Anda di halaman 1dari 151

AKUNTANSI ASET TETAP (PSAK 16) DAN

PSAK TERKAIT
Agenda

1 Pengakuan

2 Penilaian

3 Depresiasi

4 Pengapusan

5 Pengungkapan

2
Sifat Aset Tetap
Ya
Aset Tetap
Aset tetap mempunyai umur yang
panjang atau permanen.
Beban / Biaya
Tidak

Ya
Aset tetap berwujud karena Aset Tetap
mempunyai bentuk fisik.
Tidak
Aset tak berwujud

Ya
Aset Tetap
Dimiliki dan digunakan oleh
perusahaan dan tidak untuk dijual Persediaan
sebagai bagian dari operasional. Tidak

Investasi
Pengaturan Aset Tetap dalam PSAK

Bunga Penurunan
Nilai Aset
Pinjaman
PSAK PSAK
26 48

Aset Tetap
PSAK PSAK – Terkait
16 PSAK
Aset tetap
58
PSAK
13 & 19 Aset Tidak Lancar Dimiliki
ISAK 25 untuk Dijual dan Operasi
PSAK yang Dihentikan
Sewa 30
ISAK 8 Investasi Properti
Aset tidak berwujud
Tanah
4
Ikhtisar Perubahan PSAK 16 (Revisi 2011)
No Perihal PSAK 16 Revisi PSAK 16 Lama
1 Istilah Aset Aktiva
2 Penyusutan Digabung di PSAK 16. Diatur di PSAK lain
Bagian yg signifikan disusutkan
terpisah.
3 Komponen biaya Termasuk: Tidak mengatur 2 hal tsb
perolehan • biaya imbalan kerja secara spesifik.
• biaya pengujian aset – hasil
penjualan dari pengujian
4 Bukan komponen Kegiatan insidental ini mungkin Tidak mengatur hal tsb
biaya perolehan terjadi sebelum atau selama secara spesifik.
konstruksi atau aktivitas
pengembangan (misal : parkir)

5 Pertukaran aset Membedakan antara ada Membedakan pertukaran


substansi komersial atau tidak. sejenis dan tidak sejenis

5
Ikhtisar Perubahan PSAK 16 (Revisi 2011)

No Perihal PSAK 16 Revisi PSAK 16 Lama


6 Pengukuran setelah Cost Model atau Revaluation Hanya Cost Model,
pengakuan Awal Model revaluasi boleh dilakukan
jika sesuai ketentuan
pemerintah
7 Telaah ulang nilai Harus dilakukan minimum tiap Telaah nilai residu tidak
residu, umur akhir tahun dan perubahannya diatur, perubahan umur
manfaat & metode diperlakukan sebagai perubahan manfaat diperlakukan
penyusutan estimasi (prospektif). prospektif, perubahan
metode penyusutan
retrospektif.
8 Aktiva Lain-lain Diatur di PSAK lain Mengatur Aktiva Lain-lain
9 Dismantling cost Diakui sebagai biaya perolehan Tidak diatur
dan kewajiban

6
Pengertian Aset Tetap

• Definisi  Aset tetap adalah aset berwujud yang: (par 6)


1. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan
barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk
tujuan administratif; dan
2. Diharapkan digunakan selama lebih dari satu periode.

 Ciri
► “Used in operations” and not
for resale.
► Long-term in nature and
 Tidak berlaku untuk
usually depreciated.
Hak penambangan
► Possess physical substance. Reservasi tambang

7
Harga Perolehan Aset Tetap - Dikapitalisasi

Kapitalisasi — proses menangguhkan biaya perolehan


yang terjadi pada periode sekarang ke periode masa depan
di mana aset tersebut diharapkan memberikan manfaat

Biaya dikapitalisasi jika memenuhi kriteria :


• Terjadi dari transaksi masa lalu
• Dapat diidentifikasi dan memiliki manfaat
di masa mendatang
• Pemilik memiliki kendali atas manfaat di masa
depan dari aset tersebut
control over future benefits
Harga Perolehan Aset Tetap
Dialokasikan  Beban Depresiasi

Alokasi — proses membebankan biaya yang


dikapitalisasi pada periode di mana aset tersebut
memberikan manfaat.
Ditentukan oleh masa manfaat, nilai sisi dan metode
alokasi

Proses alokasi dikenal sebagai:


• Depreciation untuk aset tetap
Pengakuan Aset Tetap

Biaya perolehan aset tetap harus diakui sebagai aset


jika dan hanya jika : (par 7)
a) Besar kemungkinan manfaat ekonomis di
masa depan berkenaan dengan aset tersebut
akan mengalir ke entitas; dan
b) Biaya perolehan aset dapat diukur secara
andal.

 Kriteria pengakuan berlaku pada saat pengakuan


awal dan untuk biaya setelah perolehan awal.

10
Pengakuan Aset Tetap

 Suku cadang utama dan peralatan siap pakai termasuk


aset tetap jika
 digunakan lebih dari satu periode
 hanya digunakan untuk aset tertentu
 komponen yang diganti tidak diakui lagi.

 Contoh: Entitas membeli suatu komponen suku cadang dari


suatu mesin. Suku cadang tersebut spesifik dan harganya
material dibandingkan dengan nilai aset tersebut. Jangka
waktu pemakaian suku cadang tersebut lebih satu tahun.
 Suku cadang dikategorikan sebagai aset pada saat pembelian,
dengan syarat komponen yang akan diganti dihapuskan dari
pembukuan.

11
Pengakuan Aset Tetap - materialitas

 Unit ukuran dalam pengakuan sesuai kondisi entitas.


Kriteria agregasi atau invidual.
 Mempengaruhi nilai aset
 Mempengaruhi biaya depresiasi atau biaya operasi  Laba
(potensi earning management)

 Materialitas digunakan sebagai tambahan kriteria untuk menentukan, apakah


pengeluaran akan dicatat sebagai aset tetap
 Pengeluaran yang memenuhi kriteria aset tetap namun tidak material dari sisi
jumlah seringkali tidak dikapitalisasi dan dicatat sebagai beban pada periode
berjalan.
 Suatu aset secara individu tidak material, namun pembelian dalam jumlah banyak
 material sehingga dikapitalisasi

12
Pengakuan Aset Tetap - materialitas

 Agregasi
 Entitas membeli satu buah kursi seharga  ?
Rp1.000.000
 Entitas membeli 100 buah kursi dengan harga  ?
satuan Rp1.000.000 total Rp100.000.000
 Materialitas
 Entitas membeli mesin hitung elektrik seharga Rp  ?
1.500.000
 Entitas membeli dinding seharga Rp1.250.000  ?

13
Pertimbangan - Materialitas

Pertimbangan penentuan batas suatu pengeluaran dikapitalisasi


sebagai aset tetap:
 Ukuran entitas
 Relevansi informasi bagi pengguna
 Biaya dan manfaat, biaya untuk menyelenggarakan pencatatan
aset tetap dan manfaat dari informasi yang dihasilkan dari
pencatatan aset tetap tersebut.
 Konsekuensi ekonomis
 Semakin tinggi batas materialitas  pengeluaran akan cenderung
dicatat sebagai beban
 laba akan kecil
 administrasi pencatatan aset lebih mudah
 Entitas dapat menetapkan 1 jt, 5 jt, 10jt, 25jt, 50jt
 Jika tidak dicatat sebagai aset biasanya tidak diinventarisasi 
sehingga aset tidak dipelihara.

14
Pengukuran Awal
Suatu aset tetap yang memenuhi kualifikasi diakui sebagai
aset tetap pada awalnya harus diukur sebesar biaya
perolehan. (par 15)

Biaya Perolehan

Biaya yang dapat


diatribusikan secara
langsung
Biaya pembongkaran dan
pemindahan aset tetap dan
restorasi lokasi aset

15
Biaya Perolehan awal

 Seluruh biaya terkait aset yang memiliki


manfaat di masa mendatang.
 Aset lain yang berfungsi agar suatu aset dapat
memiliki manfaat di masa mendatang.
 Alat yang dipasang agar pabrik dapat
berjalan sesuai dengan ketentuan
pengolahan limbah industri.

16
Biaya Setelah Perolehan Awal
 Biaya pemeliharaan dan perbaikan  diakui beban di laporan
laba rugi komprehensif periode berjalan
 Perawatan
 Suku cadang kecil
 Penggantian aset akan menambah aset jika:
 Memenuhi kriteria aset (memiliki masa manfaat lebih dari satu
periode dan diukur dengan andal)
 Komponen yang diganti tidak lagi dicatat sebagai aset
 Inspeksi yang signifikan dapat diakui sebagai aset jika:
 Memenuhi kriteria aset
 Nilai inspeksi terdahulu (dibedakan dari fisik) dihentikan
pencatatanya

17
Komponen biaya Perolehan

a) Harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak
dapat dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan lain;
b) Biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa
aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai
dengan keinginan dan maksud manajemen
c) Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan
restorasi lokasi aset. Kewajiban atas biaya tersebut timbul
– ketika aset tersebut diperoleh, atau
– karena entitas menggunakan aset tersebut selama periode tertentu untuk
tujuan selain untuk menghasilkan persediaan.

