Anda di halaman 1dari 18

Callyspongia sp.

Kelompok 2 :
1. Adik Mayang Indiani 1514100001
2. Eka Hefi Umayasari 1516100002
3. Ira Puspitasai 1516100016
4. Mia maharani 1516100034
5. Hafida Rana Fitria 1516100060
Callyspongia
sp.
• Multiseluler primitif (metazoa)
• Habitat pada perairan laut jernih dan
menempel pada substrat Permukaan
tubuh berpori  Porifera
• Salah satu enyusun terumbu karang 
filter feeder
• Berbentuk tube atau pipa
• Tidak memiliki alat gerak sebagai
perlindungan diri  metabolit sekunder
• Memiliki potensi bioaktif.

(Menggelea et al., 2015)


Isolasi Senyawa Bioaktif Callyspongia sp.
1. Pemilihan spesies spons
2. Pengambilan sampel
3. Maserasi
4. Fraksinasi
5. Analisis  KLT (Kromatografi Lapis Tipis)

HASIL
• Memiliki senyawa Alkaloid (Hanani, 2005)
• Memiliki senyawa Alkaloid dan senyawa
Steroid (Krisyuninda, 2009)
• Memiliki senyawa Triterpendid dan senyawa
Steroid (Suriani et al., 2012)
Metabolit sekunder
sponge
1. Sel inang (spons) mensintesis senyawa
bioaktif untuk melengkapi
perlindungan melawan serangan
mikroba/eukariot;
2. Mikroba berasosiasi dengan spons
menghasilkan suatu metabolit
sekunder yang berperan dalam sistem
pertahanan spons;
3. Perlindungan dengan sistem imun;
4. Perlindungan tidak langsung;
5. Simbiosis bakteri atau fungi
menghasilkan metabolit sekunder
(Nofiana, 2008)
Faktor faktor metabolit sekunder
spons
• Kondisi habitatnya
• Faktor adaptasi spons terhadap kondisi lingkungan
• Struktur tubuh spons dalam menyaring makanan
• Oksigen
• mengeluarkan makanan dan CO2
• Mikroba pada spons
(Asaf et.al, 2012)
Triterpenoid (Suriani et.al, 2012)
• Senyawa golongan triterpen
• Adanya gugus C-H alifatik , adanya gugus
metoksi
• Aktivitas yang sangat tinggi pada senyawa
triterpenoid dengan gugus asam karboksilat
• Mempunyai aktivitas anti-protozoa ( Manuel et
Steroid (Suriani et.al, 2012) al., 2001)
• C-O alkohol sekunder yang khas untuk
golongan steroid
• Senyawa ini diduga terbentuk dari asam
asetat melalui jalur asam mevalonat
• Senyawa golongan steroid seperti β -
sitosterol memiliki efek farmakologis yaitu
mampu menghambat kerja enzim yang
mengkonversi testosteron menjadi
dehidrotestosteron (DHT) yang merupakan
penyebab terjadinya kanker prostat (Renai
Sante dalam Sapar, 2004).
Akaterpin (Fukami et.al, 1997)
• Akartepin yang merupakan inhibitor dari fosfatidilinositol
• Merupakan senyawa yang tidak berwana dan solid
• Memiliki struktur hexaisoprenoid
Antioksidan : memperlambat atau mencegah terjadinya proses oksidasi, dengan
mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif (Winarsi, 2007)

Meroterpenoids
• Meroterpenoid adalah produk alami oksigen
organik kompleks yang dihasilkan dari prekursor
polketida dan terpenoid.
• memiliki dua substruktur decalin dan backbone
terpenoid yang tidak beraturan.
• Senyawa nya tidak berwarna dan solid (Gray et.al,
2006)
ilhabelanol (1), ilhabrene (2), and isoakaterpin (3)
TERPENOID
dan HMG ko A
STEROID

Steroid
FLAVONOID DAN
ALKALOID
Callyspongia sp. Sebagai Antikanker

• Callyspongia sp. mengandung senyawa metabolit


sekunder yaitu senyawa antioksidan golongan
alkaloid (Hanani,2005).
• Uji aktivitas antioksidan menggunakan metode
DPPH menunjukkan bahwa ekstrak Callyspongia
sp.mempunyai IC50 sebesar 41,21 μg/ ml. Hal ini
menunjukkan bahwa ektrak tersebut mempunyai
aktifitas aktioksidan yang kuat, karena mempunyai
IC50 kurang dari 200 μg/ml (Hanani,2005).
Hasil identifikasi golongan
senyawa ekstrak
Callyspongia sp
AKTIVITAS ANTIBAKTERIAL

Callyspongia sp. berendosimbiosis dengan fungi


baik secara interseluler ataupun ekstraseluler
untuk menghasilkan senyawa antibakterial

(Menggelea dkk., 2015)


ISOLASI FUNGI ENDOSIMBION

• Uji: spons dikultur pada MEA (Malt Extract


Agar) dan Agar Plain setelah disterilisasi dengan
alkohol 70%
• Hasil: setelah 2x24 jam ada pertumbuhan jamur
di sekitar spons pada media agar. Diperoleh 2
fungi dengan karakteristik miselia hitam dan
coklat
PEMURNIAN FUNGI ENDOSIMBION

Sebagian miselia fungi diambil dan


dipindahkan pada MEA (Malt
Extract Agar) yang baru untuk
semua jenis fungi yang ada supaya
koloni fungi terpisah berdasarkan
spesiesnya
PENGUJIAN FUNGI PADA BAKTERI
• Bakteri dikultur pada media
kombinasai MEA (Malt Extract
Agar) dan MHA (Mueller
Hallington Agar)
• Penanaman fungi pada media
kombinasi
• Dilakukan pengukuran zona
hambat
P. aerginosa

E. coli

Fungi Coklat Fungi Hitam


THANK YOU ; )

Anda mungkin juga menyukai