Anda di halaman 1dari 53

PENGANTAR PSIKOLOGI

Oleh :
Vera Christina Hulu, S.Psi,M.Kes,psikolog

1
A. PENGERTIAN PSIKOLOGI

1. Tinjauan Secara Etimologis


PSYCHOLOGIA
(bahasa Latin)

PSYCHOLOGY
PSYCHE (bahasa Inggris)
+ ILMU JIWA
LOGOS
PSYCHOLOGIE
(bahasa Belanda)

PSIKOLOGI
(bhs. Indonesia)

2
PSIKOLOGI = ILMU JIWA
Dapatkah jiwa dipelajari secara Ilmiah?
Jiwa tidak dapat dipelajari secara ilmiah.
Sesuatu dapat dipelajari secara ilmiah jika
keberadaannya dapat diobservasi.
Yang dipelajari psikologi bukan jiwa
manusia secara langsung tetapi
manifestasi dari keberadaan jiwa berupa
perilaku dan hal-hal lain yang
berhubungan dengan perilaku.
3
Definisi Psychology WOODWORTH dan
MARQUIS
Psychology can be difined as the science of the
activities of the individual.
The word activity is used here in very broad
sense. It includes not only motor activities like
walking and speaking, but also cognitive
(knowledge getting) activities like seeing, hearing,
remembering, and thinking, and emotional activities
like laughing and crying and feeling or sad.

4
Definisi Psikologi menurut WADE dan TARVIS
Psychology is the scientific study of behavior
and mental processes and how they are
affected by organism’s physical state, mental
state, and environment.
Definisi Psikologi menurut Branca
Psikologi adalah ilmu tentang perilaku dan
dalam hal ini menyangkut perilaku manusia
Definisi Drever, psikologi yaitu bidang
metode/pendekatan ttt dalam mempelajari
kondisi kejiwaan sso dlm melakukan aktivitas
5
KESIMPULAN
 Psikologi merupakan ilmu, karena telah
memenuhi syarat sebagai ilmu yaitu memiliki
objek yang dapat diobservasi, memiliki metoda
ilmiah, dan tersusun secara sistematis.
 Objek yang dipelajari psikologi adalah perilaku
(baik perilaku kognitif, afektif, maupun
psikomotorik) dan proses-proses mental
manusia.
 Psikologi dibangun dengan menggunakan
metoda ilmiah.

6
B. OBJEK PSIKOLOGI

1.Objek material : objek material ilmu adalah


objek yang bersifat umum, dilihat dari wujudnya.
Objek material psikologi adalah manusia.
2.Objek formal : objek yang bersifat spesifik, dari
segi tertentu objek material dibahas. Objek
formal psikologi adalah perilaku manusia dan hal-
hal yang berkaitan dengan proses tersebut.

7
Fungsi psikologi sebagai ilmu:
 Menjelaskan; yaitu mampu menjelaskan apa, bagaimana,
dan mengapa tingkah laku itu terjadi. Hasilnya
penjelasan berupa deskripsi atau bahasan yang bersifat
deskriptif.
 Memprediksikan ; yaitu mampu meramalkan atau
memprediksikan apa, bagaimana, dan mengapa tingkah
laku itu terjadi berkenaan dengan perilaku. Hasil
prediksi berupa prognosa, prediksi atau estimasi.
 Pengendalian ; yaitu mengendalikan tingkah laku sesuai
dengan yang diharapkan. Perwujudannya berupa
tindakan yang sifatnya prevensi atau pencegahan,
intervensi atau treatment serta rehabilitasi atau
perawatan.
D. KLASIFIKASI PSIKOLOGI
 STRUKTURALISME
 FUNGSIONALISME
AZAS  BEHAVIORISME
PEMBAHASAN  PSIKOLOGI DALAM
 PSIKOLOGI HUMANISTIK
 PSIKOLOGI GESTALT
 Dst

