Anda di halaman 1dari 15

KOMPOMER

Sania Wahyuanafi A (15-100)


Berliana Calpika Febriyanti (15-102)
Kompomer
◦ Mengandung filler dan matriks .
◦ Kuat, biokompabilitas dan kelarutan rendah
◦ Kompomer  Komposit + Glass Ionomer
◦ Merupakan bahan restorasi tunggal yang hanya dapat dikeraskan melalui polimerisasi sinar (light
cured)
◦ Berisi pasta yaitu Ca, Al, F, Filler silikat glass dalam monomer dimetakrilat dengan molekul seperti
asam akrilik
◦ Mengeras dengan polimerisasi C=C dari metaklirat (reaksi asam basa yang tertunda diantara
glass dan molekul asam)
◦ Untuk perlekatan max, berikatan dengan gigi melalui system dentin primer (bahan adhesive).
Untuk perlekatan baik tidak diperlukan etsa di permukaan gigi
◦ Lebih kuat terhadap keausan daripada komposit, pelepasan F yang lebih rendah dari GI dan
komposit packable (kondensasi)
◦ Beredar dipasaran salah satunya Dyract AP dari Dentsply
◦ Komponen utama dari kompomer sama dengan resin komposit,
yaitu bulky macro-monomers, seperti bisglycidyl ether
dimethacrylate (bisGMA) dan urethane dimethacrylate (UDMA)
yang dipadukan dengan viscosity-reducing diluents, seperti
triethylene glycol dimethacrylate (TEGDMA). Sistem polimer ini
diisi oleh serbuk inorganik non reaktif seperti quartz atau silicate
glass (0,04 µm), misalnya SrAlFSiO4 yang dilapisi silane untuk
meningkatkan kekuatan ikatan antara filler (bahan pengisi) dan
matriks pada saat pengerasan.
◦ Kompomer mengeras dengan aktivasi sinar pada matriks resin
komposit. Pengerasan berdasarkan polimerisasi sinar ini dimulai
dengan terbentuknya radikal bebas. Kemudian dengan
penyerapan air dari gigi dan rongga mulut dapat juga
menyebabkan reaksi asam basa antara rantai poliacid dari matriks
resin dengan bahan pengisi, yang menimbulkan pelepasan fluor
dan ikatan silang polimer lebih lanjut.
◦ Kompomer mengalami reaksi asam basa yang berlangsung cepat
pada permukaan paling luar tumpatan. Tingkat reaksi asam basa
yang diawali penyerapan air pada permukaan ini menurun
dengan cepat ke arah dalam tumpatan. Hal ini menunjukkan
bahwa bahan pengisi berikatan secara kimia dengan matriks
melalui reaksi asam basa hanya terjadi pada permukaan luar saja.
Sifat-sifat kompomer
◦ Sifat-sifat mekanis
Secara umum, sifat-sifat mekanis kompomer tidak jauh
berbeda dari sifat-sifat komposit resin. Perbedaan
keduanya yang paling signifikan adalah dalam hal
ketahanan terhadap tekanan. Kekuatan resin komposit
dalam menerima tekanan kunyah berkisar 1,75-1,92 MPa
dan kompomer berkisar 0,97-1,23 MPa. Oleh karena
terjadinya penurunan resistensi terhadap terjadinya
fraktur, kompomer seharusnya tidak digunakan pada
daerah yang menerima beban yang besar.
◦ Pelepasan fluor
Kompomer didesain untuk melepaskan fluor. Flour terdapat
pada reactive glass filler, dan akan dilepaskan apabila
terjadi reaksi antara glass filler dengan bahan asam yang
dipicu oleh adanya penyerapan air (lembab) ke
dalam.Selain itu, kompomer komersial mengandung
senyawa fluorida seperti fluorida stronsium atau fluorida
