Anda di halaman 1dari 35

SCHISTOSOMIASIS

ESTER LUSIANA SINAGA – 151000062


BINUR FRETTY PURBA – 151000089
SONDANG CLARA SINAGA - 151000130
SARAH GRACESANI - 151000164
RIZQI NUR AFIFAH - 151000300
NURUL EKA UTAMI HSB - 151000316
ILFA MARDHIA - 151000551
Apa itu Schistosomiasis ???

 Penyakit infeksi parasit kronis yang disebabkan oleh cacing


darah (Trematoda) dari genus Schistosoma.
 Schistosoma berkembang biak di dalam keong air jenis
Oncomelania
 Nama lain: bilharziasis = demam keong = demam Katamaya

SIS – SCHISTOSOMIASIS – FKM USU


KLASIFIKASI
Phylum : Platyhelminthes
Kelas : Trematoda
Subkelas : Digenea
Ordo : Prosostomata
Subordo :Strigeata
Famili :Schistosomatidae
Genus :Schistosoma
Species :Schistosoma
mansoni, Schistosoma
japonicum,
Schistosoma haematobium,
Schistosoma mekongi

SIS – SCHISTOSOMIASIS – FKM USU


MORFOLOGI

• Warna kelabu atau putih kehitaman


Cacing
• Badan gemuk dan pada kutikulum ada
dewasa
tonjolan
jantan
• Berukuran 9,5-19,5 mm x 0,9 mm
• Badan lebih halus dan panjang
• Ukuran 16 – 26 mm x 0,3 mm
• Uterus berisi 50 – 300 butir telur
Cacing
dewasa • Hidup di dalam kapiler darah dan vena
betina kecil dekat permukaan selaput lendir
usus atau kandung kemih
• Cacing betina meletakkan telur di
pembuluh darah

SIS – SCHISTOSOMIASIS – FKM USU


SEJARAH SINGKAT

Schistosomiasis pertama kali ditemukan oleh


Theodor Bilharz tahun 1851 di Vena messenterica
Kairo, Mesir.

Di Indonesia, pertama kali dilaporkan oleh Muller dan Tesch


(1937 ) -> kasus pada laki-laki usia 35 tahun dari Desa
Tomado, Sulawesi Tengah. Sedangkan hospes perantara
cacing penyebab penyakit baru ditemukan tahun 1971 yaitu
siput Oncomelania di persawahan Paku, Desa Anca, Daerah
Lindu

SIS – SCHISTOSOMIASIS – FKM USU


EPIDEMIOLOGI DAN PENYEBARAN PENYAKIT

Di seluruh dunia, >200 juta Schitosomiasis tersebar di


orang menderita schistosomiasis. negara-negara Asia, Afrika,
20 juta diantaranya sakit berat, Amerika Latin dan Timur
dan 120 juta menunjukkan tanda Tengah. Di Asia, cacing ini
klinis. Serta menjadi ancaman bagi tersebar di Jepang, Cina,
500-600 juta orang di 74 negara Philipina, Indonesia, Malaysia,
berkembang. Kamboja, Laos dan Thailand.

Tahun 2011 dilaporkan oleh WHO,


ada 243 juta orang memerlukan
pengobatan untuk schistosomiasis,
dengan jumlah orang yang dilaporkan
telah dirawat adalah 28,1 juta.

SIS – SCHISTOSOMIASIS – FKM USU


Schistosoma yang ditemukan pada manusia

Schistosoma
japonicum

Schistosoma
mansoni

Trematoda Schistosoma
darah haemotobium

Schistosoma
intercalatum

Schistosoma
mekongi

SIS – SCHISTOSOMIASIS – FKM USU


PATOLOGI DAN GEJALA
Trematoda HOSPES PENYAKIT DISTRIBUSI MORFOLOGI DAN DAUR HIDUP
KLINIS

a. Cacing dewasa jantan


a. Stadium I : gatal,
Indonesia berukuran +/-1,5cm
demam. Hepatomegali
(Sulawesi tengah b. Cacing dewasa betina
Manusia, b. Stadium II : sindrom
Schistosoma :Danau Lindu berukuran +/-1, 9cm
anjing, kucing, disentri
japonicum Demam keong dan Lembah c. Hidup di vena mesentrika
rusa, tikus c. Stadium III : sirosis
Napu), Tiongkok, superior
sawah, dll hati, penderita
Philipina, d. Telur ditemukan di dinding
menjadi lemah /
Taiwan, Malasya usus halus dan alat dalam spt
emasisasi
hati, paru dan otot

