Anda di halaman 1dari 20

Nama: Astasia Sefiwardani

Pembimbing: drg. Dwiyanto, Sp. BM (K)


WARFARIN
 Warfarin adalah golongan obat antikoagulan
(pengencer darah)
FUNGSI
 Mencegah pembekuan darah mengurangi
pembentukan bekuan darah.
 Warfarin biasa digunakan untuk mencegah serangan
jantung, stroke, dan pembekuan darah di pembuluh
darah dan arteri.
NAMA PATEN
 Coumadin
 Jantoven
 Marevan
SEDIAAN
Tersedia dalam kemasan Tablet:
 1 mg
 2 mg
 2,5 mg
 3 mg
 4 mg
 5 mg
 6 mg
 7,5 mg
DOSIS
 Untuk dosis awal atau induksi, warfarin biasanya
diberikan hingga 10 mg per hari selama dua hari. Untuk
dosis berikutnya atau dosis perawatan, biasa diberikan
sebesar 3-9 mg per hari.
 Dosis yang diberikan pada tiap penderita berbeda-
beda dan didasari kepada hasil tes darah di
laboratorium untuk mengukur kemampuan darah dalam
menghambat pembekuan. Tes yang diukur dengan
satuan International Normalised Ratio (INR) ini harus
dilakukan secara rutin. Tujuannya agar dosis yang
diberikan tepat, cukup efektif, dan tidak menimbulkan
masalah pendarahan.
CARA KERJA OBAT
 Warfarin menghambat berkurangnya vitamin K.
Pengurangan vitamin K dibutuhkan sebagai kofaktor di
dalam karboksilasi dari residu glutamat pada
glikoprotein faktor bekuan II, VII, IX, dan X, yang mana
disintesis di dalam hati. Selama proses karboksilasi ini
berlangsung, vitamin K dioksidasi menjadi vitamin K – 2,3-
epoksid. Warfarin mencegah reduksi dari senyawa ini
kembali menjadi vitamin K. Untuk bekerja, warfarin harus
diutilisasi di dalam hati.
SAFETY
 Sebelum menjalani prosedur medis apapun, beritahu ahli medis bahwa Anda
sedang mengonsumsi warfarin.
 Saat menjalani pengobatan dengan warfarin, jangan lupa untuk tetap rutin
memeriksakan diri ke dokter agar mereka dapat memonitor perkembangan
kondisi Anda. Selain itu, dokter juga perlu melakukan pengecekan darah secara
berkala untuk menyesuaikan dosis warfarin agar tetap efektif dan aman.
 Harap berhati-hati bagi penderita hipertensi, gangguan ginjal, gangguan hati,
tukak lambung, stroke, dan endokartitis atau infeksi pada jantung.
 Harap berhati-hati juga bagi mereka yang sedang menunggu pemulihan
pascaoperasi.
 Jauhi minuman keras dan minuman atau makanan yang mengandung buah
cranberry selama menjalani pengobatan dengan warfarin karena dapat
mengubah kadar obat ini di dalam tubuh dan mengganggu kinerja warfarin.
SAFETY
 Karena warfarin merupakan obat pengencer darah, maka hindari aktivitas
fisik yang berisiko tinggi membuat Anda terluka atau cedera. Hal ini untuk
menghindari terjadinya pendarahan berlebihan.
 Jika ingin mengonsumsi obat atau suplemen tertentu bersamaan dengan
warfarin, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter. Ini untuk memastikan
warfarin tidak berinteraksi dengan obat-obat lain yang Anda konsumsi.
 Hubungi dokter bila terjadi reaksi alergi atau overdosis.
 Gunakan metode kontrasepsi selama mengonsumsi warfarin untuk
mencegah kehamilan. Ini karena warfarin berpotensi berdampak negatif
pada janin.
EFEK SAMPING
Efek samping yang serius, seperti:
 Rasa sakit, bengkak, perasaan panas atau dingin, perubahan kulit, atau
perubahan warna di mana saja pada tubuh Anda
 Kaki tiba-tiba terasa sakit, ulkus kaki, jari kaki atau jari tangan menjadi berwarna
ungu
 Sakit kepala tiba-tiba, pusing, atau terasa letih
 Perdarahan yang tidak biasa (hidung, mulut, vagina, atau dubur), perdarahan
dari luka atau suntikan jarum, pendarahan yang tidak akan berhenti
 Bagian bawah kulit mudah memar, dan berwarna keunguan, atau bintik-bintik
merah
 Ada darah dalam urin Anda, tinja berwarna hitam atau berdarah, batuk darah
atau muntah yang terlihat seperti bubuk kopi
 Kulit pucat, kepala terasa ringan atau sesak napas, denyut jantung cepat,
bermasalah dalam berkonsentrasi
EFEK SAMPING
 Urin berwarna gelap, sakit kuning (menguningnya kulit atau mata)
 Nyeri di perut, punggung, atau sisi tubuh
 Kencing lebih sedikit dari biasanya atau tidak sama sekali
 Mati rasa atau otot lemah
 Penyakit diare, demam, menggigil, nyeri tubuh, atau gejala flu