18
Biaya Diatribusikan Langsung

a) Biaya imbalan kerja yang timbul dari pembangunan atau


akuisisi aset tetap.
b) Biaya penyiapan lahan untuk pabrik;
c) Biaya handling dan penyerahan awal;
d) Biaya perakitan dan instalasi
e) Biaya pengujian aset apakah aset berfungsi dengan baik
(setelah dikurangi hasil penjualan produk tersebut)
f) Komisi profesional

19
Bukan Komponen Biaya Perolehan

a) Biaya pembukaan fasilitas baru


b) Biaya pengenalan produk baru
c) Biaya penyelenggaraan bisnis di lokasi baru termasuk
biaya pelatihan staf
d) Administrasi dan overhead umum
e) Biaya saat alat belum beroperasi penuh
f) Kerugian awal operasi
g) Biaya relokasi dan reorganisasi operasi entitas.
h) Hasil dari aset sebelum dimanfaatkan (hasil parkir dari
lahan yang belum digunakan).
i) Laba internal jika aset tersebut merupakan persediaan
perusahaan.

20
Ilustrasi Biaya Perolehan Contoh

• Entitas membeli peralatan tambang, diimport dari


luar neger. Harga peralatan 200.000 USD.
• Cost insurance and freight sebesar 10.000 USD.
• Peralatan tersebut dikenakan bea masuk dan bea
masuk tambahan sebesar 15% dari nilai CIF.
• PPN 10%, PPnBM 10% dan PPh 22 sebesar 2,5%.
• Kurs spot atas atas pembelian peralatan tersebut
sebesar 11.000 dan kurs KMK yang berlaku pada saat
transaksi sebesar 11.100.

21
Ilustrasi Biaya Perolehan Contoh

• Nilai peralatan : 200.000 + 10.000 = 210.000 USD


• 210.000 x 11.000 = 2.310.000.000 pencatatan perusahaan
• Bea masuk 210.000 x 15% x 11.100 = 349.650.000
• Total CIF + bea masuk (kurs pajak) = 210.000 x 115% x 11.100 = 2.680.650.000
• PPN = 10% x 2.680.650.000 = 268.065.000
• PPnBM = 20% x 2.680.650.000 = 536.130.000
• PPh 22 = 2,5% x 2.680.650.000 = 67.016.250
• Nilai peralatan 2.310.000.000 + 349.650.000 + 536.130.000 = 3.195.780.000

Peralatan 2.310.000.000 3.195.780.000


Utang Dagang 2.310.000.000
Peralatan (bea masuk) 349.650.000
Peralatan (PPnBM) 536.130.000
Kas 885.780.000
PPN Masukan 268.065.000
Pajak dby dmk PPh22 67.016.250
Kas 604.800.000

22
Ilustrasi Biaya Perolehan
Contoh

Berikut ini biaya yang dikeluarkan PT. Kelana dalam rangka


perolehan mesin baru untuk produk barunya:
1. 20 milyar untuk pembelian mesin
2. 1.300 juta biaya tenaga kerja untuk memodifikasi dan
instalasi mesin sesuai layout pabrik.
Diskusikan
3. 200 juta untuk penyiapan lokasi pabrik
mana yang
4. 300 juta untuk pengiriman mesin merupakan
5. 1.000 juta PPN dan 1.500 juta bea masuk. biaya
6. Biaya promosi produk baru 700 juta perolehan??
7. Biaya pengetesan awal 250 juta
8. Biaya grand opening 350 juta
9. Biaya tenaga enginering yang melakukan pengetesan dan
instalasi 150 juta
10. Biaya administrasi yang dimasukkan dalam biaya overhead
120 juta

23
Pengukuran Awal
Example

• Biaya dari pembukaan pabrik tersebut sebesar


20.000+1.300+200+300+1.500+250+250+150 =
23.700 milyar
• Biaya yang tidak berhubungan langsung dengan
perolehan dan pemasangan mesin pabrik tersebut
tidak boleh diakui.
1. Biaya grand opening 350 juta
2. Biaya promosi produk baru 800 juta
3. Biaya administrasi yang dimasukkan dalam biaya overhead
120 juta

24
Dismantling Cost Contoh

Perusahaan menyewa sebuah bangunan selama 8 tahun untuk dijadikan kantor senilai
2.000juta. Perusahaan mengeluarkan biaya untuk modifikasi interior ruangan sebesar
1.000juta.
Menurut perjanjian bangunan tersebut harus kembali dalam keadaan kosong di akhir
masa sewa. Estimasi biaya pembongkaran interior tersebut 100 juta. Harga perolehan
peralatan interior perolehan interior adalah 1.000 juta ditambah estimasi biaya
pembongkaran. 100 juta : (1 + 6%)8 = 62.741jt) asumsi tingkat suku bunga 6%

Biaya partisi diakui dalam neraca dengan jurnal berikut:


DrAset Tetap 1.062,741 jt
Cr Kas 1.000 jt
Kewajiban diestimasi 63,741jt

Jurnal penyesuaian kewajiban tahun 1


Cr Beban bunga 3,764 jt
Kewajiban diestimasi 3,764jt

25
Dismantling Cost Example

PT. ABC membangun instalasi minyak lepas pantai. Biaya yang dikeluarkan
sebesar 500 milyar. Peraturan pemerintah mengharuskan entitas
memindahkan instalasi tersebut di akhir konsesi (20 tahun yang akan
datang). Estimasi biaya untuk melakukan pemindahan dan restorasi
sebesar 80 milyar. Tingkat bunga yang berlaku 6%. PV dari biaya restorasi
24,94.

Instalasi minyak diakui dalam neraca dengan jurnal berikut:


Dr Aset Tetap 524,94 milyar
Cr Kas 500 milyar
Kewajiban diestimasi 24,94 milyar

Jurnal penyesuaian kewajiban tahun 1


CrBeban bunga 1,497 milyar
Kewajiban diestimasi 1,497 milyar

26
Diskusi - Pengukuran Awal Example

• Entitas membeli peralatan dengan harga 2,4 milyar. Biaya instalasi


dan pemasangan 200 juta. Biaya komisi / perantara sebesar 600
juta, biaya pengadaan dan perjalanan dinas terkait pengadaan
peralatan tersebut 400 juta?
• Biaya lain-lain tersebut apakah dapat dikategorikan sebagai biaya
perolehan aset ?

• Berdasarkan konsep perolehan semua biaya yang terkait dengan


pengadaan dapat ditambahkan dalam penilaian aset.
• Namun jika nilai biaya ini material, akan membuat nilai tercatat
aset tidak mencerminkan manfaat yang akan diperoleh di masa
mendatang.
• Aset dapat dicatat mengalami penurunan nilai pada periode
berikutnya

27
Diskusi - Pengukuran Awal Example

• Bagaimana pencatatan nilai aset dan biaya-biaya lain terkait


dengan aset tersebut?
• Apakah perlu dipisahkan atau dicatat menjadi satu?
• Praktik yang sering dilakukan, semua biaya tersebut dicatat
menjadi satu sebagai nilai aset.
• Dokumen transaksi yang menjelaskan secara rinci komponen
biaya perolehan.
• Tanggal pengeluaran biaya seringkali berbeda-beda, dapat terjadi
sebelum atau sesudah aset utama diperoleh.
– Untuk sebelum aset utama diperoleh jika dapat diidentifikasi berhubungan
langsung dengan aset dapat diakui sebagai beban tangguhan sebelum dicatat
sebagai aset.
– Untuk beban setelah aset utama diakui sebagai penambah nilai aset tetap 
ditentukan titik pengakuan saat aset mulai digunakan.

28
Diskusi - Pengukuran Awal Example

• Apakah pencatatan aset dilakukan secara global sebagai satu


kesatuan atau pencatatan harus dilakukan untuk masing-masing
komponen.
• Pertimbangan pencatatan sebagai aset terpisah
– Manfaat dan biaya dari pencatatan aset secara terpisah
– Aset dapat diidentifikasi secara terpisah
– Entitas dapat secara ekonomis memisahkan biaya aset per komponen.
– Masing-masing komponen aset memiliki masa manfaat yang berbeda
contoh rangka pesawat dan asesoris dalam pesawat; bangunan dan lift;
tanah dan bangunan.
– Perolehan aset dilakukan secara terpisah sehingga dapat diidentifikasi
dengan mudah.

29
Perolehan Bangunan

Semua biaya terkait dengan akuisisi atau konstruksi :

 Material, tenaga kerja, overhead selama proses


konstruksi , biaya bunga  jika membangun sendiri

 Harga beli bangunan dan pengurusan hak


perolehan bangunan.

 Fee profesional

 Ijin pendirian bangunan

30
Perolehan Tanah
Semua biaya terkait dengan akuisisi dan penyiapan
tanah sesuai dengan tujuan penggunaan :
(1) Harga Beli
(2) Biaya pengurusan hak tanah (sertifikat,
pajak/BPHTB, biaya notaris, dll.
(3) Biaya untuk perataan tanah, penghancuran
bangunan yang tidak diperlukan.

