Case Based Discussion: Epidural Hematoma
Case Based Discussion: Epidural Hematoma
EPIDURAL HEMATOMA
SUCI ARIANI (013.06.0057)
KEPANITRAAN KLINIK SMF NEUROLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR /RSU BANGLI
PERIODE 29 JANUARI – 3 MARET 2018
BANGLI
2018
LATAR BELAKANG
Ex: EDH-cepat
Kerusakan : ringan -
Cedera otak traumatik terbentuk karena
berat, bahkan
relatif sering terjadi sebagian besar trauma
kekmatian
mengenai arteri.
Pecahnya Penumpukan
Perlu tekanan
pembuluh darah dalam
besar
darah ruang epidural
Mekanisme Cedera Otak
• benturan langsung
Cedera otak • tidak langsung
• kompresi
Benturan • akselerasi dan
• deselerasi (perlambatan)
Gelombang • coup
THT : Otorea (-), Rhinorea (-), jejas (-), deformitas hidung (-), deformitas
maxilla (-) deformitas mandibula(-)
Toraks
Inspeksi : Bentuk dan ukuran thorax normal, gerak dinding
dada simetris, jejas (-)
Palpasi : Pengembangan dinding dada simetris, nyeri tekan (-),
krepitasi (-) ictus cordis teraba di ICS V sinistra
Perkusi : Pulmo: sonor pada kedua lapangan paru.
Cor : Batas Kanan: ICS II linea parasternal kanan,
batas kanan bawah pada ICS IV linea parasternal
kanan), Batas Kiri : ICS V linea midklavikula sinistra,
Auskultasi : Pulmo: (vesikuler +/+, ronki -/-, whezing -/-)
Cor : S1S2 tunggal, reguler, murmur(-), Gallop (-)
Abdomen
N II : Sde
N III, IV, VI : Ptosis (-) Posisi bola mata ditengah,
Pupil : RP -/+, anisokor, bentuk bulat regular, ukuran 5
mm/ 2 mm,
Nistagmus (-)
NV : Reflex kornea : Tde
N VII : Sde
N VIII : Sde
N IX : posisi arkus pharing di tengah
X : Sde
XI : Sde
XII : Sde
Rangsangan Meningeal
Kaku Kuduk : tde
Kernig sign : tde
Brudzinski I : tde
Motorik Superior Inferior
Dx Sx Dx Sx
Pergerakan Aktif kurang aktif Kurang
Kekuatan sde sde sde Sde
Tonus Otot Dbn dbn dbn Dbn
Bentuk otot Dbn dbn dbn Dbn
Refleks fisiologis
Bisep +/++
Triceps +/+
Patela +/+
Achiles +/+
Refleks Patologis
Babinski -/+
Chaddock -/-
Scaefer -/-
Gordon -/-
Oppenheim -/-
Sensibilitas
Eksteroseptif : Nyeri : sde
Suhu :sde
Rasa raba halus : sde
Proprioseptif : Rasa nyeri dalam : sde
Fungsi kortikal : Rasa diskriminasi : sde
Pemeriksaan penunjang
Laboraturium tanggal 13 September 2012
WBC : 13,24
GDS : 181 mg/dL
2. Skull AP/Lateral
Gambar 4: Skull AP, tidak tampak Fraktur Gambar 5: Skull Lateral: Tidak tampak Fraktur
3. CT-Scan kepala
Gambar 6: CT Scan kepala yang di tunjuk dengan anak panah warna merah menunjukan gambaran Epidural hematom berupa
gambaran hiperdens homogen berbentuk bikonveks diantara tabula interna dan duramater regio fronto temporal kanan
Diagnosis
• Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang yang didapatkan, maka pasien didiagnosis dengan
cedera otak berat et kausa EDH fronto temporal kanan + trauma
abdomen
Resume
• Seorang laki-laki 25 tahun dengan diagnosis cedera otak berat et
kausa EDH fronto temporal kanan + trauma abdomen. Pasien
masuk rumah sakit dengan keluhan penurunan kesadaran yang
dialami setelah KLL.
