Anda di halaman 1dari 32

GLAUKOMA

Disusun oleh :
KELOMPOK 4
KELAS A
NAMA ANGGOTA KELOMPOK :
Alfa Octavia 3351171129
Paramita Aprila Nasution 3351171109
Mella Karadithia 3351171110
Pitriani 3351171209
Khoirunnisa 3351171046
Meidy Helena Latif 3351171190
Fairuz Meidi Sari 3351171050
Dismayana Anggita Rosti 3351171166
Algi Ikhsan Al-Baihaqi 3351171191
Silvia Hayuningtiyas 3351171172
Definisi Galukoma

Glaukoma merupakan sekelompok penyakit


kerusakan saraf optik (neuropati) yang biasanya
disebabkan oleh efek peningkatan tekanan okular
pada papil saraf optik.

Glaukoma adalah suatu penyakit yang tidak


berdiri sendiri tetapi disebabkan oleh sekumpulan
kelainan pada mata yang merusak serabut saraf
optik (neuropati optik),
Klasifikasi Glaukoma
Glaukoma Sudut terbuka Penurunan drainase humor
aquos sehingga menyebabkan
peningkatan tekanan okuler,
Disebut sudut terbuka karena
aqueous humor
mempunyai pintu terbuka ke
jaringan trabekular.

Glaukoma Primer
Glaukoma Sudut tertutup
Adanya peningkatan tekanan
intraokuler karena sumbatan
aliran keluar humor aquos
akibat oklusi trabekular oleh
iris perifer.
Aliran Humor Aquaeus

Normal Glaukoma Sudut Glaukoma Sudut


Terbuka Tertutup
Klasifikasi Glaukoma (Lanjutan)

Glaukoma
Glaukoma Sekunder Kongenital

• Glaukoma kongenital biasanya


Peningkatan tekanan sudah ada sejak lahir dan
intraokuler pada glaukoma terjadi akibat gangguan
perkembangan pada saluran
sekunder merupakan
humor aquos.
manifestasi dari penyakit lain
• Glaukoma kongenital seringkali
dapat berupa peradangan, diturunkan.
trauma bola mata dan paling • Pada glaukoma kongenital
sering disebabkan oleh uveitis. sering dijumpai adanya epifora
dapat juga berupa fotofobia
serta peningkatan tekanan
intraokuler.
Prevalensi

Jumlah penyakit glaukoma didunia


diperkirakan :
• ± 60,5juta orang di tahun 2010
• akan menjadi 80 juta di tahun 2020
• diantaranya 44,7 juta glaucoma sudut
Menurut WHO lebar dan 15,7 juta glaukoma sudut
sempit.

Usia :
60 tahun 88,8 %

Negara berkembang :
Asia dan Afrika sekitar 75% dari kebutaan
total didunia.
Prevalensi (Lanjutan)

Menurut hasil riset kesehatan dasar


tahun 2007 :
• Provinsi DKI Jakarta (1,85%)
• Provinsi Aceh (1,28%)
Indonesia
• Kepulauan Riau (1,26%)
• Sulawesi Tengah (1,21%)
• Sumatera Barat (1,14%)
• Provinsi Riau (0,04%).
PATOFISIOLOGI GLAUKOMA

Aliran humor aquos


Pengeluaran di sudut terhambat pada celah
Produksi Berlebihan bilik mata terganggu pupil

Menekan syaraf optik beserta seluruh serabut syaraf dan sel penglihatan

Kematian sel Hilangnya penglihatan yang permanen.


VIDEO Patofisiologi Glaukoma
Gejala Penyakit Glaukoma

Melihat halo
(pelangi disekitar objek) Penglihatan kabur

Keluhan

Muntah Nyeri hebat

Mual
Gejala Penyakit Glaukoma (Lanjutan)

Bilik mata Pupil sedikit melebar, tidak


bereaksi terhadap sinar. Visus sangat menurun
depan
dangkal
Rincian iris
tidak tampak

Pemeriksaan
fisik : Mata Merah
Kornea Suram
Diskus optikus terlihat
merah dan bengkak.
Diagnosis Glaukoma

• Untuk pemeriksaan tekanan intraokuli


• Yang sering digunakan adalah aplanasi Goldman yang dilekatkan ke slitlamp dan mengukur
Pemeriksaan gaya yang diperlukan untuk meratakan daerah kornea tertentu. Rentang tekanan intraokuli
Tonometri yang normal adalah 10-21 mmHg.
• pada usia yang lebih tua tekanan intraokulinya lebih tinggi sehingga batas atasnya adalah 24
mmHg

Aplanasi tonometri
Diagnosis Glaukoma (Lanjutan)