PSIKOLOGI  PSI. PERKEMBANGAN


UMUM  PSI. PENDIDIKAN
BIDANG YANG  PSI. KEPRIBADIAN
PSIKOLOGI DIBAHAS  PSI. SOSIAL
 PSI. ABNORMAL
PSIKOLOGI
 PSI. KESEHATAN
KHUSUS
 PSI. AGAMA
(Cabang-
 DST
cabang

Psikologi)

TUJUAN  PSI. TEORITIS


PENGEMBANGAN  PSI. TERAPAN

9
E. MANFAAT MEMPELAJARI
PSIKOLOGI
DIRI
SENDIRI

BERUSAHA MEMPERLAKUKAN
BERHASIL
MEMPELAJARI MEMAHAMI MANUSIA
DALAM
PSIKOLOGI PERILAKU DENGAN
PENYESUAIAN
MANUSIA SEBAIK-BAIKNYA

ORANG
LAIN

10
Psikologi mempengaruhi hampir
semua aspek kehidupan kita.
Psikologi mengemban peranan yang
penting dalam memecahkan
masalah manusia, misal : bagaimana
cara mencegah penyakit jiwa,
menghapus prasangka, tindakan
agresif, kejahatan dan lain-lain.
Semua hal tersebut dapat menjadi
bahasan daripada psikologi.
PSIKOLOGI SEBAGAI ILMU MEMENUHI
EMPAT PERSYARATAN :
 Psikologi harus bersifat empiris (dapat
dibuktikan)
 Psikologi harus sistematik
observasi dan eksperimen yang dilakukan dapat
diringkas menjadi sebuah prinsip
 Psikologi mampu melakukan pengukuran
 Psikologi harus memberi definisi (batasan)
terhadap istilah-istilah yang digunakan
A. SEJARAH PERKEMBANGAN
PSIKOLOGI

PSIKOLOGI PSIKOLOGI PSIKOLOGI


MENJADI BAGIAN MENJADI BAGIAN MENJADI ILMU
FILSAFAT FISIOLOGI YG BERDIRI SENDIRI
(sampai dg abad XVIII) (ABAD XVIII) (sejak 1879)

MASA YUNANI KUNO


PASCA
SAMPAI AKHIR ABAD IXX
RENAISANS
RENAISANS
1. PSIKOLOGI MENJADI BAGIAN DARI FILSAFAT
(Fenomena kejiwaan ditelaah secara filosofis)
 EMPEDOCLES (490-430 SM)
◦ Bahwa ada 4 elemen dasar dalam alam semesta, yaitu: TANAH, AIR,
UDARA, dan API.
◦ Bahwa tubuh manusia terdiri dari tulang, otot, dan usus, yang
merupakan unsur dari tanah, sedangkan cairan tubuh merupakan
unsur air.
◦ Fungsi rasio dan mental manusia berasal dari unsur api.
◦ Unsur udara merupakan pendukung dari elemen-elemen atau fungsi
hidup.

 DEMOCRITUS (460-370)
◦ Seluruh realitas yang ada di dunia ini terdiri dari partikel-partikel
yang tidak dapat dibagi-bagi lagi.
◦ Jiwa manusia yang merupakan bagian dari realitas dunia juga terdiri
dari partikel-partikel.
 PLATO (427 – 347 SM)
◦ Psyche atau jiwa manusia terdiri dari : LOGISTICON (pikiran),
berpusat di otak; THUMETICON (kemauan), berpusat di dada;
dan ABDOMEN (nafsu), berpusat di perut.
◦ Bahwa jiwa manusia telah ada, yaitu di alam ide, sebelum manusia
dilahirkan.