a. Cacing dewasa jantan


berukuran +/-1cm
b. Cacing dewasa betina
berukuran +/-1, 4cm
Hospes c. Pada badan cacing jantan
Afrika, berbagai Sama dengan Schistosoma
Schistosoma definitive : ada tonjolan kasar
Skistosomiasis negara Arab, japonicum akan tetapi
mansoni manusia d. Pada badan cacing betina
usus Amerika Selatan lebih ringan
Hospes ada tonjolan yang lebih halus
dan Tengah
reservoir : kera e. Cacing dewasa hidup di
vena, kolon dan rectum
f. Telur tersebar ke hati, paru
dan otak
PATOLOGI DAN GEJALA
Trematoda HOSPES PENYAKIT DISTRIBUSI MORFOLOGI DAN DAUR HIDUP
KLINIS

a. Kelainan terutama
ditemukan pada kandung
Hospes
Afrika, Spanyol, a. Cacing dewasa jantan kemih
definitive :
Schistosoma Skistosomiasis Timur Tengah berukuran +/-1, 3 cm b. Gejala yang ditemukan
manusia
haemotobium kandung kemih dan tidak b. Cacing dewasa betina adalah Hematoria dan
Hospes
ditemukan di berukuran +/- 2 cm dysuria
reservoir : kera
Indonesia Ditemukan sindrom
disentri bila terjadi di
kelainan rektum
Telur S.japonicum

SIS – SCHISTOSOMIASIS – FKM USU


Daur S.japonicum

SIS – SCHISTOSOMIASIS – FKM USU


DIAGNOSIS S.japonicum

 Menemukan telur dalam tinja atau jaringan biopsi


 Reaksi serologi :
 COPT (circumoral precipitin test)
 IHT (Indirect haemagglutinination test)
 CFT (complement fixation test)
 FAT (Fluorescense antibody test)
 ELISA(Enzyme linked immunosorbent assay)

SIS – SCHISTOSOMIASIS – FKM USU


Telur S. mansoni

SIS – SCHISTOSOMIASIS – FKM USU


INANG ANTARA Schistosoma mansoni

Biomphalaria sp

SIS – SCHISTOSOMIASIS – FKM USU


Telur S. mansoni pada jaringan usus (pd lapisan
mukosa dan submukosa)

SIS – SCHISTOSOMIASIS – FKM USU


Telur S. haematobium

SIS – SCHISTOSOMIASIS – FKM USU


INANG ANTARA Schistosoma haematobium

Bulinus sp

SIS – SCHISTOSOMIASIS – FKM USU


Telur S. haematobium pada jaringan kandung
kencing, terlihat telur terkalsifikasi

SIS – SCHISTOSOMIASIS – FKM USU


Telur S. haematobium pada
jaringan kandung

SIS – SCHISTOSOMIASIS – FKM USU


Schistosoma intercalatum

 Kadang-kadang menginfeksi manusia di Afrika


(Kamerun, Gabon, Guyinea equator, Republik
Afrika Tengah, Chad dan Zaire).
 Serupa dengan S. haematobium, telur berduri
terminal.
 Cacing dewasanya ditemukan dalam plekxus vena-
vena usus manusia
 Hospes perantara : Bulinus africanus dan
B. globosus

SIS – SCHISTOSOMIASIS – FKM USU


Schistosoma mekongi

 Serupa dengan S. japonicum


 Ditemukan di daerah sekitar Sungai Mekong

SIS – SCHISTOSOMIASIS – FKM USU


Daur hidup Schistosoma sp.

SIS – SCHISTOSOMIASIS – FKM USU


Daur hidup Schistosoma sp.