Pemeriksaan
Gonioskopi

gonioskopi
Observation
• Apabila keseluruhan dapat dilihat struktur sudut
trabecular meshwork, scleral bilik mata depan. Lebar sudut
spur dan prosesus siliaris bilik mata depan dapat
dapat terlihat, sudut diperkirakan dengan
pencahayaan oblik bilik mata
dinyatakan terbuka. depan.
• Apabila hanya
Schwalbe’s line atau
sebagian kecil dari trabecular
meshwork yang dapat
terlihat, dinyatakan sudut
sempit.
• Apabila Schwalbe’s line tidak
terlihat, sudut dinyatakan
tertutup.
Diagnosis Glaukoma (Lanjutan)
• Diskus optikus normal memiliki
cekungan di bagian tengahnya
Penilaian diskus (depresi sentral).
optikus
• Atrofi optikus akibat glaukoma
menimbulkan kelainan-kelainan
diskus khas yang terutama
ditandai oleh pembesaran cawan
diskus optikus dan pemucatan
diskus di daerah cawan.
Diskus optikus normal Diskus optikus tidak normal
• Pada penilaian glaucoma :
Apabila terdapat kehilangan lapangan
pandang atau peningkatan tekanan
intraokuli, rasio cawan-diskus lebih
dari 0,5 atau terdapat asimetri yang
bermakna antara kedua mata sangat
diindikasikan adanya atrofi
glaukomatosa.
Diagnosis Glaukoma (Lanjutan)

Pemeriksaan
Lapangan
Pandang

• Gangguan lapangan pandang akibat glaukoma terutama mengenai


30 derajat lapangan pandang bagian sentral. Perubahan paling dini
adalah semakin nyatanya bintik buta, Perluasan akan berlanjut ke
lapangan pandang Bjerrum (15 derajat dari fiksasi) membentuk
skotoma Bjerrum, kemudian skotoma arkuata.
• Pengecilan lapangan pandang cenderung berawal di perifer nasal
Bjerrum Scotoma
sebagai konstriksi isopter. Selanjutnya, mungkin terdapat
Paracentral Scotoma
hubungan ke defek arkuata, menimbulkan breakthrough perifer.
Blind Spot
Lapangan pandang perifer temporal dan 5-10 derajat sentral baru
terpengaruh pada stadium lanjut penyakit. Pada stadium akhir,
Central scotoma
ketajaman penglihatan sentral mungkin normal tetapi hanya 5
Nasal Step derajat lapangan pandang.
Beberapa faktor resiko
terjadinya glaukoma sudut
terbuka adalah :
• Tekanan intraokular
Faktor Resiko yang tinggi (tekanan di
dalam bola mata);
• Diabetes.
Terapi
Terapi Non
Farmakologi
Terapi
1. Terapi Laser Farmakologi
a. Laser Iridektomi
b. Laser Iridoplasti
c. Laser Trabekuloplasti
d. Laser Ciliobaltion

2. Bedah Insisi 1. Parasimpatomimetik,


a. Iridektomi Bedah Agonis Kolinergik
Insisi 2. Senyawa Penghambat
b. Trabekulektomi Beta Adrenergik
c. Visconalostomi 3. Penghambat
Karbonik Anhidrase
3. Ekstraksi Lensa 4. Agonis Prostaglandin
4. Tindakan
Profilaksis
5. Glaukoma Implant
Terapi Non diindikasikan untuk mencegah
Farmakologi Laser iridektomi terjadinya blok pupil pada mata
yang beresiko

Disini pengaturannya dibuat sesuai


untuk membakar iris agar otot spingter
Laser Iridoplasti
iris berkontraksi, sehingga iris bergeser
kemudian sudutpun terbuka.
Terapi Laser
Metode ini biasanya digunakan pada
Glaukoma tipe sudut terbuka.
Laser
Trabekuloplasti
Merupakan penanganan yang
bersifat sementara bukan
menghilangkan.

Metode ini ialah menggunakan


energi Laser untuk
Laser Ciliobaltion
menstimulasi badan siliar yang
memproduksi aquous humor.
Terapi Non
Pada bedah ini, pupil dibuat
Farmakologi semiosis mungkin dengan
Iridektomi Bedah Insisi
menggunakan miotik tetes atau
asetilkolin intrakamera.

Tindakan ini dilakukan apabila suatu


kondisi misalnya serangan glaukoma akut
Trabekulektomi yang akan terjadi keterlantaran
Bedah Insisi penyakitnya atau penderita berasal dari
tempat yang jauh

menghilangkan sklera (eyewall)


sehingga membuat lapisan
Visconalostomi
jaringan yang tipis dimana
cairan mata akan dapat
mengalir lebih mudah.
Terapi Non Farmakologi
Apabila blok pupil jelas terlihat
berhubungan dengan katarak, ektraksi
Ekstraksi Lensa lensa dapat dipertimbangkan sebagai
prosedur utama.