ytterbium yang mampu melepaskan ion fluorida bebas di
bawah kondisi klinis.Fluor akan dilepaskan apabila terjadi
peningkatan kondisi lingkungan yang asam dan sebagai
penyeimbang (buffer) bagi asam laktat.
◦ Pelepasan ion
Penelitian dari Nicholson dan Czarnecka menyatakan bahwa
kompomer melepaskan sodium, kalsium, stronsium, aluminium, fosfor
dan silikon dalam kondisi lingkungan baik asam maupun netral, di
mana yang membedakannya adalah kadar pelepasan masing-
masing ionnya, pada kondisi lingkungan yang asam, ion-ion ini akan
lebih banyak dilepaskan daripada ketika kondisi lingkungan netral.
◦ Penyeimbang asam basa (buffering)
Kompomer memiliki sifat buffering yang dapat mengubah pH asam
menjadi pH netral. Sifat ini dimiliki oleh glass ionomer cements, tapi
tidak dimiliki oleh komposit konvensional. pH asam dari kompomer
lebih kecil sehingga dapat mengurangi asiditas terhadap asam yang
menyebabkan karies agar risiko perkembangan karies dapat
dikurangi.
Kelebihan
◦ Light cure membuat bahan tumpatan menjadi cepat mengeras sehingga bisa segera
dilakukan finishing dan polishing.
◦ Apabila restorasinya sudah ditumpatkan dengan benar ke dalam kavitas gigi, maka
akan mencegah terjadinya celah tepi (marginal leakage), yang akan menyebabkan
terjadinya staining, hipersensitivitas dentin, dan sekunder karies.
◦ Sistem light cure memungkinkan kita untuk dapat menambah bahan restorasi yang
baru walaupun bahan restorasi yang semula telah mengeras. Ini sangat
menguntungkan para dokter gigi karena apabila kompomer yang kita tumpatkan
ternyata kurang, kita bisa memperbaiki restorasi tersebut dengan menambah
kompomer di kavitas tersebut di lain waktu.
◦ Warnanya estetis (sewarna dengan gigi) serta mudah diaplikasikan (dikemas dalam
satu komponen berbentuk pasta).
◦ Pembuangan jaringan tidak invasif.
Kekurangan
◦ Dapat terjadi polimerisasi shrinkage sekitar 2-3% yang akan menyebabkan adaptasi
marginal antara gigi dan bahan restorasi menjadi buruk sehingga mempermudah
terjadinya fraktur dari cusp gigi. Hal ini dapat dikompensasi apabila tindakan restorasi
dilakukan sesuai dengan prosedur yang ada.
◦ Ikatan (bonding) terhadap dentin bisa jadi bermasalah, terutama pada preparasi di
daerah marginal, contohnya pada dasar kavitas/box yang berada di bawah cemento-
enamel junction (CEJ) pada preparasi proksimal.
◦ Penggantian cusps gigi yang hilang pada preparasi yang besar di gigi posterior telah
dianggap tidak sesuai apabila menggunakan kompomer yang ditumpatkan secara
langsung.
◦ Absorpsi air akan menyebabkan terjadinya diskolorisasi (staining) pada daerah
permukaan dan marginal dari tumpatan setelah beberapa tahun.
◦ Pasien dan operator sensitif terhadap komponen dari adhesif resin, khususnya
hydroxyethylmethacrylate (HEMA).
◦ Sulit untuk melakukan diagnosa dan interpretasi restorasi kompomer apabila ditinjau
dari segi radiografi.
Kompomer
Indikasi Kontraindikasi
◦ Kelas I decidui ◦ Klas I, Klas II, Klas IV, Klas VI