 ARISTOTELES (384 – 322 SM)


◦ Bahwa sesuatu yang berbentuk kejiwaan (FORM) harus
menempati wujud tertentu (MATTER).
◦ Wujud merupakan ekspresi dari jiwa
◦ Taraf hidup terdiri dari tiga tingkatan, yaitu :
 ANIMA VEGETATIVA, taraf hidup yang ada pd. tumbuh-
tumbuhan
 ANIMA SENSITIVA, taraf hidup yang terdapat pada hewan.
 ANIMA INTELEKTIVA, taraf hidup yang terdapat pada manusia.
 St. THOMAS AQUINAS (1224 – 1274)
◦ Jiwa adalah bentuk yang meliputi materi, yaitu badan.
◦ Jiwa menjalankan aktivitas melebihi raga, yaitu aktivitas
aktivitas rohani, karena jiwa bersifat rohani maka
setelah manusia mati jiwanya tetap hidup.

 JOHN LOCKE (1623 – 1704)


◦ Pada saat baru dilahirkan, jiwa manusia dalam keadaan
kosong dan pengalamanlah yang akan mengisi
kekosongan tersebut.
◦ Jiwa manusia dihubungkan dengan dunia luar oleh
panca indera.
◦ Setiap tingkah laku pada dasarnya merupakan hasil
belajar sehingga dapat diubah melalui pengalaman yang
baru.
2. PSIKOLOGI MENJADI BAGIAN FISIOLOGI
Terjadi pada abad XVIII
Gejala-gejala jiwa dipelajari & dijelaskan dari sudut
pandang fisiologi.
 Sir CHARLES BELL (1774-1842)
◦ Tahun 1811 dia menemukan bahwa dalam tubuh manusia
terdapat 2 macam saraf : saraf sensoris dan motoris.
◦ Saraf sensoris berfungsi sbagai pembawa rangsang dari
reseptor ke susunan saraf pusat.
◦ Saraf motoris berfungsi membawa perintah dari otak ke
efektor
 FRANCOIS MAGENDIE (1783 – 1855)
◦ Tahun 1812 dia juga menemukan dua macam saraf sebagai-
mana ditemukan Bell.
◦ Ia menemukan saraf majemuk, saraf yang berisi saraf sensoris
dan motoris.
 JOHANNES PETER MULLER (1801-1858)
◦ Dalam penelitiannya, dia menemukan
fenomena yang disebut HUKUM ENERJI
SPESIFIK.
◦ Menurut hukum enerji spesifik pada setiap
alat indera hanya terjadi satu jenis
penginderaan dan tidak tergantung dari jenis
rangsangnya, apakah rangsang yang tepat atau
tidak tepat.
3. PSIKOLOGI MENJADI ILMU YANG
BERDIRI SENDIRI (Sejak tahun 1879)
 Pada tahun 1879, WILHELM WUNDT
(filsuf, dokter, sosiolog, dan ahli hukum dari
Jerman), mendirikan laboratorium psikologi di Leipzig, Jerman.
Lab ini merupakan lab psikologi pertama di dunia.
 Wundt menyatakan bahwa objek telaah psikologi bukan lagi
berupa hakikat jiwa, yang tidak bisa diobservasi, tetapi
fenomena-fenomena kejiwaan berupa tingkah laku.
 Wundt juga menyatakan bahwa gejala-gejala jiwa tidak dapat
diterangkan semata-mata berdasarkan proses alam sebagaimana
dijelaskan melalui fisiologi. Fisiologi hanya berfungsi sebagai ilmu
bantu psikologi
Normal

 OBYEK PSIKOLOGI
Abnormal

Sakit

 RUANG LINGKUP PSIKOLOGI: segala macam


gejala jiwa, yaitu: kognitif afektif, psikomotor, dan
campuran.

20
Macam-macam gejala jiwa:
 Gejala pengalaman/kognitif:
pengamatan, tanggapan,
persepsi, fantasi, asosiasi,
berpikir, kecerdasan kognitif.
 Gejala perasaan/emosi/afektif:
jasmaniah & rohaniah.
 Gejala kehendak/karsa/konatif:
motif & kemauan.
 Gejala campuran/kombinasi:
perhatian, sugesti, dan kelelahan.
21
 Tingkat ANORGANIK: berlangsung menurut hukum alam,
misal; batu, besi akan jatuh menurut hkm percepatan gerak
beraturan. Hal ini terjadi juga pada manusia, misal: jatuh dari
atap atau kapal terbang.
 Tingkat VEGETATIF: ada proses pertumbuhan & kehidupan.
Seperti tumbuhan, pada manusia juga terdapat fungsi
peredaran darah, fungsi berkembang biak.
 Tingkat ANIMAL: didorong oleh insting/naluri & nafsu. Pada
manusia berupa gerak-gerik naluriah dan nafsu.
 Tingkat HUMAN: berupa kemampuan, pengertian, pikiran,
kesadaran, pendirian, kata hati, mengakui norma-norma,
kemauan. Didukung kemampuan berbahasa manusia.
 Tingkat ABSTRAK atau disebut tingkat absolut, metafisis,
religius, transedental: dorongan manusia untuk memberi
arti pada hidup. Bentuk tertingginya adalah ingin
mengadakan hubungan dengan Tuhan, Sang Maha Pencipta.
22
BIOPSIKOLOGI SENSOR
MOTORIK

Vera Christina Hulu, S.Psi, M.Kes, psikolog


Biopsikologi dan Sensorik Motorik
 Definisi
 Biopsikologi : merupakan pendekatan
psikologi dari aspek biologi. Manusia pada
dasarnya mewarisi sifat-sifat fisik dari
orangtuanya atau juga nenek dan kakeknya
secara genetik. Ciri-ciri ini nampak melalui
aspek tinggi badan, warna kulit, warna mata,
keadaan rambut lurus atau keriting,
ketebalan bibir dan sebagainya. Demikian
juga dengan tingkah laku manusia juga
mengalami pewarisan dari induk asal
Biopsikologi dan Sensorik Motorik
 Definisi
 Sensorik motorik : pertumbuhan kognitif
didasarkan pada tindakan panca indera dan
motorik. Dimulai dengan tindakan yang
terutama berbentuk reaksi refleks. Dalam
tahap terakhir pada periode sensori motor,
anak telah membentuk gambaran mental,
dapat meniru orang lain yang telah lalu dan
merancang arti baru dari pemecahan
masalah dengan menggabungkan sistem
skema yang didapat sebelumnya.
Sensorik Motorik

 Dalam periode singkat dari usia 18


bulan atau 2 tahun “anak itu mengubah
dirinya dari organisme yang sama sekali
tergantung pada sifat refleks bawaan
lainnya menjadi orang yang mampu
berpikir secara simbolik (berpikir
abstrak/penalaran melalui bahasa dan
lain-lain).
A. Tahapan Perkembangan Biopsikologi
a. Perkembangan mengikuti proses kontinu
dan diskontinu.
- Proses kontinu : perkembangan tingkah
laku secara terus menerus, bertambah
sedikit demi sedikit dan bersifat
kuantitatif, misal pertambahan kosa kata
- Proses diskontinu : proses perkembangan
yang terjadi secara lompatan dan bersifat
kualitatif seperti keterampilan bayi mulai
dari merangkak berubah menjadi
keterampilan berjalan
A. Tahapan Perkembangan Biopsikologi
b. Perkembangan mengikuti pola yang teratur,
artinya perkembangan mengikuti pola yang
teratur dari satu tahap ke tahap
berikutnya, misal dimulai dari mengangkat
kepala dan seterusnya.
c. Dalam perkembangan ada diferensiasi,
artinya setiap tahap memiliki ciri khusus di
setiap perkembangan, misal perkembangan
tangan pada babyhood semula menyentuh
memegang dengan menggenggam
kemudian menjepit menggunakan jari
A. Tahapan Perkembangan Biopsikologi
d. Perkembangan bersifat progresif, artinya
setiap kegiatan dalam tugas perkembangan
mengalami kemajuan dari tahap
perkembangan sebelumnya
e. Perkembangan mengikuti fase tertentu.

