Anda di halaman 1dari 10

autopsi

,
SINONIM
• AUTOPSI (melihat langsung)
• BEDAH MAYAT (membedah mayat)
• NEKROPSI (melihat orang mati)
• SEKSI (memisah-misahkan tubuh jenazah)
• PEMERIKSAAN POST MORTEM (pemeriksan
sesudah kematian)
MACAM-MACAM AUTOPSI

1. AUTOPSI ANATOMI
2. AUTOPSI KLINIK.
3. AUTOPSI KEHAKIMAN (FORENSIK)
-
AUTOPSI ANATOMI
• Membedah mayat untuk pelajaran anatomi
• Mayat disimpan di lab. Anatomi kurang lebih
setahun baru digunakan.
• Diawetkan dengan cara direndam dalam
formalin.
• Mayat yang tidak ada keluarga atau ahli waris
mengambilnya setelah disimpan di RS lebeih
dari 2X24 jam (KUHP Perdata 1129, mayat
menjadi milik negara) atau mayat seseorang
yang telah wasiatkan jazadnya untuk
pendidikan.
AUTOPSI KLINIK
• Membedah mayat untuk melihat langsung penyakit
sebab kematian.
• Bertujuan untuk mengevaluasi diagnose dan
pengobatan.
• Di negara-negara barat dilakukan secara rutim pada
setiap pasien yang meninggal di RS.
• Digunakan juga untuk mengambil organ untuk
transplantasi apabila almarhum berwasiat untuk itu.
• Setelah autopsi selesai. Jenazah diserahkan ke
keluarga.
• JIKA POLISI meminta Visum et Repertum (VR) maka
hasil otopsi klinik dapat diminta dokter forensik untuk
dijadikan VR
AUTOPSI KEHAKIMAN
• Dilakukan atas permintaan penyidik (polisi)
bila ada suatu perkara pidana.
• Dilakukan untuk mencari bukti-bukti forensik
pada jenazah sebagai barang bukti
• Bertujuan untuk mengungkapkan sebab dan
patogenesis dari penyakit yang menyebabkan
kematian.
• Dapat dilakukan sebelum jenazah dikubur
atau setelah dikubur (penggalian jenazah)
Pandangan Masyarakat Indonesia
tentang autopsi
• Masih ada yang menolak dengan alasan merusak
jazad, organ dijadikan bahan pelajaran, dll.
• Otopsi kehakiman dapat ditolak oleh keluarga.
• Otopsi kehakiman sekara,ng ini sudah
berlangsung “damai”, keluarga bahkan ada yang
meminta autopsi jika mencurigai adanya
kematian tidak wajar.
• Otopsi klinik belum dilaksanakan di Indonesia,
pandangan masyarakat belum diketahui.
Islam tentang autopsi
• Tidak ada larangan, karena dilakukan untuk
kepentingan hubungan manusia dengan manusia
(mengungkapkan sebab penyakit, menyelesaikan
perkara) maka “semua yang tidak dilarang dapat
dilakukan”
• Fatwa/Keputusan Majelis Pertimbangan
Kesehatan dan Syara Kemenkes (NO. 4/1955) :
“Medah mayat mubah hukumnya (dapat
dilakukan) untuk kepentingan pengetahuan,
pendidikan dokter dan penegakan keadilan
diantara umat manusia”
Islam tentang penggalian kubur
• Menggali kembali kubur untuk mendapatkan
akses kepada jenazah pernah diizinkan Nabi
Muhammad SAW untuk mengambil perhiasan
yang ada pada tubuh jenazah.
• Menggali kubur untuk melakukan autopsi
pada jenazah yang permintaan VRnya datang
setelah jenazah dikuburkan.
• Syariat Islam tentang penanganan jenazah
harus dilaksanakan.
Islam sebagai pedoman
• Pedoman Islam dalam bermuamalah hendaknya
diterapkan dokter dalam melaksanakan autopsi.
• Niat harus dimantapkan sesuai tujuan.
• Pedoman Islam tentang penanganan jenazah harus
diterapkan.
- membersihkian/memandikan jenazah.
- merapikan tubuh jenazah setelah dibedah.
-menjaga aib alamarhum.
• Jenazah dari penggalian kubur harus dikafani lagi,
dapat pula dilakukan sembahyang jenazah (bukan
keharusan) kemudian dikubur kembali sebagimana
syariat Islam jika almarhum orang Islam.

Anda mungkin juga menyukai