Sektor Konstruksi...
• Dapat menyebabkan perubahan besar pada lingkungan
setempat (pekerjaan baru, pekerja pendatang, tempat
hiburan baru, dan perubahan norma budaya dan sosial);
• Melibatkan banyak tenaga kerja kasar dan berpendidikan
relatif rendah. Terdapat 5,4 juta pekerja konstruksi (atau
5,3% dari total pekerja di Indonesia);
• Mempekerjakan pekerja muda pada tingkatan buruh dan
sebagian besar (96%) laki-laki;
• Intensitas kerja yang tinggi;
A. Karakteristik Sektor
Konstruksi (2)
PEKERJA
MOBILE KONSTRUKSI MACHO
BERISIKO
MONEY
Sektor Konstruksi
70-80%
5,4 Juta Orang 96% Laki-laki 20-
Domestic
Pekerja 40 thn
Migrant Workers
Hasil Survey BPKonstruksi
• Membeli seks merupakan hal biasa terjadi
saat melakukan pekerjaan konstruksi
• 18% pernah membeli seks
• 3% membayar untuk hubungan seks di proyek
tersebut
• 7% pernah berhubungan seks dalam
pengaruh alkohol
Rapid Assesment oleh LSM Peduli AIDS di 7
lokasi, sumber dana EINRIP (2011)
INDIKATOR STAF PEKERJA
Pernah mendengan 71,40% – 100 % 39,1 %– 86,2%
tentang HIV & AIDS
antibiotik dapat 30,4 - 63% 41,7 - 63,5%
mencegah penularan
HIV
berhubungan seks 10,7 - 25,9% 12,5 - 18,5%
bukan dengan istri.
berhubungan seks tanpa 33,3– l00% 35 – 82 %
menggunakan kondom.
1) Mayoritas Pria;
2) Tinggal jauh dari pasangan mereka untuk jangka waktu
lama di satu lokasi dan kemudian pindah ke lokasi lain;
3) Terlibat dalam kondisi yang terisolasi dan pekerjaan yang
sulit dengan jadwal yang ketat;
4) Kemudahan akses dan tersedianya pekerja seks dekat
dengan lokasi konstruksi;
5) Budaya macho: berdasarkan norma sosial masih
menerima pria untuk memiliki banyak pasangan seks;
6) Tekanan dari rekan kerja: Ajakan untuk mengunjungi
pekerja seks yang tinggi dalam beberapa kelompok pria.
C. Rencana Kebijakan Penanggulangan HIV & AIDS
Sektor Konstruksi
C. Rencana Kebijakan Penanggulangan HIV/AIDS di
Sektor Konstruksi (1)
1) Visi, Misi & Tujuan:
Visi: Sektor konstruksi yang responsif terhadap kebutuhan
dan keselamatan personil konstruksi dan mendukung
pencapaian tujuan nasional untuk mencegah HIV dan AIDS.
Misi: Menjalin kemitraan dalam sektor kontruksi,
kementerian terkait lainnya dan lembaga nasional,
pemerintah daerah, masyarakat sipil, sektor swasta, dan
pemangku kepentingan terkait lainnya yang terlibat dalam
pencegahan HIV dan AIDS.
Tujuan: Meminimalkan resiko infeksi HIV bagi para pekerja
konstruksi dan karyawan untuk mencegah terjadinya
dampak sosial dan ekonomi yang merugikan bagi sektor
konstruksi dan masyarakat akibat epidemi HIV dan AIDS.
C. Rencana Kebijakan Penanggulangan HIV/AIDS di
Sektor Konstruksi (2)
2) 4 Pilar Program Pencegahan HIV & AIDS di Sektor
Konstruksi:
a. Peningkatan pengetahuan & kesepahaman pada semua
level (di sektor konstruksi).
b. Ketentuan pada dokumen Procurement & Contract dan
Project Design Phase.
c. Integrasi pada sistem Kesehatan & Keselamatan Kerja
(K3).
d. Intervensi program untuk perubahan perilaku bagi
pekerja yang beresiko.
C. Rencana Kebijakan Penanggulangan HIV/AIDS di
Sektor Konstruksi (3)
3) Untuk mewujudkan 4 pilar tersebut diperlukan:
a. Kebijakan kementerian PU (National, Industry, & Project
Level)
b. Peningkatan kapasitas SDM Kementerian Pekerjaan
Umum untuk setiap tingkatan manajemen (Top, Middle
dan Lower Management))
c. Integrasi pada sistem Kesehatan & Keselamatan Kerja
(K3).
d. Intervensi program untuk perubahan perilaku bagi
pekerja yang beresiko.
D. Rencana Kerja Kementerian Pekerjaan Umum
1. Milestones &Jadwal Pelaksanaan 2010 - 2014
TINGKAT NASIONAL