Efek samping lainnya, yang tergolong kurang serius meliputi:


 Mual, muntah, nyeri perut ringan
 Kembung, gas
 Perubahan pada indera pengecap
CEFIXIME
 Cefixime adalah antibiotik untuk mengobati berbagai infeksi
yang disebabkan oleh bakteri. Cefixime merupakan obat
golongan cephalosporin generasi ketiga dengan aktivitas luas
untuk melawan bakteri gram-negatif. Beberapa kondisi yang
dapat ditangani oleh cefixime di antaranya adalah infeksi
telinga, bronkitis, radang amandel, tenggorokan, pneumonia,
dan infeksi saluran kemih.
 Cefixime tidak dapat mengobati infeksi yang disebabkan oleh
virus, seperti penyakit flu dan pilek.
FUNGSI
 Mengobati infeksi bakteri menghambat pembentukan
dinding sel bakteri sehingga bakteri menjadi mati.
NAMA PATEN
 Anfix  Fixacep  Pyxime
 Cefacef  Fixam  Simfix
 Cefarox  Fixatic  Sporetik
 Cefilam  Fixiphar  Starcef
 Cefixstar  Helixim  Yafix
 Cefsoan  Lanfix
 Septik  Maxpro
SEDIAAN
 Tablet: 100 mg, 200 mg
 Kapsul: 100 mg, 200 mg, dan 400 mg
 Sirup kering: 100 mg/5 ml, 200 mg/5 ml
DOSIS
 Dosis yang biasanya direkomendasikan oleh dokter
untuk pasien dewasa adalah 200-400 mg per hari.
 Sedangkan untuk anak-anak usia di atas 6 bulan
dengan berat badan kurang dari 50 kg, dosis yang
biasanya direkomendasikan adalah 9 mg/kg per hari.
CARA KERJA OBAT
 Mekanisme kerja cefixime yaitu menghambat sintesis
dinding sel. Cefixime memiliki afinitas tinggi terhadap
“penicillin-binding-protein” (PBP) 1 (1a, 1b, dan 1c) dan
3, dengan tempat aktivitas yang bervariasi tergantung
jenis organismenya.
 Cefixime stabil terhadap laktamase yang dihasilkan oleh
beberapa organisme, dan mempunyai aktivitas yang
baik terhadap organisme penghasil laktamase.
SAFETY
 Jangan mengonsumsi cefixime jika Anda alergi terhadap obat ini atau terhadap
antibiotik golongan sefalosporin lainnya. Jika memiliki riwayat alergi terhadap
obat atau bahan tertentu, konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter.
 Berhati-hatilah dalam mengonsumsi cefixime jika menderita gangguan ginjal
atau radang usus besar (kolitis).
 Beri tahu dokter apabila Anda juga sedang menggunakan obat-obatan lain,
termasuk suplemen dan herbal.
 Hindari atau berhati-hati menggunakan cefixime jika sebelumnya telah
mengalami reaksi alergi ketika mengonsumsi antibiotik jenis penisilin atau
sefalosporin.
 Pada wanita yang menggunakan pil KB, pakailah pengaman ekstra (misalnya
kondom) saat berhubungan seks, apabila mengalami muntah-muntah atau
diare lebih lama dari 24 jam.
 Jika terjadi alergi atau overdosis setelah mengonsumsi cefixime, segera hubungi
dokter.
EFEK SAMPING
Cefixime jarang menyebabkan efek samping pada
penggunanya. Efek samping yang muncul biasanya akan hilang
dengan sendirinya setelah tubuh mampu menyesuaikan diri
dengan obat ini.
Beberapa efek samping cefixime adalah:
 Sakit kepala
 Pusing
 Gangguan pencernaan
 Diare
 Sakit perut
 Mual
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai