Bukan Kontraindikasi
• Penyakit ringan dengan/ tanpa demam ringan
• Reaksi ringan/ demam ringan setelah vaksinasi
sebelumnya
• Dalam terapi antibiotika
• Terpapar penyakit, masa penyembuhan
• Kehamilan dalam keluarga
• Menyusui, malnutrisi, prematur
• Alergi terhadap bukan komponen vaksin
 missed opportunity
Persiapan pemberian vaksin

• Cuci tangan
• Identitas anak, umur, jarak dengan imunisasi
sebelumnya
• Baca nama vaksin, tanggal kadaluwarsa,
• teliti kondisi vaksin apakah masih layak :
– warna indikator VVM,
– Kocok : penggumpalan, perubahan warna
• Alat suntik : sekali pakai
• Encerkan dan ambil vaksin sebanyak dosis
• Ukuran jarum : ketebalan otot bayi / anak
• Pasang dropper polio dengan benar
Ukuran Jarum
Intramuskular di paha mid-anterolateral
• Neonatus
– kurang bulan / BBLR : 5/8 inch (15,8 mm)
– cukup bulan : 7/8 inch (22,2 mm)
• 1–24 bulan : 7/8 – 1 inch
(22,2-25,4 mm)

Intramuskular di deltoid
• > 2 thn (tergantung ketebalan otot)
7/8 – 1,25 inch (22,2 -31,75 mm)
• Usia sekolah dan remaja : 1,5 inch
(38,1mm)
Mengatasi Ketakutan dan Nyeri
• Jangan menakut-nakuti anak
• Empati, jangan dipaksa dengan dipegang kuat
• Diajak bicara, dielus-elus, ditenangkan
• Bayi baru lahir : diberi ASI, sukrosa dilidahnya
• Tekan 10 detik sebelum disuntik
• Anak : bernafas dalam, tiup baling-baling, ajak
bicara, bacakan cerita, musik
Teknik dan Posisi Penyuntikan
• Bayi digendong pengasuh,
• Anak dipeluk menghadap pengasuh (chest
to chest)
• Otot yang akan disuntik : lemas (relaks)
• Tungkai : sedikit rotasi ke dalam
• Lengan : sedikit fleksi pada sendi siku
• Anak dipersilahkan memilih lokasi suntikan
• Jarum disuntikan dengan cepat
• Bila suntikan lebih dari 1 kali, disuntikan
bersamaan
Teknik Penyuntikan dan Penetesan
Intramuscular
e.g. hepatitis A and B,
Subcutaneous DTP
e.g. measles, mumps,
rubella, varicella

Intradermal
Oral BCG
e.g. polio
Posisi Anak ketika Divaksinasi

Lengan yg satu Tangan yg lain


dijepit ketiak ibu dipegang ibu,
Kemudian anak
dipeluk

Tungkai anak
dijepit paha ibu
Posisi Anak ketika Divaksinasi

Tangan kiri
Dijepit ketiak ibu
Tangan dipegang

suntik
Posisi Anak Kurang Aman

Tangan bebas
Bisa meraih jarum suntik

suntik

Kaki bebas
Bisa berontak
Posisi bayi dalam pelukan ibu pada
penyuntikan BCG
penyimpanan
• Polio:
– - 20 C : 2 tahun
– 2-8 C: 6 bulan, bila telah dibuka : 7 hari
– Tutup: jangan di frezer, pecah
• BCG:
– Serbuk: 2-8 C, lebih baik beku
– Pelarut: ruang/ kulkas pintu
– Dilarutkan : 3 jam
• DPT/ DT/ TT; Hib
– Jangan sampai beku, rusak  test kocok
– 2-8 C
• Campak/ MMR/ varicella
– Serbuk : < 8 C, lebih baik -20 C
– Pelarut nggak boleh beku
– Setelah dilarutkan 2-8 C, maksimum 8 jam
penyimpanan
• Lemasi Es:
– Jarak lemari es dengan dinding belakang 15 cm
– Lemari es tidak terkena sinar matahari langsung
– Sirkulasi ruangan cukup
• Penyusunan vaksin
– Jarak menyusun dos vaksin 1-2 cm atau
– satu jari antar dos vaksin
Rak I : Polio , Campak dan BCG.
Rak II : DPT , Hept. B
Rak III : DT, TT
Fungsi cold pack sama dengan
botol air di bagian bawah lemari es
- Mempertahankan suhu, jika
lemari es mati agar suhu tetap
stabil.
Pengontrol suhu (thermometer)
pada rak kedua, freeze
watch/freeze tag pada rak ketiga.
Lakukanlah pencatatan suhu dua
kali sehari, pada grafik suhu.
Membawa Vaksin

• Masukkan dalam cold box atau vaccine carrier


• Bila jarak dekat masukan cool pack cair
– Bagian tengah letakkan termometer Muller
• Bila jarak jauh masukkan cold pack beku
– HepB dan DPT-HB tidak boleh menempel
– Masukkan freeze tag / watch
• Termos tidak boleh kena sinar matahari
langsung
Cool-pack
Cold pack & cool pack
• Wadah plastik atau kantong plastik
– Diisi air

• Cair (cool pack) : biru / merah


– dinginkan di lemari es 2-80 C/min. 24 jam
– Untuk vaksin HepB, DPT, DPT-HB, DT, TT

