Kelompok 4a Glaukoma
Kelompok 4a Glaukoma
Disusun oleh :
KELOMPOK 4
KELAS A
NAMA ANGGOTA KELOMPOK :
Alfa Octavia 3351171129
Paramita Aprila Nasution 3351171109
Mella Karadithia 3351171110
Pitriani 3351171209
Khoirunnisa 3351171046
Meidy Helena Latif 3351171190
Fairuz Meidi Sari 3351171050
Dismayana Anggita Rosti 3351171166
Algi Ikhsan Al-Baihaqi 3351171191
Silvia Hayuningtiyas 3351171172
Definisi Galukoma
Glaukoma Primer
Glaukoma Sudut tertutup
Adanya peningkatan tekanan
intraokuler karena sumbatan
aliran keluar humor aquos
akibat oklusi trabekular oleh
iris perifer.
Aliran Humor Aquaeus
Glaukoma
Glaukoma Sekunder Kongenital
Usia :
60 tahun 88,8 %
Negara berkembang :
Asia dan Afrika sekitar 75% dari kebutaan
total didunia.
Prevalensi (Lanjutan)
Menekan syaraf optik beserta seluruh serabut syaraf dan sel penglihatan
Melihat halo
(pelangi disekitar objek) Penglihatan kabur
Keluhan
Mual
Gejala Penyakit Glaukoma (Lanjutan)
Pemeriksaan
fisik : Mata Merah
Kornea Suram
Diskus optikus terlihat
merah dan bengkak.
Diagnosis Glaukoma
Aplanasi tonometri
Diagnosis Glaukoma (Lanjutan)
Pemeriksaan
Gonioskopi
gonioskopi
Observation
• Apabila keseluruhan dapat dilihat struktur sudut
trabecular meshwork, scleral bilik mata depan. Lebar sudut
spur dan prosesus siliaris bilik mata depan dapat
dapat terlihat, sudut diperkirakan dengan
pencahayaan oblik bilik mata
dinyatakan terbuka. depan.
• Apabila hanya
Schwalbe’s line atau
sebagian kecil dari trabecular
meshwork yang dapat
terlihat, dinyatakan sudut
sempit.
• Apabila Schwalbe’s line tidak
terlihat, sudut dinyatakan
tertutup.
Diagnosis Glaukoma (Lanjutan)
• Diskus optikus normal memiliki
cekungan di bagian tengahnya
Penilaian diskus (depresi sentral).
optikus
• Atrofi optikus akibat glaukoma
menimbulkan kelainan-kelainan
diskus khas yang terutama
ditandai oleh pembesaran cawan
diskus optikus dan pemucatan
diskus di daerah cawan.
Diskus optikus normal Diskus optikus tidak normal
• Pada penilaian glaucoma :
Apabila terdapat kehilangan lapangan
pandang atau peningkatan tekanan
intraokuli, rasio cawan-diskus lebih
dari 0,5 atau terdapat asimetri yang
bermakna antara kedua mata sangat
diindikasikan adanya atrofi
glaukomatosa.
Diagnosis Glaukoma (Lanjutan)
Pemeriksaan
Lapangan
Pandang
Agonis Prostaglandin
PEMERIKSAAN OFTALMOLOGI
INSPEKSI
PALPASI
PENYINARAN OBLIK
VISUS
DIAGNOSA
PENATALAKSANAAN
PEMERIKSAAN OD OS
PEMERIKSAAN OFTALMOLOGI 1. Palpebra Superior Edema (-), hiperemis (-), Edema (-), hiperemis (-),
entropion (-), entropion (-), ekteropion (-)
ekteropion (-)
1. Palperbra Inferior Edema (-), hiperemis (-), Edema (-), hiperemis (-),
entropion (-), entropion (-), ekteropion (-)
INSPEKSI ekteropion (-)
1. Aparatus Lakrimalis Lakrimasi (-) Lakrimasi (-)
1. Silia Kesan Normal Kesan Normal
1. Konjungtiva tarsal Hiperemis (-), folikel (-), Hiperemis (-), folikel (-), papil
papil (-), (-), secret (-)
secret (-)
1. Konjungtiva bulbi Injeksi silier (-), injeksi Injeksi silier (+), injeksi
konjungtiva (-) konjungtiva (+)
1. Kornea Jernih Keruh
1. Iris Coklat, kripte (+) Coklat, kripte (+)
PALPASI PALPASI OD OS
1. Tonometri Digital N N+
2. Nyeri tekan (-) (-)
3. Massa tumor (-) (-)
4.Glandula Tidak ada Tidak ada
preaurikuler Pembesaran Pembesaran
PEMERIKSAAN OFTALMOLOGI
PENYINARAN OBLIK
Pemeriksaan OD OS
Konjungtiva bulbi Hiperemis (-) Hiperemis (+)
Kornea Jernih Agak keruh
Bilik Mata Depan Kesan Normal Dangkal
Iris Coklat Coklat
Pupil Bulat, sentral Bulat, sentral
Lensa Jernih Jernih
PEMERIKSAAN OFTALMOLOGI
VISUS 1/300
Pada kasus ini, pasien diberikan obat topikal tetes mata Timolol 0.5% 2x1 tetes (OD) dan pilokarpin 2% 4x1 tetes, sedangkan untuk
pengobatan sistemik diberikan asetazolamid tablet 2x250 mg dan diberikan KCL tablet sebanyak 2x600 mg untuk menghindari
deplesi kalium akibat pemberian asetazolamid. Pada pasien dengan glaucoma akut yang disertai mual muntah dapat diberikan
Asetazolamid 500 mg IV, yang disusul dengan 250 mg tablet setiap 4 jam sesudah keluhan mual hilang, mencegah efek samping
dari asetazolamid dapat berikan KCL per oral sebanyak 2x1 tablet.
Trabekulektomi merupakan prosedur yang dilakukan dengan membuka hambatan dari jaringan kornea perifer di bawah flap sklera.
Flap sklera memberikan resistensi dan membatasi keluarnya akuos humor sehingga dapat mencegah hipotoni, katarak, efusi koroid
serosa dan hemoragik edema makula serta edema papil saraf optikus, Indikasi tindakan trabekulektomi dilakukan pada keadaan
glaukoma akut yang berat, atau setelah kegagalan tindakan iridektomi perifer, glaukoma primer sudut tertutup akut, juga pada
penderita dengan iris berwarna coklatgelap (ras Asia atau China), yang kemungkinan terjadi serangannya lebih berat serta tidak
respon dengan tindakan iridektomi perifer. Prognosis dari kasus ini untuk quo advitam adalah bonam karena penyakit glaukoma ini
tidak mengancam nyawa pasien, sedangkan untuk quo ad functionam dansanationam adalah dubia ad malam karena telah terjadi
penyempitan lapang pandangpada mata kanan pasien dan fungsi organmata pasien tersebut apabila tidak ditangani dengan tepat
dapat semakin memburuk dan bahkan dapat terjadi kebutaan.