31
Ilustrasi : Perolehan
Pengeluaran dan penerimaan berikut terkait dengan tanah, land
improvement dan pembelian gedung. Tentukan bagaimana
perusahaan mengklasifikasikan pengeluaran tersebut?
1. Biaya arsitek membangun gedung 1. Bangunan
2. Biaya untuk membeli pabrik, 2.000juta untuk 2. Tanah
tanah dan 5.000 bangunan
3. Biaya komisi pembelian pabrik 3. Tanah
4. Biaya untuk membangun pagar di sekeliling 4. Land Improvement
tanah dan bangunan
5. Biaya untuk menghancurkan bangunan yang ada 5. Tanah
di atas tanah sebelum gedung dibangun
6. Hasil dari penjualan sisa bangunan yang 6. (Tanah)
dihancurkan
7. Biaya untuk membangun lahan parkir 7. Land Improvement
8. Biaya untuk membeli pohon ditanam sekitar 8. Land
bangunan
32
PSAK 13
Tanah dan Bangunan  Investasi Properti

• Properti Investasi menurut PSAK 13 adalah:


– properti (tanah atau bangunan—atau bagian
dari bangunan—atau keduanya) yang dikuasai
(oleh pemilik atau lessee melalui sewa
pembiayaan) untuk menghasilkan rental atau
untuk kenaikan nilai, atau kedua-duanya, dan
tidak untuk:
1. Digunakan dalam produksi atau penyediaan barang
atau jasa atau untuk tujuan administratif; atau
2. Dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari.
• Sebagian aset digunakan sebagian yang
lain disewakan  prorata
33
PSAK 13
Pengakuan Investasi Properti

• Kriteria Pengakuan Sama dengan PSAK 16


– Memiliki manfaat ekonomi di masa mendatang
– Dapat diukur dengan andal
• Properti investasi pada awalnya diukur sebesar biaya perolehan.
– Biaya transaksi termasuk dalam pengukuran awal
– Biaya pengurusan surat-surat
• Setelah pengukuran awal perusahaan dapat memilih
menggunakan :
– Metode biaya  harga perolehan dikurangi akumulasi depresiasi
– Metode nilai wajar  nilai properti pada tanggal pelaporan, selisih
perubahan nilai diakui dalam laporan laba rugi komprehensif, aset
properti investasi tidak disusutkan.

34
PSAK 13
Pengukuran setelah Pengakuan Awal

Fair value model (PSAK 13) Revaluation model (PSAK 16)

• Menggunakan nilai wajar • Menggunakan nilai wajar

• Perubahan nilai wajar diakui dalam • Perubahan nilai wajar diakui dalam
laporan laba rugi pada periode ekuitas (laba komprehensif atau laba
terjadinya. rugi untuk penurunan nilai.

• Tidak ada penyusutan. • Penyusutan.

• Mencerminkan kondisi pasar pada • Tidak spesifik, hanya mengharuskan


tanggal neraca. secara reguler.

35
Ilustrasi - Investasi Properti
• Entitas memiliki gedung 20 lantai. 10 lantai
digunakan untuk kegiatan entitas, sedangkan
sisanya disewakan. Aktivitas utama entitas
bukan menyewakan gedung.
• Bagian gedung yang digunakan sebagai aset tetap,
bagian gedung yang disewakan disajikan sebagai
properti investasi
• Alokasi dapat dilakukan berdasarkan jumlah lantai
Ilustrasi - Investasi Properti
• PT, Melati membeli tanah dan bangunan pada 1 Januari 2012 senilai 4.500juta.
Berdasarkan informasi, harga beli tanah saja 2.000 dan bangunan saja 3.000.
Perusahaan menggunakan metode fair value untuk penilaian properti investasi
tersebut. Nilai wajar tanah dan bangunan dapat dilihat dalam tabel berikut:
31/12/2012 31/12/2013
Tanah 2.000 2.100
Bangunan 3.000 2.800

• Properti Investasi 4.500


Kas 4.500
• Properti Investasi 500
Keuntungan peningkatan nilai 500
• Kerugian penurunan nilai 100
Properti investasi 100
Perolehan Peralatan
 Peralatan dapat meliputi mesin, kendaraan, peralatan
kantor, peralatan pabrik, peralatan tambang, mesin
dan peralatan lain.
 Biaya perolehan meliputi
(1) Harga beli,
(2) Pajak atau Bea yang tidak dapat dikreditkan
(3) Biaya transportasi
(4) Biaya asuransi selama pengiriman barang
(5) Biaya instalasi dan biaya penyiapan tempat untuk
melakukan instalasi
(6) Biaya untuk pengetesan peralatan

38
Aset Dibangun Sendiri

• Biaya yang dikeluarkan sampai aset tersebut siap


digunakan:
– Material dan tenaga kerja
– Overhead  biaya variabel dan porsi dari fixed
overhead yang terkait langsung dengan pembangunan
aset.
– Biaya bunga selama proses pembangunan

39
Bunga selama Proses Konstruksi

• Alternatif pembebanan biaya bungan yang muncul


selama proses konstruksi

Rp 0 Menambah Nilai Aset Rp ?

Biaya bunga Kapitalisasi


Kapitalisasi biaya
tidak semua biaya
bunga aktual
dikapitalisasi bunga
selama konstruksi
selama
(dengan modifikasi)
konstruksi

IFRS/PSAK
40
Bunga Pinjaman (PSAK 26)

 PSAK 26 (IFRS 23) mengkapitalisasi biaya bunga aktual (dengan modifikasi)


 SAK ETAP dan IFRS SME, bunga pinjaman tidak dikapitalisasi
 Konsisten dengan prinsip harga perolehan
 Dalam kapitalisasi ada tiga pertimbangan
1. Qualifying assets
2. Periode kapitalisasi
3. Jumlah yang dikapitalisasi

Qualifying Assets / Aset kualifikasi


 Memerlukan periode yang cukup lama untuk membangun atau
menyiapkan aset tujuan penggunaannya:
 Ada dua jenis aset : aset yang dibangun sendiri maupun aset
yang akan dijual / disewakan.

41
Bunga Pinjaman (PSAK 26)

Periode Kapitalisasi
 Dimulai :
1. terjadinya pengeluaran untuk aset;
2. terjadinya biaya pinjaman; dan
3. entitas telah melakukan aktivitas yang diperlukan untuk
menyiapkan aset untuk digunakan atau dijual sesuai dengan
maksudnya.
• Berakhir
1. Aset telah selesai dibangun dan siap digunakan
2. Jika aset dihentikan pembangunannya karena kondisi force
major maka kapitalisasi dihentikan sementara.

42
Bunga Pinjaman (PSAK 26)

Jumlah yang dikapitalisasi


 Jumlah yang lebih kecil antara
 Biaya bunga aktual
 Avoidable interest – bunga yang dapat dihindarkan yaitu
biaya bunga yang tidak akan muncul jika kegiatan
pembangunan tersebut tidak dilaksanakan.

43
Bunga Pinjaman (PSAK 26)

 Pinjaman dapat meliputi


1. Pinjaman khusus yang dikeluarkan untuk untuk mendanai aset
tersebut
2. Pinjaman umum yang ada saat proses pembangunan aset tersebut
terjadi
• Pinjaman khusus  menggunakan aktual biaya bunga yang terjadi
dikurangi pendapatan bunga yang dihasilkan dari pinjaman khusus
sebelum digunakan.
• Pinjaman umum  menggunakan rata-rata tertimbang dana yang
terpakai dikalikan dengan bunga rata-rata.
• Dana yang digunakan gabungan ??
• PSAK / IFRS tidak ada penjelasan khusus
• US GAAP  sampai dengan jumlah sebesar pinjaman khusus
menggunakan rate bunga pinjaman khusus, sisanya menggunakan
bunga pinjaman umum

44
Pengakuan PSAK 26

• Sepanjang entitas meminjam dana secara spesifik


untuk tujuan memperoleh aset kualifikasian, entitas
harus menentukan jumlah biaya pinjaman yang dapat
dikapitalisasi sebesar:
– biaya pinjaman aktual yang terjadi atas pinjaman tersebut
selama periode berjalan dikurangi
– penghasilan investasi dari investasi temporer pinjaman
tersebut.

45
Pengakuan bunga pinjaman
• Menggunakan dana secara umum  tingkat kapitalisasi untuk
pengeluaran atas aset tersebut.
• Tingkat kapitalisasi adalah rata-rata tertimbang biaya pinjaman
yang dapat diterapkan atas saldo pinjaman selama periode
berjalan, selain pinjaman yang secara spesifik untuk tujuan
memperoleh aset kualifikasian.
• Jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi  tidak boleh melebihi
jumlah biaya pinjaman yang terjadi.
• Gabungan dana  dipisahkan sumber dana dari pinjaman khusus
dan pinjaman umum
– Pinjaman khusus = bunga aktual dikurangi hasil investasi
– Pinjaman umum = rata tertimbang biaya pinjaman x pinjaman
umum yang digunakan untuk pembangunan aset

46
Ilustrasi Kapitalisasi Bunga Pinjaman

• PT. Melati meminjam ke Bank sejumlah 10.000 juta untuk


membangun gedung dengan tingkat bunga 8%.
Pengeluaran dilakukan selama proses pembangunan
sehingga sebagian dana diinvestasikan.
• Hasil investasi yang terjadi selama proses pembangunan
gedung dari pinjaman yang belum dipakai sebesar 300juta.

• Total biaya bunga yang terjadi adalah:


10.000 x 8% = 800 juta
• Bunga yang dapat dikapiltalisasi adalah
800 juta – 300 juta = 500 juta

47
Ilustrasi Kapitalisasi Bunga Pinjaman

• PT. Mutiara memiliki beberapa utang pada 1/1/2010


– Utang 1 sebesar 1.600 juta bunga 9%
– Utang 2 sebesar 4.000 juta bunga 8%
– Utang 3 sebesar 800 juta bunga 7,5%
• Perusahaan membangun pabrik baru dengan total biaya 1.600 juta.
Waktu untuk membangunnya 6 bulan. Tidak ada utang khusus yang
ditarik untuk mendanai pembangunan pabrik tersebut.
• Bunga rata-rata pinjaman (1.600 x 0.09) + (4.000 x 0.08) + (800 x 0.075)
/ (1.600 + 4.000 + 800) = 8%
• Bunga yang dikapitalisasi adalah : 1.600 x 8% x 6/12 = 64 juta

48
Ilustrasi Kapitalisasi Bunga Pinjaman

PT. Melati membangun sendiri gedung dengan melakukan


pengeluaran selama tahun 2011:
Jan 31: 480.000juta Juli 31: 360.000 juta.