• Beku (cold pack) : putih


– bekukan di freezer-5 sd – 150C min 24 jam
– Untuk vaksin Polio, BCG, Campak
Kesalahan Penyimpanan Vaksin
Pencatatan

• Nama dagang, produsen,


• No. lot / seri vaksin,
• Tgl penyuntikan
• Bagian tubuh yang disuntik
(deltoid kiri, paha kanan mis)
PEMAKAIAN DAN SISA VAKSIN
• EEFO (early expired first out)
– Yang hampir kadaluarsa dipakai dahulu
• VVM (vaccine vial monitor)
– warna segi empat hampir sama dengan lingkaran 
dipakai dahulu
• Vaksin yang dibawa kelapangan
– Belum dibuka : dipakai untuk kegiatan berikutnya
– Sudah dibuka : semua sisa vaksin harus dibuang
SISA VAKSIN
• BCG
– setelah dilarutkan harus segera diberikan
dalam 3 jam (simpan dalam suhu 2 – 8◦ C)
• Polio
– Setelah dibuka harus segera diberikan dalam 7
hari (simpan dlm suhu 2 – 8◦ C)
• DPT
– Bila ada penggumpalan atau partikel yang
tidak hilang setelah dikocok  jangan dipakai
• Campak
– Setelah dilarutkan harus diberikan dlm 8 jam
(simpan dlm suhu 2 – 8 ◦ C)
PEMAKAIAN DAN SISA VAKSIN
• Di pelayanan statis :
– Tulis tanggal dan jam melarutkan
– Sisa BCG setelah dilarutkan dipakai dlm 3 jam
– Sisa Campak dan Meningokokus ACW135Y setelah dilarutkan
dipakai dlm 8 jam
Polio bisa disimpan 2 minggu
– Sisa DPT, DT, TT , Hep B, DPT-HepB, bisa disimpan 4 minggu,

– Syarat :
• Belum kadaluarsa
• Disimpan dalam suhu 2 – 80 C
• VVM : warna segi empat lebih muda
• Tidak pernah terendam air
• Sterilitas terjaga
PEMANTAUAN SETELAH
VAKSINASI

• Perhatikan keadaan umum


• Tunggu 30 menit di ruang tunggu
SAFE INJECTION : MENGAPA PERLU ?
• Estimasi WHO : 30 % suntikan imunisasi tidak aman (WHO bull. Oktober,
1999)

• Imunisasi rutin (Soewarta,1999: 4 propinsi):


– tidak disterilkan : spuit 38%, jarum 23 %
– alat suntik pakai ulang :krn tidak ada jarum (18%), tidak ada spuit (4%)

• Bulan Imunisasi Anak Sekolah (Soewarta,1999)


– 45 % alat suntik tidak disterilkan
– alat suntik pakai ulang : krn tidak ada sterilisator (39%), tidak ada
jarum (28 %) tidak ada alat suntik (6%)

• Suntikan dapat menularkan : hepatitis B, Hepatitis C, HIV, jamur,


parasit, bakteri, menyebabkan abses
• Penyebaran melalui suntikan lebih cepat daripada melalui udara,
mulut atau seks
SAFE INJECTION

Aman bagi
 yang disuntik
 penyuntik
 lingkungan
TIDAK AMAN BAGI YANG DISUNTIK
• Vaksin
– Suhu > 8° C, atau VVM telah terpapar panas
– Botol vaksin bocor, retak, atau terpasang jarum
– Ada partikel dalam larutan
– Telah dilarutkan lebih dari 6 jam
– Beku : DPT, DT, TT, HepB, Hib (tidak boleh beku)
– Uji kocok tetap menggumpal (kecuali HepB atau Hib)
TIDAK AMAN BAGI YANG DISUNTIK

• Alat suntik
– Spuit disposable dipakai ulang
– Hanya mengganti jarum
– Tidak dibersihkan dulu langsung disterilkan
– Hanya dengan desinfektan
– Membakar jarum di api
– Merebus dalam panci terbuka
– Menyentuh ujung jarum
TIDAK AMAN BAGI YANG DISUNTIK
• Cara melarutkan / pengambilan vaksin
– Cairan pelarut untuk vaksin lain atau > 8°C
– 1 spuit diisi beberapa dosis sekaligus
– jarum ditinggalkan menancap di vial
– Mencampur isi 2 vial
• Lokasi, posisi , kedalaman penyuntikan
• Tidak ada alat / obat gawat – kedaruratan
• Desinfektan sebelum penyuntikan
TIDAK AMAN BAGI PENYUNTIK
• Menekan luka berdarah dengan jari
(semua cairan tubuh dapat menularkan kuman)
• Membawa atau meletakkan alat suntik bekas
sembarangan (tidak langsung membuang ke kotak
limbah)
• Menyentuh atau mencabut jarum suntik
• Menutup kembali (recapping) jarum suntik
• Mengasah jarum bekas
• Memilah-milah tumpukan jarum bekas
• Tidak ada alat / obat gawat darurat

Tidak aman bagi lingkungan :


Meninggalkan alat suntik bekas sembarangan
TEMPAT PEMBUANGAN LIMBAH
Contoh yang salah
Beberapa
tempat/wadah
yang digunakan
untuk
membuang Alat
suntik yang
telah digunakan

Recapping
BERBAHAYA

Anda mungkin juga menyukai