Tindakan profilaksis terhadap mata


normal kontra-lateral dilakukan
iridektomi laser profilaksis, ini lebih
Tindakan Profilaksis disukai dari pada perifer iridektomi
bedah, yang dilakukan pada mata kontra-
lateral, yang tidak mempunyai simtom.

pembuatan saluran buatan untuk


Glaukoma Implant mengurangi tekanan pada mata. Yaitu
dengan cara memasukkan mikroskopik
tubes bawah konjungtiva.
Terapi Farmakologi

Parasimpatomimetik, Agonis Kolinergik

Mekanisme kerja Efek Samping Contoh Obat


Bekerja secara langsung sebagai Karbakol, Pilokarpin
obat parasimpatomimetik yang Berkeringat, bradikardia,
menyebabkan terjadinya hipersalivasi, bronkospasme
konstriksi pupil, menstimulasi dan kolik usus setelah
otot siliari dan meningkatkan penyerapan sistemik.
aliran aqueos humor sehingga
menurunkah tekanan pada
intraokuler.
Terapi Farmakologi

Senyawa Penghambat Beta Adrenergik

Mekanisme kerja Efek Samping Contoh Obat


Belum diketahui secara pasti, Mata kering sementara, alergi Betaksolol HCl, Levobunolol
namun diduga menurunkan blefarokonjutivis HCl, Metilpranolol dan Timolol
produksi cairan mata. Maleat.
Terapi Farmakologi

Penghambat Karbonik Anhidrase

Mekanisme kerja Efek Samping Contoh Obat


Penghambatan pada karbonik Azetolamid
anhidrase menurunkan Parestesia, hipokalemia,
kecepatan pembentukan berkurangnya nafsu makan,
aqueous humor sehingga rasa mengantuk dan depresi
menurunkan tekanan intra terutama pada pasien usia
okuler. lanjut, bintik-bintik merah pada
kulit dan kelainan darah jarang
terjadi dan dapat terjadi batu
ginjal.
Terapi Farmakologi

Agonis Prostaglandin

Mekanisme kerja Efek Samping Contoh Obat


Latanoprost
Menurunkan tekanan intraokuler Pigmentasi coklat yang menetap
dengan meningkatkan aliran aqueous atauyang reversibel terutama pada
humor, meskipun mekanisme pasti mereka yang warna irisnya bercampur
belum diketahui. (hentikan pengobatan bila perlu), iritasi
okuler, hiperaremia konungtiva, erosi
epitelial punctata.
Obat A Obat B Efek yang terjadi
Beta-bloker Beta-bloker Oral -
Optalmik
Beta-bloker Antagonis Kalsium -
Optalmik
Obat penurun Beta-bloker Optalmik -
katekolamin
Interaksi Obat (reserpin)
Beta-bloker Digitalis Penggunaan propranolol menyebabkan bradikardia
Optalmik pada pasien aritmia akibat menggunakan digitalis

Kinidin Beta-bloker Optalmik Kinidin meningkatkan kadar serum metoprolol dan


timolol karena inhibisi enzim CYP2D6, demikian juga
kadar serum propanolo naik, dapat terjadi
bradikardia

Betabloker Senyawa fenotiazin Pada penggunaan klorpromazin, tioridazin dengan


propranolol terjadi peningkatan kadar serum kedua
obat, terjadi hipotensi.

Karbakhol, NSAID Dilaporkan karbakol dan pilokarpin menjadi tidak


pilokarpin efektif bila digunakan bersama NSAID topikal

Latanoprost Obat tetes mengandung Terjadi pengendapan secara in vitro, gunakan


timerosal dengan interval 5 menit

Karbakhol Flurbiprofen, surprofen Dilaporkan karbakol menjadi tidak efektif bila


digunakan bersamaan dengan flurbiprofen atau
surprofen
Studi Kasus
ANAMNESIS
IDENTITAS PASIEN
Keluhan Utama : Nyeri pada mata kanan
Nama: Tn. D
Umur: 45 tahun
Jenis kelamin: laki-laki Keluhan Tambahan : Sakit kepala, pandangan kabur pada mata
kanan, mata merah pada mata kanan.

Riwayat Penyakit Sekarang :.Keluhan mata merah dialami pasien


bersamaan dengan penglihatan mata kanannya yang kabur.
Pasien juga mengeluh mata kanan merah, sedikit berair dan
terasa sangat nyeri yang disertai sakit kepala terus-menerus,
mual, muntah. Melihat pelangi di sekitar cahaya.

Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien tidak pernah mengalami hal ini


sebelumnya.