Dana yang tidak dipakai diinvestasikan dengan bunga 6%. Perusahaan


sebelumnya memiliki utang outstanding utang dalam bentuk notes. Sumber
pendanaan pembangunan tersebut adalah sbb:
1. 10%, utang bang 2 tahun untuk proyek tersebut : 500.000 juta
2. 8%, utang bank 5 untuk keperluan modal kerja 400.000 juta

Berapa bunga yang dikapitalisasi ??


Ilustrasi Kapitalisasi Bunga Pinjaman

Up to
specific loan, 45.833
500.000 at avoidable
10% x 11/12
Expenditure +
840.000
Excess
(840,000 less 11.333
500.000 = 340.000) avoidable
At 8% x 5/12

600
Revenue -
56.567
Ilustrasi Kapitalisasi Bunga Pinjaman

Bunga yang dapat dihindari : 56.567


Bunga aktual :
• 500,000 @ 10% = 50.000
• 400,000 @ 8% = 32.000
82.000
• Bunga yang dihindari lebih kecil dari bunga
aktual sehingga bunga yang dapat
dikapitalisasi 56.567.
• Beban bunga 25.433 (82.000-56.567).
Pengukuran Biaya Perolehan
• Diskon — Diskon harus dikurangkan dari harga
perolehan aset  aset dicatat setelah diskon
• Pembayaran ditangguhkan— Aset yang dibeli dengan
pembayaran ditangguhkan dinilai setara nilai tunainya.
Perbedan nilai tunai dengan pembayaran diakui sebagai
beban bunga.
• Pertukaran aset — menggunakan nilai wajar kecuali
tidak ada substansi ekonomi atau tidak ada nilai wajar
yang andal.
• Pembelian dengan lumpsum — dialokasikan nilai total
biaya perolehan ke masing-masing aset dengan dasar
nilai wajar aset. (jika asetnya diklasikan atau memiliki
masa manfaat berbeda).
52
Pengukuran Biaya Perolehan
• Penerbitan saham — menggunakan dasar nilai
wajar dari saham sebagai indikator nilai wajar aset,
jika nilai saham dapat diandalkan.
– Mana yang lebih andal antara nilai wajar saham atau aset.
– Jika keduanya andal maka nilai wajar aset yang
diserahkan digunakan untuk mengukur aset yang diterima.

• Hibah pemerintah — tidak boleh diakui sampai


diperoleh keyakinan bahwa entitas memenuhi
persyaratan dan hibah akan diperoleh.

53
Pertukaran Aset
Biaya perolehan aset tetap dari suatu pertukaran diukur sebesar
nilai wajar
kecuali:
– Tidak memiliki substansi komersial, atau Substansi Komersial

– Nilai wajar aset yang diterima dan


diserahkan tidak dapat diukur secara Nilai wajar
andal Aset dipertukarkan

 Biaya perolehannya diukur dengan jumlah tercatat dari


aset yang diserahkan.

54
Ilustrasi Pembayaran Tangguhan

• PT. Kencana membeli kendaraan melalui angsuran. Uang muka yang


dibayarkan sebesar 500 juta dan angsuran selama 5 tahun yang dibayarkan
200juta per tahun.
• Tingkat bunga yang berlaku 12%
• Nilai tunai mesin tersebut adalah PVA i=12%, n=5. Nilai tunai angsuran =
720,95
• Nilai mesin 730,95+500 = 1.230,95
Jurnal perolehan
 Kendaraan 1.230,95
Kas 500
Utang 720,95
Pembayaran angsuran 1
 Utang 113,49
Beban bunga 86,51
Kas 200
55
Pengeluaran setelah Perolehan
Aset
• Pengeluaran yang dilakukan untuk mengakuisisi aset tetap
baru atau menambah aset tetap baru belanja modal =
capital expenditure.
• Pengeluaran akan dicatat menambah nilai aset jika sesuai
dengan definisi aset tetap yaitu memiliki manfaat ekonomi
di masa depan dan nilainya dapat diukur dengan andal
Pengeluaran setelah Perolehan
Aset
• Pengeluaran untuk memperbaiki atau
memelihara aset tetap yang tidak
memberikan manfaat di masa mendatang
disebut belanja pendapatan = revenue
expenditure.
• Pengeluaran akan diklasifikasikan sebagai
beban pemerliharaan
Pengeluaran setelah Perolehan Aset

KEWAJIBAN

CAPITAL
ASET EKUITAS
EXPENDITURE PEMILIK

Laba bersih
1. Biaya awal BEBAN PENDAPATAN
2. Penambahan
3. Peningkatan
4. Perbaikan luar biasa

REVENUE Perbaikan dan


pemeliharaan
EXPENDITURE normal dan rutin
Pengukuran setelah Pengakuan
Awal
Entitas harus memilih antara:

 Sebagai kebijakan
Cost Model akuntansinya, dan
 Menerapkan kebijakan
tersebut terhadap seluruh
aset tetap dalam kelompok
Revaluation Model
yang sama.

59
Pengukuran setelah Pengakuan
Awal
Cost Model Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat
sebesar :
 Biaya perolehan dikurangi
 Akumulasi penyusutan dan Akumulasi rugi
penurunan nilai aset

Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat


Revaluation Model
sebesar :
– Jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada
tanggal revaluasi, dikurangi
– Akumulasi penyusutan dan Akumulasi rugi
penurunan nilai aset
yang terjadi setelah tanggal revaluasi.
60
Nilai Wajar

Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk


mempertukarkan suatu aset antara pihak-
pihak yang berkeinginan dan memiliki
pengetahuan memadai dalam suatu
transaksi dengan wajar.

Bukan nilai yang akan diterima atau dibayarkan


entitas dalam suatu transaksi yang dipaksakan,
likuidasi yang dipaksakan, atau penjualan akibat
kesulitan keuangan.

61
Hirarki Penentuan Nilai Wajar
• Kuotasi harga di pasar aktif;
• Jika pasar tidak aktif, maka menggunakan teknik
penilaian yang meliputi:
– penggunaan transaksi-transaksi pasar wajar yang terkini
antara pihak-pihak yang mengerti, berkeinginan, jika
tersedia;
– referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang
secara substansial sama;
– analisis arus kas yang didiskonto (discounted cash flow
analysis); dan
– model penetapan harga opsi (option pricing model)

62
Definisi Nilai Wajar – PSAK 68

• harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau


harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas
dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal
pengukuran.

• “...the price that would be received to sell an asset or transfer


a liability in an orderly transaction between market
participants at the measurement date.”
IFRS 13 par 9

63
Hirarki Fair Value – PSAK 68 64

Apakah ada harga kuotasian


Yes dalam pasar aktif untuk aset
No
atau liabilitas yang identik
(Level 1)

Gunakan nilai wajar Apakah ada input selain


pengukuran dengan Level 1 harga kuotasioan yang
dapat diobservasi*
Harus digunakan tanpa
penyesuaian No
Yes

Gunakan input selain Gunakan input yang


* Maksimumkan input yang dapat
diobservasi, termasuk informasi pasar Harga kuotasian yang bukan berdasarkan
dan informasi publik lainnya
‡ Input yang tidak dapat diobservasi
dapat diobservasi baik harga pasar yang
diantaranya data entitas (anggaran, secara langsung atau tidak dapat diobservasi.
proyeksi), harus disesuaikan jika langsung, pengukuan ‡ Level 3
pelaku pasar menggunakan asumsi
berbeda Level 2
64
Penentuan Nilai Wajar
• Nilai wajar tanah dan bangunan biasanya
ditentukan melalui penilaian yang dilakukan
oleh penilai yang memiliki kualifikasi
professional berdasarkan bukti pasar.
• Nilai wajar pabrik dan peralatan biasanya
menggunakan nilai pasar yang ditentukan oleh
penilai.

65
Pengukuran setelah Pengakuan Awal

• Jika tidak ada pasar yang dapat dijadikan dasar penentuan nilai
karena sifat aset yang khusus dan jarang diperjualbelikan,
kecuali sebagai bagian dari bisnis yang berkelanjutan, maka
 Entitas mengestimasi nilai wajar menggunakan pendekatan
 penghasilan atau
 biaya pengganti yang telah disusutkan (depreciated
replacement cost).

66
Frekuensi Penilaian
• Frekuensi revaluasi tergantung perubahan
nilai wajar dari suatu asset tetap.
• Jika nilai wajar dari asset yang direvaluasi berbeda secara
material dari jumlah tercatatnya, maka revaluasi lanjutan perlu
dilakukan.
• Beberapa asset tetap mengalami perubahan nilai wajar secara
signifikan dan fluktuatif, sehingga perlu direvaluasi secara
tahunan.
• Revaluasi tahunan tidak perlu, apabila perubahan nilai wajar
tidak signifikan, asset dapat direvaluasi setiap tiga atau lima
tahun sekali.

67
Revaluation Model

Revaluation Model Revaluasi harus dilakukan secara


reguler Untuk memastikan jumlah
tercatat tidak berbeda secara
material dengan nilai wajar pada
tanggal neraca.