◦ Kelas II decidui ◦ Jika pasien mempunyai alergi terhadap


satu atau lebih bahan restorasi resin,
◦ Kelas III termasuk sistem adhesive.
◦ Kelas V  restorasi servikal ◦ Preparasi proximal yang terlalu besar
dan karies akar sebab daya pada gigi molar permanen
tahan terhadap abrasinya ◦ Pada tempat/lokasi dimana lapangan
lebih bagus daripada resin kerja tidak bisa diisolasi, seperti
preparasi bagian distal M3
komposit hibrid.
◦ Restorasi lesi laries di bagian akar, lebih
◦ Pit&fissure sealant cocok menggunakan GI
Desain Preparasi Kavitas untuk
Restorasi Kompomer
◦ preparasi modifikasi (hanya membuang jaringan gigi yang karies/ membuang sesedikit
mungkin jaringan gigi) atau bisa juga daerah enamel rod yang tidak terbuka dibuat bevel.

a. karies pada oklusal 64


Ex: Kelas I desidu b. Dipreparasi menggunakan 33o turbide bur
c. Bentuk ouline kavitas sebelum pengambilan
seluruh karies
d. Karies dihilangkan dengan round bur low speed
menggunakan water cooling
e. Kavitas selesai dipreparasi dan diberikan liner
yang sesuai
f. Aplikasikan etsa, bonding dan kompomer pada
kavitas.
g. Restorasi sebelum diberi fissure sealant
h. Fissure sealant diaplikasikan untuk melindungi
permukaan oklusal yang mudah karies (mencegah
terjadinya karies sekunder akibat microleakage)
Aplikasi Kompomer
1. Membersihkan permukaan gigi menggunakan pumice dan air untuk meningkatkan
adesi.

2. Pada kasus enamel yang tidak dapat dietsa atau karies pada akar maka tahapnya
sebagai berikut :
a. mengulaskan bahan kondisioner, keringkan dengan semprotan udara sampai
keadaannya lembab, jangan sampai overdrying
b. Mengulaskan primer pada dentin, sinari dengan sinar biru . (didapatkan pula dentin
conditioner dan primer dalam satu kemasan)
c. Pemberian dentin bonding agent, sinari dengan sinar biru 20 detik. (didapatkan pula
primer dan bonding agent dalam satu kemasan)Setelah diberi bahan bonding kavitas
akan nampak mengkilap

Pada kavitas yang dalam :


a. Dasar kavitas diberi liner / basis semen
b. Dilakukan etsa asam pada enamel (prosedur sama seperti etsa untuk resin komposit)
◦ 3. Sebelum aplikasi bahan restorasi, gunakan matriks band untuk kelas V, kelas
II decidui, seluloid strip untuk kelas III agar didapatkan adaptasi yang baik
serta lakukan seleksi warna.

4. Aplikasikan bahan kompomer selapis demi lapis dengan ketebalan bahan


maksimal 2mm. Seperti halnya resin komppsoit, kompomer sudah dikemas
dalam bentuk pasta. Karena pengerasannya dengan aktivas sinar, kompomer
ini tersedia dalam bentuk pasta tunggal saja.

5. Sinari selama 40 detik tiap lapisnya.

6. finishing dan polishing


Dilakukan setelah 24 jam dari aplikasi bahan restorasi. Tahap penyelesaian
dan pemolesan sama dengan tahap untuk resin komposit.
Daftar Pustaka
◦ Silalahi, Dona Ivana. Bahan Restorasi Kompomer.Skripsi.2002. Medan: FKG-USU.
Available from : http://library.usu.ac.id
◦ Kun ismiyatin. Handout Restorasi Resin Komposit. 2001. Surabaya: FKG-unair.
◦ Andang, Milly Armilia, Taofik Hidayat. Bleaching dan Direct Composite Veneer pada
Gigi Anterior yang Mengalami Perubahan Warna. Jurnal Kedokteran Gigi. 2002 : 14 (2);
37-43. Available from: http://resources.unpad.ac.id/
◦ Anusavice, K.J. 2004. Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi Edisi 10. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
◦ Hermina M, T2.003. Perbaikan Restorasi Komposit Klas I. Skripsi. USU. Available from :
http://library.usu.ac.id/
Daftar Pustaka
◦ Nicholson JW. Review: Polyacid-modified composite resins (“compomers”) and their
use in clinical dentistry. Academy of Dental Materials 2007; 23: 615-22.
◦ Ireland R. Clinical textbook of dental hygiene and therapy. United Kingdom: Blackwell
Munksgaard, 2006: 212-9.
◦ Christensen GJ. Compomers vs resin-reinforced glass ionomers. J Am Dent Assoc 1997;
128: 479-80
◦ Ruse ND. What is a “compomer”? J Can Dent Assoc 1999; 65: 500-4.
◦ Barnes DM, Blank LW, Gingell JC, Gilner PP. A clinical evaluation of resin-modified glass
ionomer restorative material. J Am Dent Assoc 1995; 126: 1245-53.

Anda mungkin juga menyukai