Riwayat Penyakit Keluarga : Keluarga pasien tidak ada yang


mengalami keluhan serupa.
Studi Kasus

PEMERIKSAAN OFTALMOLOGI

INSPEKSI

PALPASI

PENYINARAN OBLIK

VISUS

DIAGNOSA

PENATALAKSANAAN
PEMERIKSAAN OD OS
PEMERIKSAAN OFTALMOLOGI 1. Palpebra Superior Edema (-), hiperemis (-), Edema (-), hiperemis (-),
entropion (-), entropion (-), ekteropion (-)
ekteropion (-)
1. Palperbra Inferior Edema (-), hiperemis (-), Edema (-), hiperemis (-),
entropion (-), entropion (-), ekteropion (-)
INSPEKSI ekteropion (-)
1. Aparatus Lakrimalis Lakrimasi (-) Lakrimasi (-)
1. Silia Kesan Normal Kesan Normal
1. Konjungtiva tarsal Hiperemis (-), folikel (-), Hiperemis (-), folikel (-), papil
papil (-), (-), secret (-)
secret (-)
1. Konjungtiva bulbi Injeksi silier (-), injeksi Injeksi silier (+), injeksi
konjungtiva (-) konjungtiva (+)
1. Kornea Jernih Keruh
1. Iris Coklat, kripte (+) Coklat, kripte (+)

1. Pupil Bulat, tepi reguler Bulat, tepi reguler sentral,


sentral, RC(+) RC(+)
1. Lensa Jernih Jernih
PEMERIKSAAN OFTALMOLOGI

PALPASI PALPASI OD OS
1. Tonometri Digital N N+
2. Nyeri tekan (-) (-)
3. Massa tumor (-) (-)
4.Glandula Tidak ada Tidak ada
preaurikuler Pembesaran Pembesaran
PEMERIKSAAN OFTALMOLOGI

PENYINARAN OBLIK
Pemeriksaan OD OS
Konjungtiva bulbi Hiperemis (-) Hiperemis (+)
Kornea Jernih Agak keruh
Bilik Mata Depan Kesan Normal Dangkal
Iris Coklat Coklat
Pupil Bulat, sentral Bulat, sentral
Lensa Jernih Jernih
PEMERIKSAAN OFTALMOLOGI

VISUS 1/300

DIAGNOSA Glaukoma Akut


PEMERIKSAAN OFTALMOLOGI Kerja obat
1. Timolol : beta blocker non selektif dapat menurunkan
tekanan intraokuler
PENATALAKSANAAN 2. Asetazolamid : golongan karbonik anhidrase inhibitor,
Efeknya dapat menurunkan TIO dengan menghambat
produksi akuos humor, efek samping hilangnya kalium
tubuh, anoreksia dan diarer
3. Pilokarpin : golongan agonis kolinergik efeknya yaitu
meningkatkan aliran akuos humor.

Pada kasus ini, pasien diberikan obat topikal tetes mata Timolol 0.5% 2x1 tetes (OD) dan pilokarpin 2% 4x1 tetes, sedangkan untuk
pengobatan sistemik diberikan asetazolamid tablet 2x250 mg dan diberikan KCL tablet sebanyak 2x600 mg untuk menghindari
deplesi kalium akibat pemberian asetazolamid. Pada pasien dengan glaucoma akut yang disertai mual muntah dapat diberikan
Asetazolamid 500 mg IV, yang disusul dengan 250 mg tablet setiap 4 jam sesudah keluhan mual hilang, mencegah efek samping
dari asetazolamid dapat berikan KCL per oral sebanyak 2x1 tablet.

Trabekulektomi merupakan prosedur yang dilakukan dengan membuka hambatan dari jaringan kornea perifer di bawah flap sklera.
Flap sklera memberikan resistensi dan membatasi keluarnya akuos humor sehingga dapat mencegah hipotoni, katarak, efusi koroid
serosa dan hemoragik edema makula serta edema papil saraf optikus, Indikasi tindakan trabekulektomi dilakukan pada keadaan
glaukoma akut yang berat, atau setelah kegagalan tindakan iridektomi perifer, glaukoma primer sudut tertutup akut, juga pada
penderita dengan iris berwarna coklatgelap (ras Asia atau China), yang kemungkinan terjadi serangannya lebih berat serta tidak
respon dengan tindakan iridektomi perifer. Prognosis dari kasus ini untuk quo advitam adalah bonam karena penyakit glaukoma ini
tidak mengancam nyawa pasien, sedangkan untuk quo ad functionam dansanationam adalah dubia ad malam karena telah terjadi
penyempitan lapang pandangpada mata kanan pasien dan fungsi organmata pasien tersebut apabila tidak ditangani dengan tepat
dapat semakin memburuk dan bahkan dapat terjadi kebutaan.

Anda mungkin juga menyukai