Akumulasi penyusutan pada tanggal


revaluasi diperlakukan dengan metode:
proporsional, atau eliminasi.

68
Akumulasi Penyusutan – Revalution Model

Revaluation Model Akumulasi penyusutan pada tanggal


revaluasi diperlakukan dengan
metode:
• proporsional
Nilai akumulasi depresiasi dan harga
perolehan dinaikkan secara
proporsional sehingga nilai bersih
aset sama dengan nilai revaluasi.
• eliminasi.
Nilai akumulasi depresiai ditutup
mengurangi nilai aset. Kemudian aset
dinaikkan menjadi nilai revaluasi

69
Revaluation Model Example

Metode Proporsional Peralatan senilai 100.000.000 diperoleh tanggal 1


Januari 2012 dengan masa manfaat ekonomis 5
tahun tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember 2012
nilai wajar aset adalah 90.000.000.

1/1/2012 Aset tetap 100.000.000


Kas 100.000.000
31/12/2012 Beban Penyusutan 20.000.000
Akumulasi Penyusutan 20.000.000

31/12/ 2012 Aset Tetap 12.500.000


Akumulasi Penyusutan 2.500.000*
Surplus Revaluasi 10.000.000

*(90.000.000 - 80.000.000) / 80.000.000) x 20.000.000 = 2.500.000

70
Revaluation Model
Example

Metode Eliminasi Peralatan senilai 100.000.000 diperoleh tanggal 1


Januari 2012 dengan masa manfaat ekonomis 5
tahun tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember 2012
nilai wajar aset adalah 90.000.000.

1/1/2012 Aset tetap 100.000.000


Kas 100.000.000
31/12/2012 Beban Penyusutan 20.000.000
Akumulasi Penyusutan 20.000.000

31/12/ 2012 Akumulasi Penyusutan 20.000.000


Aset Tetap 20.000.000

Aset Tetap 10.000,000


Surplus Revaluasi 10.000.000

71
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Revaluation Model

• Jika suatu aset tetap direvaluasi, maka


Entire class
– seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama harus
direvaluasi
• Jika jumlah tercatat aset meningkat akibat revaluasi,
kenaikan tersebut langsung dikreditkan ke ekuitas pada
To Equity
bagian surplus revaluasi.
directly
– Dikredit ke saldo laba jika sebelumnya ada penurunan
akibat revaluasi terdahulu / impairment.
• Jika jumlah tercatat aset menurun akibat revaluasi,
penurunan tersebut diakui dalam laporn laba rugi.
Negative to
– Didebit ke surplus revaluasi (ekuitas) – sejumlah saldo P/L
kredit surplus revaluasi (jika ada) sebelum debit ke saldo
laba.

72
Revaluation Model
Revaluation Model

• Surplus revaluasi di ekuitas dapat dipindahkan langsung ke sado laba


pada saat aset tersebut dihentikan penggunaannya.
• Namun, pemindahan ke saldo laba dapat dilakukan seiring dengan
penggunaan aset oleh entitas. (partially realized)  saat penyusutan
– Dipindahkan sebesar perbedaan penyusutan dengan revaluasian
dan penyusutan dengan biaya perolehan (atau nilai surplus
revaluasi dibagi sisa manfaat ekonomis)

Dr Surplus Revaluasi
Cr Saldo Laba
• Pemindahan surplus revaluasi tidak dilakukan melalui Laporan
Laba Rugi.

73
Revaluation Model
Example

• Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan akumulasi


penyusutan Rp 3.300.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan
nilai Rp 3.900.000.

Dr - Akumulasi Penyusutan 3.300.000


Cr – Aset Tetap 3.300.000

Dr – Aset Tetap 1.200.000


Cr – Surplus Revaluasi 1.200.000

74
Revaluation Model
Example

Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan akumulasi


penyusutan Rp 3.300.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan nilai Rp
3.900.000. Sebelumnya pernah direvaluasi dengan penurunan Rp
400.000.

Dr - Akumulasi Penyusutan 3.300.000


Cr – Aset Tetap 3.300.000
Dr – Aset Tetap 1.200.000
Cr – Keuntungan Revaluasi 400.000
Cr - Surplus Revaluasi 800.000

75
Revaluation Model Example

• Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan akumulasi


penyusutan Rp3.300.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan
nilai Rp 2.000.000.

Dr - Akumulasi Penyusutan 3.300.000


Cr – Aset Tetap 3.300.000

Dr – Rugi Revaluasi 700.000


Cr – Aset Tetap 700.000.

76
Revaluation Model Example

• Aset tetap dengan biaya perolehan Rp 6.000.000 dan akumulasi


penyusutan Rp 3.300.000 dilakukan revaluasi dan menghasilkan
nilai Rp 2.000.000. Sebelumnya pernah direvaluasi dengan
surplus Rp 400.000.

Dr - Akumulasi Penyusutan 3.300.000


Cr – Aset Tetap 3.300.000

Dr – Rugi Revaluasi 300.000


Dr – Surplus Revaluasi 400.000
Cr – Aset Tetap 700.000
77
Revaluation Model Contoh

Revaluation Model
1.1.2010
• PT. Kenanga membeli Dr Aset tetap 50,000
mesin dengan harga 50.000 Cr Kas 50,000
pada 1 Jan 2010 dan 31.12.2010
menggunakan metode
revaluasi Dr Beban Penyusutan 10,000
Cr Akumulasi Penyusutan 10,000
• Mesin tersebut disusutkan
dengan metode garis lurus Dr Akumulasi Penyusutan 10,000
5thn.
Cr Aset tetap 2,000
• Pada 31 Desember 2010
Cr Surplus Revaluasi 8,000
direvaluasi sebesar 48.000
• Buat jurnal untuk tahun 31.12.2011
2010 dan 2011. Dr Beban Penyusutan ($48K/4) 12,000
Cr Akumulasi Penyusutan 12,000
Dr Surplus Revaluasi 2,000
Cr Saldo Laba 2,000
78
Penyusutan
Cost Model
Penyusutan
Revaluation Model

Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat


disusutkan (depreciable amount) dari suatu aset selama umur
manfaatnya (useful life).

79
Sifat Penyusutan
Depresiasi fisik terjadi dari
Semua aset tetap kecuali pengausan atau perusakan
tanah kehilangan kapasitasnya saat digunakan atau karena
saat digunakan. cuaca.
Kehilangan kapasitas produksi
ini diakui sebagai Beban
Depresiasi.
Depresiasi  alokasi biaya Depresasi fungsional terjadi
perolehan saat aset tetap tidak lagi
dapat digunakan pada tingkat
yang diharapkan.
Sifat Penyusutan
Faktor yang Mempengaruhi
Beban Depresiasi

Biaya Perolehan - Nilai Sisa = Biaya didepresiasi

Masa Manfaat

Beban Depresiasi
Periodik
Penyusutan
Penyusutan
• Setiap bagian aset tetap yang
memiliki biaya perolehan cukup
signifikan terhadap total biaya
perolehan seluruh aset harus
disusutkan secara terpisah.
– Contoh : rangka dan mesin
pesawat
• Beban penyusutan untuk setiap
periode harus diakui dalam
laporan laba rugi kecuali jika
beban tersebut dimasukkan dalam
jumlah tercatat aset lain.
82
Penyusutan
 Penyusutan aset dimulai pada saat aset Penyusutan
tersebut siap digunakan
– Pada saat aset berada di lokasi dan
kondisi yang diinginkan agar aset siap Implikasinya,
digunakan sesuai dengan keinginan dan penyusutan tidak
maksud manajemen. dihentikan sekalipun
 Penyusutan aset dihentikan lebih awal aset:
ketika: – tidak digunakan
atau
– Diklasifikasikan sebagai aset dimiliki
– dihentikan
untuk dijual; dan
penggunaannya
– Aset dihentikan pengakuannya.
 Tanah dan bangunan diperlakukan
sebagai aset terpisah walaupun
diperoleh sekaligus.
83
Penyusutan
• Nilai residu dan umur manfaat suatu aset
harus di-review minimum setiap akhir
tahun buku
– Jika hasil review berbeda dengan estimasi
sebelumnya maka perbedaan tersebut harus
diperlakukan sebagai perubahan estimasi
akuntansi.

84
Penyusutan
Umur Manfaat

Faktor yang harus diperhitungkan dalam menentukan


umur manfaat.
• Prakiraan daya pakai aset;
• Prakiraan tingkat keausan fisik;
• Keusangan teknis dan keusangan komersil;
• Pembatasan penggunaan aset karena aspek hukum (misal :
sewa).

85
Penyusutan
• Metode penyusutan yang Metode Penyusutan
digunakan:
– Harus mencerminkan ekspektasi pola
konsumsi manfaat ekonomis masa
depan atas aset oleh entitas.
– Harus di-review minimum setiap
akhir tahun buku, dan
– Perubahan metode diperlakukan
sebagai perubahan estimasi.