Pada dasarnya proses perkembangan


biopsikologi mengikuti fase ekuilibrium
(kemudahan dalam menyelesaikan tugas
perkembangan) dan disekuilibrium (kesulitan
menyelesaikan tugas perkembangan)
B. Proses Sensorik pada Manusia
a. Pengertian Sensori : stimulus atau
rangsang yang datang dari dalam maupun
luar tubuh. Stimulus tersebut masuk ke
dalam tubuh melalui organ sensori
(pancaindera)
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi fungsi
sensorik :
1. Usia ; usia mempengaruhi kemampuan
dalam menggunakan fungsi sensorik, misal
pada bayi dan lansia..
B. Proses Sensorik pada Manusia
2. Obat-obatan ; pemakaian obat yang dapat
merusak saraf sensorik, misal obat
analgesik narkotik, anti depresan,
semuanya dapat mengubah persepsi dan
stimulus
3. Lingkungan ; stimulus lingkungan yang
berlebihan, misal peralatan yang bising,
penerangan yang kurang, percakapan
perawat di unit intensif, dll dapat
menghasilkan beban sensori yang
berlebihan
B. Proses Sensorik pada Manusia
4. Tingkat kenyamanan ; nyeri dan kelelahan
mengubah cara seseorang berpersepsi
dan beraksi terhadap stimulus.
5. Penyakit yang ada sebelumnya
6. Merokok
7. Tingkat kebisingan
8. Intubasi endotrakea ; kehilangan
kemampuan bicara sementara akibat
pemasangan selang endotrakea melalui
mulut atau hidung ke dalam trakea
C. Proses Motorik
• Istilah motor menyiratkan adanya gerak
otot, yang seakan-akan tidak banyak
melibatkan aspek-aspek kognitif dan
perseptual. Tetapi kenyataannya adalah
keterampilan-keterampilan yang dilakukan
biasanya merupakan sesuatu yang
kompleks dan melibatkan pendeteksian
terhadap rangsang, evaluasi dan
pengambilan keputusan serta respon
nyata yang berwujud gerakan
C. Proses Motorik
• Motorik dapat didefinisikan sebagai suatu
peristiwa laten yang meliputi keseluruhan
proses-proses pengendalian dan
pengarutan fungsi-fungsi organ tubuh, baik
secara fisiologis maupun psikis yang
menyebabkan terjadinya suatu gerakan.
Peristiwa laten yang tidak dapat diamati
tersebut meliputi : penerimaan informasi,
pemberian makna terhadap informasi,
pengolahan informasi, proses pengambilan
keputusan.
C. Proses Motorik
• Gerak diartikan sebagai suatu
perpindahan suatu benda dari satu posisi
ke posisi lain yang dapat diamati secara
objektif dalam suatu dimensi ruang dan
waktu.
• Proses motorik merupakan keseluruhan
yang terjadi pada tubuh manusia yang
meliputi proses pengendalian (kordinasi)
dan proses pengaturan (kondisi fisik) yang
dipengaruhi faktor fisiologi dan faktor
psikis untuk mendapatkan gerakan yang
baik.
C. Proses Motorik
• Proses motorik juga menghasilkan
gerakan yang dinamakan gerakan motorik.
Gerakan motorik adalah suatu istilah yang
digunakan untuk menggambarkan perilaku
gerakan yang dilakukan tubuh manusia.
• Jenis gerakan motorik :
1. Gerakan refleks
2. Gerakan terprogram
3. Gerakan motorik halus ; menulis,
merangkai, melukis, berjinjit
4. Ger mot kasar ; berjalan, merangkak,dll
C. Proses Motorik
• Hal yang banyak dipelajari adalah :
1. Gerakan tangan spt jenis genggaman,
gerakan menjepit (pincer)
2. Kordinasi antara gerakan berbagai anggota
tubuh pada olahragawan
• Unsur yang menentukan ger motorik :
1. Otot
2. Saraf, dan
3. Otak
C. Proses Motorik
• Dalam tubuh manusia terdapat tiga
komponen :
1. Analisator adalh alat penerima rangsang,
meliputi :
- Mata (optik),
- akustik (pendengaran),
- taktil (alat perasa/kulit)
- dan semua yang berhubungan dengan
stimulus
C. Proses Motorik
• Dalam tubuh manusia terdapat tiga
komponen :
2. Kinestetik adlh alat penerima
rangsangan yang berbentuk saraf dan
otot yang terdapat pada tubuh
manusia.
3. Vestibular adlh perasaan gerak yang
terletak di dalam telinga
D. Hubungan Sensorik dan Motorik
• Berdasar dari definisinya dapat
disimpulkan bahwa sistem sensorik dan
sistem motorik adalah sensorik sebagai
penerima stimulus atau rangsangan dari
dalam maupun luar tubuh yang diterima
oleh indera kemudian dikirimkan ke
sistem saraf pusat lalu diolah kemudian
disampaikan ke motorik dan kemudian
akan menjadi tindakan refleks maupun
nonrefleks terhadap rangsangan
Definisi pertumbuhan dan perkembangan

