Muhammad Farhan 2015320205 M. Ikhsan Purnama Sari 2015320189 Hilwa Shafira 2015320275 Faradila Ulfah 2015320186 Perusahaan ini berdiri pada tahun 1913, nama Arthur Andersen diambil dari nama seorang profesor di Northwestern University yang mendirikan perusahaan tersebut. Di masa-masa awalnya Andersen memiliki standar-standar profesi akuntansi dan mengembangkan inisiatif-inisiatif baru pada kekuatan-kekuatan integritasnya Arthur Andersen pernah menjadi model sebuah karakter teguh hati dan integritas yang merupakan profesionalitas dalam akuntansi Perusahaan Enron adalah Client KAP Arthur Andersen. Yang mengaudit laporan keuangan perusahaan Enron Terlibat dalam kasus Enron yang menimbulkan banyak kerugian di Enron maupun KAP Arthur Andesen itu sendiri Keterlibatan Arthur Andersen dalam merekayasa laporan keuangan Enron.Andersen yang seharusnya hanya bertindak sebagai auditor dari Enron, telahturut terjun untuk terlibat dalam operasional akuntansi sehari-hari sepertilayaknya akuntan luar, hal ini telah melanggar independensi dan obyektivitasyang harus dimiliki oleh auditor yang melakukan pemeriksaan pada suatu perusahaan. Besarnya jumlah consulting fees yang diterima Arthur Andersen menyebabkan KAP tersebut bersedia kompromi terhadap temuan auditnya dengan klien mereka. Beberapa orang dari Arthur Andersen juga terlibat dalam kecurangan terbesar ini karena juga ikut memanipulasi pembentukan entitas khusus danmemberikan opini yang menyatakan laporan keuangan Enron telah dilaporkan dengan akurat dan wajar. Mereka juga berusaha lari dari tanggung jawab dengan berusaha menghancurkan dokumen- dokumen yang merupakan bukti keterlibatannya. Untunglah mereka segera ditangkap juga. Sikap Arthur Andersen yang memusnahkan dokumen pada periode sejak kasus Enron mulai mencuat ke permukaan, sampai dengan munculnya panggilan pengadilan dengan tujuan menghambat putusan. Manipulasi laporan keuangan dengan tidak melaporkan jumlah hutang perusahaan. Penghancuran dokumen atas kebangkrutan Enron, yang sebelumnya dinyatakan bahwa perusahaan mendapatkan laba bersih sebesar $US 393 juta, padahal pada periode tersebut perusahaan mengalami kerugian sebesar $US 644 juta. KAP Arthur Andersen juga melakukan manipulasi atas sembilan dari sepuluh perusahaan (bank) yang diaudit sepanjang 1995- 1997 Kasus korupsi e-KTP adalah kasus korupsi di Indonesia terkait pengadaan KTP elektronik untuk tahun 2011 dan 2012 yang terjadi sejak 2010-an. Kasus ini melibatkan beberapa pejabat negara yang diantaranya adalah Sugiharto, Irman, Andi Narogong, Markus Nari, Anang Sugiana dan Setya Novanto. Miryam S. Haryani Penyelidikan kasus ini dimulai sejak tahun 2016 oleh KPK dan para penyidik lainnya yang terkait Melalui bukti-bukti yang ditemukan dan keterangan para saksi, KPK menemukan fakta bahwa negara harus menanggung keruigan sebesar Rp 2,314 triliun. Dari total anggaran pemerintah 6 triliun Rupiah Penggunaan teknologi kartu E-KTP. Teknologi itu tidak sesuai dengan proposal yang diajukan. Ada penurunan kualitas kartu yang digunakan untuk E-KTP dan tidak sesuai dengan proposal Menurut Juru Bicara KPK Johan Budi, nilai kerugian negara dalam proyek ini dalam perhitungan sementara KPK sekitar Rp 1,12 triliun. Diduga, ada penggelembungan harga satuan komponen E-KTP. Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi mengatakan bahwa proyek E- KTP telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan secara berkala. Hasilnya, menurut Gamawan, tidak ditemukan ada kesalahan dalam proyek senilai total Rp 6 triliun tersebut. Terungkap bahwa skema aliran uang transfer perkara korupsi E-KTP bukan melalui jalur perbankan melainkan lewat jasa tukar uang valuta asing (money changer). Dari beberapa penjelasan yang telah teruai diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwasanya segala macam bentuk kecurangan dan kesalahan akan dapat terdeteksi oleh para auditor dan pemeriksa keuangan lainnya dalam memeriksa laporan keuangan demi keamanan uang atau harta yang ada agar tidak jatuh ke tangan pihak yang tidak bertanggung jawab. Namun, auditor juga manusia yang bisa tergoda dan terprovokasi dengan adanya uang, disini seperti auditor Arthur Anderson yang terlibat kasus akibat tertarik dengan upah yang jumlahnya bisa membuatnya kehilangan indepndensinya. Sehingga publik jadi tidak percaya terhadapnya. Dan kasus e-KTP yang dananya di selewengkan ke kantong-kantong para koruptor yang di antaranya para pejabat dan petinggi negara yang terlibat, di karenakan uang yang jumlahnya bisa siapa saja terjerumus ke dalamnya. Oleh sebab itu, menurut penulis seorang atau pihak yang memeriksa keuangan haruslah memiliki jiwa dan mental yang kuat terhadap segala cobaan dan godaan yang ada terutama uang yang jumlahnya tidak sebanding dengan kelangsungan hidup perusahaannya. Dan perlu adanya penyuluhan dan pelatihan yang cukup untuk mencegah hal-hal tersebut terjadi. Jika tindakan tersebut sudah terjadi dan sulit dibuktikan, maka di perlukan pihak yang siap untuk segala hal yang ada termasuk kemampuan dan pengetahuan yang dimilinya(professional)