86
Penyusutan
Metode Penyusutan

Menghasilkan pembebanan yang tetap sepanjang


Garis Lurus
umur manfaat selagi nilai residu tidak berubah

Menghasilkan pembebanan yang menurun


Saldo Menurun
sepanjang umur manfaat

Menghasilkan pembebanan berdasarkan


Jumlah Unit
penggunaan

87
Penyusutan
Sebagian besar perusahaan
di USA menggunakan
metode garis lurus / Lainnya
straight line Unit Produksi
8% 5%
4%
Saldo Menurun

83%
Garis Lurus
Sumber: Accounting Trends & Techniques, edisi 56, American Institute of
Certified Public Accountants, New York, 2002.
Data

Biaya Awal.....………….. ... 2.400.000


Masa manfaat dalam tahun.. 5 tahun
Masa manfaat dalam jam…... 10.000
Nilai sisa............................ 200.000
Metode Penyusutan Garis Lurus

Biaya – Nilai Sisa


= depresiasi tahunan
Masa Manfaat
2.400.000 – 200.000
= 440.000 depresiasi tahunan
5 tahun
440.000
= 18.3%Tingkat depresiasi
2.400.000 garis lurus
Metode Garis Lurus

Akum. Depr. Nilai Buku Nilai buku


pada awal pada awal Beban pada akhir
Tahun Biaya tahun tahun Depr. tahun

1 2.400.000 2.400.000 440.000 1.960.000


2 2.400.000 440.000 1.960.000 440.000 1.520.000
3 2.400.000 880.000 1.520.000 440.000 1.080.000
4 2.400.000 1.320.000 1.080.000 440.000 640.000
5 2.400.000 1.760.000 640.000 440.000 200.000
Beban
Biaya (2.400.000) – Nilai Sisa (200.000) Depresiasi
Estimasi Masa Manfaat 5 thn)
=
tahunan (440.000)

91
Metode Unit Produksi
Biaya – Estimasi nilai sisa
= Depresiasi per unit, jam,
Estimasi masa manfaat dalam unit, jam, dsb.
dsb.

2.400.000 – 200.000
= 220 per jam.
10,000 jam

Metode unit produksi lebih sesuai


dibandingkan dengan metode garis lurus saat
jumlah penggunaan aset tetap bervariasi dari
tahun ke tahun.
Metode Saldo Menurun
Tahap 1 2.400.000 – 200.000
= 480.000
5 tahun
Mengabaikan nilai sisa,
menghitung tingkat 480.000
garis lurus = 20%
2.400.000
Tahap 2
Cara mudahnya dengan
membagi satu dengan
Tingkat garis lurus dikali dua. jumlah tahun (1 ÷ 5 = .20).
0.20 x 2 = .40
Untuk tahun pertama, biaya dari aset dikalikan dengan 0.40. Setelah tahun
pertama, nilai buku yang menurun dari aset dikalikan dengan 0.40.
93
Tabel Perhitungan Saldo Menurun

Tahap 3
Akumulasi
Nilai Buku Depresiasi Depresiasi Nilai Buku
Tahun Awal Tahun Tingkat Tahunan Akhir Tahun Akhir Tahun
1 2.400.000 40% 960.000 960.000 1.440.000
2 1.440.000 40% 576.000 1.536.000 864.000
3 864.000 40% 345.600 345.600 518.400
4 518.400 40% 207.360 207.360 311.040
5 311.040 111.040 111.040 200.000

311.040 – 200.000 Nilai Buku akhir


yang diinginkan
Penurunan Nilai – PSAK 48
• PSAK 48 tentang Penurunan Nilai Aset, yang membahas:
1. Bagaimana entitas melakukan review atas nilai tercatat aset,
2. Bagaimana menentukan recoverable amount suatu aset, dan
3. Kapan mengakui atau membalik rugi penurunan nilai.
• Penurunan nilai terjadi jika nilai tercatat aset lebih tinggi dibandingkan
nilai terpulihkan (recoverable amount)
• Recoverable amount adalah nilai tertinggi antara nilai wajar dikurangi
biaya penjualan dengan nilai kini penggunaan aset.
• Penurunan nilai diakui di laporan laba rugi
• Revew penurunan nilai dilakukan setiap pelaporan
• Penurunan boleh dapat dibalikkan sebesar yang telah terjadi

95
Identifikasi Aset yang Mungkin Mengalami Penurunan
Nilai Aset

Akhir periode
Jika ada indikasi
Entitas menilai apakah
terdapat indikasi suatu Entitas mengestimasi
aset mengalami jumlah terpulihkan aset.
penurunan nilai

Terlepas apakah terdapat indikasi penurunan nilai entitas harus:


– Minimal setahun sekali, melakukan pengujian penurunan nilai
(impairment test).
• Aset tidak berwujud dengan masa manfaat tidak terbatas
• Aset tidak berwujud yang belum digunakan
• Goodwill yang diperoleh dalam kombinasi bisnis

96
Identifikasi Aset yang Mungkin Mengalami Penurunan Nilai
Aset
PSAK 48 par 12

Informasi minimum yang dipertimbangkan


Informasi dari sumber-sumber Informasi dari sumber-sumber
eksternal internal
• Perubahan signifikan nilai pasar • Bukti keusangan atau kerusakan
• Perubahan signifikan teknologi, fisik aset
pasar, ekonomi dan lingkup • Perubahan signifikan atas
hukum penggunaan, penghentian dan
• Perubahan suku bunga masa manfaat aset
• Jumlah tercatat aset neto • Bukti internal mengindikasikan
enttitas melebihi kapitalisasi bahwa kinerja ekonomi aset lebih
pasarnya buruk dari yang diharapkan.

97
Pendekatan Umum dari Pengukuran Penurunan Nilai

Akumulasi
Penyusutan
Carrying dan Akumulasi
Nilai Aset Rugi
Amount
Penurunan
Nilai

Recovered through
Nilai Wajar dikurangi
Biaya Penjualan sale
Recoverable
Amount 
Nilai tertinggi
Recovered through
use
Nilai Pakai

98
Pengukuran Jumlah Terpulihkan
• PSAK 48 mendefinisikan jumlah terpulihkan suatu aset sebagai jumlah
yang lebih tinggi antara:

Fair Value Less Costs to Sell dan Nilai pakai (Value in Use)

adalah jumlah yang dapat dihasilkan adalah nilai sekarang dari


dari penjualan suatu aset atau unit taksiran arus kas yang
penghasil kas dalam transaksi antara diharapkan akan diterima atau
pihak-pihak yang mengerti dan unit penghasil kas.
berkehendak bebas tanpa tekanan,
dikurangi biaya pelepasan aset.

99
Pengakuan Rugi Penurunan Nilai
nilai terpulihkan aset < dari nilai tercatatnya
PSAK 48
– nilai tecatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai Par 59-60-61
terpulihkan.
– Penurunan tersebut adalah rugi penurunan nilai

Rugi penurunan nilai segera diakui dalam laporan laba rugi,


• Kecuali aset disajikan pada jumlah direvaluasi sesuai dengan standar lain
(Contoh PSAK 16: Aset Tetap)

100
Pengakuan Rugi Penurunan Nilai
• Setiap rugi penurunan nilai aset revalusian diperlakukan
sebagai penurunan revaluasi.

 diakui dalam pendapatan komprehensif lain,


sepanjang kerugian penurunan nilai tidak melebihi
jumlah surplus revaluasi untuk aset yang sama

 rugi penurunan nilai atas aset revaluasian


mengurangi surplus revaluasi untuk aset tersebut

101
Ilustrasi Penurunan Nilai 1
Contoh: Misalkan PT Anggrek melakukan uji penurunan nilai terhadap
peralatan yang dimilikinya. Nilai tercatat dari peralatan sebesar Rp 200
juta, nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual Rp180 juta dan nilai
pakainyaRp 205 juta.
Rp 200 juta Rp 205 juta
Tidak ada
penurunan
nilai

Rp 180 juta Rp 205 juta


102
Ilustrasi Penurunan Nilai 2
Contoh: Misalkan infromasi PT Mawar yang tersedia sama kecuali nilai
pakai dari peralatan sebesar Rp 175 juta.

Rp20 juta Rugi Penurunan Nilai

Illustration 11-15
Rp 200 juta Rp 180 juta

Rp 180 juta Rp 175 juta


103
Ilustrasi Penurunan Nilai 2 (Cont’d)

PT Mawar membuat jurnal berikut ini untuk mencatat kerugian


penurunan nilai:.

Dr. Kerugian Penurunan Nilai Rp 20 juta


Cr. Akulumasi Depresiasi - Peralatan Rp 20 juta

104
Penghentian Pengakuan
• Jumlah tercatat aset tetap dihentikan
pengakuannya pada saat:
a) dilepaskan; atau
b) Tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang
diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya.
• Laba atau rugi yang timbul dari penghentian
pengakuan aset tetap harus dimasukkan dalam
laporan laba rugi pada saat aset tersebut
dihentikan pengakuannya (kecuali transaksi jual-
sewa balik).
• Laba tidak boleh diklasifikasikan sebagai
pendapatan.

105
Penghentian Pengakuan
• Penghentin pengakuan pada saat penggantian sebagian aset tetap
– Entitas mengakui biaya perolehan dari penggantian dalam jumlah tercatat
aset,
– Kemudian menghentikan pengakuan jumlah tercatat bagian yang
digantikan tanpa memperhatikan bagian yang digantikan telah disusutkan
secara terpisah. Jika tidak praktis, biaya perolehan penggantian = biaya
perolehan yang digantikan .
• Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan suatu aset
tetap harus ditentukan sebesar perbedaan antara :
– Jumlah neto hasil pelepasan, jika ada, dan
– Jumlah tercatat dari aset.