SIS – SCHISTOSOMIASIS – FKM USU


DISTRIBUSI PENYAKIT DI DUNIA

INDONESIA

SIS – SCHISTOSOMIASIS – FKM USU


Tabel 1.Prevalensi Schistosomiasis di Daratan
Tinggi Napu, Sulawesi Tengah Tahun 2001 - 2004
2001 2002 2003 2004

Jumlah 5054 4644 5464 6474


Penduduk

Positif S. 5 50 35 67
japonicum

Data lab, sch Napu Subdit PM Dinkes Propinsi Sulawesi Tengah

SIS – SCHISTOSOMIASIS – FKM USU


Patologi dan Gejala Klinis

Masa
Perubahan- tunas
perubahan biologik
pada
skistosomia Stadium
akut
sis dibagi
dalam 3
stadium: Stadium
menahun

SIS – SCHISTOSOMIASIS – FKM USU


Patologi dan Gejala Klinis

1. Masa tunas biologi

 Gejala kulit dan alergi : eritema, papula disertai rasa gatal


dan panas hilang dalam 2-3 hari.
 Gejala paru : batuk, kadang-kadang pengeluaran dahak
yang produktif
 Gejala toksemia : timbul minggu ke-2 sampai ke-8 setelah
infeksi. Berat gejala tergantung jumlah serkaria yang
masuk
 Gejala berupa : lemah, malaise, tidak nafsu makan,
mual dan muntah. Diare disebabkan hipersensitif
terhadap cacing
 Hati dan limpa membesar dan nyeri raba.

SIS – SCHISTOSOMIASIS – FKM USU


Patologi dan Gejala Klinis

2. Stadium Akut
o Mulai sejak cacing bertelur
o Efek patologis tergantung jumlah telur yang
dikeluarkan dan jumlah cacing .
o Keluhan : demam, malaise, berat badan
menurun
o Pada infeksi berat Sindroma disentri
o Hepatomegali timbul lebih dini disusul
splenomegali; terjadi 6-8 bulan setelah
infeksi.

SIS – SCHISTOSOMIASIS – FKM USU


Patologi dan Gejala Klinis

3. Stadium menahun :
 Penyembuhan dengan pembentukan jaringan
ikat dan fibrosis
 Hepar kembali mengecil karena fibrosis. Hal
ini disebut sirosis
 sirosis  sirosis periportal
 Gejala : splenomegali, edema tunbgai bawah
dan alat kelamin, asites dan ikterus.
 Stadium lanjut sekali dapat terjadi
hematemesis.

SIS – SCHISTOSOMIASIS – FKM USU


Schistosoma Dermatitis

SIS – SCHISTOSOMIASIS – FKM USU


Penderita Schistosomiasis

SIS – SCHISTOSOMIASIS – FKM USU


DIAGNOSIS

Menemukan telur
dalam tinja, urin
atau jaringan biopsi

Reaksi serologi

SIS – SCHISTOSOMIASIS – FKM USU


PENCEGAHAN

a. Penyuluhan a. Obati penderita


Rehabili

TERSIER
PRIMER

SEKUNDER
b. BAB di jamban dengan
yang saniter praziquantel untuk
c. Tidak berenang,
mandi, atau
mencegah penyakit
berlanjut tasi
menyebrang di air b. Investigasi
alam di daerah kontak dan sumber
endemis infeksi
d. Berantas tempat
perindukan keong
dengan moluskida

SIS – SCHISTOSOMIASIS – FKM USU


PENGOBATAN
 Pengaruh obat anti schistosoma dapat menyebabkan terlepasnya cacing
dari pembuluh darah dan mengakibatkan tersapunya cacing ke dalam
hati oleh sirkulkasi portal disebut hepatic shift.
 Prazikuantel : pilihan untuk semua spesies
 Oxamniquine : S. mansoni
 Metrifonate : S. haematobium
 Obat-obat anti schistosoma :
 Emetin (tartras emetikus)
 Fuadin stibofen, Reprodal, neo-antimosan
 Astiban TW 56
 Lucanthone-HCl, Miracil D. Nilodin
 Niridazol

SIS – SCHISTOSOMIASIS – FKM USU

Anda mungkin juga menyukai