Pertumbuhan :
perubahan fisik
peningkatan jumlah sel
ukuran
kuantitatif
tinggi badan, berat badan, ukuran tulang, gigi
pola bervariasi
Perkembangan :
kualitatif
maturation
sistematis, progresif dan berkesinambungan 41
Faktor-faktor yang mempengaruhi
tumbuh kembang
1. Faktor genetik
 faktor keturunan -- masa konsepsi
 bersifat tetap atau tidak berubah sepanjang
kehidupan
 menentukan beberapa karakteristik seperti jenis
kelamin, ras, rambut, warna mata, pertumbuhan
fisik, sikap tubuh dan beberapa keunikan
psikologis seperti temperamen
 Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat
berinteraksi dengan lingkungan secara positif
sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal.
42
2. Faktor eksternal / lingkungan
• mempengaruhi individu setiap hari mulai
konsepsi sampai akhir hayatnya, dan sangat
menentukan tercapai atau tidaknya
potensi bawaan
• faktor eksternal yang cukup baik akan
memungkinkan tercapainya potensi
bawaan, sedangkan yang kurang baik akan
menghambatnya

43
a. Keluarga
nilai, kepercayaan, adat istiadat, dan pola interaksi dan
komunikasi.
Fungsi :bertahan hidup, rasa aman, perkembangan emosi
dan sosial, penjelasan mengenai masyarakat dan dunia,
dan membantu mempelajari peran dan perilaku
b. Kelompok teman sebaya
lingkungan yang baru dan berbeda, memberi pola dan
struktur yang berbeda dalam interaksi dan komunikasi,
dan memerlukan gaya perilaku yang berbeda.
fungsi: belajar kesuksesan dan kegagalan, memvalidasi
dan menantang pemikiran dan perasaan, mendapatkan
penerimaan, dukungan dan penolakan sebagai manusia
unik yang merupakan bagian dari keluarga; dan untuk
mencapai tujuan kelompok dengan memenuhi
kebutuhan dan harapan.
44
c. Pengalaman hidup
pengalaman hidup dan proses pembelajaran

membiarkan individu berkembang dengan mengaplikasikan apa


yang telah dipelajari

Tahapan proses pembelajaran


 mengenali kebutuhan
 penguasaan ketrampilan
 menjalankan tugas
 integrasi ke dalam seluruh fungsi
 mengembangkan penampilan perilaku yang efektif.