106
Penghentian Pengakuan
Penghentian pengakuan aset dapat dilakukan dengan beberapa
cara :
1. dibuang,
2. dijual, atau
3. ditukar tambah dengan aset serupa.
Jurnal yang diperlukan tergantung pelepasan dan kondisi,
namun secara umum terdiri dari:
• Akun aset dikredit untuk mengeluarkan aset dari pembukuan
• Akun Akumulasi Penyusutan terkait harus didebit untuk mengeluarkan
saldonya dari buku besar.
• Tambahkan aset yang diterima dari proses penghentian jika ada
• Selisih akan diperhitungkan dalam keuntungan atau kerugian
Penghentian aset
Suatu peralatan dibeli dengan harga 2.50.000
telah sepenuhnya disusutkan. Pada tanggal 14
Februari, peralatan tersebut dibuang.

Feb. 14 Akumulasi Peny.—Peralatan 2.500.000


Peralatan 2.500.000
Menghapus peralatan yang
sudah sepenuhnya disusutkan.
Penjualan Aset
• Ketika aset tetap dijual, dapat timbul kerugian atau
keuntungan.
 Jika harga jual sama dengan dengan nilai buku, tidak ada untung atau
rugi.
 Jika harga jual lebih kecil dari nilai buku, ada kerugian sebesar selisih
tersebut.
 Jika harga jual lebih besar dari nilai buku, ada keuntungan sebesar
selisih tersebut.
• Keuntungan atau kerugian akan dilaporkan di laporan laba
rugi sebagai Pendapatan Lain-lain atau Kerugian Lain-lain.
Penjualan Aset
Peralatan seharga 1.000.000 didepresiasikan dengan metode
tahunan garis lurus 10 tahun. Peralatan tersebut dijual secara
tunai pada tanggal 1 Oktober. Akumulasi Penyusutan
(terakhir disesuaikan tanggal 31 Des.) memiliki saldo sebesar
700.000.

Okt. 1 Beban Penyusutan—Peralatan 75.000


Ak. Penyusutan—Peralatan 75.000
Mencatat beban penyusutan
tahun berjalan atas peralatan 1.000.000 × ¾
yang dijual. ×10%
Penjualan Aset
Asumsi 1: Peralatan tersebut dijual
seharga 225.000, jadi tidak
untung maupun rugi.

Okt. 1 Kas 225.000


Ak. Penyusutan—Peralatan 775.000
Peralatan 1.000.000
Menjual peralatan.
Penjualan Aset
Asumsi 1: Peralatan tersebut dijual
seharga 100.000, jadi
terjadi kerugian.125.000

Okt. 1 Kas 100.000


Ak. Penyusutan—Peralatan 775.000
Kerugian atas Pelepasan Aset Tetap 125.000
Peralatan 1.000.000
Menjual peralatan.
Penjualan Aset
Asumsi 1: Peralatan tersebut dijual
seharga 300.000, jadi
terjadi keuntungan.75.000

Okt. 1 Kas 300.000


Ak. Penyusutan—Peralatan 775.000
Keuntunganatas Pelepasan Aset 75.000
Peralatan 1.000.000
Menjual peralatan.
Ilustrasi Penjualan Aset
Penjualan Aset
PT. Kelud memilik mesin yang dibeli 1 Juli 2X07 dengan harga 20.000.000.
Depresiasi sebesar 2.400.000 per tahun, jurnal depresiasi dilakukan setiap
akhir tahun. Pada 1 September 2X11 mesin dijual dengan harga 10.000.000.
Buatlah jurnal untuk mencatat penjualan tersebut.
Mencatat depresiasi 3 bulan
Beban depresiasi 1.600.000
Akumulasi depresiasi 1.600.000
Jurnal penjualan
Akumulasi depresiasi 10.000.000
Kas 10.500.000
Mesin 20.000.000
Akumulasi depresiasi 5.000.000
Nilai akumulasi depresiasi 1 September 2X11
4.167 tahun x 2.400.000 = 10.000.000

114
PSAK 58 - Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual dan operasi dihentikan

• Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual dan operasi dihentikan


• Kriteria :
• aset (atau kelompok lepasan) harus berada dalam keadaan yang dapat
dijual dengan segera
• penjualan tersebut dapat dikatakan sangat mungkin terjadi, manajemen
pada hirarki yang memadai harus mempunyai komitmen terhadap
rencana penjualan aset.
– Diukur pada nilai yang lebih rendah antara jumlah
tercatat dan nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk
menjual, dan penyusutan atas aset tersebut dihentikan
– Aset Yang Dimiliki Untuk Dijual disajikan sebagai aset lancar
dan terpisah dari pos lainnya.

115
Klasifikasi Aset Tidak Lancar Dimiliki untuk Dijual

Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual

JIKA

Jumlah tercatatnya akan dipulihkan melalui transaksi


penjualan daripada melalui pemakaian berlanjut

• Syarat yang harus terpenuhi:


– Berada dalam keadaan dapat/tersedia dijual
– Penjualannya harus sangat mungkin terjadi (highly probable)
Penyajian Menurut PSAK 58

2005 Annual Report:

117
Contoh 1
• PT XYZ mempunyai aset tetap yang diperoleh 1 Desember
2004 pada biaya perolehan Rp100juta.
• Nilai residu aset diestimasikan sebesar Rp10juta dan masa
manfaat 10 tahun. Pada 1 Desember 2007, aset tsb
diklasifikasikan sebagai “aset dimiliki untuk dijual”.
• Nilai wajar diestimasikan Rp80juta dan biaya untuk menjual
adalah Rp3juta.
• Aset tersebut terjual pada 30 Juni 2008 pada harga Rp77juta.

118
Contoh 1

a. Pada saat reklasifikasi aset tgl 1 Desember 2007:


a. Aset dipindahkan dari kelompok Aset Tetap ke kelompok Aset dimiliki
untuk dijual
b. Nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual aset tsb adalah Rp77juta
(Rp80 – Rp3juta). Jumlah ini lebih tinggi dari nilai tercatat aset
sebesar Rp73juta (Rp100 – ((Rp100-Rp10)/10 X 3). Jadi Aset tetap
diukur sebesar Rp73juta.
b. Pada saat dijual tgl 30 Juni 2008, mengakui laba dari
penjualan sebesar Rp4juta (perolehan Rp77juta – nilai
tercatat kini Rp73juta)

119
Contoh 1
• Jurnal:
• 1 Desember 2007
Dr. Aset dimiliki untuk dijual Rp73juta
Dr. Akumulasi depresiasi Rp27juta
Cr. Aset tetap Rp100juta

• 30 Juni 2008
Dr. Kas Rp77juta
Cr. Aset dimiliki utk dijual Rp73juta
Cr. Keuntungan penjualan aset Rp4juta

120
Pengungkapan
 Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan jumlah
tercatat bruto
 Metode penyusutan yang digunakan
 Masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan
 Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan awal dan akhir
periode.
 Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode
 Keberadaan dan jumlah restriksi atas hak milik karena
penjaminan utang
 Jumlah pengeluaran yang diakui dalam pembangunan
 Jumlah komitmen kontraktual dalam perolehan
 Jumlah kompensasi pihak ketiga untuk aset yang mengalami
penurunan nilai, hilang / dihentikan.
 Pemilihan metode akuntansi
 Perubahan estimasi
121
Pengungkapan Revaluasi

• Dasar yang digunakan untuk menilai kembali aktiva


• Tanggal efektif penilaian
• Nama penilai independen, bila ada
• Hakekat setiap petunjuk yang digunakan untuk
menentukan biaya pengganti
• Jumlah tercatat setiap jenis aktiva tetap
• Surplus penilaian kembali neraca

122
Penyajian dan Analisis
Analisis Aset Tetap
Asset Turnover Ratio
Mengukur kemampuan
perusahaan untuk
menghasilkan penjualan yang
dihasilkan dari aset yang
diinvertsasikan

Illustration 11-24

123
Penyajian dan Analisis
Analisis Aset Tetap
Profit Margin on Sales
Mengukur kemampuan
perusahaan untuk
menghasilkan laba dari setiap
penjualan yang dilakukan

Illustration 11-25

124
Penyajian dan Analisis
Analisis Aset Tetap
Rate of Return on Assets
Mengukur keberhasilan
perusahaan menggunakan
asetnya untuk menghasilkan
laba

Illustration 11-26

LO
125 8
Penyajian dan Analisis
ROA dapat diagregasi menjadi komponen profit margin dan turnover
yang merupakan perpaduan antara efisiensi dan profitabilitas

Rate of Return Profit Margin on Asset Turnover


= x
on Assets Sales

Net Income Net Income Net Sales


= x
Average Total Assets Net Sales Average Total Assets

126
Penyajian dan Analisis
Agregasi ROA menjadi komponen profitabilitas dan efisiensi

Profitabilitas Efisiensi

Rate of Return Profit Margin on Asset Turnover


= x
on Assets Sales

€644 €644 €10,799


= x
(€9,533 €8,325) / 2 €10,799 (€9,533 €8,325) / 2

7.2% = 5.96% x 1.21

127
Ilustrasi Kapitalisasi Bunga
Ilustrasi kapitalisasi bunga: Blue Corporation meminjam dana senilai $200,000 dengan suku
bunga 12% dari Bank Negara pada tanggal 1 Januari 2011. Pinjaman tersebut khusus
digunakan untuk membuat peralatan yang akan digunakan untuk kegiatan operasinya.
Pembuatan peralatan tersebut dimulai pada tanggal 1 Januari 2011. Dana yang tidak terpakai
diinvestasikan dengan bunga 10%. Berikut ini pengeluaran yang terjadi untuk pembuatan
peralatan sebelum pembuatan selesai pada tanggal 31 Desember 2011:

Pengeluaran Aktual 2011:


1 Januari $100,000 Pinjaman umum yang ada
30 April 150,000 pada 1 Januari 2011:
1 November 300,000
31 Desember 100,000 Obligasi $500,000, 14%,
Total pengeluaran $650,000 10 tahun

Wesel bayar $300,000,


10%, 5 tahun
128
Menghitung Avoidable Interest Rate
Up to
specific loan,
$200,000 at $18,333.33
10% x 11/12 avoidable

Expenditure +
$650,000
Excess
$37,500
($650,000 less
avoidable
$200,000 = $450,000)
At 12.5% x 8/12
$3,333.33
- Revenue

$22,500
129
Membandingkan Bunga Aktual dan Avoidable:

Avoidable interest: $22,500


Actual interest:
 $500,000 @ 14% = 70,000
 $300,000 @ 10% = 30,000
$100,000
 Capitalize avoidable interest of $22,500
(the lesser of avoidable and actual interest).
 Expense $77,500 ($100,000 less $22,500).
Kasus Pertukaran Aset
Santana Company exchanged equipment used in its
manufacturing operations plus $2,000 in cash for similar
equipment used in the operations of Delaware Company. The
following information pertains to the exchange.
Santana Delaware
Equipment (cost) $28,000 $28,000
Accumulated Depreciation 19,000 10,000
Fair value of equipment 13,500 15,500
Cash given up 2,000

Instructions: Prepare the journal entries to record the


exchange on the books of both companies.