• Saat kejadian Os dalam pengaruh alkohol. Setelah kecelakaan os
tidak sadarkan diri (+), mual(-) muntah(-) kejang(-) os tidak ingat
kejadian. Keluar cairan/darah dari hidung (-), mulut (-) dan
telinga (-).
• Pemeriksaan fisik lokalis: kesadaran koma, GCS E1Vx(mayo)M4.
Frekuensi napas 32 x/menit, teratur Cephal hematom regio
temporoparietal (+) kanan, Vulnus appertum regio frontal kanan
ukuran 3x2 cm, vulnus laseratum regio parietal kiri dan regio
zygomatikus kanan ukuran 3x1 cm.
• Mata : hematom palpebra superior dan inferior kanan, edema palpebra
superior dan inferior kanan,
• pupil: bentuk bulat, reflek pupil -/+ anisokor, ukuran 5 mm/2 mm,
• THT
: otorea (-), rhinorea (-), jejas (-), deformitas hidung, maxilla dan
mandibula(-).
• Pemeriksaan status neurologis: kesan hemiparese kiri (+). Refleks
fisiologis: bisep +/++. Refleks Patologis: babinski -/+.
Tanggal S O A P
13/9/ Penurunan kesadaran Kesadaran: Koma, -COB, O2 masker 8 lpm
2012 Post KLL motor vs GCS: E1Vx(mayo)M4. -Febris Pasang mayo, NGT dan
motor. Setelah Tekanan Darah:140/60 -takipneu kateter urine
kecelakaan os tidak Nadi : 80 x/menit -dehidrasi Infus NaCl 0,9% 19-31
sadarkan diri(+) mual(-) Frekuensi Nafas: 28 x/menit -Hiperglikemia tpm
muntah(-) kejang(-) os Suhu: 38,30 C Manitol 15-30 gr/6 jam
tidak ingat kejadian. UT : 35 cc/jam, warna kuning
Keluar cairan/darah dari NGT :40 cc, warna bening Ketorolac 18 mg-30 mg/
hidung (-), mulut (-) dan hari
telinga (-). Laboratorium
WBC ; 13,24 Piracetam 3 gram/ 8 jam iv
GDS : 181
Seftriaxon 1-2 gr/hari
Ranitidin 50 mg/ 6-8 jam
Kutoin 600-900 mg iv
Kalnex 1-2 ampul
Pro Craniotomy
14/9/ Tidak sadar Kesadaran: Koma, -COB + EDH Keluarga setuju OK
2012 Post KLL. GCS: E1Vx(mayo)M4. -Febris ACC anastesi
Gelisah(+) Pupil: RP -/+ anisokor, bentuk -Oligouria
Operasi Craniotomy FT(D) +
bulat, ukuran 5 mm/2 mm -Takipneu
evakuasi EDH:
Tekanan Darah:140/60 -Anemia
Nadi : 80 x/menit -Hiper- -Sumber perdarahan dari
Frekuensi Nafas: 32 x/menit glikemia arteri meningia media
Suhu: 38,30 C -Volume EDH ± 60 cc
UT : 30 cc/jam, warna kuning
NGT : 20 cc warna bening
Instruksi Post Operasi
Drain : 15 cc, warna merah pekat
O2 masker 6 lpm
Laboratorium Infus D5 ½ NS 30 tpm
HB : 7,2 Manitol 15-30 gr/6 jam
RBC: 2,43
HCT: 22,1 Inj Farmadol 1 mg/8 jam
PLT :73 Jika Hb < 10 g/dl
WBC:8,71 transfuse
GDS: 181
Masuk 3 kolf WB (saat OK)
15/9/20 Os masih tidak sadar Kesadaran: koma, - Post op Transfusi 2 kolf WB
12 Post KLL. Gelisah(+) GCS: E1Vx(mayo)M2. Craniotomy O2 masker 6 lpm
Pupil: RP -/+ anisokor, FT(D) +
Infus D5 ½ NS 30 tpm
bentuk bulat, ukuran 5 evakuasi EDH