45
d. Kesehatan
 Tingkat kesehatan --- respon individu terhadap
lingkungan dan respon orang lain pada individu
 Kesehatan prenatal (sebelum bayi lahir) mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan dari fetal (janin)
 Nutrisi adekuat
 Keseimbangan antara istirahat, tidur dan olahraga
 Kondisi sakit --- ketidakmampuan untuk melaksanakan
tugas-tugas perkembangan --- tumbuh kembang
terganggu
e. Lingkungan tempat tinggal
: Musim, iklim, kehidupan sehari-hari dan status sosial
ekonomi
46
Teori-teori tumbuh kembang
Development task theory (Robert Havighurst)
--- 6 stages
1. Infancy & Early Childhood (masa bayi dan
kanak-kanak awal)
◦ Belajar berjalan, mengambil makanan padat
◦ Belajar bicara
◦ Belajar mengontrol eliminasi (urin & fekal)
◦ Belajar tentang perbedaan jenis kelamin
◦ Membentuk konsep-konsep sederhana mengenai
kenyataan sosial dan fisik
◦ Belajar membedakan mana yang benar dan mana
yang salah, mengembangkan hati nurani
◦ Belajar mengadakan hubungan emosi
47
2. Middle childhood (masa sekolah)
 Membangun perilaku yang sehat
 Belajar ketrampilan fisik yang diperlukan untuk
permainan-permainan yang luar biasa
 Belajar bergaul dengan teman sebaya
 Belajar peran sosial terkait dengan maskulinitas dan
feminitas
 Mengembangkan ketrampilan dasar seperti membaca,
menulis dan berhitung
 Mengembangkan konsep-konsep yang dibutuhkan
dalam kehidupan sehari-hari
 Membangun moralitas, hati nurani dan nilai-nilai
 Pencapaian kemandirian
 Membangun perilaku dalam kelompok sosial maupun
institusi (sekolah)
48
3. Adolescence (remaja )
Membina hubungan baru yang lebih dewasa dengan
teman sebaya baik laki maupun perempuan
Pencapaian peran sosial maskulinitas atau feminitas
Pencapaian kemandirian emosi dari orang tua, orang lain
Pencapaian kemandirian dalam mengatur keuangan
Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan secara
efektif
Memilih dan mempersiapkan pekerjaan
Mempersiapkan pernikahan dan kehidupan keluarga
Membangun ketrampilan dan konsep-konsep intelektual
yang perlu bagi warga negara
Pencapaian tanggungjawab sosial
Memperolah nilai-nilai dan system etik sebagai penuntun
dalam berperilaku

49
4. Early Adulthood (dewasa muda)
 Memilih pasangan
 Belajar hidup bersama orang lain sebagai
pasangan
 Mulai berkeluarga
 Membesarkan anak
 Mengatur rumah tangga
 Mulai bekerja
 Mendapat tanggungjawab sebagai warga negara
 Menemukan kelompok sosial yang cocok
50
5. Middle-age (dewasa madya)
 Mendapat tanggungjawab sosial dan sebagai warga
negara
 Membangun dan mempertahankan standard ekonomi
keluarga
 Membimbing anak dan remaja untuk menjadi dewasa
yang bertanggungjawab dan menyenangkan
 Mengembangkan kegiatan-kegiatan di waktu luang
 Membina hubungan dengan pasangannya sebagai
individu
 Mengalami dan menyesuaikan diri dengan beberapa
perubahan fisik
 Menyesuaikan diri dengan kehidupan sebagai orang tua
yang bertambah tua

51
6. Later maturity (usia lanjut)
Menyesuaikan diri dengan penurunan kekuatan
fisik dan kesehatan
Menyesuaikan diri dengan situasi pensiun dan
penghasilan yang semakin berkurang
Menyesuaikan diri dengan keadaan kehilangan
pasangan (suami/istri)
Membina hubungan dengan teman sesama usia
lanjut
Melakukan pertemuan-pertemuan sosial
Membangun kepuasan kehidupan
Kesiapan menghadapi kematian
52
THANK
YOU
YA!!!!!

Anda mungkin juga menyukai