131
Kasus Pertukaran Aset
Calculation of Gain or Loss
Santana Delaware
Fair value of equipment received $15,500 $13,500
Cash received / paid (2,000) 2,000
Less: Bookvalue of equipment
($28,000-19,000) (9,000)
($28,000-10,000) (18,000)
Gain or (Loss) on Exchange $4,500 ($2,500)

132
Kasus Pertukaran Aset
Has Commercial Substance
Santana:
Equipment 15,500
Accumulated depreciation 19,000
Cash 2,000
Equipment 28,000
Gain on exchange 4,500

Delaware:
Cash 2,000
Equipment 13,500
Accumulated depreciation 10,000
Loss on exchange 2,500
Equipment 28,000

133
Kasus Pertukaran Aset
Santana (Has Commercial Substance):
Equipment 15,500
Accumulated depreciation 19,000
Cash 2,000
Equipment 28,000
Gain on disposal of equipment 4,500

Santana (LACKS Commercial Substance):


Equipment (15,500 – 4,500) 11,000
Accumulated depreciation 19,000
Cash 2,000
Equipment 28,000

134
Kasus Pertukaran Aset
Delaware (Has Commercial Substance):
Cash 2,000
Equipment 13,500
Accumulated depreciation 10,000
Loss on disposal of equipment 2,500
Equipment 28,000

Delaware (LACKS Commercial Substance):


Cash 2,000
Equipment 13,500
Accumulated depreciation 10,000
Loss on disposal of equipment 2,500
Equipment 28,000

135
Kasus Revaluasi
Revaluation—Land
Illustration: Siemens Group (DEU) purchased land for
€1,000,000 on January 5, 2010. The company elects to use
revaluation accounting for the land in subsequent periods. At
December 31, 2010, the land’s fair value is €1,200,000. The
entry to record the land at fair value is as follows.

Land 200,000
Unrealized Gain on Revaluation - Land 200,000

Unrealized Gain on Revaluation—Land increases other comprehensive


income in the statement of comprehensive income.

136
Kasus Revaluasi
Revaluation—Depreciable Assets
Illustration: Lenovo Group (CHN) purchases equipment for
¥500,000 on January 2, 2010. The equipment has a useful life
of five years, is depreciated using the straight-line method of
depreciation, and its residual value is zero. Lenovo chooses to
revalue its equipment to fair value over the life of the
equipment. Lenovo records depreciation expense of ¥100,000
(¥500,000 5) at December 31, 2010, as follows.

Depreciation Expense 100,000


Accumulated Depreciation—Equipment 100,000

137
Kasus Revaluasi
Revaluation—Depreciable Assets
After this entry, Lenovo’s equipment has a carrying amount of
¥400,000 (¥500,000 - ¥100,000). Lenovo receives an
independent appraisal for the fair value of equipment at
December 31, 2010, which is ¥460,000.

Accumulated Depreciation—Equipment 100,000


Equipment 40,000
Unrealized Gain on Revaluation—Equipment 60,000

138
Kasus Revaluasi
Revaluation—Depreciable Assets
Illustration 11-22
Financial Statement
Presentation—Revaluations

Lenovo reports depreciation expense of ¥100,000. The Accumulated Other


Comprehensive Income account related to revaluations cannot have a negative
balance.
139
Kasus – Model Revaluasi & Cost
An asset was acquired January 1, 2006, for 1.000.000 and is expected to have a
5-year life without any salvage value. Straight-line depreciation is used.
• On January 1, 2007 the asset is appraised at a sound value (depreciated
replacement cost) of 1.200.000
• On January 1, 2008 the asset is appraised at a sound value (depreciated
replacement cost) of 450.000
• On January 1, 2009 the asset is appraised at a sound value (depreciated
replacement cost) of 500.000
Required:
a. Prepare all necessary journal based on revaluation model!
b. Prepare all necessary journal based on cost model! Assume that the condition
of January 1, 2008 fulfills the criteria for impairment!

140
Ilustrasi Perubahan Estimasi
Arcadia HS, purchased equipment for $510,000 which was estimated
to have a useful life of 10 years with a residual value of $10,000 at the
end of that time. Depreciation has been recorded for 7 years on a
straight-line basis. In 2010 (year 8), it is determined that the total
estimated life should be 15 years with a residual value of $5,000 at
the end of that time.

Questions:
– What is the journal entry to correct the prior
years’ depreciation?
– Calculate the depreciation expense for
2010.
141
Kasus Penurunan Nilai
Impairments Illustrations Case 1
At December 31, 2011, Hanoi Company has equipment with a cost of
VND26,000,000, and accumulated depreciation of VND12,000,000. The
equipment has a total useful life of four years with a residual value of
VND2,000,000. The following information relates to this equipment.
1. The equipment’s carrying amount at December 31, 2011, is
VND14,000,000 (VND26,000,000 VND12,000,000).

2. Hanoi uses straight-line depreciation. Depreciation was VND6,000,000


for 2011 and is recorded.

3. Hanoi has determined that the recoverable amount for this asset at
December 31, 2011, is VND11,000,000.

4. The remaining useful life after December 31, 2011, is two years.

142
Kasus Penurunan Nilai
Case 1: Hanoi records the impairment on its equipment at
December 31, 2011, as follows.
VND3,000,000 Impairment Loss

VND14,000,000 VND11,000,000

Loss on Impairment 3,000,000


Accumulated Depreciation—
Equipment 3,000,000

143
Kasus Penurunan Nilai

Equipment VND 26,000,000


Less: Accumulated Depreciation-Equipment 15,000,000
Carrying value (Dec. 31, 2011) VND 11,000,000

Hanoi Company determines that the equipment’s total useful life has
not changed (remaining useful life is still two years). However, the
estimated residual value of the equipment is now zero. Hanoi
continues to use straight-line depreciation and makes the following
journal entry to record depreciation for 2012.

Depreciation Expense 5,500,000

Accumulated Depreciation—Equipment 5,500,000

144
Kasus Penurunan Nilai
Impairments Illustrations Case 2
At the end of 2010, Verma Company tests a machine for impairment. The
machine has a carrying amount of $200,000. It has an estimated remaining
useful life of five years. Because there is little market-related information on
which to base a recoverable amount based on fair value, Verma determines
the machine’s recoverable amount should be based on value-in-use. Verma
uses a discount rate of 8 percent. Verma’s analysis indicates that its future
cash flows will be $40,000 each year for five years, and it will receive a
residual value of $10,000 at the end of the five years. It is assumed that all
cash flows occur at the end of the year.
Illustration 11-16

145
Kasus Penurunan Nilai
Case 2: Computation of the impairment loss on the machine at
the end of 2010.
$33,486 Impairment Loss

Illustration 11-15
$200,000 $166,514

Unknown $166,514
146
Kasus Penurunan Nilai
Case 2: Computation of the impairment loss on the machine at
the end of 2010.
$33,486 Impairment Loss

Illustration 11-15
$200,000 $166,514

Loss on Impairment 33,486


Accumulated Depreciation—
machine 33,486

Unknown $166,514
147
Kasus Penurunan Nilai
Reversal of Impairment Loss
Tan Company purchases equipment on January 1, 2010, for
$300,000, useful life of three years, and no residual value.

At December 31, 2010, Tan records an impairment loss of $20,000.


Loss on Impairment 20,000
Accumulated Depreciation—Equipment 20,000

148
Kasus Penurunan Nilai
Reversal of Impairment Loss
Depreciation expense and related carrying amount after the
impairment.

At the end of 2011, Tan determines that the recoverable amount of the
equipment is $96,000. Tan reverses the impairment loss.

Accumulated Depreciation—Equipment 6,000

Recovery of Impairment Loss 6,000


149
Main References
• Intermediate Accounting
Kieso, Weygandt, Walfield, 13th edition, John Wiley

• Standar Akuntansi Keuangan


Dewan Standar Akuntansi Keuangan, IAI

• International Financial Reporting Standards – Certificate Learning


Material
The Institute of Chartered Accountants, England and Wales

150
Profesi untuk
Mengabdi padamu
TERIMA KASIH Negeri
Dwi Martani
081318227080
martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/

Anda mungkin juga menyukai