Manitol 15-30 gr/6
mm/2 mm H+1
jam
Tekanan Darah:130/60 -Febris
Nadi : 84 x/menit -dehidrasi Inj Farmadol 1 mg/8
Frekuensi Nafas: 34 -Takipneu jam
x/menit
Suhu: 39,30 C
UT : 30 cc/jam, kuning
NGT :40 cc, warna
bening
Drain: 30 cc, warna
merah
16/9/20 Pasien Kesadaran: koma, -Post op -Trakheostomy
12 masih GCS: E1Vx(pipa thraceostomy)M2. Craniotomy -Transfusi 1 kolf WB
tidak Pupil: RP -/- anisokor, bentuk bulat, FT(D) +
sadar. ukuran 5 mm/3 mm evakuasi EDH
TD:140/60 H+2
Nadi : 90 x/menit, lemah -Febris
Frekuensi Nafas: 34 x/menit -Anemia
Suhu: 40,0 C -dehidrasi
UT: 50 cc/jm -Takipneu
NGT :80 cc, warna bening
Drain : 40 cc,warna kemerahan
Laboratorium
HB : 8,7
RBC: 3,18
HCT: 29,5
PLT :73
WBC:7,2
17/9/201 Pasien tidak Kesadaran: koma, -Post op Inf manitol
2 sadar, GCS: E1Vx(pipa thraceostomy)M2. Craniotomy 100cc/6 jam
Kejang(-) Pupil: RP -/- anisokor 5/2 mm FT(D) +
Inj Metamizole
evaluasi EDH
500 mg/8 jam
Laboratorium H+3
HB : 10,9; RBC: 3,80 ; HCT: 34,3; PLT :127; WBC:10,3 - Oliguria Inj triasco 1
GDS: 117 -Dehidrasi gr/12 jam
Inj Farmadol 1
UT :50 cc/ jam, warna kuning
mg/8 jam
NGT: 80 cc, warna bening
Drain: 40 cc warna merah
11.00
N: 160 x/menit, lemah, irama sinus
TD 110/80
11.30
N: Menurun, lemah dan irregular – asistole
CPR(+)
Inj adrenalin 1:1000 0,3-0,5 ml i.m. Diulang tiap 15-20 menit,
Inj SA 300-600 mcg i.v
11.45
Irama sinus
N 150 x/menit
Grojok RL 1 flash
12.10
Bradikardia, asistole
RJP(+),
SA 300-600 mcg i.v
Adrenalin 1:1000 0,3-0,5 ml i.m.
13.00
Pasien meninggal
Kesimpulan
• Cedera otak traumatik relatif sering terjadi dan kerusakan akibat cedera otak traumatik
bervariasi dari cedera kepala ringan sampai berat bahkan kematian. Pengelolaan segera
cedera otak traumatik difokuskan pada pencegahan cedera sekunder, dengan mencegah
terjadinya hipoksia dan hipoperfusi yang secara bermakna meningkatkan morbiditas dan
menurunkan mortalitas.
• Epidural hemorrhage (EDH) adalah perdarahan yang terjadi pada ruang epidural, biasanya
terjadi pada fossa kranii media karena adanya laserasi arteri meningea media, walaupun
bisa juga terjadi pada fossa anterior ataupun posterior. EDH seringkali terjadi bersama
fraktur tulang kranium. Secara klasik, pasien EDH memiliki lucid interval.
• EDH sangat penting untuk cepat didiagnosa; karena bila terdeteksi segera dan dilakukan
evakuasi dan kontrol perdarahan segera, biasanya hasilnya baik dengan mortalitas kurang
dari 10%. Waktu sangatlah penting pada pembedahan EDH, evakuasi dan kontrol
perdarahan dalam waktu yang singkat sangat penting untuk menghindari kelainan
neurologis permanen bahkan kematian.
Terimakasih